Anda di halaman 1dari 31

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

ASAL USUL KEHIDUPAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan dapat:
1.) Menjelaskan pengertian evolusi
2.) Memahami prinsip-prinsip evolusi
3.) Memahami bukti-bukti evolusi

B. TEORI
1. ASAL USUL KEHIDUPAN

1.1 TEORI ABIOGENESIS/ generatio spontanea

Teori Abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup yang pertama kali menghuni
bumi berasal dari benda mati. Atau menurut penganut paham Abiogenesis menyatakan
bahwa trbentuknya makhluk hidup terjadi begitu sja atau secara spontan. Tokoh teori ini
adalah Aristoles, dan didukung oleh:

- Antonie van Leeuwenhoek, dengan pendapatnya bahwa mikroorganisme (benda


hidup) berasal dari air (benda mati). Percobaannya: pada abad ke17 dengan
penemuannya terhadap mikroskop, ia melihat adanya mikroorganisme (makhluk
hidup sangat kecil) dalam sampel air hujan dan air rendaman jerami.
- Needham, berpendapat bahwa mikroorganisme (benda hidup) terjadi dari air kaldu
(benda mati). Hal ini sesuai dengan percobaannya yaitu dengan merebus daging,
kemudian air kaldu disimpan dalam keadaan terbuka. Setelah beberapa hari terlihat
air kaldu menjadi keruh karena adanya mikroorganisme.

1.2 TEORI BIOGENESIS


a. Francesco Redi melakukan percobaan untuk menunjukkan bahwa larva tidak
timbul dengan sendirinya pada daging yang membusuk, melainkan berasal dari telur
lalat.

Gambar 1. Percobaan Francesco Redi

b. Pendeta berkebangsaan Italia, bernama Lazzaro Spallanzani, mencoba


memperihatkan bahwa organisme tidak muncul dengan sendirinya. Dia melakukan
percobaan dengan cara mendidihkan kaldu gizi dalam labu kemudian menutupnya
dengan rapat-rapat, sehngga tidak dimasuki apapun dari luar. Kaldu itu tetap bening
dan steril. Hal ini membuktikan bahwa generatio spontanea tidak terjadi, sedangkan
labu yang dibiarkan terbuka terlihat leruh, karena adanya kontak antara air kaldu
dengan udara yang diduga mengandung mikroba.

Gambar 2. Percobaan Lazzaro Spallanzani

c. Hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani mendapat bantahan dari pendukung paham


Abiogenesis. Menurut mereka untuk terbentuknya mikroba dakam air kaldu
diperlukan udara. Dengan adanya udara tersebut terjadilah generatio spontanea.
d. Ahli biokimia dan mikro biologi dari Perancis bernama Louis Pasteur juga tidak
setuju dengan paham generatio spontanea. Dia melakukan percobaan dengan cara
mendididhkan labu berisi airkaldu, tapi leher labu tidak ditutup rapat-rapat,
melainkan dibentuk seperti huruf S, sehingga ujungnya tetap terbuka. Dengan
demikian, udara segardapat mencapai bagian dalam labu tersebut. Menurut Pasteur,
bakteri atau mikroorganisme apapun yang terdapat dalam udara tersebut akan
terjebak dalam leher labu yang panjang. Setelah beberapa hari ternyata kaldu tetsp
jernih, kemudian kaldu dialirkan sampai bersentuhan dengan leher labu dan
dikembalikan dengan posisi semula. Ternyata setelah itu mikroorganisme mulai
tumbuh di dalam kaldu, sedangkan labu lain sebagai kontrol yang tidaak diperlukan
seperti itu air kaldunya tetap jernih dan murni.

Gambar 3 Percobaan Louis Pasteur

1.3 TEORI EVOLUSI KIMIA


Teori ini menyatakan bahwa asal-usul kehidupan diawalioleh terbentuknya senyawa-
senyawa organik di atmosfer. Dengan adanyagas-gas, seperti metana (CH4), hidrogen
(H2), uap air (H2O), dan amonia (NH3) di atmosfer serta bantuan energi dari sinar
kosmis dankilatan halilintar, dapat terbentuk senyawa organik seperti asam amino.
Senyawa organik tersebut terkumpul dalam sup primordial (sup purba). Melalui sup
purba inilah kemungkinan kehidupan paling sederhanamuncul. Ada pendapat bahwa
sebelum terbentuknya kehidupan pertama /awal di bumi, tentu didahului oleh adanya
proses terbentuknya bumi itusendiri. Diduga bahwa pada awal kejadian kemungkinan
tata surya kita iniberbentuk bola gas yang mempunyai massa dan mengandung
berbagaijenis atom dengan suhu amat panas yaitu (4000-8000)◦C. Ketika suhubumi
mulai mendingin, karbon dan beberapa logam mengembun danmembentuk inti bumi,
sedangkan permukaannya mungkin gersang atautandus dan tidak datar. Oleh kegiatan
gunung api maka permukaan bumiyang masih lunak itu bergerak dan berkerut terus
menerus, ketikamendingin kulit bumi tampak melipat-lipat serta pecah-pecah. Gas-
gasringan seperti hidrogen, helium, nitrogen, oksigen, dan argon lepasmeninggalkan
bumi, karena medan gravitasi bumi tidak dapat menahangas-gas tersebut. Sedang
senyawa-senyawa sederhana yangmengandung unsur tersebut di atas seperti amonia,
karbon dioksida,metan, dan air yang masih tetap dalam bentuk uap dapat ditahan.
Sampaisuhu turun dibawah 100◦C terjadilah hujan air panas selama ribuan
tahunsampai terbentuk lautan, sungai, danau yang banyak mengandungmetan,
amonia, serta mineral-mineral lain dari bumi yang ikut terlarut. Berdasarkan teori
tentang keadaan bumi pada awalnya seperti tersebutdiatas itulah Harold Urey ahli
biokimia Amerika mencoba mengemukakandugaannya tentang asal usul kehidupan
pertama / awal itu terjadi. Iaberpendapat bahwaasal usul kehidupan itu dimulai dari
adanyareaksi-reaksi kimia antara zat-zat anorganik seperti CH4,H2,NH3,dan H2O
yang sangat banyak ada di atmosfer purba denganbantuan energi tinggi dari halilintar
dan sinar kosmis,terbentuklah zat organik sederhana. Zat organik
sederhanaselanjutnya saling bereaksi dan terbentuklah zat organikkompleks yang
bersifat hidup yang keaadannya digambarkanseperti virus yang ada sekarang. Setelah
berjuta-juta tahunkemudian zat hidup itu berkembang menjadi berbagai
organisme.Tahap-tahap evolusi kimia :
1. Terbentuknya senyawa kimia organic sederhana dari zat-zat anorganikdengan
bantuan energy alam seperti H2O + H2+ NH3+ CH4 àurea,folmadehid, dan asetat
2. Terbentuknya senyawa kimia yang lebih kompleks seperti berikut : Urea,folmadehid,
asetat dan sebagainyaàasam amino, glukosa,nukleotida, dan asam lemak
Menurut Alexander L. Oparin dalam teori evolusi biologi, asal usul
kehidupan berasal dari reaksi antara gas-gas metana (CH4), hidrogen (H2), uap air
(H2O), dan amonia (NH3) yang mudah menguap ke atmosfer yang berada di
cekungan air laut dengan energi radiasi benda-benda angkasa yang menghasilkan
senyawa organik serupa alkohol dan asam amino. Hasil reaksi berupa asam amino
berada pada cekungan laut membentuk sup purba (primordial sup).

