Anda di halaman 1dari 12

UTS TEORI AKUNTANSI

Nama : Ni Nengah Suharwini


NIM : I2F019013
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MATARAM
2019/2020
1. Pentingkah mempunyai suatu definisi teori akuntansi? Mengapa?

Jawaban : ya sangat penting karena Teori akuntansi merupakan bagian penting dari
praktik. Pemahamannya oleh praktisi dan penyusun standart akan sangat mendorong
pengembangan serta perbaikan menuju praktik yang sehat. Teori akuntansi menjadi
landasan untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi secara beralasan atau bernalar
yang secara etis dan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Permasalahan akuntansi yang
kompleks cenderung tidak dapat diselesaikan dengan hanya menggunakan taktik cerdik,
karena dapat dipastikan bahwa hasilnya tidak akan memadai dan tidak akan menuju ke
praktik yang sehat. Selain itu Praktik akuntansi yang baik dan maju tidak akan tercapai
tanpa dilandasi dengan teori yang baik. Praktik dan profesi harus dikembangkan atas
dasar penalaran (causes and reasons). Dari argumen-argumen tersebut, dapat dikatakan
bahwa teori merupakan unsur yang penting dalam mengembangkan dan memajukan
praktik akuntansi. Diibaratkan teori merupakan obor yang menerangi praktek dengan
prinsip-prinsip masuk akal, sehingga seorang praktisi tidak melenceng dalam pemecahan
masalah agar mengarah ke praktik yang sehat semata-mata untuk kemajuan profesi
akuntansi dalam memenuhi tuntutan perkembangan dunia bisnis.
Taktik cerdik memang memadai untuk menangani masalah sederhana tetapi pada
masalah-masalah yang kompleks dan berimplikasi luas, seorang praktisi harus bergantung
pada kearifan (wisdoms) dan tilikan (insights) yang terkandung alam teori yang sehat.
Pengetahuan tentang teori akan mengembangi keterbatasan pengalaman dan
kepentingan praktis. Dengan teori, orang akan melihat masalah dengan perspektif yang
lebih luas dan bebas dari hal-hal teknis atau rinci.
Pemecahan masalah akuntansi dengan taktik cerdik atas dasar pengalaman saja dapat
disamakan dengan pemecahan masalah secara coba-coba atau coba dan ralat (trial and
error). Hal ini akan berdampak terhambatnya kemajuan profesi.
2. Eugene H. Flegm, Deputy Assisstant Comptroller di General Motors Corpoeation, sangat
kritis terhadap dominasi akuntan publik saat ini. Ia mengingatkan pembacanya bahwa
akuntansi "pada hakikatnya berevolusi sebagai akuntansi manajerial." Akuntansi
adalah, ujarnya, "suatu seni kuno, yang berkembang dari adananya kebutuhan dasar
akan suatu sistim pembukuan dan analisis transaksi yang teratur, dan bukan sebagai
bagian dari pencarian definisi kekayaan dan nilai intrinsik oleh para ahli ekonomi.
Adalah sangat penting untuk selalu mengingat awal kejadian ini."
Diminta:
1. Apakah Anda setuju dengan penafsiran Mr. Flegm mengenai catatan historis ini?
Berikan argumentasi Anda mengapa para akuntan manajemen merasa catatan
historis itu demikian penting.

