Anda di halaman 1dari 32

EVOLUSI

Teori Asal Usul Kehidupan


A. Teori Abiogenesis/Generatio Spontanea(Sebenarnya ini dua teori yang berbeda)
 Generatio Spontanea : menyatakan bahwa makhluk hidup tercipta secara
mendadak (spontan) karena adanya gaya hidup, tokohnya Aristoteles (384-322
SM), mengamati adanya larva lalat yang muncul secara tiba-tiba pada daging
yang busuk (kesimpulan: larva lalat berasal dari daging yang busuk). Misal:
cacing dari tanah, ikan/katak/belut dari lumpur, tikus dari kain kotor.
 Abiogenesis : menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup,
dimana Antonie Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana yang dapat
digunakan untuk mengamati makhluk aneh yang amat kecil yang terdapat pada
setetes air rendaman jerami/jentik-jentik berasal dari air hujan (pada
catatan ilmiah yang diberi judul “ Living in a drop of water “). Tokoh lain teori
ini adalah John Needham, timbulnya mikroorganisme pada air rebusan daging.
Bila pengertian abiogenesis dan generation spontanea digabung, maka konsepnya
menjadi: makhluk hidup yang pertama kali di bumi berasal dari benda mati / tak
hidup yang terjadinya secara spontan. Teori ini dikemukakan juga oleh :
Empedocles, Thales, Anaximander, dan Plato.
B. Teori Biogenesis : menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup
sebelumnya. Tiga tokoh pendukung teori ini adalah:

1. Francesco Redi (1688): menggunakan bahan daging segar yang ditempatkan


dalam labu dan diberi perlakuan tertentu.

 Labu I     :  diisi daging segar dan dibiarkan terbuka


 Labu II  :  diisi daging segar dan ditutup dengan kain kasa
 Labu III  :  diisi daging segar dan ditutup rapat

Ketiga labu diletakkan di tempat yang sama selama beberapa hari. Hasilnya:

 Labu I     :  dagingnya busuk, banyak terdapat belatung


 Labu II   :  dagingnya busuk, terdapat sedikit belatung
 Labu III  :  dagingnya tidak busuk, tidak terdapat belatung

Menurut Redi belatung pada daging berasal dari telur lalat. Labu ke III tidak
ada belatung karena tertutup rapat (lalat tidak bisa masuk). Meskipun
tertutup rapat ternyata pada labu tersebut bisa muncul belatung (karena
tidak melakukan sterilisasi daging pada disain percobaannya).

1
2. Lazzaro Spallanzani (1750): menggunakan bahan kaldu. Desainnya berikut ini:

 Labu I   : diisi kaldu lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka


 Labu II  : diisi kaldu, lalu ditutup dengan gabus yang disegel dengan lilin,
kemudian dipanaskan

Setelah dingin kedua labu diletakkan di tempat yang sama. Beberapa hari
kemudian hasilnya sebagai berikut.

 Labu I   : berubah busuk dan keruh, banyak mengandung mikroba (bakteri)
 Labu II  : tetap jernih, tidak mengandung mikroba

Menurut Spallanzani mikroba yang tumbuh dan menyebabkan busuknya kaldu


berasal dari mikroba yang beraada di udara. Pendukung abiogenesis keberatan
dengan Spallanzani karena menurut mereka, labu yang tertutup menyebabkan
gaya hidup (elan vital) dari udara tidak dapat masuk, sehingga tidak
memungkinkan munculnya makhluk hidup (mikroba).

3. Louise Pasteur (1863): menggunakan kaldu dalam labu yang  disumbat dengan
gabus yang ditembus dengan pipa berbentuk leher angsa (huruf S), kemudian
dipanaskan. Setelah dingin dibiarkan beberapa hari, ternyata air kaldu tetap
jernih (tidak ditemukan mikroba).

Pipa berbentuk leher angsa memungkinkan masuknya gaya hidup dari udara,
tetapi ternyata tidak didapati makhluk hidup dalam kaldu. Menurut Pasteur,
mikroorganisme yang tumbuh dalam kaldu berasal dari udara. Tetapi tidak bisa
masuk karena terhambat oleh bentuk pipa. Hal ini dibuktikan bila labu
dimiringkan sehingga kaldu mengalir melalui pipa dan menyentuh ujung pipa,
ternyata beberapa hari kemudian menyebabkan busuknya kaldu. Muncullah
ungkapan : “ omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo, omne vivum ex vivo”

2
(makhluk hidup berasal dari telur, telur berasal dari makhluk hidup, makhluk
hidup berasal dari makhluk hidup).

C. Teori Lain

1. Teori Ciptaan : teori ini mengemukakan bahwa kehidupan yang ada di planet
diciptakan oleh Tuhan. Bumi yang dicipta Tuhan pada masa lalu sampai
sekarang mempunyai ciri yang tidak berubah. Mereka mengungkapkan teori ini
berdasarkan atas kejadian-kejadian gaib yang pernah dilihatnya. Kejadian gaib
tersebut dianggap sebagai ciptaan Tuhan, seperti halnya bumi dan kehidupan
yang ada didalamnya juga diciptakan oleh-Nya.
2. Teori Kreasi Khas/Penciptaan Khusus (Special Creation) : menyatakan bahwa
kehidupan diciptakan oleh suatu zat supranatural/gaib pada saat yang
istimewa. Pengikut teori ini Carolus Linnaeus.
3. Teori Kataklisma/Katastrofisme : menyatakan bahwa semua spesies diciptakan
sendiri-sendiri dan berlangsung dalam suatu periode, setiap periode ada
bencana yang menghancurkan spesies lama dan memunculkan spesies baru.
Pelopornya Cuvier dan teori mekanistik serupa oleh Haeckel.
4. Teori Uniformitarianisme : bahwa permukaan Bumi mengalami perubahan
geografik karena sedimentasi dan siklus erosi. Lapisan sedimen tersebut akan
memerangkap fosil.
5. Teori Gradualisme : perubahan geologis terjadi secara lambat dan berlangsung
terus-menerus. Perubahan geologis disebabkan oleh erosi dan pembentukan
lapisan sedimen atau lapisan batuan di laut.
6. Teori Mantap : menyatakan bahwa kehidupan tidak berasal-usul (keadaan
mantap).
7. Teori Kosmozoan/kosmos/panspermia : mengemukakan bahwa kehidupan di
bumi diperkirakan berasal dari ruang angkasa/alam semesta. Yang mendasari
teori ini adalah peyelidikan bahwa bahan yang terdapat pada batu meteor
maupun komet yang jatuh ke bumi mengandung banyak molekul organik

3
sederhana, misalnya: cyanogens, asam hidrocyanida, molekul
organik/protoplasma tersebut tatkala jatuh ke bumi menjadi benih/spora
kehidupan. Menurut teori ini bukan hanya di bumi saja yang timbul kehidupan.
Kehidupan dapat timbul sekali atau beberapa kali diberbagai bagian galaksi
dalam waktu yang berbeda. Pelopornya Arrhenius, Helmholtz, dan Richter.
8. Teori Evolusi Biokimia : menyatakan bahwa makhluk hidup terbentuk
berdasarkan hukum fisika-kimia yang dilanjutkan dengan evolusi biologi. Bumi
terbentuk antara 4,5-5 milyar tahun yang lalu, suhu diperkirakan mencapai
4000-80000C. Setelah dingin C dan unsur logam mengembun membentuk inti,
sedang permuakaan gersang, tandus dan tidak datar. Di atmosfer terbentuk
senyawa sederhana (H2O, NH3, CH4, CO2) berbentuk uap, ketika suhu turun
1000C terjadi hujan air (tersedia materi dan energi).
9. Teori Naturalistik/Evolusi  Organik/Oportunistik : menyatakan bahwa
kehidupan tercipta melalui proses evolusi kimia dan evolusi biologi berdasarkan
pada konsep biologi modern.

Teori Evolusi Organik (Teori Neoabiogenesis)

Louise Pasteur berhasil menumbangkan teori abiogenesis dan mengukuhkan teori


biogenesis. Tetapi belum berhasil menjelaskan kapan dan darimana sel yang
pertamakali terbentuk. Para ahli : Alexander Ivanovich Oparin (Rusia), Harold Urey
dan Stanley Miller (Amerika) yang pertamakali mengajukan hipotesa terbentuknya
sel hidup yang pertama berdasarkan konsep biologi modern, terutama biokimia.

Kondisi awal mula kehidupan (Teori Evolusi Biokimia)

Teori terbentuknya bumi dan planet ada 2 yaitu : teori dentuman besar (big bang)
oleh Georges Lemaître, menyatakan bahwa terjadi kondensasi materi di angkasa
menyatu dan memadat membentuk benda kecil yang kemudian meledak. Debu dan gas
membentuk bintang. Bintang meledak dan serpihannya membentuk planet-planet
termasuk bumi. Teori kabut asal (nebula) menyatakan bahwa bermilyar tahun yang
lalu bintang di angkasa yang tidak stabil meledak. Debu dan gas hasil ledakan
membentuk kabut yang disebut kabut asal (nebula). Kabut asal kemudian memadat lalu
meledak, menghasilkan bintang dan planet baru termasuk bumi.
Bumi pada mulanya diperkirakan berupa gumpalan gas dan debu yang tersusun dari
berbagai unsur seperti oksigen, nitrogen, karbon, silikon, besi, nikel, dan aluminium.
Unsur tersebut kemudian mencair. Unsur yang lebih berat mengendap dan yang ringan
akan membentuk atmosfir. Saat itu amat panas dengan suhu 4000-8000 0C. Ketika
mendingin, karbon dan beberapa logam mengembun dan membentuk inti bumi,
sedangkan permukaannya gersang, tandus, dan tidak datar. Oleh kegiatan vulkanik
permukaan bumi yang masih lunak bergerak dan berkerut terus menerus, dan ketika
mendingin kulit bumi tampak berlipat dan pecah.
Keadaan atmosfer juga berbeda dengan keadaan sekarang. Gas ringan seperti
hidrogen, helium, nitrogen, oksigen, dan argon lepas meninggalkan bumi karena medan
gravitasi bumi yang sebagian mengembun itu tidak dapat menahan gas tersebut.

4
Namun senyawa sederhana yang mengandung unsur tersebut di atas ditahan, seperti
air dalam bentuk uap, amonia, hidrogen, dan metana. Ketika suhu turun di bawah
1000C berlangsunglah proses pendinginan, air di atmosfer mengembun dan hujan
turun, akhirnya terbentuklah sungai yang mengandung mineral yang larut dari lapisan
bumi menuju ke laut.