Teori-teori yang telah diterangkan di atas belum dapat menjawab darimana


dan bagaimana kehidupan pertama kali ada di bumi. Berikut ini beberapa teori
tentang perkembangan sel:

1) Dari prokariotik ke eukarioti, Sel eukariotik terjadi karena simbiosis erat antara dua
organisme, salah satumejadi inang dan lainnya masuk ke tubuh inang
(endosimbuosis). Dalam kasus ini, bakteri purba ditelan oleh sel prokariotik sebagai
inang. Bakteri ini berfungsi melakukan segala reaksi kimia. Hal inilah yang dianggap
sebagai cikal bakal mitokondria.
2) Dari laut ke darat, Sel-sel diduga pertama kali berasal dari laut, dan berkembang
menjadiorganisme yang hidup di dalam air. Beberapa organisme ada yang
mencobauntuk beralih hidup dari lingkungan air ke lingkungan darat karena telah
terjadi kompetisi di dalam lingkungan air. Fakta yang mendukung teori iniadalah
siklus hidup amfibi sebagian di air. Dari fertilisasi sampai berudu amfibi hidup di air,
dan kemudian mengalami metamorfosis untuk hidup di darat.

2. PETUNJUK EVOLUSI DAN MEKANISME EVOLUSI


a) Teori Kreasionisme
Teori penciptaan terpisah (separated creation theory} atau yang lebih dikenal
dengan kreasionisme menyatakan bahwa makhluk hidup diciptakan sendiri-sendiri
dan jumlah spesies asal adalah sebanyak spesies yang ada sekarang.
Tokoh yang mendukung teori ini adalah Aristoteles. Teori ini tidak valid karena
terdapat beberapa makhluk hidup pada zaman yang berbeda.
b) Teori Katatropisme
Teori Katastropisme merupakan paham bahwa sebuah bencana yang sangat
besar (katastrofi) akan menyebabkan punahnya spesies yang diikuti dengan
munculnya spesies atau bentuk-bentuk baru. Teori katastrofisme juga menyatakan
bahwa kondisi geologis yang terjadi sekarang merupakan akibat sebuah bencana
besar. Tokoh yang mengemukakan teori ini adalah George Cuvier, ia menemukan
lapisan batuan fosil yang mewakili tiap zaman yang berbeda yang menjadi petunjuk
dari teori ini.

c) Teori Gradualisme
Evolusi merupakan perubahan geologis berlangsung pelan-pelan tapi pasti
Tokoh yang mengemukakam ialah James Hutton.
d) Teori Uniformitarianisme
Evolusi merupakan proses geologis, pola seragam, kecepatan dan pengaruh perubahan
selalu seimbang dalam kurun waktu . Contohnya, terbentuknya gunung serta erosi
gunung yang terjadi membuktikan keseimbangan. Teori ini tidak menjelaskan
terbentuknya spesies.Tokoh yang mengemukakan teori ini adalah Charles Lyell.
e) Teori Evolusi Jean Lamarck
Pokok-pokok pikiran teori evolusi Lamarck:
1) Makhluk hidup sederhana adalah nenek moyang dari makhluk hidup yang
sempurna.
2) Makhluk hidup akan senantiasa beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
3) Organ yang mengalami perubahan karena terus-menerus dipakai dan berkembang
makin sempurna. Sedangkan organ yang tidak diperlukan lagi perkembangannya akan
menurun, dan akhirnya rudiment (teori use and disuse).
4) Evolusi organik terjadi karena perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
pengaruh lingkungan dan dapat diturunkan.
Contoh teori evolusi Jean Lamarck pada jerapah
Lamarck percaya bahwa leher jerapah yang panjang berkembang dari generasi-generasi
jerapah yang memanjangkan lehernya untuk mencapai daun-daun yang lebih tinggi
(sumber: http://evolution.berkeley.edu/evolibrary/)

f) Charles Lyell (Teori Uniformitarianisme/Keseragaman)


Teori Hutton tentang gradualisme selanjutnya dipadukan oleh Charles Lyell (1797-1875)
dalam suatu teori yang dikenal dengan nama Uniformitarianisme. Teori ini menyatakan
bahwa proses geologis masih belum berubah sepanjang sejarah Bumi ini. Dengan demikian,
gaya yang bekerja saat ini dalam membentuk ciri geologis Bumi sama besarnya dengan gaya
di masa silam (Gambar 105). Teori gradualisme dan uniformitarianisme ini juga menjadi
dasar pemikiran evolusi Darwin. Pertama, jika perubahan geologis merupakan akibat dari
kerja yang lambat namun terus menerus dan bukan akibat dari kejadian yang tiba-tiba maka
bumi pasti sudah sangat tua. Kedua, proses yang sangat lambat namun sangat halus yang
bertahan selama periode yang sangat panjang dapat menyebabkan perubahan yang cukup
besar.
Lyell menemukan bukti bahwa lembah-lembah dibentuk melalui proses yang lambat dari
erosi, bukan oleh karena malapetaka banjir.
(sumber http://evolution.berkeley.edu/evolibrary/)

g) Carolus Linnaeus (Penggagas Taksonomi)


Carolus Linnaeus (1707-1798) adalah pemikir pertama yang lebih jauh lagi mencoba
untuk menggolongkan makhluk hidup. Beliau mengembangkan sistem dua bagian
atau Binomial untuk menamai organisme menurut genus dan spesies. Linnaeus
mengelompokan spesies berdasarkan tingkat kemiripan. Spesies yang mirip satu sama
lain dikelompokkan ke dalam genus yang sama, genus yang mirip dikelompokkan
pada famili yang sama dan seterusnya. Bagi Linnaeus, pengelompokkan spesies yang
mirip dalam satu kelompok tidak mengimplikasikan adanya pertalian keluarga
menurut garis evolusi, tetapi seabad kemudian sistem taksonominya ternyata menjadi
titik fokus pendapat Darwin tentang evolusi. Sistem klasifikasi biologi modern,
menunjukkan bahwa seluruh dunia kehidupan dapat diatur dalam hierarki yang
apabila digambarkan dalam bentuk diagram, menyerupai silsilah. Setelah Linnaeus,
para naturalis sering menanggap bahwa makhluk hidup saling 'berkerabat' namun
mereka belum tahu apa penyebabnya.

