Anda di halaman 1dari 25

KIMIA DASAR I

BAB I

PENGERTIAN DASAR & SATUAN PENGUKURAN

Disusun Oleh :

MUHAMMAD FIKRANO

073001300108

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2018
BAB I
ILMU KIMIA

1.1 Pengertian Dasar

Apakah Anda pernah atau tidak mempelajari ilmu kimia, kesimpulannya

bukan suatu hal yang mengherankan bahwa ilmu kimia adalah ilmu mengenai

bahan kimia. Bahan kimia bukan merupakan bahan abstrak yang mematikan

dan perlu ditakuti. Bahan kimia termasuk semua bahan-bahan yang sehari-hari

kita pegang, lihat dan cium baunya. Badan kita terdiri dan bahan kimia,

demikian juga segala sesuatu yang ada di seke1iling kita termasuk buku ini dan

udara yang saudara hirup bahan kimia berada di mana-mana. Kenyataannya,

satu-satunya tempat yang tidak dijumpai bahan kimia ada1ah di tempat

vaicum/hampa.

Kebanyakan bahan kimia terjadi secara alamiah di bumi di sekeliling kita atau

dihasilkan oleh benda hidup, termasuk binatang dan tumbuh-tumbuhan. Batu-

batuan dan pasak,besi, emas,perak dan tembaga; katun dan wol; gula dan

garam. Semuanya ini merupakan beberapa contoh bahan yang terdiri dari

bahan- bahan kimia yang digunakan manusia sejak dahulu kala untuk membuat

tempat bernaung, pakaian dan makanan.

Sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan, ditemukan banyak bahan-bahan

kimia dari alam yag bermanfaat dan sangat penting secara ekonomis dapat

dibuat dimulai dari bahan-bahan baku yang lebih murah dan dengan
demikianlah caranya industry kimia mulai berkembang. Terutama dalam abad

ini , ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengembangkan cara-cara membuat

bahan kimia yang baru yang sebelumnya belum pernah ada dibumi. Sebagai

contoh adalah nilon dan plastic polyester yang digunakan untuk katun dan wol.

Sekarang, sejumlah bahan kimia sintetik digunakan dalam bidang obat-

obatan,industry, dan sejumlah keperluan rumah tangga dan sangat sulit

dibayangkan bagaimana hidup ini tanpa bahan kimia tersebut.

Di samping keuntungan-keuntungan yang telah diperoleh dari ilmu kimia,

kita ingin mengetahui lebih banyak tentang masalah-masalah yang

disebabkannya. Sangat sering kita mendengar mengenai sisa sampah atau

bahan-bahan kimia dalam makanan yang beracun dan lingkungan yang

berpotensi sebagai penyebab kanker.oleh sebab itu, diantara masalah-masalah

yang disebabkan oleh ilmu kimia dan teknologi adalah menciptakan cara-cara

untuk mengontrol dan mengelola limbah yang menyertai produksi dan

penggunaan bahan-bahan yang baru berharga ini.

1.1.1 Ilmu pengetahuan tentang kimia

Ilmu pengetahuan tentang kimia adalah ilmu yang mencakup sejumlah aspek

mengenai bahan-bahan kimia. Ahli kiia mengajukan pertanyaan seperti “bahan-

bahan kimia terdiri dari apa?” dan “bagaimana karakteristik dan sifat-sifat

bahan kimia ditentukan oleh komposisinya?”

Memang bagian paling penting dalam mempelajari ilmu kimia adalah

mempelajari reaksi kimia, perubahan yang terjadi bila senyawa kimia


berinteraksi membentuk senyawa baru yang berbeda. Reaksi kimia merupakan

suatu hal yang sanagat menakjubkan untuk diteliti dan merupakan bagian yang

menyenangkan dari ilmu kimia untuk memperhatikan terjadinya reaksi kimia.

Mari kita perhatikan betapa menariknya perubahan-perubahan sifat suatu bahan

kimia bila terjadi suatu reaksi kimia.

