Anda di halaman 1dari 14

PEMERIKSAAN UTANG/ LIABILITAS

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Auditing 2
Dosen Pengampu : Fitri Dwi Jayanti, SE, M.Acc, Ak

Disusun Oleh :
1. Maulana Yusuf (2217294)
2. Anik Kunaifah (2217295)
3. Jumalikah (2217299)

KELAS : AC5
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS SELAMAT SRI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Pemeriksaan
Utang / Liabilitas ini penuh kemudahan, tanpa pertolongan-Mu mungkin
makalah ini tidak dapat kami selesaikan.
Tujuan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan serta
agar pembaca lebih memahami tentang materi tersebut. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Auditing
,Ibu Fitri Dwi Jayanti, S.E. yang telah membimbing kami dalam belajar.
Akhir kata, semoga makalah tentang Pemeriksaan Utang / Liabilitas ini
bermanfaat bagi para pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu meridhoi
segala usaha kami.

Kendal, 13 Desember 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Depan .........................................................................................................1


Kata Pengantar ..........................................................................................................2
Daftar Isi ....................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan ....................................................................................................4
A. Latar Belakang ..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah .........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................5
Bab II Pembahasan ....................................................................................................6
A. Pengertian liabilitas jangka pendek dan jangka panjang ...............................6
B. PABU dalam penyajian utang jangka panjang di neraca

7
C. Tujuan pengujian subtantif terhadap hutang jangka panjang ........................7
D. Asersi dalam akun hutang jangka panjang dan akun penilaiannya ...............8
E. Bagaimana program pengujian subtantif terhadap hutang jangka panjang
...................................................................................................................10
Bab III Penutup .........................................................................................................13
A. Kesimpulan ...................................................................................................13
B. Saran ..............................................................................................................13
Daftar Pustaka ...........................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Liabilitas atau utang adalah kewajiban membayar kepada pihak lain yang
disebabkan oleh tindakan/transaksi sebelumnya. Kewajiban jangka pendek atau
kewajiban lancar adalah utang yang diharapkan akan dibayar dalam jangka
waktu satu tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan. Utang jangka
panjang adalah kewajiban sekarang yang timbul dari kegiatan atau transaksi
masa lalu, yang jatuh temponya lebih dari satu tahun ditinjau dari tanggal
neraca.
Terdapat perbedaan antara utang jangka pendek dan utang jangka panjang
yaitu mengenai waktu pelunasan atau jatuh temponya. Jangka pendek kurang
dari satu tahun, sedangkan jangka panjang jatuh temponya lebih dari satu
tahun. Hutang jangka pendek yang berupa biaya-biaya yang masih harus
dibayar atau hutang pada umumnya tidak dilakukan secara tertulis, dalam
hutang jangka panjang biasanya pengikatan antara debitur dan kreditur
dilakukan secara tertulis. Pengikatan secara tertulis tersebut dituangkan dalam
dokumen induk yang disebut perjanjian kredit. Perjanjian kredit ini berisikan
jumlah hutang yang diberikan, tingkat bunga, syarat-syarat pembayaran
kembali pokok dan bunga, barang-barang yang dijadikan jaminan dan lain-lain.
Hutang jangka pendek yaitu utang usaha, utang wesel, utang beban,
pendapatan diterima dimuka.dan kelompok hutang jangka panjang yaitu utang
bank berupa kredit investasi, utang obligasi, utang kepada induk perusahaan,
utang sewa jangka panjang, utang pensiun, utang wesel jangka panjang.
B. Rumusan Masalah
A. Apa pengertian dari liabilitas jangka pendek dan jangka panjang?
B. Apa saja Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) dalam penyajian
utang jangka panjang di neraca?
C. Apa tujuan pengujian subtantif terhadap hutang jangka panjang?
D. Asersi apa saja dalam akun hutang jangka panjang dan akun penilaiannya?