h) Teori Evolusi Charles Darwin


rles Robert Darwin (1809-1882) yang dikenal sebagai Bapak Teori Evolusi lahir di
daerah Inggris bagian barat.
Teori Evolusi Darwin tidak muncul begitu saja, namun berdasarkan hasil
perjalanannya dengan kapal Beagle ke kepulauan Galapagos dan studi terhadap
berbagai disiplin ilmu.
1) Pelayaran Darwin ke Kepulauan Galapagos
Saat berlayar dari Inggris menggunakan kapal HMS Beagle, Darwin berusia
22 tahun (bulan Desember 1831). Tujuan utama pelayaran tersebut adalah untuk
memetakan pesisir pantai Amerika Selatan yang masih belum jelas. Pada saat
awak kapal sibuk memetakan pesisir pantai, Darwin turun ke pantai, mengamati,
dan mengoleksi ratusan spesimen fauna dan flora Amerika Selatan yang beraneka
ragam dan endemik.

Selain itu, saat kapal mengelilingi benua Amerika, Darwin mengamati


berbagai adaptasi tumbuhan dan hewan yang menempati hutan Brazil, bentangan
padang rumput di Argentina, daratan terpencil Tierra del Fuego dekat Argentina
dan pegunungan Andes. Setelah mencatat flora dan fauna di berbagai wilayah
Amerika Selatan, Darwin menyimpulkan bahwa flora dan fauna di Amerika
Selatan mempunyai karakteristik khusus yang sangat berbeda dengan flora dan
fauna di Eropa. Darwin juga mengatakan bahwa flora dan fauna di daerah
beriklim sedang mempunyai hubungan yang lebih dekat dengan spesies yang
hidup di wilayah tropis benua tersebut, dibandingkan spesies di daerah beriklim
sedang di Eropa.

Fauna yang paling membingungkan Darwin ditemukan di Kepulauan


Galapagos, yaitu kepulauan yang berada di sebelah barat pesisir Amerika Selatan.
Pada umumnya, spesies fauna di Galapagos tidak ditemukan hidup di tempat lain,
meskipun ada kesamaan dengan hewan di Amerika Selatan. Darwin menemukan
jenis-jenis burung finch yang berbeda bentuk praruhnya. Perbedan bentuk dan
ukuran paruhnya yang merupakan adaptasi terhadap makanan tertentu. Kelompok
pertama burung Finch yang hidup di tanah (Geospiza magnirostris) mempunyai
paruh yang besar yang teradaptasi untuk memecahkan biji, kelompok kedua finch
(Camarhynchus pallidus) yang menggunakan suatu duri kaktus atau ranting kecil
sebagai alat untuk mengorek semut atau serangga lainnya, dan kelompok ketiga
adalah kelompok kecil finch (Camarhynchus parvulus) yang menggunakan
paruhnya untuk menangkap serangga.
Charles Darwin mengemukakan teori evolusinya secara lengkap dalam buku yang
berjudul On The Origin of Species by Means of Natural Selection (Asal mula spesies
yang terjadi melalui seleksi alam) yang diterbitkan pada 24 November 1859

3. Pokok-pokok pikiran teori Darwin


a. Darwin berpendapat bahwa tidak ada dua individu yang sama. 
Perbedaan antara dua individu selalu tampak walaupun keduanya tergolong dalam satu
spesies. Hal ini mudah kita pahami dengan melihat kenyataan bahwa dunia ini tidak
ada dua manusia yang sama betul, sekalipun kedua orang itu adalah saudara kembar.
Berdasarkan pengamatan, Darwin berpendapat bahwa sifat - sifat bervariasi
diwariskan kepada keturunanya. 
b. Setiap populasi berkecenderungan untuk bertambah banyak. Hal ini mudah sekali
dipahami karena setiap makhluk hidup mempunyai kemampuan untuk berkembang
biak. Telah diketahui bahwa satu bakteri dapat berkembang biak menjadi dua, dua
menjadi empat dan seterusnya. Begitu pula tumbuhan atau hewan. 

c. Untuk berkembang biak perlu adanya makanan dan ruangan yang cukup. 
d. Kenyataan menunjukan bahwa bertambahnya populasi tidak berjalan terus -
menerus. Apabila satu bakteri dapat menjadi dua dalam waktu 20 menit, maka
dalam beberapa tahun saja dunia ini akan penuh dengan bakteri. Tetapi
kenyataanya tidaklah demikian. Banyak populasi yang tidak bertambah, bahkan
menjadi berkurang, padahal spesies itu mempunyai kemampuan berkembang baik
dengan cepat.
Teori evolusi jerapah menurut Darwin

4. Prinsip-Prinsip Evolusi
Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang bekerja ketika proses evolusi terjadi,

a. Pada suatu waktu evolusi terjadi lebih cepat dari yang lainnya. Bentuk baru muncul
dan bentuk lama punah.
b. Laju kecepatan evolusi tidak sama pada organisme yang berbeda.
c. Spesies baru bukan merupakan bentuk yang paling sempurna, tapi bentuk yang
sudah terspesialisasi.
d. Evolusi tidak selalau dari yang sederhana ke yang kompleks.
e. Evolusi terjadi dalam populasi bukan dalam individu.

5. RANGKUMAN
2.1 Kehidupan yang ada di bumi saat ini merupakan kelanjutan yang
berkesinambungan dari makhluk hidup pertama di bumi.
3.1 Perkembangan teori asal-usul kehidupan yaitu teori abiogenesis klasik, teori
biogenesis, dan teori abiogenesis modern. Teori abiogenesis klasik menerangkan
bahwa asal mula makhluk hidup dari benda mati. Teori biogenesis menyatakan
bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Teori abiogenesis modern
menyatakan bahwa atmosfer bumi pada zaman purba berkecenderungan
menyintesis senyawa organik dari molekul anorganik purba.
4.1 Evolusi biologi menyatakan bahwa makhluk hidup pertama merupakan hasil
evolusi molekul anorganik. Evolusi biologi membahas asal-usul sel prokariotik
dan eukariotik. Sel prokariotik muncul sebelum sel eukariotik dan sel prokariotik
merupakan prekursor bagi munculnya sel eukariotik.
5.1 Teori evolusi Darwin dikenal dengan teori seleksi alam. Teori seleksi alam
mengandung dua pemahaman, yaitu bahwa spesies sekarang berasal dari spesies
dahulu dan terbentuknya spesies karena seleksi alam.
6.1 Teori evolusi sintetis menyatakan bahwa evolusi biologi bukan semata-mata
didasari teori Darwin, tetapi juga teori evolusi pasca Darwin.

