Anda di halaman 1dari 51

BAB III

PENGAMATAN KASUS

A. RESUME KASUS
Tn. D berusia 43 tahun tinggal di panti Sosial Bina Laras kurang lebih 2
tahun, sebelumnya klien pernah di rawat di cengkareng selama kurang lebih 1
tahun. Klien sebelumnya tinggal bersama kakak keduanya di daerah pasar minggu -
Bekasi. Klien merupakan anak ke empat dari lima bersaudara. Klien mengatakan
kakanya yang pertama merupakan seorang tentara dan juga mengalami gangguan
jiwa sama seperti klien, namun sudah sembuh dan tidak ada keluarga lain yang
mengalami sakit seperti yang klien alami saat ini. Klien mengatakan masuk ke panti
sosial karena di suruh kaka keduanya. Pada saat itu klien sedang duduk-duduk
ngopi di rumah dan tiba-tiba disuruh kakanya untuk naik mobil. Klien mengatakan
tidak tahu akan dibawa ke panti. Sejak kecil klien tinggal bersama kedua orang tua
dan saudara-saudarinya. Klien mengatakan ayah klien meninggal sejak klien masih
duduk di bangku SMP dan ibu klien meninggal setelah 1 tahun kepergian ayahnya.
Klien mengatakan klien tinggal bersama kaka keduanya karena kaka pertamanya di
luar kota, klien tidak tahu tempatnya dan kedua saudarinya tinggal dengan suami
mereka di daerah Jakarta. Klien mengaku sering bertengkar dengan kaka keduanya
dan merasa selalu disalahkan.
Klien mengaku menyelesaikan sekolahnya hingga bangku SMA. Klien
mengatakan karena tidak ada aktivitas dan semua teman-temannya sudah memiliki
kesibukan mereka masing-masing sedangkan klien setelah selesai dari bangku SMA
hanya nganggur di rumah, klien berinisiatif untuk mencari pekerjaan. Klien
mengatakan sempat nganggur dirumah kurang lebih 2 tahun dan akhirnya mendapat
pekerjaan sebagai kuli bangunan. Klien mengatakan ia bekerja sebagai kuli
bangunan kurang lebih 1 tahun dan setelah proyek bangunannya selesai klien
akhirnya tidak bekerja lagi hingga sekarang. Klien mengatakan sudah mencari
pekerjaan namun belum mendapatkan pekerjaan. Klien mengatakan ia merasa jika
kakanya tidak suka padanya sehingga mereka sering bertengkar karena ia belum
bekerja. Klien mengaku jika ia sering menyendiri dan jarang pulang kerumah. Klien
mengatakan jika ia tidak pulang kerumah ia sering duduk di jalanan dan jarang
nongkrong dengan teman-temannya karena teman-temannya sudah sibuk dengan
pekerjaan mereka masing-masing. Klien mengaku jika klien punya masalah klien
24
25

selalu pendam dan tidak pernah menceritakan kepada siapapun. Klien mengaku
belum memiliki istri, dan belum mau memiliki istri karena belum memiliki
pekerjaan. Klien mengatakan jika marah sering melempar rumah hingga pernah
kaca jendela rumah mereka pecah. Klien mengaku sering kesal dan mendengar
suara-suara yang menyuruhnya untuk melempar rumah. Klien mengatakan ia tidak
tahu mengapa ia sering kesal dan ingin marah. Klien mengatakan karena ia sering
marah-marah dan melempar rumah, kaka klien mengatakan jika ia mengalami
gangguan jiwa. Klien mengatakan sering mendengar suara-suara seorang bapak
yang menceritakan kematian ayahnya dan ketika ia kesal selalu mendengar suara-
suara yang menyuruhnya untuk melempar rumah mereka.
Pada tahun 2016, klien mengatakan ia di rawat di panti sosial di Cengkareng
selama kurang lebih 1 tahun dan dibawa berobat di RS Soeharto. Selama berobat di
RS Soeharto, klien juga juga diajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan.
Pada saat pengkajian, klien mengatakan ingin pulang kerumah dan
berkumpul dengan keluarganya. Klien mengatakan kakanya belum pernah datang
untuk menjenguknya. Klien juga mengatakan sudah mengetahui cara mengontrol
halusinasi yang ada pada dirinya dengan menyebutkan tutup telinga yang sudah
pernah diajarkan oleh seorang perawat (tetapi klien tidak pernah melalukannya).
Klien mengatakan selalu minum obat yang diberikan oleh petugas secara teratur,
klien mengatakan waktu di cengkareng diberikan 3 obat tetapi di sini hanya
diberikan 2 obat saja. Klien mengatakan masih mendengar suara-suara namun isi
suaranya menyuruhnya untuk kabur dari panti dan jika klien tidak mengikuti
perintah suara tersebut tangan klien tiba-tiba bergerak sendiri dan memukuli kepala
klien serta ada suara-suara orang bernyanyi. Suara itu sering di dengar pada pagi
sekitar jam 7 atau sore menjelang malam hari sekitar jam 6 atau jam 8 di saat klien
sedang tidak melakukan aktifitas. Suaranya jelas terdengar tetapi isi tidak jelas
terkadang isinya dimana menyuruhnya untuk kabur dari panti dan ada suara orang
bernyanyi terkadang suara seorang bapak yang menceritakan kematian ayahnya.
Namun klien tidak mengikuti isi suara tersebut dan memilih untuk tidur jika suara-
suara itu muncul.
Saat pengkajian klien kooperatif tetapi tidak fokus saat berbicara. Kontak mata
ada jika diminta untuk mentap saat berbicara tetapi tidak berlangsung lama, kontak
mata akan kembali menatap ke bawah atau ke depan dan terlihat seperti pandangan
26

pasien kosong. Tampak juga seperti klien menundukkan kepalanya dan berbicara
pelan namun tidak terdengar suaranya. Penampilan klien bersih dan rapi. Ketika
dilakukan silabi, klien tampak ikut aktif dalam kegiatan tersebut (pandangan pasien
kosong).

B. PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa yang Mengkaji : Anggita Kelang 2019-16-001

Ruang Perawatan : Tgl. Pengkajian : 25 November 2019


Kamar : Garuda Auto Anamnese : Pasien
Tgl. Masuk : ?? Allo Anamnese : ……………….

I. IDENTIFIKASI
A. KLIEN
Nama : Tn. D
Tempat/Tgl.Lahir/Umur : Bekasi, 24 Agustus 1976
Status Perkawinan : Belum menikah
Jumlah Anak :-
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak ada
Alamat Rumah : Pasar minggu – Bekasi (info pasien)

B. PENANGGUNGJAWAB
Nama : -
Alamat : -
Hubungan dengan klien : -

II. ALASAN MASUK DAN FAKTOR PRESIPITASI


Klien mengatakan masuk ke panti sosial karena di suruh kaka keduanya.
Pada saat itu klien sedang duduk-duduk ngopi di rumah dan tiba-tiba disuruh
kakanya untuk naik mobil. Klien mengatakan tidak tahu akan dibawa ke panti.
27

Klien mengatakan ayah klien meninggal sejak klien masih duduk di


bangku SMP dan ibu klien meninggal setelah 1 tahun kepergian ayahnya. Klien
mengatakan klien tinggal bersama kaka keduanya. Klien mengaku sering
bertengkar dengan kaka keduanya dan merasa selalu disalahkan.
Klien mengatakan sempat nganggur dirumah kurang lebih 2 tahun dan
akhirnya mendapat pekerjaan sebagai kuli bangunan. Klien mengatakan ia
bekerja sebagai kuli bangunan kurang lebih 1 tahun dan setelah proyek
bangunannya selesai klien akhirnya tidak bekerja lagi hingga sekarang. Klien
mengatakan sudah mencari pekerjaan namun belum mendapatkan pekerjaan.
Klien mengatakan ia merasa jika kakanya tidak suka padanya sehingga mereka
sering bertengkar karena ia tidak bekerja. Klien mengaku jika ia sering
menyendiri dan jarang pulang kerumah. Klien mengatakan jika ia tidak pulang
kerumah ia sering duduk di jalanan dan jarang nongkrong dengan teman-
temannya karena teman-temannya sudah sibuk dengan pekerjaan mereka
masing-masing. Klien mengaku jika klien punya masalah klien selalu pendam
dan tidak pernah menceritakan kepada siapapun. Klien mengaku belum
memiliki istri, dan belum mau memiliki istri karena belum memiliki pekerjaan.
Klien mengatakan jika marah sering melempar rumah hingga pernah kaca
jendela rumah mereka pecah. Klien mengaku sering kesal dan mendengar suara-
suara yang menyuruhnya untuk melempar rumah. Klien mengatakan ia tidak
tahu mengapa ia sering kesal dan ingin marah. Klien mengatakan karena ia
sering marah-marah dan melempar rumah, kaka klien mengatakan jika ia
mengalami gangguan jiwa. Klien mengatakan sering mendengar suara-suara
seorang bapak yang menceritakan kematian ayahnya dan ketika ia kesal selalu
mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk melempar rumah mereka.
Data saat ini : klien mengatakan masing mendengar suara-suara namun
sudah jarang. Terakhir dengar suara-suara tersebut kemarin sekitar jam 6 pagi.
Suaranya terdengar jelas namunn isi suaranya terkadang tidak menentu.
Terakhir Suaranya jelas terdengar tetapi isi tidak jelas terkadang isinya dimana
menyuruhnya untuk kabur dari panti dan ada suara orang bernyanyi terkadang
suara seorang bapak yang menceritakan kematian ayahnya. Namun klien tidak
mengikuti isi suara tersebut dan memilih untuk tidur jika suara-suara itu muncul.

