PENGAMATAN KASUS
A. RESUME KASUS
Tn. D berusia 43 tahun tinggal di panti Sosial Bina Laras kurang lebih 2
tahun, sebelumnya klien pernah di rawat di cengkareng selama kurang lebih 1
tahun. Klien sebelumnya tinggal bersama kakak keduanya di daerah pasar minggu -
Bekasi. Klien merupakan anak ke empat dari lima bersaudara. Klien mengatakan
kakanya yang pertama merupakan seorang tentara dan juga mengalami gangguan
jiwa sama seperti klien, namun sudah sembuh dan tidak ada keluarga lain yang
mengalami sakit seperti yang klien alami saat ini. Klien mengatakan masuk ke panti
sosial karena di suruh kaka keduanya. Pada saat itu klien sedang duduk-duduk
ngopi di rumah dan tiba-tiba disuruh kakanya untuk naik mobil. Klien mengatakan
tidak tahu akan dibawa ke panti. Sejak kecil klien tinggal bersama kedua orang tua
dan saudara-saudarinya. Klien mengatakan ayah klien meninggal sejak klien masih
duduk di bangku SMP dan ibu klien meninggal setelah 1 tahun kepergian ayahnya.
Klien mengatakan klien tinggal bersama kaka keduanya karena kaka pertamanya di
luar kota, klien tidak tahu tempatnya dan kedua saudarinya tinggal dengan suami
mereka di daerah Jakarta. Klien mengaku sering bertengkar dengan kaka keduanya
dan merasa selalu disalahkan.
Klien mengaku menyelesaikan sekolahnya hingga bangku SMA. Klien
mengatakan karena tidak ada aktivitas dan semua teman-temannya sudah memiliki
kesibukan mereka masing-masing sedangkan klien setelah selesai dari bangku SMA
hanya nganggur di rumah, klien berinisiatif untuk mencari pekerjaan. Klien
mengatakan sempat nganggur dirumah kurang lebih 2 tahun dan akhirnya mendapat
pekerjaan sebagai kuli bangunan. Klien mengatakan ia bekerja sebagai kuli
bangunan kurang lebih 1 tahun dan setelah proyek bangunannya selesai klien
akhirnya tidak bekerja lagi hingga sekarang. Klien mengatakan sudah mencari
pekerjaan namun belum mendapatkan pekerjaan. Klien mengatakan ia merasa jika
kakanya tidak suka padanya sehingga mereka sering bertengkar karena ia belum
bekerja. Klien mengaku jika ia sering menyendiri dan jarang pulang kerumah. Klien
mengatakan jika ia tidak pulang kerumah ia sering duduk di jalanan dan jarang
nongkrong dengan teman-temannya karena teman-temannya sudah sibuk dengan
pekerjaan mereka masing-masing. Klien mengaku jika klien punya masalah klien
24
25
selalu pendam dan tidak pernah menceritakan kepada siapapun. Klien mengaku
belum memiliki istri, dan belum mau memiliki istri karena belum memiliki
pekerjaan. Klien mengatakan jika marah sering melempar rumah hingga pernah
kaca jendela rumah mereka pecah. Klien mengaku sering kesal dan mendengar
suara-suara yang menyuruhnya untuk melempar rumah. Klien mengatakan ia tidak
tahu mengapa ia sering kesal dan ingin marah. Klien mengatakan karena ia sering
marah-marah dan melempar rumah, kaka klien mengatakan jika ia mengalami
gangguan jiwa. Klien mengatakan sering mendengar suara-suara seorang bapak
yang menceritakan kematian ayahnya dan ketika ia kesal selalu mendengar suara-
suara yang menyuruhnya untuk melempar rumah mereka.
Pada tahun 2016, klien mengatakan ia di rawat di panti sosial di Cengkareng
selama kurang lebih 1 tahun dan dibawa berobat di RS Soeharto. Selama berobat di
RS Soeharto, klien juga juga diajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan.
Pada saat pengkajian, klien mengatakan ingin pulang kerumah dan
berkumpul dengan keluarganya. Klien mengatakan kakanya belum pernah datang
untuk menjenguknya. Klien juga mengatakan sudah mengetahui cara mengontrol
halusinasi yang ada pada dirinya dengan menyebutkan tutup telinga yang sudah
pernah diajarkan oleh seorang perawat (tetapi klien tidak pernah melalukannya).