6. PENUGASAN
Setelah mempelajari Bab Evolusi, Anda telah mengetahui bahwa evolusi pada
makhluk
hidup berlangsung sangat lama, hal ini menyebabkan evolusi sulit dibuktikan. Namun,
sejak teori evolusi dikemukakan Darwin, para ilmuwan mulai sadar akan adanya
seleksi alam dan mencatat kejadian-kejadian yang terkait. Meski perubahan yang
terjadi akibat seleksi alam yang tercatat tergolong kecil, namun hal tersebut dapat
menjadi bukti dan indikasi evolusi yang mengakibatkan perubahan besar. Sekarang,
tugas Anda adalah mencari bukti teori evolusi, seperti perubahan-perubahan evolusi
pada virus, resistensi hama, dan kasus seleksi alam lain yang tercatat. Carilah
referensi dari buku, majalah, koran, dan internet. Buatlah dalam sebuah karya tulis.
Kumpulkan untuk selanjutnya diadakan diskusi kelas.

7. LATIHAN SOAL
1. Pernyataan ini yang merupakan definisi dari evolusi yaitu….
A. Evolusi adalah pewarisan sifat organisme yang berubah dari generasi ke
generasi
berikutnya dalam jangka waktu jutaan tahun.
B. Evolusi adalah proses adaptasi terhadap lingkungan
C. Evolusi adalah variasi dalam keturunan
D. Evolusi adalah perubahan perubahan organisme akibat suatu genetika dalam
jangka waktu yang pendek.
E. Evolusi adalah peroses seleksi alam

2. Adanya mikroorganisme pada rendaman jerami yang teramati dengan mikroskop


buatan Antonie Van Leeuwenhoek pada akhir abad ke XIV ditafsirkan sebagai
gejala….
A . Biogenesis
B. Metagenesis
C. Biosintesis
D. Antibiosis
E. Abiogenesis

3. Teori abiogenesis runtuh karena percobaan yang dilakukan oleh ....


A. Aristoteles
B. Alexander Oparin
C. Harold Urey
D. Anthonie van Leeuwenhoek
E. Louis Pasteur

4. Francesko Redi mengemukakan dari hasil penelitiannya bahwa mahluk hidup


berasal dari....
A. Mahluk hidup
B. Benda mati
C. Zat kimia
D. Ledakan materi angkasa
E. Nenek moyang

5. Louis Pasteur melakukan percobaan menggunakan labu leher angsa untuk


mengetahui asal-usul kehidupan. Fungsi pipa leher angsa pada tabung
tersebut adalah ....
A. Mencegah hubungan dengan udara luar
B. Membiarkan mikroorganisme dan udara keluar masuk
C. Mencegah masuknya udara luar dan membiarkan mikrooerganisme masuk
D. Menghalangi mIkroorganisme masuk dan membiarkan udara keluar masuk
E. Menghambat pernapasan mikroorganisme dalam kaldu dengan udara luar
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
PETUNJUK DAN MEKANISME EVOLUSI

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan dapat:


1. Menjelaskan petunjuk-petunjuk adanya evolusi.
2. Menjelaskan mekanisme terjadinya evolusi mahluk hidup.
3. Mendskripsikan terjadinya variasi makhluk hidup sebagai dasar terjadinya proses evolusi.

B. Uraian Materi

1. PETUNJUK EVOLUSI

Beberapa bukti yang dianggap memberikan petunjuk adanya evolusi antara lain:

a. Variasi mahluk hidup

Variasi adalah perbedaan yang ditemukan pada individu-individu dalam satu spesies. Jika
varian tersebut hidup pada lingkungan yang berbeda, maka akan menghasilkan keturunan
yang berbeda pula. Jadi, adanya variasi merupakan petunjuk adanya evolusi yang menuju ke
arah terbentuknya spesies baru. suatu individu organisme dihasilkan dari genotipe dan
pengaruh lingkungan organisme tersebut. Variasi fenotipe yang substansial pada sebuah
populasi diakibatkan oleh perbedaan genotipenya. Sintesis evolusioner
modern mendefinisikan evolusi sebagai perubahan dari waktu ke waktu pada variasi
genetika ini. Frekuensi alel tertentu akan berfluktuasi, menjadi lebih umum atau kurang
umum relatif terhadap bentuk lain gen itu. Gaya dorong evolusioner bekerja dengan
mendorong perubahan pada frekuensi alel ini ke satu arah atau lainnya. Variasi menghilang
ketika sebuah alel mencapai titik fiksasi, yakni ketika ia menghilang dari suatu populasi
ataupun ia telah menggantikan keseluruhan alel leluhur.

Variasi berasal dari mutasi bahan genetika migrasi antar populasi (aliran gen), dan
perubahan susunan gen melalui reproduksi seksual. Variasi juga datang dari tukar ganti gen
antara spesies yang berbeda; contohnya melalui transfer gen horizontal pada bakteria dan
hibridisasi pada tanaman. Walaupun terdapat variasi yang terjadi secara terus menerus
melalui proses-proses ini, kebanyakan genom spesies adalah identik pada seluruh individu
spesies tersebut. Namun, bahkan perubahan kecil pada genotipe dapat mengakibatkan
perubahan yang dramatis pada fenotipenya. Misalnya simpanse dan manusia hanya berbeda
pada 5% genomnya.

b. Fosil
Fosil-fosil yang ditemukan dalam lapisan bumi dari lapisan tua sampai muda menunjukkan
adanya perubahan secara berangsur-angsur. Dengan membandingkan fosil-fosil yang
ditemukan di berbagai lapisan bumi dapat diketahui adanya proses evolusi. Sejarah
perkembangan kuda merupakan satu contoh yang paling dikenal untuk menerangkan adanya
perubahan-perubahan bentuk dari masa ke masa.

c. Homologi dan analogi organ tubuh


Homologi adalah organ-organ makhluk hidup yang mempunyai bentuk asal (dasar) yang
sama, kemudian berubah strukturnya sehingga fungsinya berbeda. Misalnya, sayap burung
homolog dengan tangan manusia. Kaki depan kuda homolog dengan sirip dada ikan paus.
Analogi adalah organ-organ tubuh yang mempunyai fungsi sama tetapi bentuk asalnya
berbeda. Contoh: sayap serangga dengan sayap burung.

