Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KOMUNITAS DEWASA DENGAN TB

KASUS

Perawat puskesmas menemukan data bahwa belum terdapat keterlibatan sosial dalam
pemberantasan tuberkulosis. Masyarakat mengatakan bahwa tidak pernah mendapatkan program
program kesehatn di komunitas.Masyarakat mengatakan menahan terlebih dahulu jika sakit jika
sudah parah baru datang ke rumah sakit. Terdapat 13 orang penderita TB di wilayah tersebut.

A. PENGKAJIAN
Data inti komunitas meliputi :
1. Data Demografi
a. Berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi %


1 Laki-laki 31 51
2 Perempuan 29 49
Total 60 100

Berdasarkan tabel diatas distribusi jenis kelamin, menunjukan bahwa sebagian besar
penduduk berjenis kelamin laki-laki lebih rentan terkena tbc, daripada jenis kelamin perempuan.
Karena disebabkan dari faktor perilaku laki-laki itu sendiri, cenderung laki-laki lebih banyak
yang merokok dibandingkan perempuan. Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan NCBI,
merokok dapat menjadi salah satu faktor berkembangnya penyakit seperti, kanker paru-paru,
penyakit paru kronis dan infeksi pernapasan, terutama TBC.

b. Berdasarkan kelompok usia

No Umur/ tahun Frekuensi %


1 17-25 tahun 3 4
2 26-35 tahun 5 11
3 36-45 tahun 11 13
4 ≥ 46 tahun 41 65
Total 60 100
Berdasarkan table distribusi di atas kelompok umur tertinggi adalah umur ≥ 46
tahun yaitu sebanyak 41 orang (46%) sedangkan kelompok umur terendah adalah
kelompok umur 17-25 tahun sebanyak 3 orang (4%).
Umur 46 tahun ke atas termasuk umur pre lansia sehingga di umur tersebut lebih
rentan terkena tbc karena fungsi dan imunitas tubuhnya sudah menurun.

c. Berdasarkan Agama

Rata-rata masyarakat dilingkungan ini beragama isilam

2. Ethnicity
Etnis komunitas terdiri dari batak, jawa,suku sunda dan selebihnya berasal dari suku minang.
3. Data statistic vital

Menurut WHO penderita TB berjumlah 10 juta orang setiap ahunnya. Meskipun TB merupakan
penyakit yang dapat dicegah dan disembuhkan aka tetapi 1,5 juta orang meninggal karena TB setiap
tahunnya yang menyebabkan penyakit ini menjadi pembunuh infeksius tertiggi di dunia. Usaha global
sudah dilakukan untuk melawan penyakit TB dan sudah menyelamatkan 54 juta jiwa sejak tahun 2000
dan rerata mortalitas akibat TB menurun sebanyak 42%. Sebagian besar orang yang menderita TB hidup
di negara dengan penasilan rendah dan menengah. Sekitar setengah dari penderita TB di dunia dapat
ditemukan di 8 negara yaitu Bangladesh, Cina, India, Indonesia, Nigeria, Pakistan, Filipina, dan Afrika
Selatan.

Meurut PDPI Indonesia adalah negara keempat di dunia dengan beban TB terbanyak setelah India
dan Cina, yaitu 842.000. Berdasarkan data TB Indonesia tahun 2017, mortalitas akibat TB adalah 107.000
(100.000-114.000) atau rerata 40 per 100.000 penduduk, insidens 842.000 (767.000-919.000) atau rerata
319.000 per 100.000 penduduk. Diperkirakan sekitar 2,7 juta jiwa meninggal karena TB setiap
tahunnya di seluruh dunia. Jumlah wanita usia reproduktif yang meninggal karena TB lebih
banyak dari sebab-sebab yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Menurut RISKESDAS
2018 Banten dan Papua merupakan provinsi dengan angka TB palin tignggi di Indonesia sedangkan Bali
merupakan provinsi yag memiliki penderita TB paling rendah di Indonesia.