Klien mengatakan selalu minum obat yang diberikan oleh petugas secara teratur,
klien mengatakan waktu di cengkareng diberikan 3 obat tetapi di sini hanya
diberikan 2 obat saja. Klien mengatakan masih mendengar suara-suara namun isi
suaranya menyuruhnya untuk kabur dari panti dan jika klien tidak mengikuti
perintah suara tersebut tangan klien tiba-tiba bergerak sendiri dan memukuli kepala
klien serta ada suara-suara orang bernyanyi. Suara itu sering di dengar pada pagi
sekitar jam 7 atau sore menjelang malam hari sekitar jam 6 atau jam 8 di saat klien
sedang tidak melakukan aktifitas. Suaranya jelas terdengar tetapi isi tidak jelas
terkadang isinya dimana menyuruhnya untuk kabur dari panti dan ada suara orang
bernyanyi terkadang suara seorang bapak yang menceritakan kematian ayahnya.
Namun klien tidak mengikuti isi suara tersebut dan memilih untuk tidur jika suara-
suara itu muncul.
Saat pengkajian klien kooperatif tetapi tidak fokus saat berbicara. Kontak mata
ada jika diminta untuk mentap saat berbicara tetapi tidak berlangsung lama, kontak
mata akan kembali menatap ke bawah atau ke depan dan terlihat seperti pandangan
26
pasien kosong. Tampak juga seperti klien menundukkan kepalanya dan berbicara
pelan namun tidak terdengar suaranya. Penampilan klien bersih dan rapi. Ketika
dilakukan silabi, klien tampak ikut aktif dalam kegiatan tersebut (pandangan pasien
kosong).
B. PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa yang Mengkaji : Anggita Kelang 2019-16-001
I. IDENTIFIKASI
A. KLIEN
Nama : Tn. D
Tempat/Tgl.Lahir/Umur : Bekasi, 24 Agustus 1976
Status Perkawinan : Belum menikah
Jumlah Anak :-
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak ada
Alamat Rumah : Pasar minggu – Bekasi (info pasien)
B. PENANGGUNGJAWAB
Nama : -
Alamat : -
Hubungan dengan klien : -
IV. FISIK
A. Tanda vital : RR : 20 x/menit
Nadi : 88 x/menit
B. Badan : Tinggi : 160 cm
Berat : 45 Kg
IMT :
C. Keluhan fisik :
- Tidak ada keluhan fisik
V. STATUS PSIKOSOSIAL
A. Genogram (gambar dan jelaskan isi genogram)
29
B. Konsep diri
1. Gambaran diri
Klien mengatakan dari tubuhnya yang disukai adalah wajahnya karena mirip
dengan ayahnya.
2. Identitas diri
Klien mengatakan dirinya sebelum masuk PSBL Sentosa 2 ia tidak memiliki
kerja, hanya nganggur di rumah.
3. Peran diri
Klien mengatakan tidak ada.
4. Ideal diri
Klien mengatakan ingin pulang kerumah, berkumpul kembali dengan
keluarganya dan memiliki pekerjaan seperti menjadi pelayan di cafe atau
kembali menjadi kuli bangunan.
5. Harga diri
Klien mengatakan ia memiliki teman namun ia tidak senang dengan teman-
temannya karena mereka suka ngopi dan merokok sedangkan klien tidak
begitu suka dengan hal itu. Klien mengatakan lebih suka sendiri ketimbang
ngobrol dengan teman-temannya. Klien mau mengikuti kegiatan yang ada di
panti. Menurut pendamping klien aktif dalam kegiatan silabi namun
30
C. Hubungan sosial
1. Orang yang berarti dalam kehidupan klien
Ayah dan Ibu klien.
2. Kegiatan kelompok dalam masyarakat
Tidak ada kegiatan yang diikuti klien selama di masyarakat
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien merasa tidak ada hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain
tetapi klien tampak lebih suka menyendiri.