d. Embriologi perbandingan
Beberapa kelas vertebrata, seperti: ikan, reptil, burung dan mamalia, walaupun tubuh
individu dewasanya berbeda jenis satu sama lainnya, namun fase awal dari perkembangan
embrionya sangat mirip. Makin mirip, makin dekat kekeluargaannya.
Ontogeni adalah perkembangan individu dari satu sel menjadi individu dewasa. Filogeni
adalah sejarah perkebangan makhluk hidup dari makhluk yang hidup sebelumnya. Para ahli
berpendapat bahwa ontogeni (perkembangan individu) adalah ulangan dari revolusi filogeni
(perkembangan hubungan kekerabatan organisme). Kaidah ini dianggap terlalu berlebihan
karea tidak benar bahwa vertebrata berevolusi dari bentuk ikan menjadi bentuk reptil,
kemudian menjadi bentuk berkaki empat

e. Sisa Organisme Masa Lampau

Fosil, bersama-sama dengan anatomi perbandingan dari hewan dan tumbuhan


yang ada sekarang, merupakan catatan morfologi atau anatomi dari suatu spesies.
Selanjutnya, dengan membandingkan anatomi kedua-duanya yaitu spesies yang
hidup di masa lampau dengan spesies yang ada sekarang, paleontologis (ahli fosil)
dapat menyimpulkan atau menduga garis keturunan dari spesies tersebut. Bukti
Fosil sangat penting, termasuk hubungan dengan kelompok organisme yang
disebut spesies transisi, seperti Archaeopteryx sp, yang menyajikan bukti awal
untuk mata rantai antara dinosaurus dan burung serta penemuan terakhir Tiktaalik
sp. yang menjelaskan pengembangan dari ikan ke hewan berkaki empat.

Darwin dan para ilmuwan sekarang sudah menemukan bahwa sisa organisme-
organisme masa lampau yang mereka temukan kelihatan seperti organisme-
organisme sekarang. Hal ini dimungkinkan karena mereka adalah nenek moyang
(ancestor) organisme yang hidup atau berkembang dari seorang nenek moyang
umum (common ancestor). Sebagai contoh, megatherium mungkin nenek
moyang dari pohon yang ada sekarang. Dewasa ini, fosil-fosil masih menjadi
bahan yang dipelajari untuk menemukan lebih banyak bukti tentang kehidupan di
masa lampau dan hubungannya dengan kehidupan sekarang. Mereka menjelaskan
informasi yang tersedia tentang evolusi dan bagaimana terbentuknya kehidupan.

Gambar 124. Bayi Mammoth yang terperangkap dalam es, diperkirakan hidup
22.000 tahun yang lalu.

(sumber: http://evolution.berkeley.edu/ evolibrary/)

Tidak seperti di jaman Darwin, sekarang para ilmuwan dapat mengetahui umur
fosil dan sisa-sisa organisme masa lampau ini untuk mendapatkan suatu gambaran
yang lebih tepat ketika organisme-organisme yang berbeda berkembang. Kita
masih belajar berbagai hal yang baru dari suatu sumber berharga yang secara
harfiah berumur jutaan tahun.
(a) (b)

Gambar 125. (a) Mineral menggantikan material tumbuhan untuk membentuk


kayu yang membatu; (b) serangga terjerat di dalam getah pohon, yang kemudian
mengeras ke dalam batu amber

(sumber: http:// evolution.berkeley.edu/evolibrary/)

f. Distribusi Geografis Spesies (Biogeografi)

Bukti lain yang digunakan untuk menunjukkan garis keturunan evolusioner adalah
distribusi geografis dari spesies. Sebagai contoh, hewan monotremata dan
kebanyakan marsupialia (binatang berkantung) ditemukan hanya di Australia. Hal
ini menunjukkan bahwa nenek moyang umum mereka, yaitu mamalia berplasenta
hidup sebelum tenggelamnya jembatan daratan masa lampau antara Australia dan
Asia.

Darwin memperoleh ide tentang evolusi pertama kali dari fenomena penyebaran
geografis spesies. Darwin mencatat bahwa tumbuhan dan hewan di daerah
beriklim sedang (temperata) Amerika Selatan lebih dekat kekerabatannya dengan
spesies yang hidup di daerah tropis benua tersebut dibandingkan dengan spesies
didaerah beriklim sama namun hidup di benua lain. Dengan demikian, penjelasan
yang paling tepat adalah organisme yang ada di suatu pulau memiliki kekerabatan
dengan organisme yang ada di pulau terdekatnya karena berkembang dari nenek
moyang yang sama.

g. Anatomi Perbandingan

Teori evolusi memprediksi bahwa keterkaitan organisme ditunjukkan dengan


adanya kesamaan organ yang berasal dari nenek moyang umum. Bagian tubuh
dengan struktur dasar yang sama dikenal sebagai homologi. Struktur homolog
ditemukan pada organisme-organisme yang berbeda namun memiliki nenek
moyang umum yang sama. Homologi dapat dijelaskan dengan membandingkan
anatomi dari makhluk hidup yang berbeda, yang terlihat dari kesamaan dan
perbedaan sel, mempelajari perkembangan embrio, dan mempelajari struktur-
struktur sisa (vestigial structures) pada individu suatu organisme. Beberapa jenis
daun pada gambar 111 sangat berbeda dengan daun normal. Masing-masing daun
memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda, namun semua berasal dari struktur yang
sama (homolog), yang berasal dari suatu bentuk common ancestor. Kantung semar
dan Venus flytrap menggunakan daunnya untuk menangkap dan mencerna
serangga. Daun merah cerah dari Poinsettia terlihat seperti kelopak bunga. Daun
kaktus mengalami modifikasi menjadi duri- duri kecil sehingga dapat mengurangi
laju kehilangan air dan dapat melindungi kaktus dari herbivor.
Gambar 126. Homologi pada daun
(sumber:
http://evolution.berkeley.edu/evolibrary/)

Di dalam tubuh setiap organisme banyak terdapat bukti tentang sejarah kehidupan
mereka dan penjelasan terbaik untuk keberadaan fitur ini adalah dengan evolusi.
Beberapa hewan termasuk babi, sapi, rusa, dan anjing dalam perkembangannya
telah mengurangi tulang-tulang jari kaki yang tidak berfungsi yang dikenal sebagai
dewclaws (Gambar 112). Kaki babi kehilangan 1 tulang jari lengkap, tulang jari ke
2 dan 5 telah sangat tereduksi, dan hanya tulang jari 3 dan 4 yang mendukung
tubuh. Penjelasan terbaik untuk organ vestigial bahwa organ- organ tersebut adalah
sisa-sisa dari nenek moyang dengan jumlah yang hilang atau tereduksi jauh lebih
banyak dari tulang jari fungsional. Bagian tubuh yang sama dalam fungsi tetapi
berbeda dalam struktur dasar seperti sayap burung dengan sayap serangga, disebut
struktur analog. Bagian tubuh ini tidak menunjukkan suatu hubungan evolusioner.
Gambar 127. “Dewclaws” organ vestigial pada beberapa
hewan (sumber:
http://evolution.berkeley.edu/evolibrary/)

h. Embriologi Perbandingan

Perkembangan suatu organisme, atau ontogeni, mungkin berisi petunjuk- petunjuk


tentang sejarah yang dapat digunakan ahli biologi untuk membangun pohon
evolusioner. Karakter-karakter yang berasal dari nenek moyang sering (tetapi tidak
selalu) dipelihara dalam perkembangan suatu organisme. Sebagai contoh, embrio
anak ayam dan manusia (Gambar 113) kedua-duanya mengalami suatu tahap di
mana mereka mempunyai celah dan bangun lengkung di dalam leher mereka yang
serupa dengan bangun lengkung dan celah insang dari ikan. Pengamatan ini
mendukung gagasan bahwa ayam dan manusia memiliki nenek moyang umum
(common ancestor) yang sama dengan ikan. Dengan demikian, karakter-karakter
perkembangan suatu organisme beserta bukti lainnya dapat digunakan untuk
membangun phylogeni.