Perhatikan zat yang diperlihatkan pada gambar 1.1. gambar disebelah kiri

adalah natrium. Zat ini adalah suatu logam, sangat lunak dan dapat dpotong

dengan pisau. Natrium dapat bergabung dengan cepat dengan oksigen dan air

di udara da membentuk lapisan yang keras di bagian luar batang natrium

sebagai hasil reaksi yang terjadi. Jika diletakan dalam air,maka natrium akan

beraksi dengan sangat hebat dan meghasilkan gelembug-gelembung api gas

hydrogen dan suatu zat yang disebut natrium hidroksida (dikenal dengan nama

lindi atau larutan alkali) yang dapat merusak kulit. Oleh sebab itu,kontak antara

natrium dengan kuliat (yang sering terjadi) harus dihindarkan.

Foto di sebelah kanan pada gambar 1.1 memperlihatkan zat yang lain yaitu

klor. Zat ini merupakan gas yang berwarna kuning-hijau pucat yang juga sangat

merusak jaringan binatang. Bila gas klor terhirup dapat mengakibatkan

kerusakan pada paru-paru yag parah dan dapat menimbulkan kematian. Zat

kimia ini digunakan sebagai gas peras selama perang dunia 1.

Bila klor dan natrium dicampur, terjadi reaksi yang keras, sperti terlihat pada

gambar 1.2. sebagai hasil reaksinya natrium dan klor berubah menjadi zat yang

baru yang nama kimianya adalah natrium klorida, yang lebih dikenal oleh
masyarakat dengan nama garam dapur. Jika anda perhatika reaksi ini, maka

anda akan sangat kagum, disini kita akan mulai dengan zat kimia natrium dan

klor, dimana masing-masing zat tersebut dapat merusak tubuh. Tetapi bila

digabungkan menjadi satu, daya perusaknya akan hilang. Dalam hal ini kita

jumpai sifat dari suatu zat baru sebagai garam biasa, suatu zat kimia yang harus

ada dalam tubuh kita untuk melaksanakan salah satu fungsi tubuh.

Gambar 1.1
Natrium dan Klor
Gambar 1.2
Semua reaksi kimia, memperlihatikan perubahan-perubahan sifat yang menarik

seperti ini, meskipun perubaan tersebut tidak sampai sehebat reaksi antara

natrium dan klor. Meskipun demikian, meneliti perubahan-peubahan ini

merupakan suatu bagian yang penting dalam “melaksanakan reaksi kimia” di

laboratorium dan reaksi-reaksi ini merupakan suatu hal yang harus diperhatikan

dalam anda mempelajari ilmu kimia.

1.2 Metoda Ilmiah


Ilmu kimia, seperti saudara ketahui adalah merupakan suatu ilmu

pengetahuan. Secara umum bagi seorang ahli kimia, seperti ahli-ahli dibidang

lainnya, pendekatan secara filosofis untuk mempelajari alam disebut metoda

ilmiah (scientific method).

Sebetulnya, metoda ilmiah lebih dari hanya sekedar pernyataan resmi dan

langkah-langkah yang selalu kita lakukan untuk memecahkn msalah secara

logis. Perhatikan misalnya, bagaimana montir mobil berusaha memperbaiki

mobil yang tidak mau hidup mesinnnya bila di stater. Mula-mula, penyebab

yang jelas dari masalah ini dilokalisir dengan cara mengamati hasil dari suatu

atau beberapa percobaan. Selanjutnya bagian/alat apa yang diperkirakan

penyebabnya diganti atau dibetulkan dan kemudia dicoba lagi menghidupkan

mesin mobil tersebut, maka pekerjaan ini selesai. Jika tidak, maka dilakukan

percobaan lainnya,kemudian mengganti atau membetulkannya lagi sampai

akhrinya mobil terebut dapat berjalan kembali.


Bila kita memecahakan masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga akan

melaksanakan langkah-langkah yang hamper sama seperti contoh diatas. Oleh

sebab itu langkah pertama dalam metoda ilmu dapat disebut dengan penelitian

atau observasi. Hal ini merupakann tujuan dari eksperimen yang dibuat di

laboratorium dimana sifat-sifat dapat diteliti dalam keadaan terkntrol, jadi hasil

eksperimen itu dapat diulang atau ditiru kembali. Sejumlah informasi yang kita

peroleh disebut dengan data yang dapat dibagi menjadi data kualitatif dan data

kuantitatif. Penelitian kualitatif tidak mengandung angka didalam nya dan

sebliknya dengan kuantitatif.