III. FAKTOR PREDISPOSISI MASALAH KEPERAWATAN


28

A. Klien pernah melakukan/mengalami/menyaksikan :


 Pernah mengalami penolakan
Klien mengatakan sering bertengkar dengan kaka keduanya. Klien merasa jika
kakanya tidak suka padanya dan merasa selalu disalahkan karena ia belum
bekerja.
B. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan untuk klien
Kehilangan Kontrak kerjanya habis, sehingga klien tidak dapat
bekerja lagi
Kegagalan Tidak mendapat pekerjaan dan nganggur di rumah
cukup lama sampai klien masuk ke panti
Kematian Kematian ayahnya waktu ia duduk di bangku SMP
dan Ibunya yang meninggal setelah 1 tahun kepergian
ayahnya
C. Kaka pertama klien mengalami gangguan jiwa namun, dapat sembuh (klien
tidak tahu bagaimana kakanya bisa sembuh). Klien merupakan anak ke-4 dari 5
bersaudara.

IV. FISIK
A. Tanda vital : RR : 20 x/menit
Nadi : 88 x/menit
B. Badan : Tinggi : 160 cm
Berat : 45 Kg
IMT :
C. Keluhan fisik :
- Tidak ada keluhan fisik

V. STATUS PSIKOSOSIAL
A. Genogram (gambar dan jelaskan isi genogram)
29

Menurut klien, ia merupakan anak ke-4 dari 5 bersaudara. Ayahnya meninggal


saat ia masih di bangku SMA dan Ibunya meninggal setelah 1 tahun kepergian
ayahnya. Menurut klien, biaya hidupnya ditanggung oleh kaka keduanya yang
bekerja sebagai seorang tukang ojek.

B. Konsep diri
1. Gambaran diri
Klien mengatakan dari tubuhnya yang disukai adalah wajahnya karena mirip
dengan ayahnya.
2. Identitas diri
Klien mengatakan dirinya sebelum masuk PSBL Sentosa 2 ia tidak memiliki
kerja, hanya nganggur di rumah.
3. Peran diri
Klien mengatakan tidak ada.
4. Ideal diri
Klien mengatakan ingin pulang kerumah, berkumpul kembali dengan
keluarganya dan memiliki pekerjaan seperti menjadi pelayan di cafe atau
kembali menjadi kuli bangunan.
5. Harga diri
Klien mengatakan ia memiliki teman namun ia tidak senang dengan teman-
temannya karena mereka suka ngopi dan merokok sedangkan klien tidak
begitu suka dengan hal itu. Klien mengatakan lebih suka sendiri ketimbang
ngobrol dengan teman-temannya. Klien mau mengikuti kegiatan yang ada di
panti. Menurut pendamping klien aktif dalam kegiatan silabi namun
30

cenderung lebih pendiam dan menyendiri. Klien jarang ngobrol bersama


teman-temannya.

C. Hubungan sosial
1. Orang yang berarti dalam kehidupan klien
Ayah dan Ibu klien.
2. Kegiatan kelompok dalam masyarakat
Tidak ada kegiatan yang diikuti klien selama di masyarakat
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien merasa tidak ada hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain
tetapi klien tampak lebih suka menyendiri.

D.Spiritual
Nilai dan keyakinan : klien beragama islam. Pasien mengaku jarang sholat
karena malas.

E. Kegiatan Ibadah
Klien selama di PSBL selalu mengikuti kegiatan silabi pengajian dan jarang
menjalankan sholat 5 waktu.

VI. STATUS MENTAL


A. Penampilan
Klien memakai baju dengan benar dan sesuai, pakaian tampak bersih dan
tidak berbau. Klien tampak rapi, tidak bau mulut.

B. Pembicaraan
Klien berbicara pelan tetapi pengucapannya jelas. Klien tidak mampu
memulai pembicaraan dengan perawat. Klien cenderung pendiam, namun
saat ditanya klien dapat menjawab dengan baik.

C. Aktivitas Motorik
Klien tampak lesu namun, aktif saat melukan kegiatan silabi seperti
membuat mote-mote dan berkenalan dengan sesama.
31

D. Alam Perasaan:
Klien mengatakan ingin pulang tetapi tidak tau apakah keluarganya masih
tinggal di bekasi atau tidak. Klien mengatakan tidak merasa terganggu
dengan suara-suara yang muncul dan selalu membiarkan suara-suara itu
muncul.

E. Afek
Raut muka datar tetapi klien sesekali tertawa dan tersenyum bila ada kata –
kata yang lucu dan menyenangkan.

F. Interaksi Selama Wawancara


Klien kooperatif. Kontak mata ada jika diminta, namun lebih sering tidak
fokus. Klien tidak bisa memulai pembicaraan, klien diam saja bila tidak
ditanya dan tidak ada inisiatif untu memulai percakapan.

G. Persepsi
Halusinasi pendengaran, klien mengatakan suara-suara yang menceritakan
kematian dan suara orang bernyanyi tidak mengganggu klien, kecuali suara-
suara yang menyuruhnya untuk kabur dari panti. Kadang-kadang klien
merespon suara-suara yang mengajaknya bercerita sehingga klien terlihat
sering berbicara sendiri. Klien mengatakan suara-suara tersebut sering
muncul sekitar jam 7 pagi atau sore menjelang malam sekitar jam 6 atau jam
8 ketika klien lagi tidak ada aktivitas. Pada awalnya suara-suara tersebut
sering terdengar namun, sekarang sudah mulai jarang terdengar. Saat
pengkajian klien mengatakan terakhir mendengar suara kemarin sekitar jam
6 pagi. Klien mengaku ketika suara-suara tersebut muncul klien
mengatasinya dengan cara menghardik.

H. Proses Pikir
Klien terlihat normal, pembicaraan yang disampaikan kepada pembimbing
panti dan perawat sama terkait informasi namun belum dikonfirmasi tentang
32

kebenaran tentang keluarga dan alamat tinggalnya. Menjawab pertanyaan


dengan singkat.

I. Isi Pikir
Klien merasa tidak ada gangguan pada tubuhnya. Klien hanya merasa lebih
senang sendiri sehingga jika ada aktivitas klien lebih cenderung diam dan
tidur.

J. Tingkat Kesadaran
Klien kurang berkonsentrasi saat ngobrol dengan perawat. Klien bisa
menjawab dengan baik, klien dapat menyebutkan hari, tanggal dan tempat
dengan benar. Klien masih ingat dengan nama perawat.

K. Memori
Klien mengatakan lupa dengan kegiatan yang dilakukan selama tinggal
dengan orang tuanya. Klien ingat apa yang dilakukan kemarin.

L. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung :


Klien kurang berkonsentrasi saat berbicara dengan perawat. Klien dapat
menyebut alamat rumah dan tanggal lahir. Klien tidak fokus. Klien mampu
menghitung umurnya.

M. Kemampuan Penilaian
Gangguan Ringan. Klien dapat mengambil keputusan bila diminta
(Menentukan kontrak waktu untuk pertemuan berikutnya)

N. Daya Tilik Diri (Insight)


Klien menyadari dirinya mengalami gangguan jiwa namun tidak tahu jika ia
mengalami halusinasi tetapi tahu kapan biasanya suara-suara muncul. Klien
merasa mempunyai penyakit dan membutuhkan pertolongan.
33

VII. MEKANISME KOPING


Mal adaptif : Displacement (Pemindahan), isolasi, dan menarik diri

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


Klien tidak tau apakah keluarganya masih tinggal di bekasi atau tidak. Tidak ada
informasi tentang pendampingan saat pulang atau sistem pendukung klien dalam
perawatan dirumah nantinya. Klien aktif dan ada inisiatif untuk melakukan
aktivitas dipanti seperti kegiatan silabi.

I. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Pengertian halusinasi, cara penanggulangan masalah dan manfaat minum obat
secara rutin.

IX. DATA MEDIK


Diagnosa Medik : Halusinasi
Terapi Medik :
1. Thp (Trihexyphenidyl) 25 mg (2x1)
Obat golongan antiparkinson ini berfungsi untuk mengatasi gangguan
gerakan yang tidak normal dan tidak terkendali akibat penyakit parkinson
atau efek samping obat.
2. Clozapine 25 mg (2x1)
Obat golongan antipsikotik ini berfungsi untuk mengobati gangguan mental,
dan sejenis obat penghalang beberapa macam reseptor di otak atau
neurotransmitter.

B. ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1 Data Subjektif : Gangguan Isolasi sosial:
Þ Klien mengatakan sering bertengkar persepsi menarik diri
dengan kakanya, klien merasa kakanya sensori:
tidak suka padanya dan merasa selalu halusinasi :
34

disalahkan karena ia tidak bekerja. pendengaran


Þ Klien mengatakan tidak memiliki teman
karena menganggap semua temannya
sudah sibuk dengan pekerjaan mereka
masing-masing.
Þ Klien mengatakan jika memiliki
masalah tidak pernah diceritakan lebih
memilih untuk dipendam.
Þ Klien mengatakan ayahnya meninggal
saat ia masih duduk dibangku SMP dan
Ibunya meninggal setelah 1 tahun
kepergian ayahnya sehingga klien hidup
bersama kaka keduanya.
Þ Klien mengatakan jika marah sering
melempar rumah hingga pernah kaca
jendela rumah mereka pecah. Klien
mengaku sering kesal dan mendengar
suara-suara yang menyuruhnya untuk
melempar rumah.
Þ Klien mengatakan tidak tahu alasan
mengapa ia sering kesal dan marah saat
dirumah
Þ Klien mengatakan masih mendengar
suara-suara hingga sekarang tetapi
sudah jarang tidak sesering dulu.
Þ Suara itu sering di dengar pada pagi
sekitar jam 7 atau sore menjelang
malam hari sekitar jam 6 atau jam 8 di
saat klien sedang tidak melakukan
aktifitas.
Þ Suaranya jelas terdengar tetapi isi tidak
jelas terkadang isinya dimana
menyuruhnya untuk kabur dari panti
35

dan ada suara orang bernyanyi


terkadang suara seorang bapak yang
menceritakan kematian ayahnya.
Namun klien tidak mengikuti isi suara
tersebut dan memilih untuk tidur jika
suara-suara itu muncul.

Data Objektif :
Þ Klien tampak berbicara sendiri.
Þ Kontak mata tidak ada
Þ Klien berbicara pelan tetapi jelas.
Þ Klien terlihat sesekali mendekatkan
telinga kearah tertentu
Þ Klien terlihat berhenti berbicara sendiri
ditengah kalimat mendengarkan sesuatu
Þ Klien cenderung diam.
Þ Ekspresi muka datar
Þ Klien terlihat melamun terutama jika
tidak ada kegiatan atau yang
mengajaknya berbicara
Þ Klien susah fokus saat berbicara
Þ Ketika dilakukan silabi, klien terlihat
ikut aktif dalam kegiatan tersebut.
36

C. PSIKOPATOFLOW DIAGRAM HALUSINASI PADA Tn. D

M. INTERPERSONAL M. PSIKOANALITIK M. PSIKOSOSIAL

 Belum memiliki  Kedua orang tua  Tidak punya teman


pekerjaan meninggal akrab
 Dibesarkan oleh  Nganggur di rumah
saudaranya cukup lama
 Sering bertengkar
dengan saudaranya

Diam, Sedih, Tertekan, Sedih, Sedih, Minder,


Murung, menarik Murung Melamun
diri

ISOS

Basic Anxiety

Mekanisme koping : Displacement (Pemindahan), isolasi, dan menarik diri

Kognitif Psikomotor Afektif


Þ Konsentrasi rendah Þ Kontak mata tidak ada Þ Tampat seperti
Þ Daya ingat rendah Þ Sering bicara sendiri berpikir keras
Þ Cendrung diam dan Þ Cemas
melamun
37

D. POHON MASALAH KLIEN


Resiko perilaku kekerasan

Gangguan persepsi
sensori:halusinasi
pendengaran

Isolasi Defisit Perawatan


Sosial diri

HDR

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama/ Umur : Tn. D/43 Tahun
Ruang/ Kamar : A1

NO DIAGNOSA KEPERAWAT TTD


1 Gangguan persepsi sensori: halusinasi : pendengaran Sr. Anggita
berhubungan dengan isolasi sosial: menarik diri
38

F. RENCANA TINDAKAN
Diagnosis Perencanaan
No. Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Gangguan SP 1:
persepsi - Klien dapat Setelah 1 kali interaksi, Identifikasi jenis halusinasi Ungkapan dari klien mengenai jenis
sensori: mengidentifikasi jenis klien dapat mengidentifikasi klien. halusinasi menunjukkan apa yang
halusinasi : halusinasi. jenis halusinasi. dibutuhkan dan dirasakan oleh klien.
pendengaran
berhubungan
dengan isolasi - Klien dapat Setelah 2 kali interaksi, Identifikasi isi halusinasi klien. Ungkapan dari klien mengenai isi
sosial: mengidentifikasi isi klien dapat mengidentifikasi halusinasi menunjukkan apa yang
menarik diri halusinasi. isi halusinasi. dibutuhkan dan dirasakan oleh klien.

- Klien dapat Setelah 2 kali interaksi, Ungkapan dari klien mengenai waktu
mengidentifikasi klien dapat mengidentifikasi Identifikasi waktu halusinasi halusinasi menunjukkan apa yang
waktu halusinasi. waktu halusinasi. pasien. dibutuhkan dan dirasakan oleh klien.

- Klien dapat Setelah 2 kali interaksi, Identifikasi frekuensi Ungkapan dari klien mengenai frekuensi
mengidentifikasi klien dapat mengidentifikasi halusinasi klien. terjadinya halusinasi menunjukkan apa
frekuensi halusinasi. frekuensi halusinasi. yang di butuhkan dan dirasakan oleh
klien.
39

Diagnosis Perencanaan
No.
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Keperawatan

- Klien dapat Setelah 2 kali interaksi, Identifikasi situasi yang Ungkapan dari klien mengenai situasi
mengidentifikasi klien dapat mengidentifikasi menimbulkan halusinasi pada halusinasi menunjukkan apa yang
situasi yang situasi yang menimbulkan klien. dibutuhkan dan dirasakan oleh klien.
menimbulkan halusinasi.
halusinasi.

- Klien dapat Setelah 2 kali interaksi, Identifikasi respon klien Ungkapan dari klien mengenai respon
mngidentifikasi klien dapat menidentifikasi terhadap halusinasi. klien saat halusinasi meninjukkan apa
respon respon klien respon klien terhadap yang dibutuhkan dan dirasakan oleh
terhadap halusinasi. halusinasi. klien.

- Klien dapat Setelah 3 kali interaksi, Latih klien untuk mampu Tindakan menghardik merupakan salah
menghardik klien dapat menghardik menghardik halusinasinya. satu upaya untuk mengontrol halusinasi.
halusinasi halusinasi.

- Klien dapat
40

Diagnosis Perencanaan
No.
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Keperawatan
memasukkan cara Setelah 3 kali interaksi , Masukkan cara menghardik Memasukkan kegiatan menghardik
menghardik klien dapat memasukkan halusinasi dalam jadwal halusinasi kedalam jadwal harian klien
halusinasi dalam cara menghardik halusinasi kegiatan harian. membantu mempercepat klien dapat
jadwal kegiatan dalam jadwal kegiatan mengontrol halusinasi.
harian. harian

SP 2 :
- Klien dapat
mengevaluasi jadwal Setelah 3 kali interaksi Evaluasi jadwal kegiatan Evaluasi akan membantu untuk
kegiatan klien dapat mengevaluasi harian klien merencanakan selanjutnya.
jadwal kegiatan harian
klien.
- Klien dapat
mengendalikan Setelah 3 kali interaksi, Latih klien untuk Bercakap-cakap dengan orang lain
halusinasi dengan klien dapat mengendalikan mengendalikan halusinasi merupakan salah satu tindakan yang
cara bercakap-cakap halusinasi dengan cara dengan cara bercakap-cakap dapat mengendalikan halusinasi.
dengan orang lain. bercakap-cakap dengan dengan orang lain.
orang lain.
- Klien dapat
memasukkan dalam
41

Diagnosis Perencanaan
No.
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Keperawatan
jadwal harian klien. Setelah 3 kali interaksi, Memasukkan bercakap-cakap Memasukkan kegiatan menghardik
klien dapat memasukkan dengan orang lain kedalam halusinasi ke dalam jadwal harian klien
dalam jadwal kegiatan jadwal kegiatan harian klien. membantu mempercepat klien dapat
harian . mengontrol halusinasi.
SP 3 :
- Klien dapat
mengevaluasi jadwal
kegiatan hariannya. Setelah 4 kali interaksi, Evaluasi jadwal kegiatan Evaluasi akan membantu untuk
klien dapat mengevaluasi harian klien. merencanakan selanjutnya.
jadwal kegiatan hariannya.
- Klien dapat
mengendalikan
halusinasi dengan Setelah 3 kali interaksi, Latih klien mengendalikan Melakukan kegiatan di Panti yang sesuai
melakukan kegiatan klien dapat mengendalikan halusinasi dengan melakukan dengan kegiatan yang biasa dilakukan
di panti yang sesuai halusinasi dengan kegiatan yang biasa dilakukan klien dirumah merupakan salah satu
dengan kegiatan yang melakukan kegiatan di panti klien dirumah. tindakan yang dapat mengendalikan
biasa dilakukan klien yang sesuai dengan kegiatan halusinasi.
dirumah yang biasa klien lakukan
dirumah.
- Klien memasukkan
kegiatan diatas ke
42