4
E. Bagaimana program pengujian subtantif terhadap hutang jangka panjang?

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui dan memahami tentang pemeriksaan auditor terhadap
liabilitas jangka pendek maupun liabilitas jangka panjang

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengetian Utang / Liabilitas
1. Utang Jangka Pendek
Kewajiban jangka pendek atau kewajiban lancar adalah utang yang
diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus
operasi normal perusahaan.
Contoh : utang usaha, utang wesel, utang beban, pendapatan diterima
dimuka.
2. Utang Jangka Panjang
Utang jangka panjang adalah kewajiban sekarang yang timbul dari kegiatan
atau transaksi masa lalu, yang jatuh temponya lebih dari satu tahun ditinjau
dari tanggal neraca. Contoh kewajiban yang termasuk dalam kelompok
utang jangka panjang adalah utang bank berupa kredit investasi, utang
obligasi, utang kepada induk perusahaan, utang sewa jangka panjang, utang
pensiun, utang wesel jangka panjang.
Ada beberapa alasan mengapa perusahaan memilih cara pembelanjaan
kegiatannya dengan menarik utang jangka panjang :
a. Seringkali perusahaan tidak dapat melunasi kewajiban jangka pendeknya
dengan menggunakan aktiva lancar, sehingga alternatif yang masih
menguntungkan untuk dipilih adalah dengan menarik utang jangka
panjang guna melunasi utang jangka pendeknya tersebut.
b. Utang jangka panjang seringkali timbul sebagai akibat dari kebutuhan
dana yang besar, yang pemegang saham tidak menghendaki
pemenuhannya dengan menambah saham yang beredar.
c. Kemungkinan pemenuhan kebutuhan dana akan lebih murah bila diperoleh
dari penarikan utang jangka panjang karena biaya bunga dapat
dikurangkan dalam perhitungan pajak penghasilan, sedangkan deviden
yang dibayarkan kepada pemegang saham tidak dapat diperlakukan

6
sebagai biaya dalam laporan laba rugi, sehingga tidak dapat mengurangi
besarnya pajak penghasilan yang harus dibayar oleh perusahaan.
d. Seringkali lebih menguntungkan jika aktiva tetap diperoleh dengan cara
menyewa (lease) daripada membeli.
B. Prinsip Akuntansi Berterima Umum (Pabu) Dalam Penyajian Utang
Jangka Panjang Di Neraca
1. Hutang jangka panjang harus dijelaskan dengan cukup dalam neraca.
Setiap jenis hutang jangka panjang harus disajikan secara terpisah di dalam
neraca dan diberi catatan kaki yang cukup jika hal ini diperlukan.
Penjelasan yang bersangkutan dengan hutang jangka panjang meliputi  : 
nama hutang, jumlah hutang yang disetujui, jumlah hutang yang telah
ditarik, tanggal jatuh tempo, tarif bunga, pembatasan dalam pembagian
dividen, keharusan mempertahankan jumlah modal kerja tertentu, dan
penjelasan jumlah & jenis aktiva yang dijaminkan.
2. Umumnya hutang jangka panjang dipisahkan menjadi dua kelompok :
hutang jangka panjang yang ditarik dengan perjanjian tertulis dan hutang
jangka panjang yang tidak disertai dengan perjanjian tertulis. Contoh
hutang kelompok pertama adalah hutang bank dan hutang obligasi,
sedangkan contoh hutang kelompok kedua adalah pengkreditan yan
ditangguhkan (deferred credits), jaminan dari pelanggan (customer's
deposit), hutang garansi produk.
3. Hutang obligasi dapat disajikan dalam neraca pada nilai nominalnya, dan
dicantumkan pada tanggal jatuh tempo serta tarif bunganya. Alternatif lain
adalah hutang obligasi disajikan pada nilai nominalnya ditambah dengan
premi obligasi yang belum diamortisasi atau dikurangi dengan diskonto
obligasi yang belum diamortisasi.
4. Obligasi yang dilunasi, yang dibeli sebagai treasury bond, dan yang  belum
dikeluarkan lagi, harus disajikan dalam neraca sebagai pengurang jumlah
obligasi yang diizinkan untuk dikeluarkan (authorized bond) sebesar nilai
nominalnya. Treasury bond tidak boleh disajikan sebagai aktiva.
C. Tujuan Pengujian Subtantif Terhadap Hutang Jangka Panjang
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang
bersangkutan dengan hutang jangka panjang.