Bila kita berhadapan dengan sejumlah besar informasi, maka biasanya kita

mulai mencari persamaan dan perbedaan dalam rangka usaha untuk mencapai

“gambaran yang lebih luas”. Demikian juga, bila hal seperti ini kita jumpai

dalam ilmu pengetahuan. Bila data telah terkumpul, kecendrungan dan rumus

apa yang dapat disimpulkan untuk digunakan membuat ringkasan dan

menyusun informasi, dengan demikian lebih mudah untuk memahaminya.

Dalam ilmu pengetahuan, pernyataan sebagi ringkasan kenyataan yang

diperoleh dari bermacam-macam eksperimen disebut suatu hokum (law) atau

kadang-kadang disebut hokum alam (natural law).

Salah satu pegertian, hukum menyajikan pengertian yang baik sekali dari

sekumpulan data dari mana hokum tersebut diciptakan. Tetapi hokum-hukum

yang ada jauh lebih beramanfaat dari pada sekedar pengertian di atas. Hukum

terbeut memungkinkan kita memperkirakan hasil yang akan terjadi pada


eksperimen yang akan dikerjakan. Misalnya para ahli kimia menemukan bahwa

bla metana (gas aam) dibakar membentuk karbon dioksida dan uap air, dua

volume oksigen yang selalu dibutuhkan untuk menghasilkan satu volume

metana, volue diukur pada temperatur dan tekanan yang sam. Pernyataan

sederhana ini merupakan hukum yang berkaitan dengan reaksi yang terjadi.

Kita dapat membuat perkiraan ini dengan suatu keyakinan, meskipun tidak

seorangpun pernah mengerjakan percobaan ini, sebab hukum yang kita

pergunakan adalah berdasarkan hasil bermacam-macam jumlah metana dan

oksigen.

Untuk mencapai suatu hukum yang dikeluarkan dalam bentuk pernyataan

yang sederhana membutuhkan waktu, seperti hasil yang baru saja dibicarakan,

mengenai reaksi metana dengan sejumah oksigen,tetapi lebih sering hukum ini

dinyatakan dalam bentuk persamaan. Misalnya dari hasil penelitian terbukti

bahwa daya tarik-menarik antara dua pertikel yang bermuatan listrik

berlawanan akan berkurang sesuai dengan bertambahnya jarak antara kedua

pertikel tersebut. Pernyataan ini lebih akurat ditulis dalam bentuk persamaan

sebagi hukum coulomb.

𝑞1𝑞2
F=𝑦 𝑟2
Dimana F adalah daya tarik-menarik,q1 dan q2 adalah muatan partikel, r

adalah jarak antara kedua pertikel, y adalah konstanta proporsional. Sejauh

manfaat hukum digunakan untuk memantapkan hasil sejumah besar percobaan

yang pernah dilakukan, hukum tidak menerangkan mengapa sifat tersebut

demikian adanya.ilmuwan, sebagai manusia (kecuali bila saudara pernah

mendengar hal-hal yang sebaliknya) tidak pernah puas dengan hanya

pernyataan yang sederhana sesuai dengan kenyataan yang ada dan ilmuwan

selalu berusaha untuk menerangkan hasil penelitian nya. Oleh sebab itu tingkat

kedua dalam metode ilmiah adalah menyampaikan penjelasan-penjelasan

tentatif atau hipotesa yang dapat dilakukan ujii-coba melalui eksperimen. Bila

hipotesa tiddak dapat dibutikan oleh percobaan yang dilakukan berulang ulang.

Maka para ilmuwan menciptakan teori-teori. Jadi, suatu teori adalah penjelasan

yang telah dilakukan uji-coba dari tingkah laku suatu sifat (nature). Teori selalu

digunakan sebagai petunjuk untuk eksperimen yang baru dan selalu di adakan

uji-coba. Bila suatu teori terbukti tidak benar maka teori tersebut sebaiknya

dibuang atau diganti yang baru atau sering juga terjadi modifikasi, sehingga

semua hasil pengamatan yang diperoleh dari penelitian sebelumnya ditampung.


Oleh sebab itu ilmu pengetahuan dapat berkembang dengan cara saling

memepengaruhi antara teori dan eksperimen.

