Anda di halaman 1dari 6

BAB I

KEPEMIMPINAN SEBAGAI INTI MANAJEMEN

A. PENDAHULUAN
Kepemimpinan yang efektif pada dasarnya adalah menginspirasi dan
memenangkan komitmen. Seperti apa posisi kepemimpinan dalam manajemen,
menurut Thomlison (2004:118) tentu perlu dianalisis hasil hasil penelitian para
ilmuwan (expert) maupun menganalisis penga laman praktisi kepemimpinan dan
manajemen dari perspektif ilmu pengetahuan dan landasan filsafat. Pengalaman
para ilmuwan dan praktisi ini mengumpulkan banyak fakta melalui penyelidikan
empiris, hasil analisisnya akan diketahui kedudukan kepemimpinan dalam
manajemen dan kedudukan manajemen dalam ilmu pengetahuan dan filsafat.
Fakta hasil penelitian oleh ilmuwan disatukan, disusun, dan dikelompokkan lalu
dianalisis dengan maksud agar hasil penyelidikan yang terpisah pisah itu lebih
mempunyai makna.
Filsafat manajemen oleh Siswanto (2006) memberikan pemikiran dan
tindakan yang menguntungkan dalam manajemen dan membatu kepada sifatnya
yang dinamis dan memberi tantangan. Sifat khusus manajemen oleh Massie
(1983:4) adalah integrasi dan penerapan ilmu dengan melakukan pendekatan
analisis yang dikembangkan oleh banyak disiplin ilmu. Dalam manajemen peran
pemimpin maupun manajer bertugas mencari keseimbangan antara pendekatan-
pendekatan spasial dan menerapkan konsep yang tegas dalam situasi khusus untuk
dilaksanakan dan memecahkan problem dengan teknik-teknik yang terpola pada
situasi dengan memedomani semua aspek dari seluruh organisasi.
Makna yang terkandung dalam filsafat manajemen adalah adanya dasar
pandangan hidup yang cerminkan keberadaan, identitas, dan implikasinya guna
mewujudkan efisiensi dan efektivitas pekerjaan dalam manajemen perusahaan
atau organisasi di mana manajemen itu dioperasikan atau digerakkan. Ilmu
manajemen berfungsi membantu para pimpinan dan anggota organisasi
menanggulangi masalah manajemen yang dihadapinya sehari-hari.

Pada dasarnya, ilmu membatasi lingkup penjelajahannya pada batas


pengalaman manusia dan menurut Suriasumantri (2005:91) juga disebabkan
metode yang digunakan dalam menyusun pembukuan telah teruji kebenarannya
secara empiris. Ilmu manajemen menerangkan fenomena yang berkembang dan
ilmu manajemen didasarkan keyakinan akan rasionalitas yang mengan dung nilai-
nilai objektif. Ciri-ciri pokok dari ilmu menurut Koontz O'Donnell, dan Weihrich
(1984: 7) ialah pengetahuan telah ditemukan dan disistematisasikan melalui
penerapan metode ilmiah.
Ilmu pengetahuan mengenai manajemen merupakan hasil penalaran
manusia untuk menemukan kebenaran ilmiah, sehingga dapat menemukan warna
dan derajat dalam pergaulan komunitas masyarakat. Tetapi penalaran dapat terjadi
melalui proses tindakan berfikir berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang
dimiliki oleh manusia yang bersangkutan. Makna ini terangkum dalam
epistemologi, sehingga kebenaran ilmiah terpancar menyinari perjalanan manusia
dan jug menyinari perjalanan ilmu manajemen. Epistemologi adalah metode
ilmiah yang menuntun ilmuwan bagaimana cara menyusun ilmu pengetahuan
yang benar. Setiap jenis pengetahuan mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai
apa (ontologi), bagaimana (epistemologi), dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan
tersebut disusun yang ketiganya saling berkaitan.
Pandangan dan pemikiran di atas menunjukkan bahwa manajemen adalah
ilmu dan seni melakukan tindakan pengelolaan memanfaat sumber daya
perusahaan, organisasi pemerintahan, organisasi kemasyarakataan, guna mencapai
tujuan dan sasaran organisasi yang efektif dan efisien dengan hasil berkualitas.
Aplikasi ilmu manajemen dalam dunia bisnis, organisasi pemerintah, organisasi
pendidikan, dan organisasi lainnya keberhasilannya tergantung pemimpin dan
para manajer yang mengendalikan manajemen itu sendiri. Pengalaman
menggerakkan organisasi, membangun kerja sama, dan penalaran yan tajam
menjadi dasar tindakan berpikir manajer. Bertitik tolak dari latar belakang
pemikiran ini, fokus kajian bagian ini adalah pemimpin sebagai inti manajemen.