Diagnosis Perencanaan
No.
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Keperawatan
dalam jadwal kegiatan
harian. Setelah 3 kali interaksi, Masukkan kegiatan yang Memasukkan kegiatan klien di panti ke
klien dapat memasukkan dilakukan klien di panti ke dalam jadwal harian klien membantu
kegiatan diatas kedalam dalam jadwal kegiatan harian. mempercepat klien dapat mengontrol
jadwal kegiatan harian. halusinasi.
SP 4 :
- Klien dapat
mengevaluasi jadwal
kegiatan harian.
Setelah 4 kali interaksi, Evaluasi jadwal kegiatan Evaluasi akan membantu untuk
- Klien dapat klien dapat mengevaluasi harian klien. merencanakan selanjutnya.
menggunakan obat jadwal kegiatan hariannya.
secara teratur .
Setelah 4 kali interaksi, Dorong klien untuk Menggunakan obat secra teratur
- Klien dapat klien dapat menggunakan menggunakan obat secara merupakan salah satu tindakan yang
memasukkan kegiatan obat secara teratur teratur dapat mengendalikan halusinasi.
menggunakan obat
secara teratur kedalam Memasukkan kegiatan menggunakan obat
jadwal kegiatan Setelah 4 kali interaksi, Masukkan kegiatan secara teratur kedalam jadwal harian
harian. klien dapat memasukkan menggunakan obat secara klien membantu mempercepat klien dapat
kegiatan menggunakan obat teratur ke dalam jadwal mengontrol halusinasinya.
43

Diagnosis Perencanaan
No.
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Keperawatan
secara teratur kedalam kegiatan harian.
jadwal kegiatan harian.
44

G. LOG BOOK KEPERAWATAN


Tanggal
Diagnosa
Tindakan Keperawatan November Desember
Keperawatan
25 26 27 28 29 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20
Orienti PSBL HS II
Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi
dengan WBS
Melakukan perkenalan dengan WBS :
memperkenalkan nama dan nama panggilan
yang disukai serta menanyakan nama dan
nama panggilan WBS.
Menanyakan perasaan dan keluhan WBS
saat ini.
Mengidentifikasi jenis halusinasi yang
dialami WBS.
Gangguan Mengidentifikasi isi halusinasi WBS.
Persepsi Mengidentifikasi waktu halusinasi WBS.
Sensorik : Mengidentifikasi frekuensi halusinasi WBS.
Halusinasi Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan
Penglihatan dan halusinasi pada WBS.
Pendengaran Mengidentifikasi respon WBS terhadap
halusinasi.
Melatih WBS untuk mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik
Melatih WBS untuk mengontrol halusinasi
dengan cara berbincang-bincang dengan
orang lain.
Melatih WBS untuk mengontrol halusinasi
dengan cara melakukan kegiatan.
Melatih WBS untuk mengontrol halusinasi
dengan cara memasukan dalam jadwal
kegiatan harian.
45

H. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama/ Umur : Tn. D/43 Tahun
Ruang/ Kamar : A1/Garuda

Tanggal Diagnosa Pelaksanaan Keperawatan Tanda


Keperawatan Tangan
Selasa, Gangguan 1. Menyapa dan mengajak klien berkenalan dengan Sr.
26/11/2019 persepsi komunikasi teraupetik Anggita
sensori: 2. Menanyakan kabar, perasaan dan keluhan yang
halusinasi : dialami klien
pendengaran 3. Mengikuti silabi bersama klien
4. Menanyakan klien mengenai suara yang sering
klien dengar
5. Membuat kontrak, dan menjelaskan tujuan topik
kegiatan pada hari ini
6. Mengajarkan klien untuk mengontrol halusinansi
dengan cara menghardik
7. Meminta klien mengulang kembali cara
menghardik
8. Mengevaluasi kemampuan klien menghardik
9. Memberikan dukungan klien untuk melakukan
menghardik setiap suara-suara yang klien dengar
10. Membuat jadwal kegiatan untuk klien
11. Memberikan salam penutup, dan membuat
kontrak selanjutnya
12. Mengikuti silabi bersama klien

Rabu, Gangguan 1. Menyapa klien dengan komunikasi teraupetik Sr.


27/11/2019 persepsi 2. Menanyakan kabar, perasaan dan keluhan yang Anggita
sensori: dialami klien
halusinasi : 3. Membuat kontrak, dan menjelaskan tujuan topik
pendengaran kegiatan pada hari ini
4. Mengevaluasi dan validasi pertemuan sebelumnya
5. Mengajarkan klien cara mengontrol halusinasi
46

Tanggal Diagnosa Pelaksanaan Keperawatan Tanda


Keperawatan Tangan
dengan cara menghardik
6. Mengevaluasi kemampuan klien cara menghardik
7. Mengidentifikasi cara lain yang dilakukan oleh
klien untuk mengontrol halusinasi
8. Memberikan pujian jika klien berhasil
melakukannya dengan baik
9. Membuat jadwal kegiatan untuk klien
10. Memberikan salam penutup, dan membuat
kontrak selanjutnya.
11. Mengikuti silabi bersama klien

Kamis, Gangguan 1. Menyapa klien dengan komunikasi teraupetik Sr.


28/11/2019 persepsi 2. Menanyakan kabar, perasaan dan keluhan yang Anggita
sensori: dialami klien
halusinasi : 3. Membuat kontrak, dan menjelaskan tujuan topik
pendengaran kegiatan pada hari ini
4. Mengevaluasi dan validasi pertemuan sebelumnya
5. Mengajarkan klien cara mengontrol halusinasi
dengan cara mengajak teman ngobrol ketika
suara-suara halusinasinya muncul.
6. Mengevaluasi kemampuan klien cara mengajak
teman ngobrol ketika suara-suara halusinasinya
muncul.
7. Memberikan pujian jika klien berhasil
melakukannya dengan baik
8. Membuat jadwal kegiatan untuk klien
9. Memberikan salam penutup, dan membuat
kontrak selanjutnya.
10. Mengikuti silabi bersama klien
Jumat, Gangguan 1. Mengikuti silabi bersama klien Sr.
29/11/2019 persepsi 2. Menyapa klien dengan komunikasi teraupetik Anggita
sensori: 3. Menanyakan kabar, perasaan dan keluhan yang
47

Tanggal Diagnosa Pelaksanaan Keperawatan Tanda


Keperawatan Tangan
halusinasi : dialami klien
pendengaran 4. Membuat kontrak, dan menjelaskan tujuan topik
kegiatan pada hari ini
5. Mengevaluasi dan validasi pertemuan sebelumnya
6. Mengajarkan klien cara mengajak teman ngobrol
ketika suara-suara halusinasinya muncul.
7. Mengevaluasi kemampuan klien cara mengajak
teman ngobrol ketika suara-suara halusinasinya
muncul.
8. Memberikan pujian jika klien berhasil
melakukannya dengan baik
9. Membuat jadwal kegiatan untuk klien
10. Memberikan salam penutup, dan membuat
kontrak selanjutnya.
11. Mengikuti silabi bersama klien

Senin, Gangguan 1. Mengikuti silabi bersama klien Sr.


2/12/2019 persepsi 2. Menyapa klien dengan komunikasi teraupetik Anggita
sensori: 3. Menanyakan kabar, perasaan dan keluhan yang
halusinasi : dialami klien
pendengaran 4. Membuat kontrak, dan menjelaskan tujuan topik
kegiatan pada hari ini
5. Mengevaluasi dan validasi pertemuan sebelumnya
6. Mengajarkan klien cara mengajak teman ngobrol
ketika suara-suara halusinasinya muncul.
7. Mengevaluasi kemampuan klien cara mengajak
teman ngobrol ketika suara-suara halusinasinya
muncul.
8. Memberikan pujian jika klien berhasil
melakukannya dengan baik
9. Membuat jadwal kegiatan untuk klien
10. Memberikan salam penutup, dan membuat
48

Tanggal Diagnosa Pelaksanaan Keperawatan Tanda


Keperawatan Tangan
kontrak selanjutnya.
11. Mengikuti silabi bersama klien

Kamis, Resiko 1. Menyapa klien dengan komunikasi teraupetik Sr.