7
2. Membuktikan bahwa saldo hutang jangka panjang mencerminkan
kepentingan kreditur yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan
keterjadian transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka panjang selama
tahun yang diaudit.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang
diaudit dan kelengkapan saldo hutang jangka panjang yang disajikan di
neraca.
4. Membuktikan bahwa hutang jangka panjang yang dicantumkan di neraca
merupakan klaim kreditur terhadap aktivitas entitas.
5. Membuktikan kewajaran penilaian hutang jangka panjang yang
dicantumkan di neraca.
6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan hutang jangka
panjang di neraca.

D. Asersi Dalam Akun Hutang Jangka Panjang Dan Akun Penilaiannya


1. Keberadaan dan Keterjadian
Auditor membuktikan apakah saldo hutang jangka panjang mencerminkan
kepentingan transaksi yang berkaitan  dengan hutang jangka panjang
selama tahun yang diaudit. Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor
melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini : 

8
Pengujian analitik, Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan
dengan hutang jangka panjang & biaya bunga, Review terhadap otorisasi
& kontrak penarikan hutang jangka panjang, dan Konfirmasi dari kreditur
& bond trustee.
2. Kelengkapan
Untuk membuktikan bahwa hutang jangka panjang yang dicantumkan di
neraca mencakup semua kepentingan kreditur terhadap aktiva entitas pada
tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan
hutang jangka panjang dalam tahun yang diaudit, auditor melakukan
berbagai pengujian substantif berikut ini :
Pengujian analitik, Pemeriksaan bukti transaksi yang berkaitan dengan
hutang jangka panjang & biaya bunga, Review terhadap perjanjian hutang
jangka panjang & pelajari pasal - pasal yang terdapat di dalamnya, dan
Konfirmasi dari kreditur & bond trustee
3. Penilaian
Penyajian di dalam neraca harus dengan penjelasan sebagaimana diatur
dalam prinsip akuntansi tersebut. Dengan demikian untuk membuktikan
asersi penilaian hutang jangka panjang yang dicantumkan pada neraca,
auditor melakukan pengujian substantif berikut ini  :
Prosedur audit awal, Pengujian analitik, Pemeriksaan bukti pendukung
transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka panjang & biaya bunga,
Review terhadap perjanjian hutang jangka panjang & pelajari pasal - pasal
yang terdapat di dalamnya, Konfirmasi dari kreditur & bond trustee, dan
Penghitungan kembali biaya bunga. 
4. Kepentingan ( Stockholder's Interest )
Untuk membuktikan klaim kreditur atas aktiva entitas pada tanggal neraca,
auditor melakukan pengujian substantif berikut ini  :
Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan hutang
jangka panjang & biaya bunga, Review terhadap perjanjian hutang jangka
panjang & pelajari pasal - pasal yang terdapat di dalamnya, dan
Konfirmasi dari kreditur & bond trustee
5. Penyajian dan Pengungkapan