Evolusi Kimia.
 Ahli kimia Amerika, Harold Clayton Urey, menyatakan bahwa atmosfer bumi kaya
akan molekul metana, hidrogen, uap air, dan amonia. Karena pengaruh radiasi sinar
kosmis dan aliran listrik halilintar terjadilah reaksi yang menghasilkan zat hidup.
Menurut Urey zat hidup pertama tersebut selama berjuta-juta tahun mengalami
perkembangan menjadi berbagai jenis makhluk hidup seperti sekarang ini.
 Stanley Miller, mahasiswa Urey di Chicago University, merancang alat yang digunakan
untuk membuktikan hipotesis Urey. Ke dalam alat tersebut dimasukkan gas hidrogen,
metana, amonia, dan air, kemudian dipanaskan selama seminggu hingga gas tersebut
dapat bercampur di dalamnya. Sebagai pengganti energi listrik halilintar digunakan
loncatan listrik tegangan tinggi. Kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap air yang
tertampung, ternyata terdapat senyawa organik sederhana seperti asam amino,
adenin, dan gula sederhana/ribosa, lipida, nukleotida terbentuk pada kondisi abiotik.

Gambar : Percobaan Stanley Miller

Eksperimen Miller ini banyak dikaji ulang oleh para ahli dan ternyata memberikan
hasil yang lebih mantap. Bila ke dalam perangkat tersebut dimasukkan senyawa
fosfat, ternyata dapat dibentuk ATP. Lembaga penelitian lain menyatakan dalam
percobaannya dihasilkan nukleotida yang merupakan penyusun utama DNA dan RNA
(berfungsi mengendalikan aktivitas sel dan penurunan sifat).

Evolusi Biologi
 Alexander Ivanovich Oparin mengajukan hipotesis, bahwa pada atmosfer purba bumi
terdapat senyawa air (H2O), hidrogen (H2), amonia (NH3), dan metana (CH4). Dengan
bantuan energi yang ada (energi panas bumi, sinar matahari, sinar ultra violet, sinar
kosmis, maupun loncatan petir), menyebabkan bahan tersebut terurai dan
terbentuklah molekul organik. Molekul organik yang terbentuk terkumpul pada
permukaan perairan baik laut, danau, sungai, maupun kolam dan dinamakan sup

5
purba/sup primordial (diperkirakan tempat kehidupan pertamakali muncul).
Percobaan yang dilakukan A.L. Herrera untuk membuktikan hipotesis Oparin,
menghasilkan asam amino dan suatu pigmen.
 Tahapan dalam evolusi kehidupan menurut hipotesis Oparin :
a. Bumi primitif, atmosfir mengandung hidrogen, air, metana dan amonia.
b. Sintesis dari campuran organik sederhana : alkohol, gliserin, asam organik,
purin, dan pirimidin.
c. Sintesis dari makromeolekul : karbohidrat, lemak, protein, enzim, nukleotida,
dan asam nukleat.
d. Gabungan dari berbagai makromolekul membentuk partikel-partikel besar dan
kompleks.
e. Membran membungkus organisme-organisme heterotrof primitif yang
melakukan fermentasi.
f. Permulaan duplikasi dan reproduksi molekular.
g. Fotosintesis dan respirasi.
 Bahan organik yang terdapat di perairan (sup purba) akan saling berinteraksi
membentuk makromolekul. Ini dibuktikan oleh Sydney W. Fox dengan mencampur
berbagai asam amino dan juga berbagai monomer/subunit seperti glukosa dan
kemudian memanaskannya. Ternyata makromolekul memang dapat terbentuk,
cenderung membentuk agregat/koaservat. Koaservat berbentuk bulatan/tetesan
kecil di dalam air dan dibatasi dari medium luarnya oleh lapisan membran tipis. Fox
dalam percobaannya menunjukkan bahwa molekul protein yang terbentuk dengan
pemanasan membentuk koaservat (memiliki membran yang memisahkannya dari
medium di sekelilingnya). Fox juga menunjukkan bila koaservat tersebut dimasukkan
ke dalam larutan yang hipertonik akan menyusut. Ini menunjukkan bahwa koaservat
mempunyai sifat dapat melakukan osmosis seperti halnya sel hidup.
 Terbentuknya membran primitif disusul oleh terbentuknya membran yang
sesungguhnya (melindungi makromolekul yang ada di dalamnya), juga mendekatkan
antar molekul agar lebih mudah berasosiasi/meningkatkan kesempatan melakukan
reaksi-reaksi kimia. Koaservat ini berkembang membentuk asam nukleat (berperan
penting dalam pengendalian aktivitas dan kegiatan pembentukan keturunan yang
memiliki struktur dan komposisi molekul yang sama dengan koaservat induknya. Fase
inilah yang dianggap sebagai tahap sel hidup pertama (sel primitif).

1. Asal Usul Sel Prokariotik : sel sederhana terbentuk pertama kali, tidak ada
membran inti hanya ada membaran sel. Sitoplasma ada DNA-RNA serta zat
organik sebagai makanan. Tidak ada mitokondria (anaerob).
2. Asal Usul Sel Autotrof : sel heterotrof berkembang sehingga bahan organik
menipis kondisi ini membuat sel beradaptasi dengan cara membran plasma melekuk
ke dalam membentuk lembaran fotosintetik, muncul sel autotrof.
3. Asal Usul Sel Eukariotik : berasal dari sel prokariotik (ada DNA) yang berevolusi,
membran sel melekuk mengelilingi DNA membentuk membran nukleus (2 lapisan).
Membran dalam (membentuk membran nukleus), membran luar (berhubungan
dengan Retikulum Endoplasma).

6
4. Asal Usul Mitokondria : organel pernapasan, berevolusi dari sel heterotrof/sel
anaerob agar menghasilkan energi yang cukup banyak (dengan respirasi aerob
memalui daur krebs). Sel eukariotik anaerob menelan sel prokariotik aerob
(simbiosis mutualisme/endosimbions).
5. Asal Usul Kloroplas : terbentuk dari endosimbiosis dari sel autotrof (mirip
Cyanobakteri). Sel heterotrof aerobik ada membran inti menelan sel autotrof.

Evolusi Organisme
A. Evolusi Invertebrata dan Vertebrata : melalui proses yang sangat panjang, proses
perubahan terjadi dari segi morfologi dan anatomi serta tingkah laku dimulai dari
sebuah kompetisi, sehingga dalam berevolusi tidak terlepas dari peran lingkungannya.
Maka tiap sel akan terus mengalami perkembangan hingga pada tahapan terbentuknya
sebuah individu baru.
1. Evolusi Invertebrata : terbentuknya hewan dimulai dari Protozoa kemudian
Porifera, Coelenterata, sampai pada tingkat Mamalia. Hewan tersebut mengalami
perkembangan dari satu sel menjadi banyak sel hingga terbentuk triplobastik
aselomata, pseudoselomata, sampai selomata. Hewan yang digolongkan dalam
kelompok Avertebrata memiliki persamaan ciri, yaitu tidak mempunyai ruas-ruas
tulang belakang (vertebrae). Jika kita amati, golongan hewan ini memiliki pola
organisasi tubuh yang agak sederhana, dibandingkan dengan kelompok hewan
Vertebrata. Dengan dasar inilah hewan-hewan ini dianggap primitif/merupakan
bentuk paling awal dari kehidupan yang telah mengalami sedikit perubahan.
2. Evolusi Vertebrata : chordata telah berevolusi dari invertebrata, peralihan antara
cephalochordata dan craniata. Makhluk paling awal yang dikenali sebagai
vertebrata telah memiliki ciri-ciri dari craniata yang menunjukkan asal usul
vertebrata berahang. Salah satu filum yang muncul tiba-tiba pada jaman Kambrium
adalah Chordata, makhluk yang memiliki sistem saraf pusat yang terlindung dalam
suatu tengkorak dan notochord/tulang belakang. Vertebrata adalah satu bagian
dari chordata. Vertebrata dibagi lagi menjadi beberapa kelas dasar seperti ikan,
amfibia, reptilia, burung, dan mamalia.
B. Evolusi dari kehidupan di Laut ke Darat
 Teori evolusi memaparkan bahwa makhluk darat berasal dari makhluk laut yang
berevolusi (alat gerak hewan darat: tangan dan kaki, berasal dari evolusi bentuk
sirip). Fernando Casares (Lembaga Penelitian Nasional Spanyol memberikan bukti
genetik proses evolusi dalam penelitian di jurnal Cell). Bahwa gen hoxd13 dari
tikus pada ikan zebra, protein yang dihasilkan gen itu berfungsi dalam
perkembangan autopoda, cikal bakal tangan dan kaki.
Ichthyostega diperkirakan punya kemampuan navigasi di perairan dangkal. Hasil
rekonstruksi, hewan tersebut bergerak dengan menyeret dirinya di permukaan
rata, menggunakan kaki depannya untuk menggeret tubuhnya.
 Stephanie Pierce, pimpinan studi dari Departemen Zoologi, University of
Cambridge, mengatakan, "Hasil studi ini menulis ulang buku tentang evolusi tulang
belakang pada hewan-hewan dengan alat gerak pertama”. Menguraikan, tulang
belakang pada manusia berbeda dengan hewan masa lalu. vertebrata pertama
memiliki tiga set tulang belakang dan tulang yang melintang di bagian tengah

7
dada (merupakan awal evolusi yang menghasilkan tulang sternum). Struktur itu
menguatkan tulang rusuk Ichtyostega, memungkinkannya mendukung berat badan
pada dada ketika bergerak di darat.
 Menemukan evolusi yang kompleks dari pinggul ikan menjadi pinggul hewan berkaki
merupakan proses yang lebih sederhana daripada perkiraan sebelumnya.
Tetrapoda/hewan berkaki empat mulai berjalan pertama kali di daratan sekitar
395 juta tahun lalu. Perubahan itu terjadi karena tetrapoda memiliki tulang pinggul
kuat yang terhubung dengan tulang belakang berkat tulang ilium, bagian tubuh yang
tidak terdapat pada ikan purba tetrapoda. Dr. Catherine Boisvert (Australian
Regenerative Medicine Institute di Monash University), Professor Jean Joss
(MacQuarie University), dan Professor Per Ahlberg (Uppsala University), meneliti
struktur pinggul beberapa kerabat ikan terdekat manusia. Mereka menemukan
tidak ada perbedaan besar antara manusia dan tetrapoda, terutama pada elemen
kunci dalam perubahan pinggul manusia dari ikan purba.
Membandingkan perkembangan pinggul (tulang dan otot) ikan Australian lungfish
(Neoceratodus forsteri) dan Axolotl (Atnbystoma mexicanum) yang dikenal
sebagai ikan berjalan di Meksiko. Bahwa pinggul ikan sederhana ke ikan yang
kompleks dapat dilakukan dalam beberapa langkah evolusi. Boisvert mengatakan,
"Banyak otot yang dianggap 'baru' pada tetrapoda, yang berevolusi dari otot yang
sudah ada pada lungfish, juga menemukan bukti baru bahwa ada jalur yang lebih
sederhana pada struktur rangka yang akan berevolusi."
C. Apakah Hidup Itu
1. Pandangan Materialisme : bahwa esensi kenyataan, termasuk esensi manusia
bersifat material atau fisik. Ciri utama dari kenyataan fisik/material adalah bahwa
ia menempati ruang dan waktu, memilki keluasan (res extensa), dan bersifat
objektif. Aliran ini menolak keberadaan dari alam spiritual atau jiwa. Materialisme
hanya akan menerima segala penjelasan yang berdasarkan pada data-data yang
bersifat inderawi.
2. Pandangan Vitalisme : bahwa kenyataan sejati pada dasarnya adalah energi, daya,
kekuatan, atau nafsu yang bersifat irrasional/tidak rasional. Percaya bahwa
seluruh aktivitas/perilaku manusia pada dasarnya merupakan perwujudan dari
energi/kekuatan yang tidak rasional dan instingtif.
Acuan vitalisme terutama adalah ilmu biologi dan sejarah. Biologi mengajarkan
bagaimana kehidupan ditentukan bukan oleh rasio, melainkan oleh kekuatan untuk
bertahan hidup (survive) yang sifatnya tidak rasional dan instingtif. Agar bisa
survive, maka tidak ada/tidak diperlukan pertimbangan rasional, melainkan naluri
untuk mempertahankan hidup. Sejarah membuktikan : peristiwa penting yang
menentukan sejarah dan peradaban umat manusia, seperti revolusi, hampir selalu
digerakkan oleh dorongan/energi yang sangat tidak rasional dan instingtif.