Jawaban : kurang setuju , memang benar pada mulanya dinyatakan bahwa akuntansi
adalah seni (art) mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas atas peristiwa atau kejadian
yang dilakukan sedemikian rupa dalam bentuk uang, atau paling tidak sifat keuangan dan
menginterprestasikan hasilnya dalam laporan keuangan, Teori ini menganggap akuntansi
sebagai kegiatan pencatatan transaksi suatu perusahaan. Hal ini didasarkan pada
anggapan konservatisme, objektivitas, konsistensi dan observasi tindakan akuntan masa
lalu. Catatan ini merupakan gambaran terhadap kegiatan manajemen dalam mengelola
kekayaannya secara teratur sesuai dengan ketentuan atau prinsip akuntansi yang
berlaku umum , Catatan historis ini sangat penting bagi para pemakainya dalam
menganalisa dan membuat keputusan, baik bagi manajemen perusahaan itu sendiri
maupun bagi pihak eksternal.
Kelebihan Historical cost:
1. Historical cost relevan dalam membuat keputusan ekonomi.
2. Historical cost berdasarkan pada transaksi yang sesungguhnya, tidak pada
kemungkinan.
3. Selama sejarah, laporan keuangan yang menggunakan historical cost sangat berguna.
4. Pengertian terbaik mengenai konsep keuntungan adalah kelebihan dari harga jual dari
historical cost.
5. Akuntan harus menjaga integritas datanya dari modifikasi internal.
6. Seberapa bergunanya laporan keuangan tergantung dari current cost atau exit price.
Perubahan dalam harga pasar dapat diungkapkan sebagai data tambahan.Terjadi
ketidakcukupan data dalam membenarkan penolakan historical cost accounting .
Kelemahan historical cost antara lain:
1. Adanya pembebanan biaya yang terlalu kecil karena pendapatan untuk suatu hal
tertentu pada saat tertentu akan dibebani biaya yang didasarkan pada suatu nilai
uang yang telah ditetapkan beberapa periode yang lalu pada saat pencatatan
terjadinya biaya tersebut.
2. Nilai aset yang dicatat dalam neraca akan mempunyai nilai yang lebih rendah apabila
dibandingkan dengan perkembangan harga daya beli uang terakhir. Di samping itu
juga terjadi perubahan-perubahan kurs yang cepat atas aset dan pasiva dalam valuta
asing yang dikuasai persahaan sehingga mengalami kesulitan dalam perhitungan
selisih kurs yang tepat.
3. Alokasi biaya untuk depresiasi, amortisasi akan dibebankan terlalu kecil dan
mengakibatkan laba dihitung terlalu besar.
4. Laba/rugi yang terjadi yang dihasilkan oleh perhitungan laba/rugi yang didasarkan
pada asumsi adanya stable monetary unit tersebut tidaklah riil apabila diukur dengan
perkembangan daya beli uang yang sedang berlangsung.
5. Perusahaan tidak akan memperahankan real-capital-nya dan ada kecenderungan
terjadinya kanibalisme terhadap modal sehubungan dengan pembayaran pajak
perseroan dan pembagian laba yang lebih besar daripada semestinya.
6. Menyalahi mathematical principle karena berbagai himpunan yang tidak sama
dijumlahkan menjadi satu.
Di samping hal-hal di atas akan timbul kesulitan-kesulitan bagi manajemen
perusahaan apabila harus mendasarkan pada laporan akuntansi yang disusun atas
dasar asumsi adanya stable monetary unit
tetapi dalam perkembangannya akuntansi sebagai Bahasa yaitu Akuntansi sering
dianggap sebagai media atau sarana bahasa untuk menyampaikan informasi karena
manajemen harus mengkomunikasikan informasi yang diperoleh dan diolahnya kepada
pihak lain, seperti pemegang saham, investor, pelanggan maupun pemerintah. Sehingga
akuntansi tersebut memiliki simbol dan tata aturan tertentu secara sistem, Akuntansi
sebagai politik antar perusahaan yaitu sistem akuntansi merefleksikan dan mendukung
nilai-nilai dan kebutuhan kelompok tertentu dan informasi akuntansi dirancang dan
digunakan sebagai sumber untuk membuat kebijakan perusahaan, khususnya dalam
proses pengambilan keputusan. Misalnya perusahaan menggunakan anggaran dalam
laporan eksternal sebagai dasar kebijakan perusahaan, Penentuan standar akuntansi
adalah proses politik yaitu teori ini seringkali pemerintah melobi pembuat standar
(standard setting body) dengan maksud agar standar akuntansi yang dirancang dan
dihasilkan dapat melayani dan menguntungkan kebutuhannya, Akuntansi sebagai
mitologi Teori ini menganggap sistem akuntansi sebagai sumber-sumber yang bersifat
sosial untuk mempertahankan mitos rasionalisasi. Dengan demikian, akuntansi akan
digunakan sebagai alat untuk kepentingan justifikasi, rasionalisasi dan legitimasi
keputusan yang akhirnya melayani kepentingan individu lainnya, Akuntansi sebagai
sistem informasi komunikasi dan keputusan Teori ini memandang akuntansi sebagai
sesuatu yang berorientasi tindakan seperti mengkomunikasikan pengaruh inflasi
terhadap kebutuhan para pemakai dan pengaruh inflasi terhadap perilaku manajer dan
investor dalam mengambil keputusan ekonomi.
3. Gambarkan bagan Hirarki Kualitas Akuntansi