9
Penyajian dan pengungkapan unsur - unsur laporan keuangan harus
didasarkan pada PABU. Pengujian substantif terhadap hutang jangka
panjang diarahkan untuk mencapai salah satu tujuan membuktikan apakah
unsur hutang jangka panjang telah disajikan dan diungkapkan oleh klien di
neracanya sesuai dengan PABU. Satu - satunya pengujian substantif untuk
membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan hutang jangka panjang
di neraca adalah dengan membandingkan penyajian dan pengungkapan
hutang jangka panjang di neraca yang diaudit dengan PABU melalui
berbagai prosedur berikut ini  :
Review terhadap perjanjian hutang jangka panjang & pelajari pasal - pasal
yang terdapat di dalamnya, Pemeriksaan terhadap klasifikasi hutang
jangka panjang yang segera jatuh tempo di dalam neraca, dan Pemeriksaan
terhadap pengungkapan yang berangkutan dengan hutang jangka panjang
E. Program Pengujian Subtantif Terhadap Hutang Jangka Panjang
1. Prosedur Audit Awal
Auditor melakukan prosedur audit awal yang terdiri dari lima prosedur
audit berikut :
a. Usut saldo utang jangka panjang yang tercantum dineraca ke saldo akun
utang jangka panjang yang ersangkutan dalam buku besar.
b. Hitung kembali saldo akun utang jangka panjang didalam buku besar.
c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber
posting dalam akun utang jangka panjang.
d. Usut saldo awal akun utang jangka panjang ke kertas kerja tahun yang
lalu.
e. Usut posting pengkreditan dan pendebitan akun utang jangka panjang
ke dalam jurnal yang bersangkutan.
2. Pengujian Analitik
Pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami
bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih
intensif.
Auditor melakukan perhitungan berbagai rasio :
 Ratio utang dengan total aktiva ( Total utang ÷ Total aktiva)
 Rasio utang dengan ekuitas ( Total utang ÷ Total ekuitas)

10
 Times interest earned ( Laba bersih usaha ÷ Biaya bunga obligasi)
 Rasio biaya bunga dengan utang (Biaya bunga ÷ Rerata utang)
Ratio yang telah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harapan
auditor, misalnya ratio tahun lalu, rerata ratio, atau ratio yang dianggarkan.
Pembanding ini membantu auditor untuk mengungkapkan :
1. Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa
2. Perubahan akuntansi
3. Perubahan entitas
4. Fluktuasi acak
5. Salah saji
3. Pengujian Terhadap Transaksi Rinci
a. Usut penerimaan uang dari penarikan hutang jangka panjang
b. Mintalah konfirmasi mengenai hutang jangka panjang dari bank dan
trust company
c. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran bunga
d. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran pokok
pinjaman
e. Periksa aktiva yang dijaminkan dalam penarikan hutang jangka panjang
f. Periksa polis asuransi aktiva yang dijaminkan dalam penarikan hutang
jangka panjang
g. Periksa kepatuhan klien terhadap batasan - batasan yang dikenakan oleh
kreditur
h. Periksa dokumen yang mendukung transaksi treasury bond 
i. Verifikasi perhitungan bunga, amortisasi premi dan diskonto obligasi,
dan hutang bunga obligasi
4. Pengujian Terhadap Akun Rinci
a. Minta atau buatlah daftar hutang jangka panjang
b. Minta atau pelajari copy trust indenture dan surat perjanjian penarikan
kredit jangka panjang
c. Periksalah kesesuaian penilaian hutang jangka panjang dengan PABU
d. Hitung kembali amortisasi premi obligasi dan diskonto obligasi
5. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan

11
a. Periksa klasifikasi hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo di
dalam neraca
b. Mintalah perjanjian hutang jangka panjang dan pelajari pasal - pasal
yang terdapat di dalamnya
c. Periksa penjelasan yang bersangkutan dengan hutang jangka panjang

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Liabilitas/ utang terdapat liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang
dimana liabilitas jangka pendek jatuh tempo pembayarannya kurang dari satu
tahun sedangkan liabilitas jangka panjang jatuh temponya lebih dari satu tahun.
Program pengujian subtantif terhadap hutang jangka panjang
1. Prosedur audit awal
2. Pengujian analitik
3. Pengujian terhadap transaksi rinci
4. Pengujian terhadap akun rinci
5. Verifikasi penyajian dan pengungkapan
B. Saran
Diharapakan dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan kita semua tentang auditing, khususnya tentang Pemeriksaan
Utang/Liabilitas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, 2002, Auditing Buku 2, Edisi 6, Jakarta : PT.Salemba Empat


https://ratnamuslimah.blogspot.com/2013/06/pengujian-substantif-terhadap
hutang_5570.html diakses tanggal 13 Desember 2019

14

Anda mungkin juga menyukai