Anda di halaman 1dari 2

Jadi, dalam sejarah pembentukan GNB, Kata “Non-Blok” sendiri diperkenalkan pertama kali oleh

Perdana Menteri India Nehru dalam pidatonya tahun 1954 di Konferensi Colombo, Sri Lanka. (Konferensi
kolombo sendiri adalah tahap perencanaan KAA). Dalam pidato itu, Nehru menjelaskan lima pilar yang
dapat digunakan sebagai pedoman untuk membentuk relasi yang disebut dengan Panchsheel (lima
pengendali). Prinsip ini kemudian digunakan sebagai basis dari Gerakan Non-Blok. ((Saling menghormati
integritas teritorial dan kedaulatan, Perjanjian non-agresi, Tidak mengintervensi urusan dalam negeri
negara lain, Kesetaraan dan keuntungan bersama, Menjaga perdamaian))

Momen penting dalam pembentukan GNB selanjutnya adalah Adanya “Dokumen Brioni” yang
merupakan pernyataan dari presiden Josep Broz Tito (Yugoslavia). Perdana Menteri Jawaharlal Nehru
(India), dan Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir) tahun 1956 di Pulau Brioni, Yugoslavia. Dokumen
tersebut memuat prinsip-prinsip dasar untuk mempersatukan gerakan NonBlok.

Selanjutnya, pada sidang majelis umum pbb ke 15 tahun 1960, di hadapan perwakilan negara2, presiden
Ir. Soekarno menyampaikan sebuah Pidato yang berjudul “To build the new world anew” yang berarti
“membangun dunia kembali”. Inti dari pidato berdurasi 1,5 jam ini adalah soekarno menjabarkan kelima
sila Pancasila dan menawarkan gagasan Pancasila untuk menjadi Philosopische Groundslagh dalam
kehidupan antar bangsa-bangsa, menyingkirkan konsepsi seperti Kolonialisme dan Imperialisme yang
terus membut kerusakan di muka bumi.

Selain itu, Ir. Soekarno mengusulkan pemindahan markas besar pbb yang saat itu ada di amerika serikat.
Soekarno menilai Bahwasanya kedudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa berada dalam wilayah salah satu
negara yang terkemuka dalam Perang Dingin, berarti Perang Dingin telah merembes bahkan sampai
kepekerjaan dan administrasi serta rumah-tangga pbb. Sedemikian luasnya perembesan itu, sehingga
hadirnya pemimpin sesuatu bangsa yang besar dalam sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa ini saja sudah
menjadi persoalan Perang Dingin dan senjata Perang Dingin, serta alat untuk mempertajam cara
kehidupan yang berbahaya serta yang sia-sia itu.

Ir soekarno menawarka wilayah Asia atau Afrika yang netral (non blok) untuk dapat ditempati sbg
markas besar pbb.

Karena pidato bung karno tersebut menekankan bahwa asia dan afrika adalah negara yg netral, muncul
reaksi dari perwakilan India, Mesir, dan Yugoslavia. Mereka menilai Indonesia sejalan dengan. Akhirnya,
Mereka pun mengundang Indonesia ke pertemuan negara-negara non blok di kairo, mesir untuk
membahas lebih lanjut ttg gerakan non blok. Kenapa kok mesti india, mesir, dan Yugoslavia?

Nah, walaupun memiliki ideology yg berbeda (indo=Pancasila, india=demok liberal, mesir=islam,


Yugoslavia=sosialisme) tapi mereka memiliki semangat dan komitmen yang sama, yaitu semangat
menghapuskan kolonialisme dan imperialism serta komitmen untuk tidak memihak blok manapun.
Sekedar informasi saja, Yugoslavia itu bukan negara asia ataupun afrika, tetapi satu2nya negara eropa yg
selama perang dingin memutuskan untuk tdk memihak blok manapun. Bahkan, dulunya Yugoslavia itu
adalah bagian dari Unisoviet. Tapi pada tahun 1940an, uni soviet dan Yugoslavia pecah, kenapa kok yugo
ga ndukung uni soviet aja? Ya karena pecahnya uni soviet dan yugo itu krn perselisihan, akibatnya
pemimpin yugo, Broz Tito memunggungi blok timur yg komunis, tp juga ga mungkin memihak blok
barat.
Hasil dari pertemuan negara negara non blok di kairo adalah KTT I GNB di Beograd, Yugoslavia pada
tanggal 1-6 september 1961. Dihadiri oleh 25 kepala negara dan pemerintahan. Dalam konferensi ini,
tiap delegasi yg hadir saling bertukar pandangan mengenai maalah internasional untuk mencapai
perdamaian dunia. Sejak konferensi inilah, GNB secara resmi lahir dalam tataran hubungan
internasional.

Anda mungkin juga menyukai