Evolusi : perubahan makhluk hidup yang berlangsung sedikit demi sedikit dan
memerlukan waktu yang lama, bisa mengakibatkan terjadinya
keanekaragaman makhluk hidup.

8
Perubahan ini disebabkan oleh 3 proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat
dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup
dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi,
keturunannya akan mempunyai sifat yang baru. Sifat baru diperoleh dari perubahan gen
akibat mutasi / transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang
bereproduksi secara seksual  kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi
genetika,  yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika
perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.

Evolusi didorong oleh 2 mekanisme utama, yaitu seleksi alam  dan hanyutan genetik.
Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna
untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu
populasi dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi
karena individu dengan sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi,
sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat yang
menguntungkan. Setelah beberapa generasi, adaptasi  terjadi melalui kombinasi
perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi
alam. Sementara itu, hanyutan genetik (Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas
yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan
genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu
individu bertahan hidup dan bereproduksi.

Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini
berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme. Proses ini
mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies baru. Dan sebenarnya, kemiripan
antara organisme satu dengan lainnya mensugestikan bahwa semua spesies berasal dari
nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan.

Dokumentasi fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi evolusioner yang
mengembangkan dan menguji teori yang menjelaskan penyebab evolusi. Kajian catatan
fosil dan keanekaragaman hayati organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada
pertengahan abad ke-19 bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu. Namun, mekanisme
yang mendorong perubahan ini tetap tidak jelas sampai pada publikasi tahun 1859 oleh
Charles Darwin,  On the Origin of Species yang menjelaskan dengan detail teori evolusi
melalui seleksi alam. Karya Darwin diikuti oleh penerimaan teori evolusi dalam komunitas
ilmiah.  Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan
Mendel, membentuk sintesis evolusi modern,  yang menghubungkan satuan evolusi (gen)
dengan mekanisme evolusi (seleksi alam). Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini
mendorong riset yang secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, dimana hal
ini telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan secara lebih
menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi.

Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin,  namun sebenarnya
biologi evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles.  Namun demikian Darwin
adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti

9
mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang
terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori
terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi. Ada 2 macam evolusi, yaitu :

1. Evolusi progressif merupakan proses evolusi yang menuju kemungkinan dapat


bertahan hidup (survive) sehingga menghasilkan spesies baru.
2. Evolusi regressif merupakan evolusi menuju kemungkinan mengalami kepunahan.

I.  Teori Evolusi

Beberapa ilmuwan yang menyampaikan pandangannya tentang evolusi :

1. Jean Baptiste Lamarck, mengemukakan bahwa :

a. Alat-alat tubuh yang sering digunakan akan tumbuh membesar, sebaliknya organ
tubuh yang tidak pernah digunakan akan menyusut bahkan hilang.
b. Hukum penurunan sifat-sifat yang baru yang diperoleh artinya bahwa sifat-sifat
baru karena sering digunakan atau tidak digunakannya bagian-bagian tubuh
tersebut akan diturunkan kepada keturunannya.
Contoh : J.B.Lamarck mengansumsikan bahwa kaki depan dan leher jerapah menjadi
panjang karena kebiasaan mencapai dedaunan di pohon yang tinggi dan sifat baru ini
diturunkan kepada genarasi berikutnya.

2. Charles Darwin (1809-1882) seorang naturalis kebangsaan Inggris, menyatakan


bahwa evolusi berlangsung karena adanya proses seleksi alam (natural selection).
Seleksi alam : proses pemilihan yang dilakukan oleh alam terhadap variasi makhluk
hidup di dalamnya. Hanya makhluk hidup yang memiliki variasi sesuai dengan
lingkungan yang bisa bertahan hidup, sedang yang tidak sesuai akan punah. Organisme
yang bisa hidup inilah yang selanjutnya akan mewariskan sifat-sifat yang sesuai
dengan lingkungan pada generasi berikutnya.

Pendapat Darwin mengenai panjang leher jerapah : sebagai pembanding dengan teori
Lamarck, panjang leher jerapah dijelaskan dengan teori Darwin bahwa nenek moyang
jerapah punya variasi panjang leher, ada pendek dan panjang. Karena terjadi bencana
kekeringan, lingkunganpun berubah dan berlangsunglah proses seleksi alam. Jerapah

10
berleher pendek tidak dapat mencari makan dengan menjangkau daun di pohon
sehingga tidak bisa bertahan hidup. Sebaliknya jerapah berleher panjang tetap dapat
memperoleh makanan dari daun di pohon sehingga dapat bertahan hidup. Karena
mampu bertahan hidup maka jerapah tersebut mampu berbiak dan mewariskan sifat
adaptif yaitu leher panjang pada generasi berikut. Itulah sebabnya semua jerapah
sekarang berleher panjang.

3. Konsep yang mendukung teori Darwin : percobaan August Weismann, untuk


membuktikan apakah lingkungan menyebabkan perubahan sifat yang menurun (teori
Lamarck) Weismann melakukan percobaan dengan memotong ekor tikus, lalu
dikawinkan. Ternyata anak tikus yang lahir tetap berekor panjang. Lalu anak tikus
tersebut dipotong ekornya dan dikawinkan lagi, ternyata keturunan tetap berekor
panjang. Langkah itu dilakukan sampai 21 generasi dan keturunan yang lahir ternyata
tetap berekor panjang. Dapat disimpulkan : perubahan sel tubuh karena pengaruh
lingkungan tidak akan diwariskan kepada  keturunannya. Evolusi adalah proses yang
menyangkut seleksi alam terhadap faktor genetika. Individu yang memiliki variasi
genetik yang sesuai dengan lingkungan yang akan lestari dan memiliki kesempatan
mewariskan gen yang adaptif pada generasi berikutnya.

Weismann tidak menentang teori evolusi Darwin, justru menjelaskan teori Darwin.
Bahwa perubahan sel tubuh akibat pengaruh lingkungan tidak diwariskan pada
keturunannya. Evolusi menyangkut pewarisan gen melalui sel kelamin. Hal ini bermakna
bahwa evolusi berkaitan dengan gejala seleksi alam terhadap faktor genetik.
Weismann berpendapat bahwa sifat leher panjang dan leher pendek pada jerapah
dikontrol oleh gen. Gen untuk leher panjang bersifat dominan, sedangkan gen untuk
leher pendek bersifat resesif. Oleh karena itu, jerapah berleher panjang merupakan
keturunan yang bersifat homozigot dominan atau heterozigot. Sebaliknya, jerapah
berleher pendek merupakan keturunan yang bersifat homozigot resesif. Jerapah
berleher pendek yang homozigot resesif tidak mampu beradaptasi dengan
lingkungannya sehingga punah.

Tokoh yang mendasari munculnya Teori Evolusi :

1. Anaximander ( 500 SM ) : filsuf Yunani sebagai evolusionis pertama, berpendapat


manusia berevolusi dari makhluk hidup aquatik mirip ikan yang pindah ke darat.
2. Empedocles ( 495 – 435 SM ) : filsuf Yunani kehidupan muncul dari lumpur dan
tumbuhan kemudian berubah menjadi hewan, makhluk pertama bentuknya tidak
sempurna berubah menjadi sempurna / baik yang mampu bertahan hidup ( bentuk
dari seleksi alam dan mekanisme evolusi ).
3. Erasmus Darwin ( 1731 – 1802 ) : kakek dari Charles Darwin, kehidupan berawal
dari asal mula yang sama dan respons fungsional diwariskan pada keturunannya
( Zoonomia ).
4. Jean Baptiste de Lamarck ( 1944 – 1829 ) : ahli biologi Prancis organ tubuh
makhluk hidup yang sering digunakan akan berkembang, yang tidak digunakan
akan mereduksi / menghilang ( use and disuse diwariskan kepada keturunannya ).

11
5. Thomas Robert Malthus ( 1766 – 1834 ) : ahli ekonomi Inggris bukunya An Essay
on the Principle of Population 1898, tidak adanya keseimbangan antara penduduk
dan bahan makanan, pertambahan populasi manusia ( deret ukur ) lebih cepat dari
jumlah makanan ( deret hitung ), sesuai teori C. Darwin perjuangan untuk hidup
( Struggle for life ).
6. George Cuvier ( 1769 - 1832 ) : teori katastropisme ( setiap masa diciptakan
makhluk hidup yang berbeda ), setiap periode sejarah bumi diakhiri bencana
alam yang memusnahkan makhluk hidup setelah itu diciptakan yang baru,
berdasarkan temuan fosil hewan dan tumbuahn khas di setiap sedimen batuan.
7. Sir Charles Lyell ( 1797 – 1875 ) : teori uniformitarianisme ahli geologi
Skotlandia, permukaan bumi terbentuk melalui proses bertahap dalam waktu yang
lama, kecepatan dan pengaruh perubahan geologis selalu seimbang dalam kurun
waktu tertentu, organisme yang ada sebagai turunan hasil modifikasi pada masa
geologi sebelumnya ( bukunya Principles of Geology ).
8. Charles Robert Darwin ( 1809 – 1882 ) : peminat ilmu alam dari Inggris tahun
1831 berlayar ke Galapagos ( kapal HMS Beagle ) makhluk hidup beradaptasi
terhadap lingkungan melalui mekanisme seleksi alam yang mampu untuk bertahan
hidup, bukunya On The Origin of Spesies by Means of Natural Selection bersama
Wallace 1858 ( asal mula spesies tidak secara mendadak dan berwujud sama
selama hidup di bumi ).
9. August Weismann ( 1834 – 1914 ) : ahli biologi Jerman, terjadi karena seleksi
alam terhadap faktor genetika suatu organisme bukan faktor lingkungan, dengan
memotong ekor tikus sampai generasi ke 20 ekor tikus tetap panjang seperti
generasi sebelumnya.
10. Alfred Russel wallace ( 1854 – 1862 ) : Pendataan flora – fauna di Indonesia
( Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku ) dan Semenanjung Melayu - Malaysia dibuat
garis Wallace wilayah Oriental ( Sumatra, Kalimantan, Jawa ) wilayah Australia
( Irian, Maluku ) daerah Transisi ( Sulawesi ) ada spesies endemik.