5/12/2019 Perilaku 2. Menanyakan kabar, perasaan dan keluhan yang Anggita
Kekerasan dialami klien
3. Membuat kontrak, dan menjelaskan tujuan topik
kegiatan pada hari ini
4. Mengevaluasi dan validasi kemampuan klien
untuk mengontrol halusiasi dengan 2 cara
5. Memberikan pujian jika klien berhasil
melakukannya dengan baik
6. Memberikan kesempatan kepada klien untuk
memilih cara paling ampuh yang bisa digunakan.
7. Mengevalusi jadwal kegiatan untuk klien
8. Memberikan salam penutup dan kontrak
selanjutnya

I. ANALISA PROSES INTERAKSI


Nama / Umur : Tn. D/43 tahun
Ruang / Kamar : A1/Garuda
Hari/Tanggal : Kamis, 28 November 2019
Fase / Interaksi : Fase Orientasi, Kerja, dan Terminasi / Interaksi ke- 4
Diagnosis Keperawatan : Halusinasi Pendengaran
Tujuan Interaksi :
1. Menvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien cara mengontrol halusinasi dengan mengajak teman ngobrol
ketika suara-suara halusinasinya muncul.
3. Membimbing pasien memasukkan dalam kegiatan harian
Setting : Lapangan bulu tangkis Panti Bina Laras Harapan Sentosa 2
49

Gambaran Singkat Klien :


Klien mengatakan masih mendengar suara-suara yang menyuruhnya kabur dari
panti, suara yang menceritakan kematian ayahnya dan suara-suara orang
bernyanyi namun sudah agak jarang. Suara itu sering di dengar pada pagi atau
sore menjelang malam hari di saat klien sedang tidak melakukan aktifitas.
Terakhir mendengar suara tersebut kemarin. Klien merasa tidak terganggu dengan
suara tersebut, kadang-kadang klien merespon suara-suara tersebut dengan
menjawab suara tersebut. Klien mulai mendengar suara-suara tersebut sudah lama
tetapi pasien lupa kapan awal mulai mendengar suara-suara tersebut.
50

Komunikasi Verbal Komunikasi Non Analisa Berpusat Analisa Berpusat Rasional


Verbal Pada Perawat Pada Klien
P: Selamat Siang pak dadang, apa P : Senyum dan Perawat tidak Klien sudah Menyampaikan
kabar? bagaimana perasaan bapak hari bersalaman merasa ragu dan menerima salam teraupetik
ini? K: Tersenyum dan yakin klien akan kehadiran perawat
K: Selamat Siang suster. Perasaan saya bersalaman menerima keadaan
hari ini baik suster. perawat
P: Bagaimana tidurnya tadi malam? P: Tersenyum dan Perawat berusaha Klien masih perlu Meningkatkan
K: Tadi malam tidur baik suster menatap wajah klien mendekati klien penyesuain rasa percaya diri
K: Menjawab singkat, klien
wajah klien menunduk
P: Apakah ada keluhan yang Bapak P: Kontak mata kearah Perawat menayakan Klien berusaha Mengobservasi
dadang rasakan hari ini? klien kondisi klien saat ini menjelaskan kondisi klien
K: Tidak ada keluhan suster K: Menjawab singkat, kondisinya
wajah datar, dan tidak
ada kontak mata
P: Apakah semalam atau tadi pagi, pak P: Kontak mata kearah Perawat menayakan Klien berusaha Mengobservasi
dadang mendengar suara-suara orang klien kondisi klien saat ini menjelaskan kondisi klien
bercerita dan menyanyi atau suara yang K: Menjawab singkat, kondisinya
menyuruh pak dadang untuk kabur dari wajah datar, dan kontak
panti ? mata tidak fokus.
K: Tidak suster.
P: Kapan, terakhir suaranya muncul ? P: Kontak mata kearah Perawat Klien berusaha Mengobservasi
51

K: Kemarin suster. klien mengevaluasi menjelaskan kondisi klien


K: Menjawab pertanyaan kembali mengenai kondisinya
perawat secara jelas, halusinasi klien
wajah datar tetapi,
kontak mata tidak fokus
P: Kemarin, jam berapa suaranya P: Kontak mata kearah Perawat Klien berusaha Mengobservasi
muncul ? klien mengevaluasi menjelaskan kondisi klien
K: Sekitar jam 6 pagi suster K: Menjawab pertanyaan kembali mengenai kondisinya
perawat secara jelas, halusinasi klien
wajah datar tetapi,
kontak mata tidak fokus
P:Oh begitu, terus apa yang sudah P: Kontak mata kearah Perawat Klien menjelaskan Mengevaluasi
Bapak lakukan ketika kemarin suaranya klien mengevaluasi dengan baik cara latihan 1 dalam
muncul? K: Menjawab pertanyaan kembali mengenai merespon mengontrol
K: Saya biarkan saja suster perawat secara jelas, cara mengontrol halusinasinya halusinasi klien
wajah datar, dan ada halusinasi klien
kontak mata tetapi tidak
lama kemudian kembali
tidak fokus.
P: Lalu apa yang pak dadang lakukan P: Kontak mata kearah Perawat Klien memilih Mengevaluasi
hingga suara itu pergi? klien mengevaluasi mendengarkan latihan 1 dalam
K: Saya diemin saja suster K: Menjawab pertanyaan kembali mengenai halusinasinya mengontrol
52

perawat secara jelas, cara mengontrol halusinasi klien


wajah datar tetapi, halusinasi klien
kontak mata tidak fokus
P: Memangnya dengan cara itu P: Kontak mata kearah Perawat Klien memilih Mengevaluasi
suaranya pergi ? klien mengevaluasi mendengar latihan 1 dalam
K: Tidak suster. K: Menjawab pertanyaan kembali respon klien halusinasinya mengontrol
perawat secara jelas, terhadap halusinasi klien
wajah datar tetapi, halusinasinya
kontak mata tidak fokus
P: Apa suara-suara tersebut tidak P: Kontak mata kearah Perawat Klien memilih Mengevaluasi
mengganggu pak dadang ? klien mengevaluasi mendengar latihan 1 dalam
K: Tidak suster. K: Menjawab pertanyaan kembali respon klien halusinasinya mengontrol
perawat secara jelas, terhadap halusinasi klien
wajah datar tetapi, halusinasinya
kontak mata tidak fokus
P:Menurut pak dadang, jika pak dadang P: Kontak mata kearah Perawat mencoba Klien dapat Mereview
bicara sendiri dengan suara tanpa wujud klien mengingatkan klien menjawab dengan kembali mengenai
tersebut masalah atau tidak ? K: Menjawab pertanyaan kembali jika jelas mengenai gangguan
K: Masalah Suster. perawat secara jelas, halusinasi tersebut gangguan yang halusinasi
wajah datar tetapi, merupakan suatu dialami klien
kontak mata tidak fokus gangguan
P: Nah, Pak dadang tahu jika perilaku P: Kontak mata kearah Perawat mencoba Klien dapat Mereview
itu merupakan masalah. Apa Pak dadang klien mengingatkan klien menjawab dengan kembali mengenai
53

masih ingat masalah tersebut merupakan K: Menjawab pertanyaan kembali jika jelas mengenai gangguan
gangguan apa ? perawat secara jelas, halusinasi tersebut gangguan yang halusinasi
K:Gangguan jiwa suster. Berhalusinasi. wajah datar tetapi, merupakan suatu dialami klien
kontak mata tidak fokus gangguan
P: Hebat, pak dadang tahu jika itu P: Kontak mata kearah Perawat mencoba Klien dapat Mengevaluasi
merupakan suatu gangguan jiwa yang klien mengingatkan klien menjawab dengan latihan 1 dalam
disebut halusinasi. Jika pak dadang tahu K: Menjawab pertanyaan kembali jika jelas mengenai mengontrol
itu gangguan atau masalah berarti harus perawat secara jelas, halusinasi tersebut gangguan yang halusinasi klien
kita tangani. Bagaimana cara wajah datar tetapi, merupakan suatu dialami klien dan
menangani halusinasinya ? atau kontak mata tidak fokus gangguan dan cara cara mengontrol
mengontrol halusinasinya ? mengontrol dengan halusinasi dengan
K: Menghardik. cara menghardik cara menghardik
P: Bagaimana cara menghardik ? P: Kontak mata kearah Perawat Klien dapat Mengevaluasi
K: tutup telinga “pergi-pergi kamu suara klien mengevaluasi melakukan cara latihan 1 dalam
palsu kamu tidak nyata, pergi aku tidak K: Menjawab pertanyaan kembali respon klien menghardik mengontrol
mau dengar” perawat secara jelas, terhadap dengan benar halusinasi klien
wajah datar tetapi, dapat halusinasinya
melakukan cara
menghardik
P: Wah.. Bagus sekali ternyata pak P: Kontak mata kearah Perawat memberikan Klien tersenyum Mengevaluasi
dadang tahu cara menghardik dengan klien pujian dan dan latihan 1 dalam
baik. Jadi, mulai sekarang pak dadang K: Klien menjawab menegaskan kembali menganggukkan mengontrol
54