Suatu hal yang perlu diingat tentang teori adalah bahwa teori tersebut jarang

dapat dibuktikan bahwa teori tersebut benar. Biasanya, yang paling baik kita

dapat lakukan adalah gagal mencari suatu penelitian yang tidak dapat

membuktikan suatu teori. Memang, hal ini bukan berarti bahwa suatu penelitian

tidak mungkin dilakukan , sehingga kita tidak akan pernah yakin bahwa suatu

teori itu benar. Hal ini selalu menimlkan keragu-raguan dan para ilmuwan harus

hati-hati untuk tidak bingung antar teori dengan kenyataan hasil penelitian.

Banyak sekali pada masa lalu teori-teori yang tidak benar diterima sebagai suatu

kenyataan dan akibatnya memperlambat kemjuan ilmu pengetahuan.

Meskipun metoda ilmiah dapat dianggap sebagi pendekatan yang sangat

“dipotong dan dikeringkan”, tetapi metoda ilmiah ini penting juga untuk

disadari bahwa banyak kemjuan yang sangat penting dalam ilmu pengetahuan,

misalnya penemuan radioaktif oleh Henri Becquerel dan penisilin oleh

Alexander Fleming, ditemukan secara kebetulan. Penemuan ini sebagian


memang ditemukan karena kebetulan, sebab para pelaksana terkait telah belajar

berpikir “secara ilmiah” dan mereka sadar bahwa mereka sedang malaksanakan

suatu penelitian yang baru dan sangat menarik. Suatu hal yang perlu juga

disadari bahwa banyak waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan

yang berhati-hati demi untuk kemajuan ilmu pengetahuan, tanpa

memperhatikan betapa “senangnya” saudara melaksanakan tugas tersebut.

1.3 Satuan Turunan/Satuan yang Menggunakan Satuan Dasar SI

Sepintas kelihatannya Si merupakan sistim satuan yang sangat terbatas,

kenyataannya banyak satuan kuantitas/jumlah yang belum ada. Misalnya untuk

luas area dan volume tidak ada dalam tabel 1.1. dalam SI, satuan untuk kuantitas

seperti ini muncul sebagai kombinasi yang cocok dari satuan dasar yang ada

dalam tabel tersebut dan disebut satuan turunan/satuan yang menggunakan

satuan dasar SI. Cara satuan dasar SI membentuk kombinasi tergantung dari

dimensi dari kuantitas yang diukur, misalnya jika saudara ingin mengukur luas

karpet segiempat, anda harus mengalikan panjang dengan lebar nya. Satuan

luas untuk benda ini merupakan hasil perkalian satuan untuk panjang dan satuan

untuk lebar. Bila panjang dan lebarnya dinyatakan dalam satuan SI yaitu

meter(m), maka luas dalam SI adalah meter persegi (m2).


Panjang x Lebar = Luas

m x m = m2

sama juga hal nya seperti ini untuk kecepatan yang merupakan perbandingan

jarak dengan waktu. Kecepatan dihitung berdasarkan jarak yang ditempuh

dibagi dengan waktu yang dibutuhkan. Oleh sebab itu satuan SI untuk

kecepatan adalah meter/detik atau m/s.

1.3.1 Bekerja dengan Satuan yang Lebih Besar atau Lebih Kecil

Sering, baiknya satuan dasar atau satuan turunan merupakan ukuran yang

kurang cocok untuk digunakan pada pengukuran biasa. Satuan SI untuk

isi/volume, misalnya adalah meter kubik (m3), yang lebih besar dari yard kubik.

Untuk menentukan volume yang biasa digunakan di laboratorium penggunaan

meter kubik agak janggal. Segelas air, misalnya berisi kira-kira 0,00025 m3 SI

memberikan jalan untuk masalah ini dengan menciptakan satuan yang lebih
besar atau lebih kecil dengan cara memodifikasi satuan dasar dengan faktor

desimal dan awalan. Daftar lengkap dari faktor desimal dan awalan ada pada

tabel 1.2. Pelajari bentuk apa yang tercantum dalam cetak tebal, sebab satuan

ini akan banyak saudara jumpai dalam buku ini.

Perhatikan bahwa faktor dalam tabel 1.2 ditunjukan dalam bentuk angka

dengan tanda pangkat. Penulisan angka seperti ini (yang juga disebut penulisan

secara ilmia –scientific notation) sering digunakan dalam pembahasan kita dan

diulang kembali pada lampiran A pada bagian akhir buku ini. Tabel 1.3

menunjukan bagaimana faktor-faktor ini digunakan dan bagaimana awalan

ditempatkan untuk memberi nama dari satuan yang telah dimodifikasi.