Fakta-Fakta yang Mendukung Penerimaan Teori Evolusi Biologi

 Proses kompleks pewarisan sifat organisme yang berubah dari generasi ke


generasi dalam waktu yang lama / jutaan tahun.
 Faktor yang mendorong terbentuknya berbagai makhluk hidup yang ada di dunia
saat ini.
 Spesies baru dapat muncul dari berbagai spesies tumbuhan dan hewan dalam
jangka waktu tertentu.
 Spesies-spesies yang berbeda dapat memiliki kekerabatan.

Fenomena Evolusi dan Sejarah Timbulnya Teori Evolusi

a. Perjalanan Charles Darwin Ke Kepuluan Galapagos.


Tahun 1831-1836 kapal HMS Beagle mengumpulkan fosil, batuan dan makhluk
hidup yang di jumpai. Burung Finch ( genus = burung pipit ) : ada di Amerika
Selatan dan Inggris memiliki variasi bentuk paruh karena adaptasi terhadap
lingkungan sesuai sumber makanan ada 13 spesies, Kura-kura memiliki perbedaan

12
morfologi / ciri khusus karena habitatnya : Habitat Basah (ukuran besar
cangkang seperti kubah), Habitat Kering (ukuran kecil cangkang seperti pelana).

b. Ilmuan yang Mempengaruhi Pemikiran Darwin.


 Empedocles : makhluk hidup berubah menjadi bentuk sempurna / lebih baik
yang dapat bertahan hidup, bentuk seleksi alam yang merupakan mekanisme
evolusi.
 Jean Baptiste de Lamarck : perubahan pada individu disebabkan oleh
lingkungan dan bersifat menurun ( Lamarckisme ) jerapah leher panjang
karena menjangkau makanan yang tinggi, adaptasi ini diwariskan pada generasi
berikutnya. Organ tubuh yang digunakan akan berkembang baik yang tidak
digunakan akan reduksi / hilang. Makhluk hidup menyesuaikan diri secara
fisiologis dan morfologis.
 Thomas Robert Malthus : tidak adanya keseimbangan antara penduduk dan
bahan makanan, muncullah teori C. Darwin perjuangan untuk hidup (Struggle
for life). Darwin membandingkan dengan seleksi yang dilakukan oleh para
peternak untuk memperoleh bibit unggul.
 George Cuvier : setiap masa diciptakan makhluk hidup yang berbeda, adanya
temuan fosil hewan dan tumbuhan pada batuan yang berbeda.
 Sir Charles lyell (1830): permukaan bumi terbentuk melalui proses bertahap
dalam waktu yang lama, bertentangan dengan pendapat waktu itu bahwa bumi
masih berusia muda. Fosil di batuan muda berbeda dengan fosil di batuan tua
karena perubahan yang berangsur-angsur secara perlahan.
 August Weismann : menerapkan teori C. Darwin dalam peristiwa genetika, sel-
sel tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan, dengan memotong ekor tikus
sampai 20 generasi dan ternyata generasi ke 21 ekor tikus tetap panjang.
 Alfred Russel Wallace (1858): pendataan dan persebaran flora dan fauna
yang ada di Indonesia dan Semenanjung Melayu – Malaysia, dengan batas
garis Wallace. Mengirim manuscript kepada J. Hooker anggota Royal Society, tentang
perluasan ide dari Malthus. Makalah Darwin dan Wallace di forum Society.
 Perdebatan antara Huxley dan Wilbeforce tanpa kehadiran Darwin (1860).
 Pendapat beberapa ahli : Geoffroy (1829), WC Wells (1813), Grant (1826),
Freke (1851), dan Rafinisque (1836).

Teori Darwin tentang Evolusi.


Pokok-pokok pikirannya, yaitu :

 Makhluk hidup bervariasi dan sifatnya menurun, tidak ada dua individu yang sama
persis dalam satu spesies ( kecuali kembar identik ).
 Populasi cenderung bertambah banyak, karena makhluk hidup mampu berkembang
biak, diperlukan makanan dan ruang yang cukup dan yang lahir lebih banyak dari
yang dapat bertahan hidup.
 Bertambahnya populasi tidak berjalan terus-menerus, individu berkompetisi
untuk memperoleh sumber daya agar mampu bertahan hidup, karena itu kenaikan
populasi tidak tak terbatas.

13
 Sifat yang diwariskan pada beberapa individu dapat membuat bertahan hidup dan
bereproduksi pada lingkungan tertentu.
 Seleksi alam / lingkungan, hanya individu adaptif yang dapat hidup dan mengubah
sifat populasi serta menghasilkan spesies baru.

Sesuai dengan kenyataan yang ada dialam / pengamatan sehari-hari, antara lain :

1. Adanya perbedaan pada keturunan / variasi individu dalam satu keturunan.


2. Bertambah banyaknya populasi karena kemampuan makhluk hidup untuk
berkembang biak.
3. Adanya perjuangan suatu spesies untuk bertahan hidup.
4. Adanya peristiwa seleksi alam, individu yang sifatnya sesuai lingkungan dapat
bersaing dan hidup serta bertambah banyak, yang tidak sesuai akan kalah dan
musnah/punah.

Selain dari hasil ekspedisi di benua Amerika Selatan, teori evolusi Darwin didasarkan
atas pengetahuannya ketika ia mempelajari buku “ Principles of Geology” karya Charles
Lyell (1830) dan buku “An Essay on The Principles of Population” karya Robert Malthus.
Berdasarkan 3 hal tersebut akhirnya Darwin menulis bukunya “On the Origin of Species
by Means of Natural Selection” (1859) yang berisi 2 hal pokok :

a) Spesies yang ada sekarang ini berasal dari spesies yang hidup di masa lampau,
b) Evolusi terjadi melalui proses seleksi alam

Darwin menghabiskan sisa masa hidupnya untuk penelitian dan publikasi buku “Descen of
Man‖” dan “The Expression of Emotion in Man and Animals‖” (1871).

Pro dan Kontra Tentang Teori Evolusi

a. Lamarck Versus C. Darwin.


 Lamarck : evolusi terjadi karena adanya perubahan individu sebagai mekanisme
adaptasi terhadap lingkungan dan perubahan ini diwariskan.
 Leher jerapah pendek karena menjangkau makanan / pohon yang tinggi leher
jerapah jadi panjang.
 Kaki ular karena tidak digunakan jadi ular tidak berkaki.
 Jari kuda karena digunakan cuma satu jadi jari kuda sekarang (pakai tapal
kuda).
 C. Darwin : evolusi terjadi karena seleksi alam, individu yang mampu beradaptasi
dengan lingkungannya yang akan bertahan hidup, yang tidak sesuai akan musnah.
 Leher jerapah ada panjang dan pendek karena yang dapat menjangkau
makanan / pohon yang tinggi jerapah leher panjang jadi yang leher pendek mati,
jadi jerapah sekarang leher panjang.
 Sayap kupu-kupu Biston betularia sebelum revolusi industri yang populasinya
banyak berwarna cerah, setelah revolusi industri yang populasinya banyak
berwarna gelap.

14
b. Lamarck Versus Weismann.
 Lamarck : perubahan individu ( sel / organ tubuh ) karena adaptasi terhadap
lingkungan akan diwariskan.
 Leher jerapah pendek karena menjangkau tanaman tinggi jadi leher jerapah
panjang.
 Weismann : perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak diwariskan.
 Ekor tikus dipotong sampai 20 generasi dan generasi 21 ekor tikus tetap
panjang.

c. C. Darwin Versus Weismann.


 Darwin : evolusi terjadi karena seleksi alam, individu yang adaptif bertahan hidup
yang tidak akan musnah.
 Weismann : evolusi adalah pewarisan gen melalui sel kelamin dan gejala seleksi alam
terhadap faktor genetik.

d. Neo Darwinisme.
DNA menjelaskan evolusi dan dokumen penting secara fungsional untuk makhluk hidup
bersifat invariabel ( tidak beraneka ragam ) jika mengalami mutasi akan menyebabkan
kelainan, bila berlangsung terus menerus dan diturunkan menyebabkan individu baru
berevolusi.

 Teori netral : pada level molekul seleksi alam tidak selalu bekerja, DNA / protein
yang bebas dari seleksi alam akan berevolusi netral.
 Evolusi netral : evolusi yang menghasilkan keanekaragaman tanpa fungsi tertentu.
 Mutasi netral : mutasi yang melahirkan sifat baru tanpa dibebani seleksi alam.

Secara umum, tanggapan ahli lain terhadap teori Darwin


a. Mendapat tantangan terutama dari golongan agama, yang menganut paham teori
penciptaan (Universal Creation).
b. Mendapat pembelaan dari penganut Darwin antara lain: Yoseph Hooker dan Thomas
Henry Huxley (1825-1895).
c. Mendapat kritik dan pengayaan dari banyak ahli antara lain: Morgan (1915), Fisher
(1930), Dobzhansky (1937), Goldschmidt (1940) dan Mayr (1942).
Dengan berbagai perkembangan dalam ilmu biologi, khususnya genetika maka Teori
Evolusi Darwin diperkaya. Seleksi alam tidak lagi menjadi satu-satunya agen penyebab
terjadinya evolusi, melainkan ada tambahan faktor-faktor penyebab lain yaitu: mutasi,
aliran gen, dan genetic drift. Oleh karenanya teori evolusi yang sekarang kita sebut
Neo-Darwinian atau Modern Systhesis.

Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (Neo Darwinian) terjadi karena:
a. Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.  
b. Perubahan dari genotip yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.
c. Produksi varian baru melalui materi genetik yang diturunkan (DNA/RNA).
d. Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya
lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.
e. Generasi berikutnya mewarisi kombinasi gen yang sukses dari individu fertile (yang

15
beruntung) dan masih dapat bertahan hidup dari kompetisi.
Islam Dan Teori Darwin
Secara ilmiah teori evolusi Darwin belum dapat dikatakan runtuh, karena sebelum
ditemukan bukti-bukti empiris yang bertentangan dengan kesimpulan teori tersebut,
maka  pernyataan dalam teori itu masih dianggap benar. Akan tetapi sampai saat ini
banyak kalangan masih meragukan kebenaran teori itu terutama dari kalangan agama.
Saat ini Indonesia kebanjiran buku Islam yang diproduksi Dr. Harun Yahya yang berbeda
dengan teori Darwin. Dari segi teologis ada kekhawatiran bahwa teori Darwin akan
mengusir Tuhan dari kehidupan, namun Haidar Bagir, pakar filsafat Islam, tidak
sepenuhnya sependapat dengan Harun Yahya. Bagir (2003) menanggapinya dengan
mengatakan: sikap kita terhadap keyakinan Darwinian mengenai sifat kebetulan dan
materialistik asal-usul kehidupan yang terkandung dalam teori itu sudah jelas (kita
menolaknya). Tidak demikian halnya dengan kesimpulan utama teori ini mengenai sifat-
sifat evolusioner kehidupan. Karena betapapun demikian, tetap saja Tuhan bisa
dipercayai sebagai Dzat di balik semua gerakan evolusi itu. Tentang prinsip survival of
the littest, Bagir justru membenarkannya dan kita harus mengambil hikmahnya, karena
hal itu sesuai dengan kenyataan sehari-hari dan didukung karena tidak bertentangan
dengan kandungan Alqur‘an.