PENJELASAN GAMBAR HIRARKI KUALITAS AKUNTANSI


1. Manfaat dan Biaya : Keseimbangan antara biaya dan manfaat merupakan kendala yang
pervasif dari karakteristik kualitatif. Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya
melebihi biaya penyusunannya.
2. Relevan : informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang dapat mempengaruhi
keputusan pengguna dengan membantunya dalam mengevaluasi kejadian di masa lalu
dan masa kini, atau meramalkan masa depan, serta mengoreksi atas hasil evaluasi di
masa lalu.
a. nilai peramalan : adalah nilai perkiraan dari informasi-informasi sebelumnya untuk
memberikan prediksi di masa yang akan datang.
b. nilai umpan balik (feedback value) adalah suatu alat bantu laporan keuangan dari umpan
balik kejadian masa lalu yang membantu dalam mengkonfirmasi atau memperbaiki
perkiraan sebelumnya.
c. tepat waktu : informasi yang disajikan tepat waktu maka akan berguna serta
mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
3. Keandalan : kualitas informasi yang menjamin bahwa informasi secara wajar bebas dari
kesalahan dan bias dan secara jujur menyajikan apa yang di maksudkan untuk
dinyatakan.
a. Disajikan Secara Jujur : angka-angka dan penjelasan dalam laporan keuangan mewakili
apa yang benar-benar ada dan terjadi.
b. Dapat Diverifikasi (verifiability) : Informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para
pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
c. Netralitas : Informasi laporan keuangan akan mengarah pada kebutuhan umum dan
tidak berpihak kepada pihak tertentu.
4. Dapat dibandingkan : Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat
dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri
(perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode
yang berbeda (perbandingan vertikal).
5. Dapat dimengerti : Informasi akuntansi dapat dimengerti oleh pemakai bila dinyatakan
dalam bentuk dan istilah yang sesuai dengan tingkat pengetahuan pemakai.
6. Materialitas : Informasi dipandang material apabila kesalahan dalam mencatat informasi
tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar
laporan keuangan.
4. Jelaskan implikasi teori portopolio bagi investor
Jawaban :
Dalam pembentukan portofolio, investor berusaha memaksimalkan pengembalian yang
diharapkan dari investasi dengan tingkat resiko tertentu yang dapat diterima. Portofolio
yang dapat mencapai tujuan diatas disebut dengan portofolio efisien. Untuk membentuk
portofolio yang efisien, perlu dibuat beberapa asumsi mengenai perilaku investor dalam
membuat keputusan investasi. Asumsi yang wajar adalah investor cenderung
menghindari resiko (risk averse). Investor penghindar resiko adalah investor yang jika
dihadapkan pada dua investasi dengan pengembalian diharapkan yang sama dan resiko
berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan tingkat resiko yang lebih rendah. Jika
investor memiliki beberapa pilihan portofolio yang efisien, maka portofolio yang paling
optimal akan dipilihnya.
manajemen portofolio dapat diartikan sebagai proses, yaitu proses:
1. Pengidentifikasian tujuan, hambatan, dan kemauan oleh masing-masing investor. Hal
tersebut mengarah pada pernyataan kebijakan secara eksplisit yang digunakan
sebagai panduan dalam proses memanage uang.
2. Ekspektasi pasar modal terhadap perekonomian, industry dan sector-sektornya,
sekuritas individu yang menjadi pertimbangan dan dikuantifisir
3. Penerapan dan pengembangan strategi. Proses ini meliputi alokasi aset, optimasi
portofolio, dan pemilihan sekuritas
4. Pemonitoran factor-faktor portofolio dan respon yang dibuat ketika terjadi
perubahan tujuan investor, hambatan dan atau ekspektasi pasar
5. Penyeimbangan portofolio sesuai dengan keperluan dengan cara mengulang alokasi
aset, strategi portofolio dan langkah-langkah pemilihan sekuritas