B. PEMBAHASAN
Tanggung jawab pemimpin dalam manajemen melingkup seluruh tugas-
tugas atau aktivitas yang ditetapkan administrasi untuk menciptakan perangkat
aturan yang digunakan mengatur manusia dan manusia dalam organisasi.
Pemimpin menggerakkan aktivitas organisasi menggunakan strategi
pemberdayaan sumber daya organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya sesar efektif, efisien, berdaya guna, dan berhasil guna.
Dalam upaya mendudukkan posisi kepemimpinan sebagai inti manajemen, maka
kajian ini akan membahas manajemen klasik, manajemen ilmiah.

1. Manajemen Klasik
Teori klasik berkembang menurut Hicks dan Guilelet (1996:204) dalam
tiga jalur yaitu birokrasi, teori administrasi, dan manajemen secara ilmiah. Tokoh-
tokoh manajemen ilmiah dalam organisasi klasik mengenai inovasi oleh tokoh
mazhab manajemen ilmiah klasik antara lain:

a. Robert Owen (1771-1858)


Lahir di Wales 14 Mei 1771 seorang pelaku bisnis yang sukses dan
seorang manajer sejak tahun 1800-an pada beberapa pabrik pemintal kapas di
New Lanark, Skotlandia. Robert Owen salah seorang pionir manajemen
terkemuka selama 1800-1828. Robert Owen melakukan apa yang pada saat itu
dianggap sebagai suatu percobaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, pada
kelompok pabrikan tekstil yang dikelolanya, itulah sebabnya ia disebut sebagai
"bapak manajemen. men personalia modern". Kontribusi terhadap manajemen
yaitu membangun perumahan bagi kerja, menyediakan kebutuhan rumahtangga
bagi pekerja, menetapkan mekanisme kerja spesifik, dan penilaian harian terhadap
pekerja secara terbuka.

b. Charles Babbage (1792-1871)


Seorang profesor dan ilmuwan ahli matematika Inggris terkemuka di
Universitas Cambridge dari tahun 1828-1839. Pekerjaan keilmuwannya sebelum
dan sesudah kedudukan tetapnya sebagai profesor mencurahkan perhatiannya
yang terus-menerus kepada toko dan pabrik, baik di Inggris maupun di Eropa.
Penemuan Babbage tahun 1822 berupa kalkulator mekanis, yang disebutnya
mesin penambah dan pengurang (difference machine). Dipandang dari sudut
manajemen Babbage paling dikenang karena bukunya yang terkenal On the
Economy of Machinery and Manufactureres yang diterbitkan pada tahun 1832,
sehingga beliau dijuluki seorang ilmuwan manajemen matematik. Kontribusi
terhadap manajemen yaitu prinsip pembagian kerja sehingga setiap pekerjaan
harus dipecah dan setiap pekerja dididik dengan keterampilan spesifik untuk
menyelesaikan pekerjaan.

c. Frederik W Taylor (1856-1915)


Penemu manajemen ilmiah dengan prinsip yaitu pengembangan
manajemen ilmiah sebenarnya, misalnya metoda terbaik untuk menyelesaikan
setiap pekerjaan, seleksi secara ilmiah terhadap para pekerja sehingga pekerjaan
diberi tugas dan tanggung Jawab yang cocok, dan kerja sama yang bersahabat
antara manajemen dan pekerja.

d. Henry Varnum Poor


Tokoh manajemen klasik akhir pertengahan abad kesembilan belas dalam
evolusi pemikiran manajemen, seorang editor "American Railroad Journal". Dari
jabatan ini, Poor mengawasi dan menganalisis kemajuan sistem sistem
perkeretaapian Amerika. Poor melihat bahwa perusahaan perkeretaapian itu
dikelola secara salah dan kadang-kadang dikorupsi oleh para promotor yang
terdahulu dan manipulator saham. Korupsi dan manipulator saham ternyata telah
terjadi sejak lama dan merupakan penyakit dalam manajemen perusahaan.
Berdasarkan fakta-fakta itu, Poor mengambil kesimpulan bahwa yang diperlukan
oleh perusahaan perkeretaapian adalah manajemen yang efektif yaitu tidak ada
korupsi dan tidak ada manipulator. Untuk memberi hasil yang terbaik, manajemen
diurus dengan berkualitas dan perilku jujur agar perusahan memperoleh
keuntungan.