II. Faktor dan Petunjuk Pendukung Terjadinya Evolusi

1. Fosil / Paleontologi.
Sisa makhluk hidup pada masa lampau dan membatu bukti adanya makhluk hidup
masa lampau yang berbeda dengan masa kini, berguna untuk merekonstruksi
kehidupan masa lalu tapi ditemukan tidak pernah utuh dan tidak menggambarkan
urutan filogeni yang lengkap. Sisa tersebut dapat berupa: tulang, cangkang, gigi,
jejak kaki, maupun bagian yang lain. Contoh fosil yang pernah ditemukan !

Gambar. Fosil Ikan dan Bakteri

Beberapa tokoh yang mempelajari tentang fosil :

a. Leonardo da Vinci (1452-1519) seorang pelukis berkebangsaan Italia,


berpendapat bahwa fosil merupakan bukti adanya makhluk hidup dan kehidupan
di masa lampau.
b. George Cuvier (1769-1832) seorang ahli anatomi dari Perancis, yang
mempunyai gagasan bahwa makhluk hidup diciptakan khusus pada setiap zaman
dan pada setiap zaman diakhiri dengan makhluk hidup yang berbeda dengan
makhluk hidup pada lapisan bumi sebelumnya.

16
c. Charles Darwin berpendapat bahwa makhluk hidup yang terdapat pada lapisan
bumi yang tua akan mengadakan perubahan bentuk yang disesuaikan dengan
lapisan bumi yang lebih muda sehingga pada lapisan bumi lebih muda ditemukan
fosil yang berbeda dengan lapisan bumi yang lebih tua.
Dari pendapat tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa pada masa lampau
terdapat makhluk hidup yang berbeda dengan sekarang, karena adanya perbedaan
di permukaan bumi secara bertahap yang menyebabkan adanya
perubahan pada makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Penemuan fosil biasanya berupa bagian tubuh tertentu saja dan jarang ditemukan
dalam keadaan yang utuh. Hal itu disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
 Bagian tubuh yang menyusun organisme lunak sehingga mudah hancur dan
jarang menjadi fosil.
 Terjadinya lipatan batuan bumi atau patahan bumi.
 Adanya pengaruh air, angin, dan bakteri.

Fosil paling lengkap adalah kuda (ditemukan oleh Marsh dan Osborn). Dari nenek
moyang kuda (Eohippus) hidup 58 juta tahun yang lalu ke bentuk kuda modern
sekarang (Equus), yaitu:
a. Tubuh bertambah besar, dari sebesar kucing hingga sebesar kuda sekarang
b. Leher makin panjang, kepala makin besar, jarak antara ujung mulut hingga
bagian mata menjadi makin jauh
c. Perubahan dari geraham depan dan belakang dari bentuk yang sesuai untuk
makan daun menjadi bentuk yang sesuai untuk makan rumput
d. Bertambah panjangnya anggota tubuh hingga dapat dipakai untuk berlari
cepat, tetapi bersamaan dengan itu kemampuan rotasi tubuh menurun.
e. Adanya reduksi jari kaki dari lima menjadi satu, yaitu jari ketiga yang
selanjutnya memanjang, kemudian disokong teracak.
Untuk menetapkan umur fosil dilakukan dengan 2 cara : secara langsung dengan
menetapkan umur batuan tempat fosil ditemukan (cara ini kurang valid). Secara
tak langsung dengan carbon dating menggunakan isotop C 14 (cara ini lebih valid).

2. Perbandingan Anatomi/Morfologi.
Perbandingan morfologi ada 2 :
a. Divergensi morfologi : perubahan dari bentuk dan struktur tubuh nenek
moyang menjadi bentuk struktur tubuh spesies-spesies berbeda.

17
b. Konvergensi morfologi : perubahan bentuk dan struktur tubuh yang berbeda
pada spesies-spesies yang hubungan evolusinya jauh menjadi bentuk dan
struktur yang sama.

Perbandingan dapat diketahui bahwa alat-alat fungsional berbagai binatang dapat


dibedakan menjadi 2, yaitu:
a) Homologi : organ yang mempunyai asal struktur sama tapi fungsi berbeda.
Dijumpai pada sistim sirkulasi dan urogenetalis vertebrata dari ikan hingga
mamalia.
 Tangan manusia - memegang, sayap kelelawar / burung - terbang, kaki depan
kuda - berjalan, sirip ikan paus – berenang.
b) Analogi : organ yang mempunyai fungsi sama tapi asal struktur berbeda.
 Sayap kelelawar / burung – sayap serangga / kupu-kupu untuk terbang
 Kaki kuda – kaki laba-laba / lalat untuk berjalan.
 Sirip ikan paus / lumba-lumba – sirip ikan mas untuk berenang.

3. Perbandingan Embriologi.
Pada vertebrata perkembangbiakan secara seksual terdapat persamaan pada
perkembangan embrio ( Ernest Haeckel–teori Rekapitulasi : ontogeni merupakan
ulangan / sejarah singkat dari filogeni ).

 Ontogeni : sejarah pertumbuhan dan perkembangan embrio/individu dari


ovum/zigot sampai dewasa/ individu mati.
 Filogeni : sejarah perkembangan organisme dari filum sederhana sampai paling
sempurna / perkembangan evolusi makhluk hidup.

18
Perbandingan berbagai macam embrio vertebrata. Keterangan: 1. Ikan, 2.
Salamander, 3. Kura-kura darat, 4. Ayam, 5. Kelinci, 6. Manusia

a. Sifat-sifat umum muncul sebelum sifat-sifat yang khusus.


b. Perkembangan dimulai dari yang umum, kemudian baru menuju ke yang khusus.
c. Bentuk embrio dari berbagai makhluk hidup hampir serupa, tetapi pada tahap
dewasa menunjukkan perbedaan yang nyata.

4. Pengaruh Penyebaran Geografis.


Makhluk hidup yang berasal dari satu spesies dan hidup di satu tempat setelah
mengalami penyebaran ke tempat lain sifatnya dapat berubah. Perubahan itu
terjadi karena di tempat yang baru tersebut harus beradaptasi demi
kelestariannya. Adaptasi bertahun-tahun akan menyebabkan semakin banyaknya
penyimpangan sifat bila disbanding dengan makhluk hidup semula.  Dua tempat
yang dipisahkan oleh pegunungan yang tinggi/samudera yang luas mempunyai flora
dan fauna yang berbeda sama sekali (perbedaan ini disebabkan adanya isolasi
geografis).

Contoh : bentuk paruh burung Finch di kepulauan Galapagos, memiliki bentuk


paruh dan ukuran yang berbeda, dan mempunyai hubungan dengan burung Finch
yang ada di Amerika Selatan. Mungkin karena sesuatu hal burung itu bermigrasi
ke Galapagos, dan menemukan lingkungan baru yang berbeda dengan lingkungan

19
moyangnya. Burung itu kemudian berkembangbiak dan keturunannya yang
mempunyai sifat sesuai dengan lingkungan akan bertahan hidup, sedang yang
tidak akan mati. Karena lingkungan berbeda, burung itu menyesuaikan diri dengan
jenis makanan yang ada, akhirnya terbentuklah 14 spesies burung Finch (beda
bentuk dan ukuran paruhnya).

5. Adanya Variasi antar Individu dalam satu keturunan


Di dunia ini tidak dijumpai 2 individu yang identik sama, bahkan anak kembar
sekalipun pasti punya perbedaan. Demikian pula individu dalam satu spesies.
Misal: perbedaan warna, ukuran, berat, kebiasaan, dan lain-lain. Jadi antar
individu dalam satu spesies pun terdapat variasi. Variasi : segala macam
perbedaan yang terdapat antar individu dalam satu spesies. Hal ini terjadi karena
pengaruh berbagai faktor seperti : suhu, tanah, makanan, dan habitat. Seleksi
yang dilakukan bertahun-tahun pada suatu spesies menyebabkan munculnya
spesies baru yang beda dengan moyangnya. Oleh karena itu adanya variasi
merupakan bahan dasar terjadinya evolusi yang menuju ke arah terbentuknya
spesies baru.

6. Alat Tubuh yang Tersisa.


Organ dulu pernah dimiliki sekarang hilang meski ada bekasnya, pada manusia ada
100 buah organ tersisa (rudimentasi/rudimeter/mengecil/reduksi/menyusut=organ
vestigial) : usus buntu/apendiks (sisa rudimeter usus besar), tulang ekor, gigi taring,
selaput mata sudut dalam, otot penggerak telinga, rambut dada, buah dada laki-laki.
Rangka ular memiliki organ vestigial berupa tulang pelvis dan kaki yang diduga
berasal dari nenek moyang. Ular piton ada benjolan kuku sisa kaki belakang.

20
Sisa sayap pada burung yang tidak berfungsi untuk terbang seperti: burung
pinguin, kasuari, dan burung onta.

7. Perbandingan Fisiologi.
Umumnya ditemukan persamaan proses fisiologi antar berbagai makhluk hidup,
misal: sintesis protein, proses metabolisme, respirasi, ekskresi, dan lainnya. 

8. Petunjuk Biokimia.
Contoh, Hb manusia lebih mirip dengan simpanse / gorilla daripada dengan anjing
atau cacing tanah. Tingkat kemiripan ini menunjukkan manusia lebih dekat
kekerabatannya dengan simpanse / gorilla daripada anjing atau cacing tanah.
9. Domestikasi.
Mengubah tanaman dan hewan liar yang dapat dikuasai dan bermanfaat sesuai
dengan keinginan manusia adalah akibat dari peristiwa domestikasi. Contoh:
penyilangan burung merpati (dijumpai adanya 150 variasi burung), diantaranya
begitu berbeda hingga dapat dianggap sebagai spesies berbeda. Dalam
domestikasi, manusia melakukan penyilangan agar diperoleh keturunan yang ideal.
Jadi manusia dapat mengevolusikan makhluk hidup (menghasilkan varietas yang
dikehendaki manusia berdasarkan sifat yang tersedia).

III.  Pengertian Kesempatan dalam Proses Evolusi (Teori Oportunisme)

Untuk dapat memahami masalah evolusi, perlu dipahami pengertian-pengertian berikut :

 Spesies : populasi-populasi yang masih mungkin mengadakan pertukaran gen


termasuk dalam satu spesies. Variasi atau perbedaan morfologi fisiologi ataupun
kelakuan tidak menjadi alasan dipisahkannya dua populasi menjadi dua spesies
yang berbeda.
 lsolasi Reproduksi : barier (hambatan) geografik dapat memungkinkan terjadinya
pemisahan dua populasi (allopatrik) keadaan ini memungkinkan terjadinya isolasi
reproduksi meskipun kedua populasi tersebut berada dalam satu lingkungan
kembali (sympatrik).
 Macam-macam Isolasi Intrinsik.