1.3.2 Satuan Pengukuran di Laboratorium

Dalam ilmu kimia pengukuran massa, panjang, volume dan temperatur

merupakan hal yang sangat penting dan rutin dilakukan. Satuan yang biasa

digunakan untuk ketiga besaran kuantitatif diatas berdasarkan gram (g), meter

(m), dan liter (l). gram sendiri, yang adalah satu perseribu SI berdasarkan satuan

kilogram, merupakan satuan ukuran yang paling banyak digunakan di

laboratorium. Untuk mengukur massa (yang akan dibahas lebih banyak dalam

seksi 1.5). meskipun meter lebi panjang dari yard, untuk pengukuran di

laboratorium kita gunakan satuan ukuran yang lebih kecil yaitu sentimeter dan

millimeter.

1 cm = 10-2 m

1 mm = 10-3 m

untuk lebih mudah mengingatnya, hubungannya dapat ditulis sebagai berikut

1 m = 100 cm

1 m = 1000 mm

Dengan demikian, ini berarti 1 cm = 10 mm.

Liter didefinisikan oleh SI sebagai 1 desimeter kubik, yang sama dengan

1000 sentimeter kubik (lihat gambar 1.4)

1 L = 1 dm3

1 L = 1000 cm3

Karena ada juga ukuran 1000mL dalam 1 liter, maka ukuran mililiter dan

sentimeter kubik adalah sama- keduanya adalah identik.


Temperatur.dalam ketentuan formal, temperatur adalah suatu jumlah yang

menunjukan arah panas mengalir secara spontan; panas selalu bergerak dari sesuatu

yang bertemperatur lebih tinggi ke sesuatu yang bertemperatur lebih rendah. Ketentuan

ini sesuai dengan pengalaman yang umumnya dijumpai hampir tidak ada gunanya dan

anda dapat dengan mudah mengingat sesuatu yang mana yang lebih panas dari lainnya.

Gambar 1.4
1 L = 1 dm = 1000 cm3 = 1000mL
3

Temperatur biasanya diukur dengan termometer (gambar 1.5) yang terdiri dari

tube yang mempunyai kapiler kecil yang dihubungkan pada satu ujungnya dengan bola

gelas berdinding tipis yang berisi sejumlah cairan (biasanya air raksa). Bila temperatur

bola kaca naik, cairan mengembang dan menekan cairan di kapiler sampai naik ke atas.

Kenaikan cairan yag ada dikapler sebanding dengan kenaikan temperatur.

Dua referensi temperatur yang dipilih untuk digunakan pada penandaan skala

termometer. Tinggi kolom air raksa diberi tanda setelah termometer ditera untuk kedua
temperatur dan jarak antara kedua tanda dibagi lagi menjadi beberapa unit derajat,

tergantung dari skala temperatur yang digunakan.

Referensi temepertaur yang digunakan untuk menentukan skala temperatur

yang umum digunakan adalah titik beku di titik didih air. Dipilihnya temperatur ini

hanya karena alasan praktis. Untuk setiap zat yang murni seperti air, hanya ada satu

temperatur (pada kondisi laboratorium pada umumnya) dimana kedua bentuk cair dan

padat dapat berada pada temperatur yang sama. Temperatur ini disebut titik beku atau

titik leleh (keduanya identik). Bila es diletakan dalam air dan diaduk, sebagian es akan

mencair sampai es yang tersisa dan cairan air mempunya temperatur yang sama. Bila

sejumlah panas dilepas, maka sebagian air akan membeku, tetapi sekali lagi,

temperatur tetap konstan. Karena campuran air dalam bentuk padat-cair dapat

mempertahankan temperatur yang konstan dapat direproduksi, maka para peneliti

mempunyai banyak waktu untuk membuat tanda yang tepat pada termometer. Sama

seperti ini juga, pada suatu temperatur tertentu, cairan yang murni selalu mendidih pada

suatu temperatur yang konstan yang dapat di reproduksi dan temperatur ini tidak

tergantung pada kecepatan panas yang disuplaike cairan tersebut. Jadi, titik didih juga

merupakan referensi temperatur yang menyenangkan.