6. Penilaian kinerja portofolio yang diukur dan diebaluasi untuk memastikan
pencapaian tujuan investor
Implikasi proses manajemen portofolio terhadap:
1. Investor individu: Perbedaan profil keuangan dari masing-masing individu dan
terkadang dipengaruhi oleh kebijakan atau faktor-faktor unik tergantung dari
individunya, maka dampaknya terhadap pilihan investasi disebut dengan self
imposed constraints.
2. Investor institusi: Sehubungan dengan meningkatnya kompleksitas pengelolaan
risiko institusi, maka penentuan kebijakan menjadi hal yang penting. Karena dengan
menentukan kebijakan yang tepat maka akan dapat mencapai tujuan yang
diinginkan, tingkat toleransi terhadap risiko, hambatan yang muncul ketika
berinvestasi dan bagaimana pilihan portofolio yang dilakukan.
Hubungan antara risiko yang diterima dan pengembalian yang diharapkan
merupakan dasar bagi keputusan pinjaman dan investasi modern. Makin besar risiko
atas investasi atau pinjaman, makin besar tingkat pengembalian yang diinginkan
untuk menutup risiko tersebut. Dalam mengevaluasi kinerja suatu portofolio dalam
hal tingkat risiko dan tingkat pengembaliannya, ada beberapa teknik atau ukuran
yang biasa digunakan, yaitu:
Treynor’s Measure (T),Sharpe’s Measure (S),Jensen’s Measure (),Information Ratio
(IR) atau Rasio Penilaian (Appraisal Ratio).
Formulasi Kebijakan Investasi
Bagaimana memformulasikan kebijakan investasi baik bagi investor individu maupun
institusi dengan pendekatan sebagai berikut:
1. Tujuan. Menentukan tujuan utama dari portofolio dengan mempertimbangkan
tingkat pengembalian dan toleransi terhadap risiko
2. Mengidentifikasi Hambatan dan Pilihan
Detail dari hambatan dan pilhan yang ada tergantung pada portofolio yang hendak
diambil karena terkait dengan jaminan, diuraikan sebagai berikut:
1. Likuiditas –>Kebutuhan likuiditas terkait dengan aset yang bisa yang bisa jual tanpa
perubahan yang dratis dalam penetapan harganya. Biasanya setara kas (sekuritas
pasar uang) memiliki likuiditas tinggi dan biasanya mudah dijual dengan harga
mendekati face value. Banyak saham yang memiliki likuiditas bagus tapi ketika dijual
baru akan menunjukkan seberapa besar penilaian pasar
2. Jangka waktu –>Investor perlu mempertimbangkan berapa lama ia akan berinvestasi
karena terkait dengan kebijakan yang akan diambil dan perencanaan yang akan
dilakukan
3. Hukum dan Peraturan –>Investor akan berhubungan dengan hukum dan aturan yang
berlaku dinegara tertentu
4. Pajak –>Perlu mempertimbangkan pajak karena akan berdampak pada program
investasi yang akan dilakukan terutama untuk investor institusi.
5. Pilihan unik dan ruang lingkup –>Ada hal-hal tertentu yang akan dihadapi oleh
investor ketika melakukan pilihan tertentu dan berinvestasi dengan menggunakan
kategori aset atau aset spesifik.
Pengembangan Dan Penerapan Strategi Investasi
Proses pembentukan portofolio dapat diilustrasikan sebagai berikut:
1. Tentukan saham atau efek mana yang tersedia untuk pembentukan portofolio
2. Manfaatkan prosedur yang optimal dalam memilih sekuritas dan tentuka bobot
portofolio dengan saham yang dipilih
Monitoring dan Penyesuaian Portofolio
Aktivitas monitoring dan penyesuaian portofolio dapat dilakukan dengan cara:
1. Memonitor kondisi pasar –>Kondisi pasar perlu dimonitor karena situasi pasar sangat
dinamis dan berdampak pada harga saham dan pendapatan yang diperoleh
2. Perubahan kondisi investor, meliputi:
 Perubahan kekayaan
 Perubahan jangka waktu investasi
 Perubahan syarat tingkat likuiditas
 Perubahan ruang lingkup pajak
 Perubahan hukum dan aturan yang berlaku
 Perubahan kebutuhan khusus dan kondisi investor
Investor melakukan pemonitoran digunakan untuk melakukan penyesuaian terhadap
portofolionya.
5. Berikan sebuah contoh situasi prinsipal-agen. Jelaskan bagaimana prinsipal memilih suatu
sistim informasi untuk digunakan agen