21
a.  Mekanisme yang mencegah/menghalangi terjadinya perkawinan:

1) Isolasi Ekogeografi : 2 populasi yang terpisah oleh hambatan fisik, dapat menjadi
berbeda sesuai dengan lingkungannya. Apabila suatu saat kedua populasi tersebut
dikumpulkan, keduanya tidak mampu mengadakan perkawinan. Hal ini disebabkan
karena keduanya tidak dapat lagi menyesuaikan diri pada kondisi yang baru. Mereka
telah memperoleh perubahan genetik akibat dari keadaan sekelilingnya. Contoh :
tanaman Platanus occidentalis dan Platanus orientalis. Keduanya dapat diserbukkan
secara buatan dengan keturunan tetap fertil. Namun penyerbukan secara alam tidak
pemah terjadi karena masing-masing hanya dapat hidup di lingkungannya sendiri
(terpisah secara geografi dan genetik).
2) Isolasi Habitat : antara. 2 populasi simpatrik yang menghuni daerah berbeda lebih
sering terjadi perkawinan daripada antara sesama populasi setempat namun berbeda
sifat genetiknya. Contoh : katak Bufo fowleri dan Bufo americanus. Keduanya dapat
kawin dan menghasilkan keturunan yang fertil. Kalau pada suatu waktu tempat
tinggalnya bercampur ternyata Bufo fowleri lebih banyak mengadakan perkawinan
dengan sesamanya dibanding dengan Bufo americanus. Hal ini disebabkan karena Bufo
fowleri memilih tempat tinggalnya untuk kawin di air yang tenang, sedangkan Bufo
americanus di kubangan air hujan.
3) Isolasi Iklim : Pinus radiata dan Pinus muricata keduanya terdapat di California dan
tergolong simpatrik. Keduanya disilangkan tetapi tidak pernah terjadi di alam. Hal ini
disebabkan karena perbedaan masa berbunga Pinus radiata terjadi pada awal
Februari sedang Pinus muricata pada bulan April. Contoh lain : 4 jenis katak pada
genus Rana. Meskipun hidup di daerah yang sama tetapi tidak terjadi persilangan,
karena perbedaan masa aktif perkawinan.
4) Isolasi Perilaku : pada jenis ikan ternyata kelakuan meminang ikan betina oleh ikan
jantan berbeda. Contoh : ikan satu : membuat sarang dengan 2 lubang untuk masuk
dan keluar, sarang digantungkan pada tumbuhan air. Ikan lain : pada sarang hanya ada
1 lubang untuk tempat masuk saja, sarang dibuat pada dasar kolam.
5) Isolasi Mekanik : adalah menyangkut struktur yang berkaitan dengan peristiwa
perkawinan itu sendiri. Misal : hewan jantan dari suatu spesies jauh lebih besar
ukurannya daripada jenis betina. Atau alat kelamin jantan mempunyai bentuk yang
sedemikian rupa sehingga tidak cocok dengan yang betina (alat kelamin berlaku
sistem “lock and key”/kunci dan gembok). Pada hewan kaki sejuta genus Brochoria
dijumpai bentuk alat kelamin pada jantan berbeda-beda (sering digunakan sebagai
titik tolak klasifikasi), tetapi pada betina bentuknya serupa. Isolasi semacam ini pada
tumbuhan lebih berpengaruh dibanding pada hewan, terutama berkaitan dengan
hewan penyebar serbuk sari. Terkait adaptasi, ada kekhususan bentuk bunga dalam
hubungannya dengan hewan penyebar serbuk sari.

b. Mekanisme yang mencegah terjadinya hibrida:

1) Isolasi Gamet : peristiwa penyerbukan belum tentu mengakibatkan peristiwa


fertilisasi. Pada percobaan Drosophila virilis dan Drosophila americana, dengan
inseminasi buatan maka sperma dari jenis jantan tidak dapat mencapai sel telur

22
karena tidak dapat bergerak (akibat adanya cairan penghambat dalarn saluran
reproduksi). Pada spesies Drosophila lain mekanismenya berbeda, pada waktu sperma
masuk dalam saluran reproduksi, saluran tersebut membengkak hingga sperma
tersebut mati. Contoh lain tanaman tembakau, meskipun serbuk sari sudah diletakkan
pada stigma tetapi tidak terjadi fertilisasi karena inti dari serbuk sari tersebut
tidak dapat mencapai inti telur dalam ovula.
2) Isolasi Perkembangan : pada Rana pipiens terjadi peristiwa fertilisasi yang berhasil
tetapi embrionya tidak dapat tumbuh dan segera mati. Pada dunia ikan peristiwa
semacam ini banyak terjadi, seringkali telur dari suatu spesies dibuahi oleb sperma
dari spesies lain, tetapi terjadi peristiwa yang sama seperti pada Rana pipiens.
3) Ketidakmampuan Hidup suatu Hibrida : telah dibicarakan peristiwa perkawinan yang
tidak dapat berlangsung karena adanya hambatan geografi, perubahan genetik,
perbedaan musim perkawinan, perbedaan kelakuan dan akhirnya karena hambatan
mekanik. Perkawinan dapat terjadi, tetapi pembentukan gametnya terlambat.
Perkawinan dapat berlangsung, pembentukan garnet dapat terjadi, tetapi embrio yang
terbentuk tidak dapat tumbuh dan berkembang. Langkah berikutnya adalah semua
peristiwa fase di atas dapat dilalui dengan selamat tetapi ternyata kemudian
perkembangan dari hibrida adalah lemah, cacat dan kebanyakan mati sebelurn dapat
mengadakan reproduksi. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada pertukaran gen antara
kedua induk, dijumpai pada tanaman tembakau yang mati sebelum berbunga (ada
tumor pada bagian vegetatifnya).

c. Mekanisme yang mencegah kelangsungan hibrida:

1) Kemandulan Hibrida : hasil perkawinan antara kambing dan biri-biri, berupa


keturunan yang steril (mandul). Peristiwa ini dapat terjadi, bahwa hibrida yang
terbentuk dapat hidup dengan normal ternyata steril. Contoh lain : antara kuda dan
keledai (keturunannya steril karena tidak terjadi pertukaran gen).
2) Eliminasi Hibrida karena Seleksi : hibrida fertil disertai keturunannya bila berada
dalam suatu tempat yang sama, dapat hidup normal dan dianggap sebagai satu spesies.
Tetapi bila hibrida dan keturunannya kurang mengadakan adaptasi, maka dalam waktu
yang tidak lama semua akan musnah. Antara kedua induk dalam peristiwa ini memang
terjadi pertukaran gen tetapi tidak banyak. Perkawinan antara induk yang berasal
dari satu spesies menghasilkan keturunan yang lebih banyak dibanding dengan
keturunan dari hibridanya. Akibatnya untuk taraf berikutnya terjadi koreksi
terhadap perkawinan yang keliru tersebut, perkawinan dengan spesies lain. Akibatnya
terjadi seleksi hingga pada akhirnya keturunan dari hibrida tersebut mengalami
eliminasi (punah).

IV. Mekanisme Evolusi (Keterkaitan Mutasi dan Proses Evolusi)

Berdasarkan tempat terjadinya evolusi :

 Pertama, evolusi tidak terjadi di dalam individu. Contoh: kalau manusia berasal
dari makhluk sebelum manusia (sejenis kera), hendaknya jangan dibayangkan
bahwa individu kera berangsur-angsur berubah menjadi manusia.

23
 Kedua, evolusi terjadi di dalam populasi. Pada peristiwa evolusi terjadi estafet
pewarisan sifat orang tua kepada anak melalui ratusan bahkan ribuan generasi
populasi yang berbeda. Populasi itulah yang merupakan tempat terjadinya
perubahan evolusi.

a. Mutasi Gen : merupakan perubahan struktur kimia gen (DNA) yaitu pada basa
nukleotidanya, yang menyebabkan perubahan sifat pada suatu organisme dan
bersifat menurun.
1. Angka Laju Mutasi : merupakan angka yang menunjukkan banyaknya gen yang
bermutasi dari seluruh gamet yang dihasilkan oleh satu individu suatu spesies.
Angka laju mutasi suatu spesies biasanya sangat rendah, yaitu rata-rata 1 :
100.000 (berarti pada setiap 100.000 gamet terdapat satu gen yang
bermutasi). Meskipun angka laju mutasi sangat kecil, namun tetap menjadi
salah satu mekanisme evolusi yang penting. Alasannya :

1. Setiap gamet dapat mengandung beribu-ribu gen


2. Setiap individu mampu menghasilkan ribuan bahkan jutaan gamet
3. Jumlah tiap generasi dalam suatu populasi individu sangat banyak

Umumnya mutasi bersifat merugikan. Peluang terjadinya mutasi yang


menguntungkan hanya sekitar 1 : 1.000, (berarti pada setiap 1.000 kali mutasi,
hanya ada satu mutasi yang menguntungkan). Meskipun peluang mutasi yang
menguntungkan kecil, namun karena jumlah generasi selama populasi spesies
tersebut hidup besar, maka jumlah mutasi yang menguntungkan juga besar.

Mutasi dikatakan menguntungkan kalau:

 Menghasilkan spesies yang adaptif


 Menghasilkan spesies yang mempunyai vitalitas (daya hidup) dan viabilitas
(kelangsungan hidup) yang tinggi

Mutasi dikatakan merugikan bila mutasi:

 Menghasilkan alel yang mengakibatkan mutasi letal (mematikan)


 Mmenghasilkan spesies yang tidak adaptif
 Menghasilkan spesies yang mempunyai vitalitas rendah

Mutasi yang menyebabkan timbulnya alel letal, misal : alel letal bersifat
resesif (pengaruh ini hanya tampak bila berada dalam keadaan homozigot),
namun tidak tampak pada keadaan heterozigot. Gen resesif ini akan tetap ada
dalam populasi dan seleksi alam hanya akan bekerja pada individu-individu yang
homozigot.

Perbandingan frekuensi (penyebaran) alel dominan yang non letal dan alel
resesif yang letal dapat diketahui dengan menghitung frekuensi alel
populasinya. Perbandingan frekuensi genotip homozigot terhadap genotip

24
heterozigot pada gen non letal maupun gen letalnya dapat diketahui dengan
menghitung frekuensi gen (genotip) populasinya.

2. Frekuensi Gen dan Genotipe di dalam Populasi : frekuensi alel/gen


merupakan perbandingan alel satu dengan alel lainnya untuk suatu karakter /
sifat tertentu (disimbulkan dengan 1 huruf misal : A-a) dalam suatu populasi.
Frekuensi genotif merupakan perbandingan gen satu dengan gen lainnya untuk
suatu karakter atau sifat tertentu (disimbulkan dengan 2 huruf misal : AA,
Aa, aa) dalam suatu populasi. Setiap populasi mempunyai gene pool masing-
masing, yang merupakan total seluruh (kumpulan gen) di dalam suatu populasi
pada suatu waktu tertentu.
Gene pool terdiri dari seluruh alel pada seluruh lokus gen pada seluruh
individu dari populasi. Pada spesies diploid, masing-masing lokusnya diwakilkan
dua kali dalam genom suatu individu, yang mungkin homozigot atau
heterozigot untuk lokus yang homolog. Jika seluruh anggota suatu populasi
homozigot untuk alel yang sama, maka alel tersebut dikatakan sebagai alel
yang tetap dalam gene pool. Namun biasanya ada dua alel atau lebih untuk tiap
gen, masing-masing mempunyai suatu frekuensi relatif (proporsi) tersendiri
dalam gene pool.

b. Hukum Hardy-Weinberg : Godfrey Harold Hardy dan Wilhelm Weinberg (1908)


secara terpisah menemukan dasar-dasar frekuensi alel dan genetik dalam suatu
populasi (dikenal sebagai hukum prinsip kesetimbangan Hardy-Weinberg).
Pernyataan itu menegaskan bahwa frekuensi alel dan genotip suatu populasi ( gene
pool) selalu konstan dari generasi ke generasi dengan kondisi tertentu. Kondisi
yang menunjang Hukum Hardy-Weinberg sebagai berikut:

1). Ukuran populasi harus besar


2). Ada isolasi dari polulasi lain
3). Tidak terjadi mutasi
4). Perkawinan acak
5). Tidak terjadi seleksi alam

Hukum Hardy-Weinberg dapat dijelaskan berikut ini!

