Anda di halaman 1dari 3

Menguji Hipotesis Oparin dan Haldane

Alexander Oparin dan JBS Haldane mencetuskan teori “sup primordial”, asal mula kehidupan
yang terjadi di laut, yaitu dari molekul anorganik menjadi molekul organic sederhana. Tapi
orang-orang saintis itu penuh dengan “Ah aku ga percaya, aku perlu bukti” mengingat bahwa
teori adalah pendapat dari ilmuwan yang bersangkutan, belum ada pembuktiannya. Nah karena
inilah Stanley Miller x Harold Urey mencoba membuktikannya. Gimana caranya?
Menyimulasikan keadaan bumi purba
Kedua ilmuwan ini menyimulasikan alat percobaannya dengan keadaan bumi purba/4 milyar
tahun yang lalu.
Hipotesis
Sebelum memulai sebuah percobaan, ilmuwan selalu bikin hipotesis dulu/dugaan awal. Contoh
molekul organic sederhana : asam amino, basa purin, karbohidrat, asam lemak, dsb.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

C, H, O, dan N merupakan unsur utama penyusun sel makhluk hidup.


Stanley Miller bersama Harold Urey melakukan percobaan menggunakan alat yang
mengkondisikan keadaan atmosfer bumi purba. Dari perobaan tersebut gas - gas anorganik
seperti air, metana, amonia, dan hidrogen dengan bantuan percikan listrik sebagai pengganti
halilintar dapat membentuk asam amino. Berdasarkan hasil tersebut Miller dan Urey
menyimpulkan bahwa C, H, O, dan N merupakan unsur utama penyusun sel makhluk hidup.
Satuan- satuan kompleks didalam sistem kehidupan dapat terbentuk dalam kondisi
abiotik.
Karena dalam percobaan tsb, molekul anorganik dapat berubah menjadi molekul organic
sederhana di dalam kondisi lingkungan yang tidak hidup. Dari air laut, atmosfir beserta reaksi
kimia dan fisika nya yang mana tidak melibatkan makhluk hidup manusia, hewan, tumbuhan
sekalipun. Ya memang kan, karena dulu masih belum ada kehidupan.

Yang namanya “sains” selalu mengkritisi dirinya sendiri. Sebaik-baiknya percobaan yang
dilakukan oleh seorang ilmuwan, pasti ada saja kritik atas hasil percobaan tsb. Termasuk kritik
thd hasil percobaan dari Miller ini. Kritik ini berisi kelemahan yang dicetuskan oleh ilmuwan
lain yg berbeda sudut pandang.
Terbentuk banyak asam organik yang bersifat merusak struktur dan fungsi makhluk
hidup.
1) Dengan menggunakan mekanisme yang disebut “perangkap dingin”, Miller memisahkan
molekul-molekul asam amino dari lingkungan, segera setelah terbentuk. Andai ia tidak
melakukannya, keadaan lingkungan tempat asam amino terbentuk/sumber energi akan segera
merusak molekul-molekul tersebut.
Tidak diragukan, mekanisme pemisahan sengaja seperti ini tidaklah ada pada bumi purba.
Padahal, tanpa mekanisme seperti ini, sekalipun satu saja asam amino didapatkan, molekul
tersebut akan cepat menjadi rusak. Dan benar adanya, dalam percobaan-percobaan sebelumnya,
Miller tidak mampu membuat satu pun asam amino dari bahan-bahan yang sama tanpa
mekanisme perangkap dingin.

2) Atmosfer purba yang Miller coba tiru dalam percobaannya tidaklah sesuai dengan kenyataan.
Di tahun 1980-an, para ilmuwan sepakat bahwa seharusnya gas nitrogen dan karbon
dioksidalah yang digunakan dalam lingkungan buatan itu dan bukan metana serta
amonia. Lalu, kenapa Miller bersikukuh menggunakan gas-gas ini? Jawabannya sederhana:
tanpa amonia, mustahil membuat asam amino apa pun

3- Satu hal penting lain yang menggugurkan percobaan Miller adalah tersedianya cukup
oksigen yang mampu merusak seluruh asam amino di atmosfer ketika molekul ini diyakini
telah terbentuk. Kenyataan ini, yang diabaikan oleh Miller, diungkap oleh sisa-sisa besi
teroksidasi yang ditemukan di bebatuan yang diperkirakan berusia 3,5 miliar tahun.

4) Di akhir percobaan Miller, terbentuk pula banyak asam organik yang bersifat merusak struktur
dan fungsi makhluk hidup. Jika saja asam-asam amino tidak dipisahkan, dan dibiarkan pada
lingkungan yang sama bersama zat-zat kimia ini, maka perusakan atau perubahan asam-asam
amino menjadi senyawa-senyawa lain melalui berbagai reaksi kimia takkan terhindarkan.

5) Percobaan Miller juga menghasilkan asam-asam amino dekstro. Dihasilkannya asam-asam


amino jenis ini dengan sendirinya menggugurkan teori tersebut, sebab asam amino dekstro tidak
dapat digunakan bagi pembentukan makhluk hidup. Kesimpulannya, lingkungan yang
menjadikan terbentuknya asam amino pada percobaan Miller tidaklah sesuai untuk kehidupan.
Pada kenyataannya, medium ini berwujud campuran asam yang merusak dan mengoksidasi
molekul-molekul berguna yang dihasilkan.

Dianggap hanya sebuah eksperimen laboratorium yang terkontrol dan terarah untuk
mensintesis asam amino.
Semua fakta ini menunjukkan pada satu kebenaran nyata: percobaan Miller tidak dapat
membuktikan bahwa makhluk hidup terbentuk dengan sendirinya tanpa sengaja karena pengaruh
lingkungan menyerupai bumi purba. Keseluruhan percobaan itu tak lebih dari sekedar percobaan
laboratorium yang terkendali untuk membuat asam-asam amino. Kenyataannya, dengan
percobaannya, Miller menghancurkan pernyataan evolusi bahwa “kehidupan terbentuk akibat
peristiwa-peristiwa tak disengaja.” Sebab, jika percobaan itu dianggap membuktikan sesuatu,
maka itu adalah bahwa asam amino hanya dapat terbentuk di lingkungan laboratorium yang
terkendali di mana semua kondisinya secara khusus dirancang melalui campur tangan sengaja.
Namun, hingga kini masalah utama tentang asal-usul kehidupan tetap merupakan rahasia alam
yang belum terjawab. Hasil yang mereka buktikan barulah mengetahui terbentuknya senyawa
organik secara bertahap, yakni dimulai dari bereaksinya gas-gas diatmosfer purba dengan energi
listrik halilintar. Selanjutnya semua senyawa tersebut bereaksi membentuk senyawa yang lebih
kompleks dan terkurung di lautan. Akhirnay membentuk senyawa yang merupakan komponen
sel.

Anda mungkin juga menyukai