BAB VII
PERKEMBANGAN KIMIA ORGANIK
dari Buku “ Kimia dari Zaman ke Zaman” karangan Poedjadi Soemadimedjo dan Anna Poedjadi
Dosen Pengampu: Dr. Ida Farida, M. Pd.
Disusun Oleh :
E. Struktur molekul
Ide tentang struktur molekul lebih berkembang setelah tahun 1860. Dengan diaplikasikannya
rumus struktur pada molekul senyawa organik memungkinkan dipelajarinya sifat-sifat senyawa
tertentu. Tahun 1829-an Liebig menemukan rumus kimia asam fulminat, Wohler menemukan
rumus kimia asam sianat, dan Berzelius menamainya dengan “isomeri”. Kemudian timbul
problem terhadap valensi senyawa C2H4 dan C2H2. Alexander Crum Brown mengemukakan
“antara dua atom karbon tersebut terdapat ikatan lebih dari satu” (konsep Brown). Konsep Brown
dikembangkan oleh Emil Erlenmeyer, ia menyatakan bahwa pada molekul etilena (C 2H4)
terdapat ikatan rangkap dua, sedangkan pada molekul asetilena (C 2H2) terdapat ikatan rangkap
tiga.
F. Stereokimia
Jean Baptiste Biot 1813 menemukan bahwa senyawa organik mempunyai sifat dapat
memutar cahaya terpolarisasi. Kemudian dibuat alat yang dinamakan polarimeter dan sejak 1840
digunakan untuk menganalisis zat-zat yang mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi
(aktivitas optik). Louis Pasteur menemukan bahwa senyawa organik mempunyai karbon yang
asimetrik. Jacobus Henricus van”t Hoff menjelaskan atom karbon asimetrik dengan
memperkenalkan bentuk atom karbon dengan empat ikatannya dalam bentuk tiga dimensi. Emil
Fischer menemukan senyawa fenilhidrazina yang dapat bereaksi dengan sakarida membentuk
derivat sakarida (fenilhidrazon) yang mudah diidentifikasi. Norman Haworth menemukan
peristiwa mutarotasi / perubahan putaran, misal kristal glukosa murni dalam air. Dan masih
banyak yang lainnya seperti Johann Anton Guether, Corad Laar, Ludwing Knorr, Kurt Meyer,
William Henry Perkin, Johann Friedrich Wilhelm Adolf von Baeyer dan masih banyak lagi, yang
berperan penting dalam kemajuan kimia organik khusus ilmuan yang disebutkan adalah dalam
bidang Stereokimia.