Pada suatu lokus, gen hanya mempunyai dua alel dalam satu populasi. Para ahli
genetika populasi menggunakan huruf p untuk mewakili frekuensi dari satu alel
(Dominan=A/normal) dan huruf q untuk mewakili frekuensi alel lainnya
(Resesif=a/albino). Perubahan Perbandingan Frekuensi gen dan genotip pada
populasi Hukum Hardy-Weinberg tidak berlaku untuk proses evolusi karena
hukum Hardy-Weinberg tidak selalu menghasilkan angka perbandingan yang tetap
dari generasi ke generasi. Kenyataannya, frekuensi gen dalam suatu populasi
selalu mengalami perubahan atau menyimpang dari hukum Hardy-Weinberg.

25
Beberapa faktor yang menyebabkan perubahan keseimbangan hukum Hardy-
weinberg dalam populasi yaitu adanya:
a). Hanyutan genetik (genetic drift)
b). Arus gen (gene flow)
c). Mutasi
d). Perkawinan tidak acak
e). Seleksi alam
f). Emigrasi dan Imigrasi
g). Dorongan meiosis (meiotic drive)

CATATAN.

 a. Frekuensi alel / gen = p + q = 1


b. Frekuensi genotif = (p + q)2 = 1
 Cari dulu q2 = genotip homozigot resesif (misal : albino/aa, butawarnaXbXb)
 q = √…. = √0,0001 berlaku juga untuk wanita, untuk laki-laki q = …. = 2/100
tanpa di √ karena hanya ada X saja, Y tidak ikut
o Laki-laki = p + q = …. . tanpa di √ karena genotifnya XBY dan XbY
o Wanita = (p + q)2 = p2 + 2pq + q2 karena genotifnya XBXB, XBXb, XbXb
 Pada wanita ada heterozigot/carier/pembawa , laki-laki tidak ada
 Penyebut : jumlah penduduk/jumlah populasi = 1/10.000 atau persen = 2/100

Contoh :

1). Dalam 10.000 penduduk terdapat 1 orang yang albino.

a. Berapa frekuensi alel normal dan albino. (0,99 dan 0,01)


b. Berapa frekuensi genotif normal heterozigot. (2%)
c. Berapa orang yang normal homozigot. (9.801 orang)

Jawab :

a. Frekuensi alel / gen = p + q = 1

 Frekuensi  alel resesif/albino : q2 = 1/10.000 = 0,0001 ; q  =   √ 0,0001  =  0,01


 Frekuensi alel dominan/normal : p = 1 – q ; p = 1 –  0,01 ; p = 0,99

b. Frekuensi genotif = (p + q)2 = 1

 Frekuensi homozigot dominan : P2 ; (0,99)2 = 0,9801 x 10.000 = 9.801 orang


 Frekuensi heterozigot : 2pq ; 2(0,99)(0,01) = 0,0198 x 10.000 = 198 orang = 2%
 Frekuensi homozigot resesif : q2 ; (0,01)2 = 0,0001 x 10.000 = 1 orang

2). Disuatu daerah terdapat 2% laki-laki hemofili dari 5.000 penduduk.

a. Berapa frekuensi alel normal dan hemofili. (0,98 dan 0,02)


b. Berapa frekuensi genotif wanita normal heterozigot. (4%)

26
c. Berapa orang wanita yang normal homozigot. (4.802 orang)
d. Berapa orang laki-laki yang hemofili. (100 orang)

Jawab : yang diketahui laki-laki = 2% jadi tanpa di √

a. Frekuensi alel / gen = p + q = 1

 Frekuensi  alel resesif/hemofili : q  = 2/100 = 0,02


 Frekuensi alel dominan/normal : p = 1 – q ; p = 1 –  0,02 ; p = 0,98

b. Frekuensi genotif = (p + q)2 = 1

 Pada wanita :
 Frekuensi normal homozigot : P2 ; (0,98)2 = 0,9604 x 5.000 = 4.802 orang
 Frekuensi normal carier: 2pq ; 2(0,98)(0,02) = 0,0392 x 5.000 = 196 orang = 4%
 Frekuensi hemofili : q2 ; (0,02)2 = 0,0004 x 5.000 = 2 orang

 Pada laki-laki :
 Frekuensi normal : P ; 0,98 x 5.000 = 4.900 orang
 Frekuensi hemofili : q ; 0,02 x 5.000 = 100 orang

3). Di antara 1.500 penduduk ada 60 orang wanita butawarna.

a. Berapa frekuensi alel normal dan butawarna. (0,8 dan 0,2)


b. Berapa frekuensi genotif wanita normal heterozigot. (32%)
c. Berapa frekuensi genotif laki-laki normal. (80%)
d. Berapa orang wanita yang normal homozigot. (960 orang)
e. Berapa orang laki-laki yang butawarna. (300 orang)

Jawab : yang diketahui wanita = 60 orang

a. Frekuensi alel / gen = p + q = 1

 Frekuensi  alel resesif/butawarna : q2 = 60/1.500 = 0,04 ; q  = √ 0,04 = 0,2


 Frekuensi alel dominan/normal : p = 1 – q ; p = 1 –  0,2 ; p = 0,8

b. Frekuensi genotif = (p + q)2 = 1

 Pada wanita :
 Frekuensi normal homozigot : P2 ; (0,8)2 = 0,64 x 1.500 = 960 orang
 Frekuensi normal pembawa : 2pq ; 2(0,8)(0,2) = 0,32 x 1.500 = 480 orang = 32%
 Frekuensi butawarna : q2 ; (0,2)2 = 0,04 x 1.500 = 60 orang

27
 Pada laki-laki :
 Frekuensi normal : P ; 0,8 x 1.500 = 1.200 orang = 80%
 Frekuensi butawarna : q ; 0,2 x 1.500 = 300 orang

Menghitung frekuensi alel ganda. Persamaan (p + q) = 1 seperti yang digunakan pada


contoh sebelumnya hanya berlaku apabila terdapat 2 alel pada suatu lokus dalam
autosom. Apabila lebih banyak alel ikut mengambil peranan, maka dalam persamaan
harus ditambah lebih banyak simbol. Misal : pada golongan darah sistem ABO dikenal
tiga alel yaitu IA , IB dan Ii . Andaikan p menyatakan frekuensi alel IA , q untuk frekuensi
alel IB dan r untuk frekuensi alel Ii , maka persamaan menjadi (p + q + r) = 1. Hukum
Ekuilibrium Hardy-Weinberg untuk golongan darah sistim ABO sebagai berikut :

CATATAN.

 (p + q + r) = 1 ; p = alel IA , q = alel IB dan r = alel Ii


 a. Gol darah A = p2 + 2pr
b. Gol darah B = q2 + 2qr
c. Gol darah AB = 2pq
d. Gol darah O = r2
 Cari dulu r2 = genotip homozigot resesif (IiIi)
 a. Alal IA = p = 1 - √ B + O
b. Alel IB = q = 1 - √ A + O

Contoh : Dari 1.000 penduduk yang bergolongan darah A=320 orang, B=150 orang, dan
O=490 orang.

a. Berapa frekuensi alel  IA , IB , dan Ii . (0,2 ; 0,1 dan 0,7)


b. Berapa orang yang bergolongan darah A homozigot. (40 orang)
c. Berapa orang yang bergolongan darah B heterozigot. (140 orang)
d. Berapa orang yang bergolongan darah AB. (40 orang)

Jawab : Diketahui :

o Golongan darah A = p2 + 2pr = 320/1000 = 0,32


o Golongan darah B = q2 + 2qr = 150/1000 = 0,15
o Golongan darah O = r2 = 490/1000 = 0,49

a. Frekuensi alel / gen = P + q + r = 1

 Frekuensi  alel Ii : r2 = 490/1.000 = 0,49 ; r  =   √ 0,49  =  0,7

28
 Frekuensi alel IA : p = 1 - √ B + O = 1 –  √ 0,15+0,49 = 1 –  √ 0,64 = 1 – 0,8 = 0,2
 Frekuensi alel IB : q = 1 - √ A + O = 1 –  √ 0,32+0,49 = 1 –  √ 0,81 = 1 – 0,9 = 0,1

b. Frekuensi genotif = (P + q + r)2 = 1

 Frekuensi A homozigot : P2 ; (0,2)2 = 0,04 x 1.000 = 40 orang


 Frekuensi A heterozigot : 2pr ; 2(0,2)(0,7) = 0,28 x 1.000 = 280 orang
 Frekuensi B homozigot : q2 ; (0,1)2 = 0,01 x 1.000 = 10 orang
 Frekuensi B heterozigot : 2qr ; 2(0,1)(0,7) = 0,14 x 1.000 = 140 orang
 Frekuensi AB : 2pq ; 2(0,2)(0,1) = 0,04 x 1.000 = 40 orang
 Frekuensi O : r2 ; (0,7)2 = 0,49 x 1.000 = 490 orang

c. Timbulnya Spesies Baru (Spesiasi) : isolasi geografi, isolasi reproduksi dan


poliploidi.