Menurut Dinas Kesehatan Kota Padang mengatakan bahwa penderita TB yang ditemukan dan diobati
pada tahun 2019 adalah 2.617 kasus, jumlah ini meningkat dari tahun 2018 (2.358 kasus). Pada tahun ini
terjadi penngkaan pasien yang teronirmasi sembuh di kota padang yaitu sebanyak 872 kasus dari 848
kasus. Sedangkan pasien yang melakukan pengobatan lengkap dikota padang sebanyak 1.203 kasus. Hal
ini membuat adanya peningkatan pada keberhasilan pengobatan TB yaitu sebanyak 2.075 kasus (87,8%).
Akan tetapi hal ini tidak memberikan dampak penurunan jumah kematian akibat TB yaitu terjadi
peningkatan sebanyak 76 kasus (2018 sebanyak 57 kasus dan 2017 sebanyak 34 kasus).

Di kota Padang sendri, kasus TB terbanyak ditemukan di kecamatan koto tangah sekitar 367 kausus
dimana merupakan terdapat daerah kasus kelolaan kelompok. Kemudian disusul kecamatan kuranji
sebanyak 331 kasus, dan kecamatan lubuk begalung 265 kasus.

4. Data nilai & keyakinan


Rata-rata masyarakat dilingkungan ini beragama isilam dan memliki keyakinan bahwa
setiap penyakit ada obatnya dan tidak ada penyakit yang merupakan kutukan dari Allah
akan tetapi adalah ujian kehidupan untuk mausia yang akan meningkatkan derajat
keimanan setiap manusia dimata Allah.

Data 8 Subsistem meliputi :

1. Lingkungan Fisik

NO LINGKUNGAN FISIK FREKUENSI %


1 Kepadatan Hunian
a. Padat 25 41.7
b. Tidak padat 35 58.3
2 Jenis Lantai
a. Tanah 23 38.3
b. Bukan Tanah 37 61.7
3 Pencahayaan Kamar
a. Kurang 16 26.7
b. Cukup 44 73.3
4 Ventilasi Kamar
a. Kurang 19 31.7
b. cukup 41 68.3
5. Suhu
a. Nyaman 10 16,6
b. Tidak Nyaman 50 83,3
6 Kelembapan
a. Tinggi 42 70
b. Rendah 18 30

Dari data diatas disimpulkan kepadatan hunian tidak padat, jenis lantainya bukan
tanah, pencahayaan kamar cukup, ventilasi kamar cukup, suhu tidak nyaman, kelembapan tinggi.
Data tersebut menunjukkan bahwa kemungkinan faktor suhu dan faktor perilaku seperti
merokok yang menyebabkan seseorang menderita tbc. Masyarakat disarankan untuk
memperbaiki kualitas fisik rumah khususnya suhu ruang tidur. Masyarakat juga disarankan untuk
selalu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat salah satu diantaranya dengan membuka
jendela dan pintu pada pagi dan siang hari, selalu mengepel lantai menggunakan desinfektan, dan
membersihkan sarang laba-laba yang ada di dinding dan atap rumah khususnya yang ada diruang
tidur.

2. Sistem Kesehatan
a. Jenis Layanan
Puskesmas pembantu :1
Jarak dari desa : 1 km
Puskesmas :1
Jarak dari desa : 5 km
Rumah sakit :1
Jarak dari desa : 15 km
Praktek Dokter Swasta :-
Praktek Bidan :-
Praktek Kesehtan Lain :-
Tukang gigi :-

b. Biaya pelayanan
Pustu : Rp. 15.000,-
Puskesmas : Rp. 15.000,-
Rumah Sakit :
- Registrasi/karcis : Rp. 10.000,-
- Konsultasi dokter umum/gigi : Rp. 30.000,-
- Konsultasi dokter residen : Rp. 75.000,-
- Konsultasi dokter spesialis : Rp. 100.000,-
- Konsultasi gizi : Rp. 25.000,-
- Konsultasi psikolog : Rp. 25.000,-
DS : Masyarakat mengatakan bahwa tidak pernah mendapatkan program program
kesehatn di komunitas

3. Ekonomi

No Pendapatan Perkapita Frekuensi %


1 Rendah ( < Rp. 700.000 ) 28 46.7
2 Tinggi ( > Rp. 700.000 ) 32 53.3

Dari tabel tersebut, pendapatan perkapita masyarakat tidak memengaruhi penyebab tbc.