harus melakukannya yah jika suara- dengan jelas, wajah untuk melakukan kepala halusinasi klien
suara itu muncul. Seperti yang sudah datar, dan ada kontak teknik mengontrol
pak dadang praktekkan saat ini. mata halusinasi cara
K: Baik Saster. pertama
P: Sesuai janji suster kemarin, hari ini P: Kontak mata ke arah Perawat meminta Klien memberikan Menentukan
suster akan berbicara dengan pak klien izin kepada klien izin perawat untuk kontrak dan
dadang mengontrol halusinasi dengan K: Menjawab singkat, untuk berbincang- berbincang menghargai
cara mengajak teman ngobrol ketika kontak mata ada, bincang dengan keberadaan klien
suara halusinasinya muncul. tersenyum klien
K: Baik, suster.
P: Kita akan berbicara kurang lebih 10 P: Kontak mata ke arah Perawat meminta Klien memberikan Menentukan
menit. Kita bicara disini saja ya? klien izin kepada klien izin perawat untuk kontrak dan
K: iya suster. K: Menjawab singkat, untuk berbincang- berbincang menghargai
kontak mata tidak fokus bincang dengan keberadaan klien
klien
P: Tujuan pertemuan kita pada hari ini P: Kontak mata ke arah Perawat menjelaskan Klien menerima Menjelaskan
agar Pak Dadang dapat mengontrol klien tujuan pertemuan penjelasan perawat tujuan pertemuan
halusinasi yang pak dadang alami K: Menjawab singkat, hari ini yang akan
dengan latihan ke dua yaitu mengajak kontak mata tidak fokus dilakukan hari ini
teman ngobrol ketika halusinasinya
muncul.
K: Baik
P : Oh ya Pak Dadang, siapa teman P: Kontak mata ke arah Perawat menanyakan Klien menjelaskan Mengklarifikasika
55

dekat Pak dadang ? klien keberadaan teman keberadaan teman n keberadaan


K: Tidak ada suster. K: Menjawab singkat, klien dan khawatir klien teman klien
kontak mata tidak fokus jika temanya tidak
ada
P: Kenapa Pak Dadang tidak memiliki P: Kontak mata ke arah Perawat menanyakan Klien menjelaskan Mengklarifikasi
teman dekat ? klien keberadaan teman alasannya tidak keberadaan teman
K: saya tidak suka berteman dengan K: Berusaha klien dan khawatir memiliki teman klien
mereka suster, karena mereka suka menjelaskan, kontak jika temanya tidak klien
ngopi dan merokok sedangkan saya tidak mata tidak fokus ada
suka
P: Wah, Pak dadang tidak boleh suka P: Kontak mata ke arah Perawat menjelaskan Klien berniat untuk Meriview
menyendiri. Menyendiri bisa menjadi klien keuntungan memiliki memulai memiliki keuntungan
penyebab suara-suara tersebut muncul K: Berusaha teman teman memiliki teman
lagi. Keuntungan memiliki teman, pak menjelaskan, kontak
dadang bisa mencegah suara-suara itu mata tidak fokus
muncul, atau bisa mengajaknya ngobrol
ketika suara-suara itu muncul.
K: baik suster. Saya akan coba
mempunyai teman.
P: Kalau begitu, coba Pak Dadang ajak P: Kontak mata ke arah Perawat meminta Klien dapat Mengevaluasi
Berkenalan salah satu teman pak dadang klien klien untuk berkenalan dengan cara berkenalan
disini. Agar suster dapat mengajarkan K: Berusaha berkenalan baik
56

pak dadang mengenai cara mengontrol menjelaskan, kontak


halusinasi dengan cara kedua mata ada
K: Baik suster.

K: halo, siapa nama kamu ?


TA: Anapi, siapa nama kamu ?
K: dadang.
TA: kamu tinggal dimana?
K: Pasar minggu- bekasi
TA: kalau aku di Lampung.
P: Selamat Siang Pak, perkenalkan saya P: Kontak mata ke arah Perawat memberikan Teman klien Menyampaikan
Suster Anggi. Saya mahasiswa dari klien, tersenyum, dan salam dan menerima salam teraupetik
carolus. Saya suster yang akan berjabat tangan dengan memperkenalkan diri kehadiran perawat
membantu Pak dadang selama 3 minggu teman klien
ke depan. Nama bapak siapa? K: Menjawab singkat,
TK: Nama saya Anapi suster. kontak mata ada,
P: Baiklah.. tersenyum
P: Nah sekarang suster, akan memulai P: Kontak mata ke arah Perawat memberikan Klien menerima Mengembangkan
mencontohkan kepada Pak dadang klien dan mencontohkan permintan perawat kemampuan klien
mengenai cara mengontrol halusinasi K: Kontak mata ke arah cara mengajak teman untuk untuk mengontrol
dengan mengajak teman ngobrol ketika perawat dan teman klien. ngobrol ketika suara mencontohkan cara halusinasi pada
suara halusinasinya muncul. Contohnya: Klien mendengarkan halusinasinya mengajak teman latihan ke 2
57

Anapi tolong saya. Saya mulai dengar dengan seksama dan muncul yang baik ngobrol ketika
suara-suara yang mengobrol di kedua mencontohkan kembali. dan benar suara halusinasinya
telinga saya. Ayo berbincang-bincang muncul
dengan saya!. Nah seperti itu. Sekarang
suster ingin lihat Pak Dadang
mencontohkannya.
K: Baik suster. Anapi, saya mendengar
suara-suara, sini kita mengobrol. Kita
ngobrol tentang hobbi kita?
TA: Iya, apa hobby kamu?
K: Saya hobbinya bermain bola. Apa
hobbi kamu?
TA: Hobbi saya berhitung.
P: Wah, Pak dadang hebat sudah dapat P: Kontak mata ke arah Perawat memberikan Klien tampak Memberikan
melakukan berbincang-bincang dengan klien, menepuk pundak pujian dan semangat tersenyum, motivasi kepada
baik bersama aanapi. klien dan memberikan menerima pujian, klien dan teman
K: Terima kasih suster. jempol ke arah klien menerima klien
K: Menjawab singkat, semangat
kontak mata ada,
tersenyum
P: Anapi juga harus membantu pak P: Kontak mata ke arah Perawat memotivasi Teman klien Memberikan
dadang ya. jika pak dadang memanggil teman klien TA untuk bersedia membantu motivasi teman
58

untuk mengobrol, Aanapi harus TA: Menjawab singkat, memberikan bantuan klien untuk dapat
menemani ya.. kontak mata ada, membantu klien
TA: Baik suster tersenyum

P: Nah, setelah tadi kita mengobrol P: Kontak mata ke arah Perawat Klien menjawab Memvalidasi
lama, sekarang coba pak dadang klien, memberikan memvalidasi hasil pertanyaan perawat kemampuan klien
simpulkan pembicaraan kita tadi? jempol pertemuan hari ini,
K: Tadi kita belajar menghardik dan K: Menjawab dengan memberikan pujian
ngobrol dengan teman benar dan jelas, kontak
P: Pak dadang hebat.. mata ada
K: Tersenyum
P: Sekarang, sudah berapa cara yang P: Kontak mata ke arah Perawat Klien menjawab Memvalidasi
sudah suster ajarkan ke Lita mengenai klien, memberikan memvalidasi hasil 2 pertanyaan perawat kemampuan klien
cara mengontrol halusinasi? jempol hal yang sudah
K: Ada 2 suster K: Menjawab dengan diajarkan,
P: Coba sebutkan! benar dan jelas, kontak memberikan pujian
K: Menghardik dan ngobrol mata tidak fokus
P: Bagus Pak. Pak dadang benar
jawabnya.
P: Menurut pak dadang dari 2 cara P: Kontak mata ke arah Perawat memberikan Klien menjawab Memberikan
tersebut, mana yang lebih paling klien,tersenyum kesempatan kepada pertanyaan perawat kesempatan klien
ampuh/cepat dilakukan pak dadang? K: Menjawab dengan menentukan cara menentukan
59

K: menghardik suster. singkat, kontak mata ada mana yang paling pilihannya
sesekali tapi tidak fokus ampuh dilakukan
oleh klien
P: Nah, jika suara itu muncul lagi, Pak P: Kontak mata ke arah Perawat membuat Klien setuju Mengklarifikasika
dadang dapat melakukan 2 cara yang klien, menulis jadwal rencana tindak lanjut dengan n ketersedian
suster ajarkan. Bagaimana kalau kita kegiatan klien hasil pertemuan hari memasukkan klien untuk
buat jadwal latihannya untuk 2 cara K: Menjawab dengan ini, memberikan jadwal kegiatannya membuat jadwal
tersebut? Mau jam berapa saja untuk singkat, kontak mata pujian kegiatan
latihannya? tidak fokus
K: Baik suster. Latihannya setelah
makan malam saja..
P: Baik Pak..
P: Baiklah Pak, bagaimana jika besok P: Kontak mata ke arah Perawat membuat Klien setuju Mengklarifikasika
kita mengobrol lagi tentang cara klien kontrak yang akan membahas n ketersedian
mengontrol halusinasi yang sudah kita K: Kontak mata sesekali datang mengontrol klien untuk
pelajari? Jam dan tempatnya sama ada tetapi tidak fokus, halusinasi pada membahas
seperti hari ini saja ya? menjawab singkat. pertemuan pertemuan
K: Baik suster. selanjutnya selanjutnya
P: Oke deh pak dadang dan anapi. P: Kontak mata ke arah Perawat melakukan Klien menjawab Mengucapkan
Sekarang sudah waktunya makan siang. klien, tersenyum terminasi salam penutup
Bisa bergabung dengan teman-teman K: Kontak mata ada tapi
sekarang tidak fokus, menjawab
60

K: Baik suster.. singkat.

