Anda di halaman 1dari 2

Teori Kosmozoa

Teori kosmozoa menerangkan bahwa kehidupan berasal dari tempat lain di alam semesta, misalnya dari
meteor yang jatuh. Baru-baru ini, para ilmuwan Badan Antariksa AS (NASA) di Pusat Antariksa Johnson
(JSC) menemukan material organik dalam sebuah meteorit purba yang mendukung teori tersebut. Radio
isotopnya menunjukkan bahwa molekul organik yang terkandung di dalamnya terbentuk pada suhu minus
260 derajat Celcius atau dekat titik nol absolut. Beberapa meteor memang mengandung molekul-molekul
organik, namun datangnya molekul di meteor tsb dari luar angkasa tidak sama dengan datangnya
kehidupan. Meskipun molekul organik dapat menahan ganasnya ruang antar-planet dan perjalanan
melalui atmosfer bumi. Contoh lain adalah kehidupan di Bumi berasal dari kehidupan di luar angkasa. hal
tersebut diperkuat dengan hasil penelitian dari peninggalan peradaban inca. pada peninggalan itu
terdapat piramid yg diatasnya terdapat hiasan tembikar dewa dan pesawat serta penanggalan model tata
surya matahari yg sangat teliti. Namun teori kosmozoa sebenarnya tidak menjawab pertanyaan mengenai
asal-usul kehidupan.

Teori Penciptaan Khusus

Penciptaan adalah kepercayaan bahwa manusia, kehidupan, bumi, dan seluruh jagad raya mempunyai
asal-usul secara ajaib yang dihasilkan oleh campur tangan adikodrati suatu keberadaan yang maha tinggi
yang disebut Tuhan. segala spesies makhluk hidup yg sekarang sudah ada sejak dahulu dan diciptakan
sendiri-sendiri sebagaimana adanya saat ini. kelemahan teori ini adalah minimnya data dan bukti adanya
penciptaan manusia dan tidak dapat dibuat eksperimentnya. tentunya teori ini dianut oleh para orang-
orang yg beriman kepada Tuhan dan di kalangan ilmuwan, teori penciptaan adalah termasuk
pseudosains, yang tidak sesuai dengan metode ilmu pengetahuan.

Teori Kataklisma

Dikemukakan oleh Cuvier, menyatakan bahwa setiap spesies tercipta secara terpisah dalam periode
tertentu, di antara periode satu dengan periode lainnya terjadi bencana, bencana inilah yang
menyebabkan spesies yang ada di periode sebelumnya musnah.

Evolusi Kimia

Menerangkan bahwa terbentuknya senyawa organik terjadi secara bertahap dimulai dari bereaksinya
bahan-bahan anorganik yang terdapat di dalam atmosfer primitif dengan energi halilintar membentuk
senyawa-senyawa organik kompleks.

Stanley Miller mencoba mensimulasikan kondisi atmosfer purba di dalam skala laboratorium. Ia
merancang alat yang seperti terlihat dalam gambar di bawah ini.

Miller memasukkan gas H2, CH4 (metan), NH3 (amonia) dan air ke dalam alat. Air dipanasi sehingga uap
air bercampur dengan gas-gas tadi. Sebagai sumber energi yang bertindak sebagai "halilintar" agar gas-
gas dan uap air bereaksi, digunakan lecutan aliran listrik tegangan tinggi. Ternyata timbul reaksi,
terbentuk senyawa-senyawa organik seperti asam amino, adenin dan gula sederhana seperti ribosa.
Hasil percobaan di atas memberi petunjuk bahwa satuan-satuan kompleks di dalam sistem kehidupam
seperti lipid, gula, asam amino, nukleotida dapat terbentuk di bawah kondisi abiotik. Yang menjadi
masalah utama adalah belum dapat terjawabnya bagaimana mekanisme peralihan dari senyawa
kompleks menjadi makhluk hidup yang paling sederhana.

1. Percobaan Franscesco Redi

Kehidupan (semua makhluk hidup) berasal dari makhluk hidup juga. belatung maupun lalat
bukan berasal dari daging melainkan dari telur lalat yang jatuh ke daging. Daging ada yang
tertutup rapat. Yang tertutup tidak ada belatung

2. Percobaan Spallanzani

Membantah percobaan Nedham à air keruh disebabkan karena ada mikroorganisme dari udara
yang masuk ke dalam tabung, bukan karena kaldu yang direbus. Bila terjadi perubahan materi
penyusun kaldu akan memberikan efek tyndall.(Tidak dapat meneruskan sinar jika kaldu dilalui
sinar). Namun pada alat tersebut, ternyata air kaldu dapat meneruskan sinar, sehingga diyakini
bahwa panas tidak merubah materi penyusun kaldu.

3. Percobaan Louis Pasteur

Percobaan Redi dan Spallanzani masih belum dapat menumbangkan teori generatio spontanea
karena menurut pendapat para pendukung teori tersebut bahwa untuk dapat timbul kehidupan
secara spontan dari benda mati diperlukan gaya hidup dan gaya hidup pada percobaan
Spallanzani dan Redi tidak dapat melakukan fungsinya karena stoples dan labu percobaan
tersumbat rapat-rapat. Karena bumi ini dari dahulu terbuka.

Pasteur mencoba memperbaiki percobaan Spallanzani dengan menggunakan tabung kaca


berbentuk leher angsa atau huruf S untuk menutup labu walaupun labu tersumbat udara sebagai
"sumber gaya hidup" tapi masih dapat masuk ke dalam labu. Dengan percobaan ini Pasteur
berhasil menumbangkan teori generatio spontanea. Kesimpulan : omne vivum ex ovo, omne
ovum ex vivo, dan omne vivum ex vivo.

Anda mungkin juga menyukai