“Awal” Ekor Embrio Intermediet “Akhir” Bentuk dewasa


Organisme

Ular

Ayam

Oposum
Gambar 128. Karakter-karakter yang ditunjukkan oleh embrio mungkin
menguraikan pola hubungan di antara garis keturunan.

(sumber: http://evolution.berkeley.edu/evolibrary/)

i. Biologi Molekuler

Hubungan evolusi di antara spesies dicerminkan dalam DNA dan proteinnya atau
dalam gen dan produk gennya. Jika dua spesies memiliki pustaka gen dan protein
dengan urutan monomer yang sangat bersesuaian, urutan itu pasti disalin dari
nenek moyang yang sama. Biologi molekuler mendukung pemikiran Darwin yang
paling berani, “bahwa semua bentuk kehidupan saling berhubungan sampai
tingkat tertentu melalui cabang-cabang keturunan dari organisme yang paling
awal”. Bahkan organisme yang secara taksonomi berbeda jauh seperti manusia dan
bakteri, memiliki beberapa protein yang sama, misalnya sitokrom c, suatu protein
yang terlibat dalam respirasi seluler pada semua spesies aerob. Dengan demikian,
biologi molekuler telah menambahkan babak terbaru dari bukti-bukti bahwa
evolusi adalah dasar kesatuan dan keanekaragaman kehidupan.

Perkembangan genetika molekuler, terutama sekali sekuensing DNA (urutan


nukleotida pada DNA), telah membuat para ahli biologi mempelajari catatan evolusi
dari struktur genetika organisme. Tingkat kesamaan dan perbedaan dalam urutan
DNA dari spesies modern membuat ahli genetika dapat merekonstruksi garis
keturunan mereka. Berdasarkan perbandingan urutan nukleotida DNA, tingkat
kesamaan antara manusia dan simpanse adalah 98%.

2. MEKANISME EVOLUSI
Titik balik yang menentukan perkembangan dalam teori evolusi adalah kelahiran cabang
ilmu biologi baru, yaitu Genetika Populasi. Ilmu ini menunjukkan tentang luasnya variasi
genetik di dalam populasi dan mengenali arti penting dari perubahan sifat-sifat yang
terakumulasi dari generasi ke generasi. Untuk memahami hubungan genetika populasi
dengan evolusi, mari kita mulai dengan konsep spesies. Spesies adalah sekelompok
individu sejenis yang mempunyai potensi untuk saling mengawini dan menghasilkan
keturunan yang fertil di alam bebas. Sekelompok spesies yang hidup pada tempat dan
waktu yang sama disebut populasi. Evolusi terjadi ketika ada perubahan di dalam struktur
genetika dari suatu populasi. Untuk memahami bagaimana suatu populasi berubah, para
ahli biologi mempelajari jenis dan jumlah gen dari suatu populasi. Kumpulan gen (gene
pool) adalah seluruh alela dari seluruh gen yang terdapat dalam seluruh individu dari
suatu populasi pada suatu periode tertentu. Proporsi relatif alela dalam suatu populasi
dinyatakan dengan frekuensi alela. Struktur genetik suatu populasi ditentukan oleh
frekuensi alel dan genotipnya.
Menurut teorema Hardy-Weinberg ”frekuensi alel dan genotip dalam kumpulan gen
suatu populasi tetap konstan selama beberapa generasi kecuali kalau ada yang bertindak
sebagai agen lain selain rekombinasi seksual”. Teorema Hardy-Weinberg menjelaskan
suatu kumpulan gen yang berada dalam suatu kesetimbangan, yaitu suatu populasi yang
tidak berevolusi. Nilai kesetimbangan dari frekuensi alel dan genotip yang dihitung
berdasarkan persamaan Hardy-Weinberg memberikan dasar untuk melacak struktur
genetik suatu populasi selama beberapa generasi. Jika frekuensi alel atau genotipnya
menyimpang dari nilai yang diharapkan dari kesetimbangan Hardy-Weinberg, maka
populasi tersebut dinyatakan sedang berevolusi. Dengan demikian, definisi evolusi pada
tingkat populasi dapat dinyatakan sebagai ”perubahan frekuensi alel atau genotip populasi
dari generasi ke generasi” atau ”perubahan dalam struktur genetik populasi”. Karena
perubahan dalam suatu kumpulan gen itu adalah evolusi dalam skala terkecil, maka
keadaan ini secara khusus disebut sebagai mikroevolusi.

Kesetimbangan Hardy-Weinberg hanya dapat dipertahankan jika:


a. Ukuran populasi sangat besar. Dalam populasi yang besar, hanjutan/pergeseran genetik
(genetic drift) yang merupakan fluktuasi acak dalam kumpulan gen tidak akan mengubah
frekuensi alel.
b. Terisolasi dari populasi lain. Pada populasi yang terisolasi tidak akan ada aliran gen
(perpindahan alel antar populasi akibat perpindahan individu atau gamet) yang dapat
mengubah kumpulan gen.
c. Tidak ada mutasi. Pengubahan satu alel menjadi alel lain akibat mutasi akan mengubah
frekuensi alel dan genotip suatu populasi.
d. Perkawinan acak. Dengan perkawinan acak frekwensi alel dan genotip akan mengikuti
hukum pewarisan sifat Mendel, sehingga frekwensi alel dan genotip dapat dipertahankan
tetap.
e. Tidak ada seleksi alam. Jika potensi kelangsungan hidup dan keberhasilan reproduksi
pada semua individu sama, maka frekwensi alel dan genotip akan tetap dari generasi ke
generasi.
Kelima syarat yang diperlukan untuk mempertahankan kesetimbangan Hardy-Weinberg
memberikan suatu framework untuk memahami mekanisme evolusi. Seperti telah
dikemukakan di atas evolusi akan terjadi jika salah satu syarat tidak terpenuhi. Dengan
demikian mekanisme dasar yang menyebabkan proses evolusi adalah seleksi alam,
hanjutan/pergeseran genetik (genetic drift), aliran gen (gene flow), mutasi, dan
perkawinan tidak acak. Berikut ini akan dkemukakan penjelasan mekanisme evolusi oleh
masing-masing agen penyebab evolusi.