e. Henry Laurence Gantt (1861 1919)


Lahir di Maryland 20 Mei 1861 seorang insinyur mesin membuka
perusahaan konsultan teknik, bekerja pada Johns Hopkins College. Meninggalkan
sistem tarif upah di ferensial dan menggantinya dengan motivasi kerja yaitu
berupa sistem bonus untuk memberikan insentif kepada setiap pekerja dan mandor
apabila menyelesaikan pekerjaan dan mencapai standar. Kemudian
mengembangkan minat timbal balik antara manajemen dan pekerja yaitu kerja
sama harmonis. Gantt menegaskan efisiensi industri hanya bisa terlaksana jika ada
analisa ilmiah menyeluruh pada keseluruhan aspek yang ada dalam suatu
pekerjaan, manajemen industri bertujuan meningkatkan sistem menghindari
kecelakaan kerja.

f. Frank Bunker Gilbreth (1868-1942) dan Lilian M. Gilberth (1878-1972)


Frank Bunker Gilbreth lahir di Fairfield, Maine AS 7 Juli 1868 adalah
seorang ahli psikologi industri yang pertama dan menerima gelar doktornya dalam
bidang psikologi tahun 1915 yang dibantu oleh istrinya Lilian M. Gilberth yang
terkenal dengan bukunya berjudul Cheaper by the Dozen (selusin itu lebih
murah). Frank B. Gilbert berpendapat bahwa studi gerak akan meningkatkan
semangat kerja bagi bawahan karena keuntungan fisik yang nyata dan dapat
menunjukkan perhatian manajemen pada para bawahan. Mereka mengembangkan
rencana tiga kedudukan untuk kenaikan jabatan sebagai program pengembangan
bawahan dan sekaligus mendorong moral kerja untuk menentukan batas-batas dari
sifat-sifat dan perbuatan perbuatan dari pekerja secara layak dapat dinyatakan baik
atau buruk. Sesuai rencana tersebut, seorang bawahan harus mengerjakan
pekerjaan saat itu, juga mempersiapkan diri untuk jabatan yang lebih tinggi, dan
melatih penggantinya dalam waktu yang berbarengan.

g. Hendry Fayol (1841-1925)


Lahir di Istanbul tahun 1841 seorang industriawan Perancis dan bapak
teori manajemen modern menyatakan bahwa timbulnya teori organisasi klasik
sebagai dampak dari adanya organisasi yang kompleks. Henry Fayol telah
menulis buku tahun 1916 di bawah judul Administration Industrielle et Generale
(Administrasi Industri pada umumnya) dicetak dalam bahasa Perancis.
Pandangan Fayol ini menunjukkan bahwa pemimpin itu penting memiliki
keterampilan teknis sesuai bidang pekerjaannya dan juga memiliki kemampuan
dan kesanggupan manajerial menggerakkan organisasi. Kualitas yang diperlukan
para manajer maupun pemimpin eksekutif puncak menurut Fayol adalah (1)
kualitas fisis (kesehatan, kesehatan, dan ketangkasan); (2) kualitas mental
(kesanggupan untuk mengerti dan belajar, pertimbangan, semangat mental, dan
kesanggup an untuk menyesuaikan diri); (3) kualitas moral (daya kerja, ketegasan,
kemauan untuk menerima tanggung jawab, inisiatif, kesetiakawanan, kebijakan,
dan wibawa); (4) kualitas pendidikan (pengenalan umum terhadap hal-hal yang
tidak secara eksklusif termasuk fungsi yang di laksanakan); (5) kualitas teknis
(aspek-aspek khusus dari fungsi); dan (6) kualitas pengalaman (timbul dari
pekerjaan sebenarnya).
Fayol mengembangkan prinsip manajemen yang mendasari perilaku
manajerial para pemimpin yang efektif adalah (1) pembagian kerja (division
labor); (2) otoritas (authority); (3) disiplin (dicipline); (4) kesatuan perintah (unity
of command) dan kesatuan arah (unity of direction); (6) menomorduakan
kepentingan pribadi di atas kepentingan umum (subordination of individual
interest to the common goals): (7) sentralisasi (centralization) dan hierarki
(hierarchy): (8) tertib (order); (9) keadilan (equity); dan (10) inisiatif (initiative)
dan semangat korps (espirit de corps). Salah satu poin penting dari pandangan
Fayol ini adalah menomorduakan kepentingan pribadi di atas kepentingan umum
dan berlaku adil.

Anda mungkin juga menyukai