Gambar 1.5
Termometer

Pada skala fahrenheit, yang biasa digunakan di Amerika Serikat, titik beku air

diberi tanda pada temperatur 32’F dan titik didih pada temperatur 212’F. Perbedaan

antara kedua temperatur tersebut adalah 180’F , jadi merupakan ukuran derajat

fahrenheit. Dalam ilmu pengetahuan skala yang digunakan adalah skala celcius(dulu

pernah disebut skala centigrade). Mungkin anda pernah mendengar penggunaan

temperatur skala celcius dari Tv atau lapaoran cuaca. Skala celcius ditentukan

berdasarkan 0’C sebagai titik beku air dan 100’C sebagai titik didih air. Ini berarti

100’c sama dengan 180’F, jadi derajat celcius hampir dua kali derajat fahrenheit.

Temperatur dalam derajat celcius t (‘C), sama dengan temperatur dalam derajat

Fahrenheit menurut persamaan.


Gambar 1.6
Perbandingan skala Temperatur

5
t(‘c) = 9 (𝑡(′𝑐 ) − 32)

Satuan temperatur SI adalah Kelvin (K). ukuran satuan derajat pada skala

Kelvin sam dengan skala celcius. Perbedaan antara keduanya adalah letak pada

titik 0. Pada skala Kelvin, air membeku pada suhu 273,15’K.

t(‘k) = t(‘c) + 273,15


sering kita butuhkan untuk menentukan temperatur ini dengan menggunakan

derajat yang hampir mendekati, jadi kita dapat menggunakan persamaan

berikut
t(‘k) = t(‘c) + 273
termometer tidak pernah ditentukan dalam bentuk derajat pada skala Kelvin,

jadi jika anda ingin mengetahui temperatur Kelvin, saudara harus tentukan

dahulu temperatur Celcius, kemudian tentukan temperatur kelvin sesuai gambar

1.6 memperlihatkan perbedaan dari ketiga temperatur.

Meskipun kita ingin menggunakan satuan yang baru disampaikan ini

untuk digunakan di laboratorium, adalah sangat membantu bila kita dapat

memperkirakan berapa besar masing-masing satuan tersebut. Tabel 1.4

memperlihatkan bagaimana kita menggunakannya dalam mengkonversi satuan

Amerika Serikat yang biasanya digunakan ke satuan SI.


1.4 Pengukuran dan Angka Berwarna

Bila kita mengukur, kita menjumpai angka dengan cara membacanya dari

skala yang digunakan untuk pengukuran benda tersebut. Oleh sebab itu,

hampir selalu kita berhadapan dengan beberapa keterbatasan mengenai arti

angka yang diperoleh. Sebagai ilustrasi, marilah kita ukur panjang suatu balok

kayu dengan menggunakan dua ukuran yang berbeda seperti terlihat pada

gambar 1.7.

Gambar 1.7
Pengukuran Balok kayu

Dengan menggunakan ukuran yang ada pada gambar 1.7a kita dapat

memperkirakan panjang balok kayu adalah 3,2 cm. perhatikan untuk

mencapai angka ini, kita terpaksa mengira-ngira digit kedua; kita harus

memutuskan apakah digit kedua (angka-2) dan untuk digit ketiga (angka ke-

3) sama sekali tidak diketahui. Kita akan menjumpai hal yang sama untuk

setiap objek lainnya yang panjangnya kita ukur dengan menggunakan

pengukur ini, jadi kita dapat mengatakan bahwa pengukuran dengan


menggunakan pengukur pada gambar 1.7a,kita tidak mengetahui secara pasti

besarnya angka selanjutnya setelah dua angka bilangan tersebut.

Bila angka yang diperoleh dtulis sebagai hasil pengukuran, maka selalu

dianggap, kecuali tertulis lain, hanya yang paling kanan yang tidak pasti. Dan

dapat juga dianggap bahwa setiap digit yang lebih jauh ke kanan tidak

diketahui dan semua digit lainnya yang ada di sebelah kiri dapat kita yakini

bahwa benar pasti.kita peroleh dari hasil pengukuran ini disebut bilangan

bermakna. Jadi pengukuran yang digambarkan pada 1.7a menghasilkan

bilangan dengan dua digit yang bermakna

Pada gambar 1.7b, kita lihat balok kayu yang sama diukur dengan

pengukur yang ukuran nya lebih terbagi. Sekarang kita lihat bahwa kedua

angka 3 dan 2 yakin benar dan kita mencoba menentukan besarnya digit

ketiga. Salah satu perkiraan panjang balok adalah 3,24 cm, meskipun ada juga

pengukur lain nya yg menganggap 3,23 atau 3,25 cm. Dalam hal ini kita telah

mempunya dua digit yang sudah pasti benar dan satu digit yang masih di

perkirakan, jadi kita telah malakukan pengukuran yang mengandung tiga digit

bermakna.