Jawaban :
Teori keagenan atau teori agensi adalah teori yang menjelaskan tentang hubungan kerja
antara pemilik perusahaan (pemegang saham) dan manajemen. Manajemen adalah AGEN.
Ditunjuk oleh pemegang saham (prinsipal). Diberi tugas dan kewenangan untuk mengelola
perusahaan. Atas nama pemegang saham. Teori keagenan atau teori agensi muncul ketika
pemegang saham mempekerjakan pihak lain. Untuk mengelola perusahaannya. Teori agensi
melakukan pemisahan terhadap pemegang saham (prinsipal) dengan manajemen (agen).
Meskipun prinsipal adalah pihak yang memberikan wewenang kepada agen, namun prinsipal
tidak boleh mencampuri urusan teknis dalam operasi perusahaan. Urusan keduanya: terpisah.
Tidak tercampur. Contoh teori agensi dalam kehidupan sehari hari: seorang pengusaha
warnet yang tidak bisa mengelola dan menjaga warnet yang dimiliki karena kesibukannya.
Pemilik warnet (disebut prinsipal) kemudian menyuruh orang lain untuk mengelola
warnetnya. Menjaganya siang malam. Orang yang ditunjuk adalah bertindak sebagai AGEN
dari pemiilik warnet
Sebagai orang yang disuruh. Agen punya kewenangan mengelola warnet. Agen akan
mendapatkan imbalan (gaji). Dan dia harus bertanggung jawab kepada pemilik warnetnya.
Atau bosnya. Lalu apa menariknya hubungan agen dan prinsipal sampai harus ada teori agensi
? Itukan hanya hubungan kerja semata? Atasan dan bawahan. Masalahnya ini: setiap
hubungan, potensi masalah akan selalu ada. Hubungan apapun itu. Termasuk hubungan agen
dan prinsipal itu. Terlebih diperusahaan skala besar. Bahkan ini: muncul biaya yang harus
dikeluarkan hanya untuk mengawasinya. Teori agensi berfungsi untuk menganalisa dan
menemukan solusi terhadap masalah masalah yang ada dalam hubungan keagenan antara
manajemen dan pemegang saham. Pada tingkat usaha yang masih kecil, seperti usaha warnet
tadi, pemilik masih bisa mengelola sendiri warnet yang dia miliki, kalaupun harus menyusun
"agen" untuk menjaganya, pengawasannya masih mudah. Yang mengelola warnet mungkin
maksimal hanya 2 orang. Mengawasi 2 orang tersebut masih gampang walaupun ada potensi
konflik, kecurangan dan yang lainnya yang bisa merugikan. Bagaimana jika skala usaha yang
lebih besar, masif, ada jutaan kegiatan yang dilakukan dan terdiri dari banyak komponen dan
sistem yang rumit seperti perusahaan besar ?
Cara mengawasinya lebih susah. Potensi adanya masalah kian besar. Bahkan perlu biaya hanya
untuk mengawasi agen tersebut

Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengatasi atau lebih tepatnya meminimalkan
konflik kepentingan yang terjadi antara prinsipal dan agen, seperti yang diutarakan oleh
Bathala(1994):
1. Menyamakan kepentingan manajemen
2. Pengawasan Good corporate governance (GCG)
3. Pemberian reward dan punishment (penghargaan dan hukuman)
4. Utang sebagai sumber pendanaan perusahaan
5. Intervensi langsung oleh pemegang saham
6. Meningkatkan kepemilikan saham oleh institusi

Anda mungkin juga menyukai