4. Keamanan & Transportasi

Keamanan

Sarana keamanan

1. Poskamling : 1 Buah
2. Pemadam Kebakaran : 0 Buah
3. Instansi Polisi : 0 Buah

Transportasi

Fasilitas Tranportasi

1. Jalan raya :500 m


2. Jalan tol :-m
3. Jalan setapak : 300 m

Alat transportasi yang dimiliki

1. Tidak Punya : 8 Jiwa (13, 3%)


2. Sepeda Pancal : 5 Jiwa (8,3%)
3. Mobil : 7 Jiwa (11,7%)
4. Sepeda Motor : 45 Jiwa (75 % )
5. Becak : 1 Jiwa (1,7%)

Penggunaan sarana transportasi oleh masyarakat

1. Angkutan / kendaraan umum : 9 jiwa (15%)


2. Kendaraan pribadi : 51 jiwa (85%)

5. Kebijakan Pemerintahan

Politik Pemerintahan dan Kebijakan

Walikota telah mengeluakan SK untuk pembentukan kader akan tetapi tidak ada pendanaan khusus untuk
pelaksanaannya, begitu juga dengan sarana prasarana khusus untuk pelaksanaan kebijakan ini ditambah
lagi tidak adanya bantuan dari puskesmas untuk melaksanakan program ini sehingga program ini tidak
dapat dijalakan.

6. Komunikasi
a. Fasilitas komunikasi yang ada di masyarakat
1) Radio : 5 jiwa         
2) TV : 60 jiwa       
3) Telepon/Hp : 60  jiwa       
4) Majalah / Koran : 35
Bahasa yang digunakan masyarakat dalam berkomunikasi sebagian besar adalah bahasa
daerah (minang). Masyarakat juga menyampaikan informasi dari mulut ke mulut.

7. Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi %
1 Tidak tamat SD 3 5
2 Tamat SD 23 38,3
3 Tamat SMP 23 38,3
4 Tamat SMA 9 15
5 Tamat Perguruan Tinggi 2 3,3
Total 60 100
Berdasarkan table distribusi tingkat pendidikan terakhir diketahui bahwa tingkat pendidikan
terakhir tertinggi yaitu SD dan SMP sebanyak 23 orang (38,3%), sedangkan yang terendah yaitu
tamat perguruan tinggi sebanyak 2 orang (3,3%).

Dari tabel tersebut, pendidikan terakhir masyarakat pada umumnya yaitu SD dan SMP. Sehingga
adanya kaitan antara pendidikan dengan pengetahuan yang dimiliki masyarakat khususnya
tentang tbc.

8. Rekreasi
Sebagian besar masyarakat mengisi hari libur pergi ke pantai

Persepsi :

Masyarakat mengatakan apabila mereka sakit, mereka menahan sakitnya terlebih dahulu.
Apabila sudah parah baru datang ke rumah sakit.
ANALISA DATA

DATA TANDA MAYOR DAN TANDA MINOR


1. DS: Masyarakat mengatakan bahwa tidak Dx: Defisit Kesehatan Komunitas
pernah mendapatkan program program  Tanda Mayor:
kesehatan di komunitas. -terjadi masalah kesehatan yang dialami
DO: komunitas
-Perawat menemukan data belum terdapat  Tanda Minor:
keterlibatan sosial dalam pemberantasan - Tidak tersedia program untuk meningkatkan
tuberkulosis. kesejahteraan bagi komunitas
-Tidak adanya bantuan dari puskesmas dalam - Tidak tersedia program untuk mengatasi dan
melaksanakan program kader peduli TB. mencegah masalah kesehatan komunitas.
-Terdapat 13 orang penderita TB di wilayah - Tidak tersedia program untuk mengurangi
tersebut. masalah kesehatan komunitas.

2. DS: Masyarakat mengatakan menahan Dx: Defisit Pengetahuan


terlebih dahulu jika sakit, jika sudah parah Tanda Mayor:
baru datang ke rumah sakit. -Menunjukkan perilaku tidak sesuai aturan.
-Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap
masalah.

Anda mungkin juga menyukai