Konsep-konsep yang berkaitan dengan Evolusi

1. Spesies, perbandingan enam konsep spesies


Konsep spesies Keterangan
a. Konsep spesies Menekankan isolasi reproduktif, yaitu kemampuan
biologis anggota suatu spesies untuk saling mengawini satu
sama lain, tetapi tidak dengan anggota spesies yang
lain
b. Konsep spesies Menekankan perbedaan anatomi yang dapat terukur
morfologis antar spesies. Sebagian besar spesies yang
diidentifikasi oleh para ahli taksonomi telah
dikelompokkan menjadi spesies terpisah
berdasarkan kriteria morfologi
c. Konsep spesies Menekankan proses adaptasi perkawinan yang telah
pengenalan mantap dalam suatu populasi karena individu
”mengenali” ciri-ciri tertentu dari pasangan kawin
yang sesuai
d. Konsep spesies Menekankan kohesi fenotif sebagai dasar penyatuan
kohesi spesies, dengan masing-masing spesies ditentukan
oleh kompleks gennya yang terpadu dan kumpulan
adaptasinya
e. Konsep spesies Menekankan peranan spesies (niche/relung), posisi
ekologi dan fungsinya dalam lingkungan.

f. Konsep spesies Menekankan pada garis keturunan evolusi dan


evolusioner peranan ekologis

2. Spesiasi (Timbulnya Spesies Baru), adalah pembentukan spesies baru dan


berbeda dari spesies sebelumnya dalam kerangka evolusi. Spesiasi dapat
berlangsung cepat, dapat pula lama hingga puluhan juta tahun. Setiap populasi

29
terdiri atas kumpulan individu sejenis (satu spesies) dan menempati suatu lokasi
yang sama. Karena suatu sebab, populasi dapat terpisah dan masing-masing
mengembangkan adaptasinya sesuai dengan lingkungan baru. Dalam jangka waktu
yang lama, populasi yang saling terpisah itu masing-masing berkembang menjadi
spesies baru sehingga tidak dapat lagi mengadakan perkawinan yang menghasilkan
keturunan fertil. Terbentuknya spesies baru (spesiasi) dapat diakibatkan oleh
adanya isolasi geografi, isolasi reproduksi, dan perubahan genetika.
3. Adaptasi
a. Adaptasi Struktur, struktur tubuh organisme bergantung pada tinggi
rendahnya tingkatan organisme. Semakin tinggi tingkatan organisme semakin
kompleks struktur  tubuhnya, yang merupakan hasil adaptasi terhadap
lingkungan. Contoh: i k a n m e m i l i k i s i r i p d a n b a d a n n y a p i p i h
u n t u k   memudahkan bergerak di air. Sistem akar yang luas (untuk
mengumpulkan lebih banyak uap air dari lingkungan yang kering) dan daun kecil
pada tanaman gurun (memberikan mengurangi penguapan dan kehilangan air).
b. Adaptasi Fungsional, kemampuan untuk menyelesaikan siklus pertumbuhannya
di musim tumbuh pendek yang memungkinkan tanaman bertahan hidup di
lintang utara. Contoh lain: ngengat, memiliki enzim khusus mencerna wol.
c. Adaptasi Morfologi,penyesuaian bentuk, stuktur tubuh, atau alat tubuh
organisme terhadap lingkungannya. Contoh: bentuk paruh burung bermacam-
macam karna di sesuaikan dengan jenis makanannya. (kolibri: untuk pengisap
madu dari bunga, pelican untuk menangkap ikan, elang: untuk mengoyak daging
mangsanya, pelatuk: untuk memahat batang pohon dan menangkap serangga di
dalamnya. Selain bentuk paruh dapat juga di lihat pada bentuk kakinya.
Xerofit (tumbuhan pada lingkungan yang kering/kaktus) dengan cara punya
daun berukuran kecil/bahkan tidak berdaun (mengalami modifikasi menjadi
duri ), batang dilapisi lilin yang tebal, dan berakar panjang sehingga
berjangkauan sangat luas. Hidrofit (tumbuan pada lingkungan berair/teratai),
dengan cara berdaun lebar dan tipis, serta mempunyai banyak stomata.
Higrofit (tumbuhan pada lingkungan lembab/paku dan lumut).
d. Adaptasi Fisiologi, penyesuaian fungsi alat tubuh organisme terhadap
lingkungannya. Sulit di amati karena alat tubuh yang umumnya terletak di
bagian dalam tubuh. Contoh: berdasarkan jenis makanan, hewan dibedakan
menjadi karnivor (pemakan daging), herbivor (pemakan tumbuhan), serta
omnivore (pemakan daging dan tuimbuhan). Misal adaptasi terhadap jenis
makanan (ukuran (panjang) usus dan enzim pencernaan yang berbeda). Untuk
mencerna tumbuhan (dinding sel keras, rata-rata usus herbivore lebih
panjang dari pada karnivora. Tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh
serangga mempunyai bunga yang berbau khas. Tumbuhan yang menghasilkan
zat khusus (menghambat pertumbuhan tumbuhan lain/melindungi diri
terhadap herbivora. Misal: semak azalea di jepang menghasilkan bahan kimia
beracun sehingga rusa memakan daunnya. Hibernasi hewan di daerah beriklim
dingin (aktivitas fisiologinya menurundrastis, denyut jantungnya dan
metabolismenya rendah sehingga energi yangdikeluarkan juga rendah).

30
e. Adaptasi Sistem Sensori, beradaptasi terhadap lingkunganya melalui sistem
sensorik. Contoh: kelalawar dapat terbang di kegelapan tanpa menabrak
benda disekitarnya, mengeluarkan suara ultrasonik (jika mengenai banda di
sekitarnya akan memantul kembali ketelinganya).
f. Adaptasi Tingkah Laku, penyesuaian organisme terhadap lingkungan dalam
bentuk tingkah laku. Jenis ini mudah diamati. Contoh: Cumi-cumi
mengeluarkan tinta/cairan hitam ketika ada bahaya yang mengancam, juga
mampu mengubah warna kulit sesuai dengan warna lingkungannya. Ikan paus
muncul di permukaan air untuk menghirup udara dan menyemprotkan air
(karena alat pernafasan berupa paru-paru yang tidak dapat memanfaatkan
oksigen yang terlarut di dalam air). Cecak melakukan autotoomi (memutuskan
ekornya yang tetap dapat bergerak sehingga perhatian pemangsanya beralih
pada ekor tersebut dan cicak dapat menyelamatkan diri. Lingkungan dalam
keadaan kering, tumbuhan yang termasuk suku jahe-jahean, akan mematikan
sebagian tubuhnya yang tumbuh di permukaan tanah. Pada musim kemarau,
tumbuhan tropofit, misal: pohon jati dan randu, menggugurkan daunnya.
g. Adaptasi Reproduksi, adaptasf yang umum di hampir semua organisme
multisel (dan beberapa di uniseluler tunggal). Sebelum muncul reproduksi
seksual , proses adaptasi dimana gen akan berubah dari satu generasi ke
generasi berikutnya (mutasi genetik) terjadi dengan sangat lambat dan acak.
Reproduksi berkembang sebagai mekanisme yang sangat efisien untuk
menghasilkan variasi, dan memiliki keuntungan besar dalam memungkinkan
organisme untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berubah. Dalam
bereproduksi secara aseksual, tidak ada waktu/energi yang perlu dikeluarkan
untuk memilih pasangan. Dan jika lingkungan tidak berubah sedikit variasinya,
karena organisme sudah beradaptasi dengan baik. Reprosuksi telah berevolusi
sebagai alat paling produktif dari spesies yang bercabang menjadi pohon
kehidupan . Diversifikasi ke dalam pohon filogenetik terjadi jauh lebih cepat.
h. Adaptasi Koevolusi, adalah tipe adaptasi yang khas karena hubungan
antarjenis (interspesifik) makhluk hidup. Digunakan untuk mendeskripsikan
suatu keadaan yang melibatkan serangkaian adaptasi berbalikan (resiprokal).
Dipelajari dalam hubungan predator-prey dan simbiosis (merupakan hubungan
antar populasi makhluk hidup dalam komunitas). Contoh: Hubungan
Pseudomyrmex (sejenis semut) dengan tumbuhan akasia (sebagai tempat
berlindung dan sumber makanan). Semut melindungi pohon akasia dari hewan
herbivora dan membersihkan tanah hutan dari benih tumbuhan saingan.
Sebagai gantinya, tumbuhan punya struktur duri yang membesar (digunakan
semut untuk perlindungan dan sumber makanan ketika tumbuhan berbunga).
Hubungan antara populasi tumbuhan Passiflora dengan serangga herbivora
kupu-kupu Heliconius. Untuk melindungi diri dari larva Heliconius, daun muda
dan tunas tumbuhan Passiflora menghasilkan zat racun. Ternyata larva
Heliconius mampu menoleransi zat pahit: memberi makan bagi serangga jenis
ini dan memberi tempat untuk bertelur, tetapi bintik daun Passiflora
mengandung nektar yang mengundang serangga lain yang sekaligus sebagai

31
predator Heliconius. Akibat adanya kompetisi/predasi, ancaman Heliconius
terhadap Passiflora sedikit terkurangi.
4. Radiasi Adaptif, adalah proses berkembangnya organisme secara cepat akibat
perubahan lingkungan sehingga membentuk jenis spesies baru. Contohn: evolusi
burung finch di kepulauan Galapagos. (bentuk paruh berbeda akibat pengaruh
lingkungan dan sumber makanan). Hal ini dapat dilihat pada tanaman gurun yang
memaksanya untuk hidup di daerah dengan lingkungan yang memiliki batasan-
batasan alami, seperi suhu, cuaca, kondisi tanah, dan lainnya.
5. Divergensi, adalah munculnya individu yang memiliki bentuk morfologi berbeda
walaupun berasal dari garis keturunan yang sama. Contoh: Euphorbia echinus dan
Euphorbia pulcherrima. Keduanya berasal dari garis keturunan yang sama namun
memiliki bentuk morfologi yang sangat berbeda jauh.
6. Konvergensi, adalah munculnya individu dengan bentuk morfologi yang mirip
walaupun berasal dari garis keturunan yang berbeda. Contoh: kaktus Cereus
Jamacaru dan euporbia Euphorbia echinus. Aantara E.jamacaru dan E.echinus
memiliki bentuk morfologi yang mirip, dimana keduanya memiliki daun yang
dimodifikasi menjadi duri dan dilapisi zat lilin, juga adanya struktur akar yang
sangat dalam menembus permukaan bumi (kaktus di kawasan gurun, jenis kaktus
memiliki nenek moyang yang berbeda namun memiliki kesamaan bentuk daun untuk
mengurangi penguapan. Bahkan ditemukan kaktus yang sama sekali tidak
berkerabat dekat tetap memiliki kemiripan akibat hidup di habitat yang sama).

Pengaruh Evolusi Terhadap Kehidupan Manusia

Proses evolusi membuat manusia berubah bentuk, dari proses perubahan bentuk
tersebut manusia menjadi berbudaya, terampil menggunakan anggota tubuhnya (misal:
tangan untuk menggenggam). Terapan biologi evolusi yang berasosiasi dengan cabang-
cabang ilmu lain (menurut Action Bioscience dan Wiley) berpengaruh antara lain dalam
bidang :

 Pangan: untuk mencari bibit-bibit unggul tanaman pangan, hewan, ikan, mikroba
pangan/untuk mengetahui asal-asul penyakit pada sumber pangan dan pola
penyebarannya/untuk memahami resistensi penyakit tanaman terhadap pestisida.
 Kesehatan: untuk memahami pola penyebaran penyakit/resistensi mikroba
terhadap antibiotik dan penyakit-penyakit genetis/pengembangan vaksin.
 Lingkungan: untuk memahami dampak perubahan lingkungan bagi mahluk
hidup/manajemen dan konservasi lingkungan/memahami pola perkembangbiakan,
penyebaran dan kepunahan mahluk hidup.
 Bioteknologi: prinsip-prinsip biologi evolusi membantu dalam menemukan enzim-
enzim, protein sintetis dan senyawa-senyawa organik lainnnya/untuk memahami
teknik-teknik genetika.

32

Anda mungkin juga menyukai