P: Sampai jumpa besok ya Pak.. Selamat P: Kontak mata ke arah Perawat memberikan Klien menjawab Mengucapkan
siang... klien, tersenyum, salam penutup salam penutup
K: Iya suster, selamat siang suster. bersalaman
K: Kontak mata ada,
menjawab singkat,
tersenyum, bersalaman
61

J. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama/ Umur : Tn. D/43 Tahun
Ruang/ Kamar : A1/Garuda

Tanggal Diagnosis Evaluasi (SOAP) Tanda


Keperawatan Tangan
Senin, Gangguan Data Subyektif (DS): Sr. Anggita
25/11/2019 persepsi  WBS mengatakan sudah 3 tahun berada dipanti ini.
Sensori :  WBS mengatakan kalau kakanya yang menyuruh dirinya masuk kedalam
Halusinasi mobil yang kemudian mobil tersebut membawanya ke panti.
Pendengan  WBS mengaku mendengar suara orang bercerita tentang kematian, dan suara
orang sedang bernyanyi.
 WBS mengaku suara-suara itu biasanya muncul jam 7 pagi dan kisaran jam
6 sampai jam 8 malam.
 WBS mengaku terakhir mendengar suara-suara tersebut kemarin sekitar jam
6 pagi.
 WBS mengatakan jika suara-suara itu muncul WBS mengatasinya dengan
cara menghardik.
 WBS mengaku jika cara ini dapat perlahan-lahan membuat suara-suara itu
hilang.

Data Obyektif (DO):


62

Tanggal Diagnosis Evaluasi (SOAP) Tanda


Keperawatan Tangan
 Klien terlihat berbicara sendiri.
 Klien terlihat sesekali mendekatkan telinga kearah tertentu.
 Klien terlihat berhenti bicara sendiri ditengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu.

Analisa :
SP 1 tercapai
Planning :
Þ Perawat : Mengulang SP 1 – Menghardik, evaluasi cara menghardik, berikan
motivasi klien untuk mengontrol halusinasinya
Þ Klien : memotivasi klien untuk menghardik saat suara yang didengarnya
Selasa, Gangguan Data Subyektif (DS): Sr. Anggita
25/11/2019 persepsi  Klien mengatakan jika ia masih mendengar suara-suara tersebut.
Sensori :  Klien mengaku suara-suara itu biasanya muncul jam 7 pagi dan kisaran jam 6
Halusinasi sampai jam 8 malam.
Pendengan  Klien mengaku jika tadi pagi sekitar jam 6 pagi ia mendengar suara-suara itu
lagi namun, ia membiarkan suara-suara tersebut.
 Klien mengatakan sudah mengetahui cara menghardik bisikan dengan
menutup telinga dan mengatakan supaya bisikan tersebut pergi.
 Klien mengaku jarang melakukan cara menghardik ketika suara-suara tersebut
63

Tanggal Diagnosis Evaluasi (SOAP) Tanda


Keperawatan Tangan
muncul.
 Klien mengatakan jika ia melalukan cara menghardik suara-suaranya perlahan
akan menghilang.
 Klien mengaku sering membiarkan suara-suara tersebut jika muncul.
 Klien mengatakan terkadang WBS marah jika mendengar suara-suara yang
menyuruhnya kabur dari panti.
 Klien mengaku terkadang tangannya memukul kepalanya sendiri jika tidak
mengikuti perintah suara tersebut.
Data Obyektif (DO):
 Klien terlihat berbicara sendiri.
 Klien terlihat sesekali mendekatkan telinga kearah tertentu.
 Klien terlihat berhenti bicara sendiri ditengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu.
 Klien terlihat melamun dan tampak sering menyendiri.
 Klien terlihat sudah paham cara menghardik halusinasi dengan menutup
telinga dan mengatakan supaya bisikan tersebut pergi.

Analisa :
SP 1 tercapai
Planning :
64

Tanggal Diagnosis Evaluasi (SOAP) Tanda


Keperawatan Tangan
Þ Perawat : Lanjutkan ke SP 2 – mengajak teman ngobrol ketika suara
halusinasinya uncul, evaluasi cara menghardik, berikan motivasi klien untuk
mengontrol halusinasinya
Þ Klien : memotivasi klien untuk menghardik saat suara yang didengarnya.

Rabu, Gangguan Data Subyektif (DS): Sr. Anggita


27/11/2019 persepsi  Klien mengatakan jika ia masih mendengar suara-suara tersebut.
Sensori :  Klien mengaku suara-suara itu biasanya muncul jam 7 pagi dan kisaran jam 6
Halusinasi sampai jam 8 malam.
Pendengan  Klien mengaku terakhir mendengar suara bisik-bisikannya kemarin.
 Klien mengatakan sudah mengetahui cara menghardik bisikan dengan
menutup telinga dan mengatakan supaya bisikan tersebut pergi.
 Klien mengaku jarang melakukan cara menghardik ketika suara-suara tersebut
muncul.
 Klien mengatakan jika ia melalukan cara menghardik suara-suaranya perlahan
akan menghilang.
 Klien mengaku sering membiarkan suara-suara tersebut jika muncul.
 Klien mengatakan terkadang Klien marah jika mendengar suara-suara yang
menyuruhnya kabur dari panti.
 Klien mengaku terkadang tangannya memukul kepalanya sendiri jika tidak
65

Tanggal Diagnosis Evaluasi (SOAP) Tanda


Keperawatan Tangan
mengikuti perintah suara tersebut.
Data Obyektif (DO):
 Klien terlihat sesekali berbicara sendiri ketika tidak ada aktivitas
 Klien terlihat sesekali mendekatkan telinga kearah tertentu.
 Klien terlihat berhenti bicara sendiri ditengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu.
 Klien terlihat melamun dan tampak sering menyendiri.
 Klien terlihat sudah paham cara menghardik halusinasi dengan menutup
telinga dan mengatakan supaya bisikan tersebut pergi.
Analisa :
SP 2 belum tercapai
Planning :
Þ Perawat : Mengulangi SP 2 – mengajak teman ngobrol ketika suara
halusinasinya uncul, evaluasi cara menghardik, berikan motivasi klien untuk
mengontrol halusinasinya
Þ Klien : memotivasi klien untuk menghardik dan berbincang dengan teman.
Kamis, Gangguan Data Subyektif (DS): Sr. Anggita
28/11/2019 persepsi  Klien mengatakan jika ia masih mendengar suara-suara tersebut.
Sensori :  Klien mengaku jika suara-suara yang menyuruhnya kabur dari panti sudah
Halusinasi tidak jelas terdengar.
66

Tanggal Diagnosis Evaluasi (SOAP) Tanda


Keperawatan Tangan
Pendengan  Klien mengaku terakhir mendengar suara bisik-bisikannya kemarin.
 Klien mengatakan sudah mengetahui cara menghardik bisikan dengan
menutup telinga dan mengatakan supaya bisikan tersebut pergi.
Data Obyektif (DO):
 Klien terlihat sesekali berbicara sendiri ketika tidak ada aktivitas.
 Klien terlihat berhenti bicara sendiri ditengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu.
 Klien terlihat melamun dan tampak sering menyendiri.
 Klien terlihat sudah paham cara menghardik halusinasi dengan menutup
telinga dan mengatakan supaya bisikan tersebut pergi.
Analisa :
SP 2 belum tercapai
Planning :
Þ Perawat : Mengulangi SP 2 – mengajak teman ngobrol ketika suara
halusinasinya uncul, evaluasi cara menghardik, berikan motivasi klien untuk
mengontrol halusinasinya
Klien : memotivasi klien untuk menghardik dan berbincang dengan teman.