Hal yang penting mengenai bilangan yang bermakna ini adalah bahwa

angka ni menunjukan kepada kita pengukuran yang dapat dipercaya. Dalam

penentuan penjang sepotong kayu seperti yang telah diuraikan sebelumnya,

kita melihat ada dua harga yang berbeda, yang diperoleh dari dua hasil

pengukuan. Gerak hati kita mengatakan kepad kita bahwa kita lebih percaya
pada nilai dengan “bialngan bermakna” yang lebih besar. Rumus-rumus dan

teori yang dibuat dan berasal dari pengukuran kualitas dan kepercacyaan kita

menegenai hasil pengukurannya, berhubung langsung dengan kepercayaan

kita dari mana data tersebut berasal.

1.4.1 Ketepatan dan Keakuratan

Dalam uraian mengenai pengukuran kuantitas, kata-kata akurat dan tepat

sering digunakan. Kata ketepatan menunjukan berapa dekat persamaan

hasil pengukuran yang diperoleh dari jumlah yang sama. Misalnya, bila

beberapa orang ingin mengulangi pengukuran yang diperlihatkan pada

gambar 1.7a, maka harga yang diperoleh mungkin sedikit berbeda antara

satu dengan yang lainnya, perbedaannya kira-kira 0,1 cm. oleh sebab itu,

kita dapat mengatakan, panjang yang diukur dengan pegukur ini

mempunyai ketidaktepatan sebesar 0,1 cm, yag berarti setiap ukuran yang

diberikan dapat lebih besar 0,1 cm atau lebih ekcil 0,1 cm. biasanya hal ini

disebut ketidaktepatan nya kira-kira kurang lebih 0,1 cm. sebaliknya

pengulangan pengukuran dedngan menggunakan pengukur seperti pada

gambar 1.7b akan mengahasilkan suatu harga dengan ketidak tepaptan

sebesar kira-kira 0,01 cm, jadi ketidaktepatan pada pengukuran ini adalah

kira-kira 0,01 cm. pengukuran dengan menggunakan pengukur kedua

mempunyai nilai – ketidaktepatan lebih kecil daripada pengukuran

menggunakan pengukur pertama, dengan demikian pengukuran dengan

menggunakn pengukur kedua lebih tepat.


Pada umumnya, bertambah besar jumlah blangan bermakna dalam

pengukuran kuantitas, bertambah besar pula ketepatan

pengukurannya.nilai 3,24 cm mempunya ketidaktepatan lebih kecil,

dengan demikian lebih tepat, bila dibandingkan dengan nilai 3,2 cm

Akurat menunjukan berapa dekatnya kesamaan hasil pengamatan

penelitian kepada nilai yang sebenarnya. Pada umunya, pengukuran yang

lebih epat akan menghasilkan pegukuran yang lebih akurat. Pada contoh

kita diaatas, mempunya ketepatan lebih besar daripada 3,2 cm da mungkin

juga dekat kenilai yang sebenarnya (berapapun nilai itu seharusnya).

Ada beberapa pengukuran yang tepat, tetapi tidak begitu akurat.

Pngukuran pada gambar 1.8 misanya penandaan nya kurang tepat.

Kegagalan memperbaiki hasil peritungan, akhirnya akan menghasilkan

pengukran yang salah sampai 1 cm. meskipun bilangan bermakna dapat

dibaca dalam skala. Untuk menghindarkan masalah seperti ini, para ahli

mengkalibrasi alat-alatnya. Caranya adalah menggunakan ini untuk

mengukur secara akurat sesuatu yang standarnya telah diketahui.

1.4.2 Penulisan Angka Secara Ilmiah

1.4.3 Bilangan Bermakna dan Cara Pengukurannya

1.5

Anda mungkin juga menyukai