A. SELEKSI ALAM
Jika kita lihat populasi-populasi makhluk hidup di alam, maka kita akan menemukan
bahwa setiap populasi terdiri atas individu-individu yang bervariasi. Beberapa varian
mungkin menghasilkan lebih banyak keturunan dibanding yang lain. Keberhasilan yang
berbeda dalam reproduksi ini adalah seleksi alam. Tentunya hal ini dipengaruhi oleh
kemampuan individu yang tidak sama untuk bertahan hidup dan berproduksi. Menurut
The American Heritage Science Dictionary, seleksi alam adalah suatu proses di mana
organisme-organisme yang lebih baik penyesuaiannya terhadap lingkungan akan
menghasilkan keturunan yang lebih banyak dibanding yang lain. Sebagai hasil dari
seleksi alam, proporsi organisme suatu spesies dengan karakteristik yang bersifat adaptif
terhadap lingkungan akan meningkat pada masing-masing generasi. Oleh karena itu,
seleksi alam secara acak memodifikasi variasi asal dari ciri-ciri genetik suatu spesies
sehingga alel-alel yang bersifat menguntungkan karena survive akan mendominasi,
sedangkan alel-alel yang tidak menguntungkan akan berkurang. Menurut Merriam-
Webster’s Medical Dictionary, seleksi alam adalah suatu proses alami yang akan
menghasilkan individu yang survive atau kelompok terbaik yang sesuai dengan kondisi di
mana mereka hidup dan ini sama pentingnya untuk mengabadikan kualitas genetik yang
diinginkan dan untuk menghapus gen yang tidak diinginkan sebagai hasil dari
rekombinasi atau mutasi gen.
Seleksi alam mengakibatkan alel diturunkan ke generasi berikutnya dalam jumlah yang
tidak proporsional dengan frekuensi relatif generasi saat itu, sehingga mengubah
kumpulan gen. Seleksi alam mengakumulasi dan mempertahankan genotip yang
menguntungkan dalam suatu populasi. Pengaruh seleksi alam dalam penurunan frekuensi
suatu sifat dalam suatu populasi berlangsung dengan tiga cara sebagai berikut:

1) Seleksi penstabilan (stabilizing selection), bekerja terhadap fenotip ekstrim dan menyukai
varian antara yang lebih umum. Seleksi ini mengurangi variasi dan mempertahankan keadaan
yang tetap pada suatu waktu tertentu untuk suatu fenotip khusus (Gambar 108). Sebagai
contoh bayangkan populasi kelinci yang panjang kakinya bervariasi. Pada lingkungan yang di
dalamnya terdapat anjing hutan, kelinci yang kakinya panjang akan tereliminasi karena
mereka tidak dapat

melintasi lubang-lubang kecil untuk melarikan diri dari anjing hutan. Kelinci yang
kakinya pendek juga akan tereliminasi, karena mereka tidak dapat berlari cepat untuk
menghindarkan diri dari anjing hutan. Hasilnya adalah populasi kelinci yang panjang
kakinya sedang relatif lebih bertahan. Variasi kelinci akan berkurang dan populasi akan
stabil.

2) Seleksi langsung (directional selection), seleksi ini menggeser keseluruhan susunan


populasi dengan cara lebih menyukai salah satu varian yang ekstrim (lihat Gambar 108).
Sebagai contoh jika di sebuah hutan terdapat populasi jerapah. Misalkan makanan jerapah
adalah daun-daun sejenis pohon yang ukurannya cukup tinggi. Proses seleksi tentu saja ke
arah leher yang lebih panjang.
3) Seleksi penganekaragaman (diversifying selection), menyeleksi sifat rata-rata dan lebih
menyukai sifat yang ekstrim. Perhatikan ukuran biji populasi pohon oak, yang berkisar
dari yang kecil hingga yang besar. Umpamakan suatu spesies tupai pemakan biji oak
menyerbu hutan. Tupai-tupai itu tidak akan memakan biji yang kecil, sebab terlalu sulit
untuk di tempatkan. Mereka juga tidak akan memakan biji yang besar sebab terlalu besar
untuk dibawa. Setelah beberapa tahun, biji oak yang ukurannya sedang akan menghilang,
tetapi biji yang ukurannya kecil dan besar akan survive dan berkecambah. Selanjutnya
hutan oak tersebut akan memiliki pohon dengan dua ukuran biji yang berbeda.
Gambar 123. Cara seleksi alam dalam mempengaruhi penurunan frekuensi suatu sifat
(Sumber: Campbell, 2003)

b. Hanjutan/pergeseran genetik (genetic drift)


Hanjutan/pergeseran genetik adalah perubahan dalam frekuensi gen pada suatu populasi
berukuran kecil akibat kejadian acak. Secara ideal suatu populasi harus berukuran besar
agar hanjutan/pergeseran genetik tidak mempengaruhi kumpulan gennya. Pada umumnya
hanjutan/pergeseran genetik disebabkan oleh bencana besar dan pembentukan koloni baru
oleh sejumlah kecil individu. Bencana besar misalnya letusan gunung berapi dan tsunami
dapat mengurangi ukuran populasi secara drastis. Akibatnya, struktur genetik populasi
kecil yang selamat mungkin tidak mewakili struktur populasi semula, situasi ini biasanya
disebut sebagai efek leher botol (bottleneck effect). Dengan hilangnya sebagian besar alel
dari kumpulan gen, maka efek leher botol dan hanjutan/pergeseran genetik yang
diakibatkannya, akan mengurangi keanekaragaman genetik dalam suatu populasi. Efek
leher botol dapat menjelaskan mengapa populasi cheetah memperlihatkan variasi genetik
yang sangat sedikit.
Hanjutan/pergeseran genetik juga dapat terjadi ketika pembentukan koloni baru oleh
beberapa individu yang menempati suatu habitat yang terisolasi. Semakin kecil ukuran
populasi koloni baru, maka semakin kecil kemungkinan susunan genetiknya akan
mewakili kumpulan gen populasi asalnya. Hanjutan/pergeseran genetik dalam suatu
koloni baru dikenal sebagai efek pendiri (founder effect).

c. Aliran gen (gene flow)


Aliran gen (juga disebut campuran gen atau migrasi gen) adalah pertukaran dari variasi
genetik antar populasi, ketika faktor geografi dan habitat bukan rintangan. Ernst Mayr
berpendapat bahwa aliran gen seperti homogenizing (penyamaan gen), dapat menetralkan
adaptasi selektip. Pendapat ini didukung oleh Campbell (2003) yang menyatakan bahwa
aliran gen cenderung mengurangi perbedaan antara populasi yang telah terakumulasi
akibat seleksi alam atau hanjutan/pergeseran genetik. Jika hal ini terjadi cukup luas, aliran
gen akhirnya dapat menyatukan populasi yang berdekatan menjadi sebuah populasi
tunggal dengan struktur genetik yang sama. Dengan demikian, aliran gen dapat
menyebabkan perubahan pada frekuensi alel suatu populasi, kita tahu jika frekuensi alel
suatu populasi berubah maka disana telah terjadi proses mikroevolusi.
Ketika ada rintangan ke aliran gen, situasi ini dimasukkan ke dalam istilah isolasi
reproduksi dan merupakan hal yang penting untuk terjadinya spesiasi. Gerak bebas alel
melalui suatu populasi mungkin juga dirintangi oleh struktur populasi. Sebagai contoh,
kebanyakan populasi di dunia nyata tidaklah benar-benar secara penuh dapat saling
berbiak silang. Jarak geografi mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pergerakan alel di
dalam populasi.