Jumat, Gangguan Data Subyektif (DS): Sr. Anggita


29/11/2019 persepsi  Klien mengatakan jika ia masih mendengar suara-suara tersebut.
67

Tanggal Diagnosis Evaluasi (SOAP) Tanda


Keperawatan Tangan
Sensori :  Klien mengaku jika suara-suara yang menyuruhnya kabur dari panti sudah
Halusinasi tidak jelas terdengar. Namun, suara-suara orang bernyanyi masih terdengar
Pendengan jelas.
 Klien mengaku terakhir mendengar suara bisik-bisikannya kemarin sore
sekitar jam 8 malam.
 Klien mengatakan sudah mengetahui cara menghardik bisikan dengan
menutup telinga dan mengatakan supaya bisikan tersebut pergi.
 Klien mengaku ketika suara-suara itu muncul WBS hanya membiarkannya.
 Klien mengatakan tidak suka ngobrol dengan teman-temannya karena mereka
suka ngopi dan merokok.
Data Obyektif (DO):
 Klien terlihat tidak berbicara sendiri ketika beraktivitas seperti melakukan
kegiatan mote-mote.
 Klien terlihat sudah paham cara menghardik halusinasi dengan menutup
telinga dan mengatakan supaya bisikan tersebut pergi.
Analisa :
SP 2 belum tercapai
Planning :
Þ Perawat : Mengulangi SP 2 – mengajak teman ngobrol ketika suara
halusinasinya uncul, evaluasi cara menghardik, berikan motivasi klien untuk
68

Tanggal Diagnosis Evaluasi (SOAP) Tanda


Keperawatan Tangan
mengontrol halusinasinya
Klien : memotivasi klien untuk menghardik dan berbincang dengan teman.
Senin, Gangguan Data Subyektif (DS): Sr. Anggita
2/12/2019 persepsi  Klien mengatakan jika ia masih mendengar suara-suara tersebut.
Sensori :  Klien mengaku jika suara-suara yang menyuruhnya kabur dari panti sudah
Halusinasi tidak jelas terdengar. Namun, suara-suara orang bernyanyi masih terdengar
Pendengan jelas.
 Klien mengaku terakhir mendengar suara bisik-bisikannya kemarin hari
minggu.
 Klien mengatakan sudah mengetahui cara menghardik bisikan dengan
menutup telinga dan mengatakan supaya bisikan tersebut pergi.
 Klien mengatakan tidak suka ngobrol dengan teman-temannya karena mereka
suka ngopi dan merokok.

Data Obyektif (DO):


 Klien terlihat tidak berbicara sendiri ketika beraktivitas seperti melakukan
kegiatan silabi.
 Klien terlihat sering melamun ketika tidak diajak berbincang-bincang atau
melakukan sesuatu kegiatan.
 Klien terlihat sudah paham cara menghardik halusinasi dengan menutup
69

Tanggal Diagnosis Evaluasi (SOAP) Tanda


Keperawatan Tangan
telinga dan mengatakan supaya bisikan tersebut pergi.

Analisa :
SP 2 belum tercapai
Planning :
Þ Perawat : Mengulangi SP 2 – mengajak teman ngobrol ketika suara
halusinasinya uncul, evaluasi cara menghardik, berikan motivasi klien untuk
mengontrol halusinasinya
Klien : memotivasi klien untuk menghardik dan berbincang dengan teman.

Selasa, Gangguan Data Subyektif (DS): Sr. Anggita


3/12/2019 persepsi  Klien mengatakan jika ia sudah tidak mendengar suara-suara tersebut.
Sensori :  Klien mengaku jika suara-suara yang menyuruhnya kabur dari panti dan
Halusinasi suara-suara orang bernyanyi lagi tidak terdengar sejak kemarin.
Pendengan  Klien mengatakan sudah mengetahui cara menghardik bisikan dengan
menutup telinga dan mengatakan supaya bisikan tersebut pergi.
 Klien mengatakan tidak suka ngobrol dengan teman-temannya dan masih
berusaha untuk bisa mengajak temannya ngobrol.
Data Obyektif (DO):
 Klien terlihat melamun ketika tidak ada aktivitas dan sesekali terlihat seperti
70

Tanggal Diagnosis Evaluasi (SOAP) Tanda


Keperawatan Tangan
berbicara sendiri.
 Klien terlihat sudah paham cara menghardik halusinasi dengan menutup
telinga dan mengatakan supaya bisikan tersebut pergi.

Analisa :
SP 2 belum tercapai
Planning :
Þ Perawat : Mengulangi SP 2 – mengajak teman ngobrol ketika suara
halusinasinya uncul, evaluasi cara menghardik, berikan motivasi klien untuk
mengontrol halusinasinya
Klien : memotivasi klien untuk menghardik dan berbincang dengan teman.
Rabu, Gangguan Data Subyektif (DS): Sr. Anggita
4/12/2019 persepsi  Klien mengatakan sesekali iah masih mendengar suara-suara orang
Sensori : menyuruhnya kabur dan suara-suara orang bernyanyi namun suara-suara
Halusinasi tersebut sudah tidak terlalu jelas terdengar.
Pendengan  Klien mengatakan sudah mengetahui cara menghardik bisikan dengan
menutup telinga dan mengatakan supaya bisikan tersebut pergi.
 Klien mengaku jika suara-suara tersebut muncul Klien melakukan cara
menghardik dengan mengatakan jika suara tersebut meruapakan suara palsu.
 Klien mengatakan tidak suka ngobrol dengan teman-temannya dan masih
71

Tanggal Diagnosis Evaluasi (SOAP) Tanda


Keperawatan Tangan
berusaha untuk bisa mengajak temannya ngobrol.
Data Obyektif (DO):
 Klien terlihat melamun ketika tidak ada aktivitas.
 Klien terlihat ikut berpartisipasi dalam kegiatan silabi dengan ikut bergoyang
atau menepuk-nepuk tangan ketika ada temannya yang bernyanyi.
 Klien terlihat sudah paham cara menghardik halusinasi dengan menutup
telinga dan mengatakan supaya bisikan tersebut pergi.

Analisa :
SP 2 belum tercapai
Planning :
Þ Perawat : Mengulangi SP 2 – mengajak teman ngobrol ketika suara
halusinasinya uncul, evaluasi cara menghardik, berikan motivasi klien untuk
mengontrol halusinasinya
Klien : memotivasi klien untuk menghardik dan berbincang dengan teman.
Kamis, Gangguan Data Subyektif (DS): Sr. Anggita
5/12/2019 persepsi  Klien mengatakan tidak mendengar suara-suara orang menyuruhnya kabur
Sensori : dan suara-suara orang bernyanyi.
Halusinasi  Klien mengaku terakhir mendengar suara tersebut kemarin pagi sekitar jam 6
Pendengan pagi.
72

Tanggal Diagnosis Evaluasi (SOAP) Tanda


Keperawatan Tangan
 Klien mengatakan sudah mengetahui cara menghardik bisikan dengan
menutup telinga dan mengatakan supaya bisikan tersebut pergi.
 Klien mengaku jika suara-suara tersebut muncul Klien melakukan cara
menghardik dengan mengatakan jika suara tersebut merupakan suara palsu.
 Klien mengatakan belum suka ngobrol dengan teman-temannya dan masih
berusaha untuk bisa mengajak temannya ngobrol.
Data Obyektif (DO):
 Klien terlihat melamun dan tidur ketika tidak ada aktivitas.
 Klien terlihat tidak terlalu aktif dalam kegiatan sholat.
 Klien terlihat sudah paham cara menghardik halusinasi dengan menutup
telinga dan mengatakan supaya bisikan tersebut pergi.
Analisa :
SP 2 belum tercapai
Planning :
Þ Perawat : Mengulangi SP 1 dan 2 – menghardik dan mengajak teman ngobrol
ketika suara halusinasinya muncul, evaluasi cara menghardik dan cara
mengajak teman ngobrol saat halusinasi muncul. Berikan motivasi klien
untuk mengontrol halusinasinya
Klien : memotivasi klien untuk menghardik dan berbincang dengan teman.
Jumat, Gangguan Data Subyektif (DS): Sr. Anggita
73

Tanggal Diagnosis Evaluasi (SOAP) Tanda


Keperawatan Tangan
6/12/2019 persepsi  Klien mengatakan tidak mendengar suara-suara orang menyuruhnya kabur
Sensori : dan suara-suara orang bernyanyi.
Halusinasi  Klien mengaku terakhir mendengar suara tersebut kemarin.
Pendengan  Klien mengatakan sudah mengetahui cara menghardik bisikan dengan
menutup telinga dan mengatakan supaya bisikan tersebut pergi.
 Klien mengaku jika suara-suara tersebut muncul WBS melakukan cara
menghardik dengan mengatakan jika suara tersebut merupakan suara palsu.
 Klien mengatakan belum suka ngobrol dengan teman-temannya dan masih
berusaha untuk bisa mengajak temannya ngobrol.
Data Obyektif (DO):
 Klien terlihat aktif dalam kegiatan mencuci pakaian.
 Klien terlihat sudah paham cara menghardik halusinasi dengan menutup
telinga dan mengatakan supaya bisikan tersebut pergi.
 Klien terlihat melamun ketika tidak ada aktivitas.

Analisa :
SP 2 belum tercapai
Planning :
Þ Perawat : Mengulangi SP 1 dan 2 – menghardik dan mengajak teman ngobrol
ketika suara halusinasinya muncul, evaluasi cara menghardik dan cara
74

Tanggal Diagnosis Evaluasi (SOAP) Tanda


Keperawatan Tangan
mengajak teman ngobrol saat halusinasi muncul. Berikan motivasi klien
untuk mengontrol halusinasinya
Klien : memotivasi klien untuk menghardik dan berbincang dengan teman.

Anda mungkin juga menyukai