d. Mutasi
Mutasi adalah perubahan dalam DNA suatu organisme. Suatu mutasi baru yang
diturunkan melalui gamet dapat dengan segera mengubah kumpulan gen suatu populasi.
Mutasi selalu terjadi. Hampir semua gen mungkin mengalami mutasi sekali pada saat
pembelahan yang ke 50.000 hingga 100.000 (Sastrodihardjo, 1980). Kecepatan mutasi
dari berbagai gen bervariasi. Alel yang lebih stabil, frekuensinya akan cenderung
bertambah banyak, sedangkan alel yang mudah bermutasi akan cenderung untuk
berkurang frekuensinya. Meskipun mutasi pada suatu lokus gen tertentu jarang terjadi,
dampak kumulatif mutasi tersebut pada semua lokus bisa signifikan. Hal ini disebabkan
oleh setiap individu memiliki ribuan gen, dan banyak populasi memiliki ribuan atau
jutaan individu. Dengan begitu, dalam jangka panjang mutasi sangat penting bagi evolusi
karena mutasi mempertinggi variabilitas yang berfungsi sebagai bahan mentah untuk
seleksi alam.

e. Perkawinan Tidak Acak


Syarat lain agar kesetimbangan Hardy-Weinberg dapat dipertahankan adalah perkawinan
acak. Tetapi pada kenyataannya, individu lebih sering kawin dengan anggota populasi
yang lebih dekat dibandingkan dengan yang lebih jauh jaraknya, terutama pada spesies
yang penyebarannya dekat. Hal ini akan mendorong perkawinan antarkerabat
(inbreeding). Perkawinan tidak acak lainnya adalah perkawinan asortatif atau perkawinan
berdasarkan pilihan, di mana individu memilih pasangan yang sama dengan dirinya dalam
fenotip tertentu. Sebagai contoh, beberapa kodok (Bufo sp.) paling sering mengawini
kodok yang ukurannya sama.

Perkawinan yang tidak acak akan meningkatkan jumlah genotif homozygot dari lokus gen
pada individu. Setiap perubahan dalam perilaku kawin asortatif atau 248

kawin antar kerabat populasi akan menggeser frekuensi genotif yang berlainan. Dengan
demikian, perkawinan tidak acak dapat menyebabkan populasi berevolusi.

3. SPESIASI

Spesiasi adalah pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies sebelumnya dalam
kerangka evolusi. Spesiasi dapat berlangsung cepat, dapat pula berlangsung lama hingga
puluhan juta tahun. Setiap populasi terdiri atas kumpulan individu sejenis (satu spesies)
dan menempati suatu lokasi yang sama. Karena suatu sebab, populasi dapat terpisah dan
masing-masing mengembangkan adaptasinya sesuai dengan lingkungan baru. Dalam
jangka waktu yang lama, populasi yang saling terpisah itu masing-masing berkembang
menjadi spesies baru sehingga tidak dapat lagi mengadakan perkawinan yang
menghasilkan keturunan fertil.

1. Mekanisme Spesiasi

Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies sebelumnya
melalui proses perkembangbiakan secara natural dalam kerangka evolusi. Spesiasi sangat
terkait dengan evolusi, keduanya merupakan proses perubahan yang berangsur-angsur,
sedikit demi sedikit, secara gradual, perlahan tetapi pasti terjadi. Spesiasi lebih ditekankan
pada perubahan yang terjadi pada populasi jenis tertentu.Kecepatan spesiasi maupun
kepunahan sebagian tergantung pada ukuran kisaran geografis dari suatu daerah.Daerah yang
luas cenderung meningkatkan kecepatan spesiasi dan menurunkan kecepatan kepunahan.
Jenis yang terdapat di daerah yang luas akan mengalami spesiasi lebih cepat, sedangkan
menurunnya luas area akan meningkatkan kepunahan suatu jenis, jadi menurunkan jumlah
jenis yang akan mengalami spesiasi. (Widodo, 2007).

Spesiasi atau terbentuknya spesies baru dapat diakibatkan oleh adanya isolasi geografi, isolasi
reproduksi, dan perubahan genetika (Campbell, 2003). Adapun proses spesiasi ini dapat
berlangsung secara cepat atau lama hingga berjuta-juta tahun.Mekanisme isolasi merupakan
proses pembentukan individu baru dengan batasan-batas tertentu. Faktor-faktor yang menjadi
pembatas adalah habitat yang berbeda, iklim yang berbeda, gunung yang tinggi, pematangan
sel kelamin yang tidak bersama. Mekanisme isolasi dibedakan menjadi tiga.

Mekanisme yang mencegah terbentuknya hibrida.

Penyebab tidak terbentuknya hibrida antara lain tidak dimungkinkannya adanya pembuahan
karena sel sperma tidak dapat mencapai sel telur. Dalam hal ini harus dilakukan pembuahan
dengan inseminasi buatan. Peristiwa ini dapat Anda temui pada tanaman tembakau.
Kegagalan terbentuknya hibrid juga disebabkan karena embrio yang tidak dapat tumbuh,
misalnya pada Rana pipiens.

3.2    Mekanisme yang mencegah terjadinya perkawinan.

Faktor-faktor yang menyebabkan gagal mengadakan perkawinan antara lain seperti berikut.

a)        pada spesies mengakibatkan dua spesies terpisah sehingga tidak dapat saling
melakukan perkawinan Populasi terpisah secara fisik, misalnya dipisahkan gunung, laut,
padang pasir, dan lain-lain. Individu yang spesiesnya sama apabila terpisah habitatnya dan
memiliki lingkungan yang berbeda maka akan menghalangi terjadinya perkawinan secara
alamiah. 

b)        Mengalami iklim yang berbeda. Apabila pematangan sel kelamin dari dua individu
tidak bersamaan maka hal ini menyebabkan gagal kawin secara alami. Misalnya pada
tumbuhan Pinus radiata yang berbunga setiap bulan Februari dan Pinus muricata yang
berbunga pada bulan April.
 c)        Perbedaan perilaku.Perbedaan perilaku pada spesies mengakibatkan dua spesies
terpisah sehingga tidak dapat saling melakukan perkawinan.

Anda mungkin juga menyukai