D.Spiritual
Nilai dan keyakinan : klien beragama islam. Pasien mengaku jarang sholat
karena malas.
E. Kegiatan Ibadah
Klien selama di PSBL selalu mengikuti kegiatan silabi pengajian dan jarang
menjalankan sholat 5 waktu.
B. Pembicaraan
Klien berbicara pelan tetapi pengucapannya jelas. Klien tidak mampu
memulai pembicaraan dengan perawat. Klien cenderung pendiam, namun
saat ditanya klien dapat menjawab dengan baik.
C. Aktivitas Motorik
Klien tampak lesu namun, aktif saat melukan kegiatan silabi seperti
membuat mote-mote dan berkenalan dengan sesama.
31
D. Alam Perasaan:
Klien mengatakan ingin pulang tetapi tidak tau apakah keluarganya masih
tinggal di bekasi atau tidak. Klien mengatakan tidak merasa terganggu
dengan suara-suara yang muncul dan selalu membiarkan suara-suara itu
muncul.
E. Afek
Raut muka datar tetapi klien sesekali tertawa dan tersenyum bila ada kata –
kata yang lucu dan menyenangkan.
G. Persepsi
Halusinasi pendengaran, klien mengatakan suara-suara yang menceritakan
kematian dan suara orang bernyanyi tidak mengganggu klien, kecuali suara-
suara yang menyuruhnya untuk kabur dari panti. Kadang-kadang klien
merespon suara-suara yang mengajaknya bercerita sehingga klien terlihat
sering berbicara sendiri. Klien mengatakan suara-suara tersebut sering
muncul sekitar jam 7 pagi atau sore menjelang malam sekitar jam 6 atau jam
8 ketika klien lagi tidak ada aktivitas. Pada awalnya suara-suara tersebut
sering terdengar namun, sekarang sudah mulai jarang terdengar. Saat
pengkajian klien mengatakan terakhir mendengar suara kemarin sekitar jam
6 pagi. Klien mengaku ketika suara-suara tersebut muncul klien
mengatasinya dengan cara menghardik.
H. Proses Pikir
Klien terlihat normal, pembicaraan yang disampaikan kepada pembimbing
panti dan perawat sama terkait informasi namun belum dikonfirmasi tentang
32
I. Isi Pikir
Klien merasa tidak ada gangguan pada tubuhnya. Klien hanya merasa lebih
senang sendiri sehingga jika ada aktivitas klien lebih cenderung diam dan
tidur.
J. Tingkat Kesadaran
Klien kurang berkonsentrasi saat ngobrol dengan perawat. Klien bisa
menjawab dengan baik, klien dapat menyebutkan hari, tanggal dan tempat
dengan benar. Klien masih ingat dengan nama perawat.
K. Memori
Klien mengatakan lupa dengan kegiatan yang dilakukan selama tinggal
dengan orang tuanya. Klien ingat apa yang dilakukan kemarin.
M. Kemampuan Penilaian
Gangguan Ringan. Klien dapat mengambil keputusan bila diminta
(Menentukan kontrak waktu untuk pertemuan berikutnya)
B. ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1 Data Subjektif : Gangguan Isolasi sosial:
Þ Klien mengatakan sering bertengkar persepsi menarik diri
dengan kakanya, klien merasa kakanya sensori:
tidak suka padanya dan merasa selalu halusinasi :
34
Data Objektif :
Þ Klien tampak berbicara sendiri.
Þ Kontak mata tidak ada
Þ Klien berbicara pelan tetapi jelas.
Þ Klien terlihat sesekali mendekatkan
telinga kearah tertentu
Þ Klien terlihat berhenti berbicara sendiri
ditengah kalimat mendengarkan sesuatu
Þ Klien cenderung diam.
Þ Ekspresi muka datar
Þ Klien terlihat melamun terutama jika
tidak ada kegiatan atau yang
mengajaknya berbicara
Þ Klien susah fokus saat berbicara
Þ Ketika dilakukan silabi, klien terlihat
ikut aktif dalam kegiatan tersebut.
36
ISOS
Basic Anxiety
Gangguan persepsi
sensori:halusinasi
pendengaran
HDR
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama/ Umur : Tn. D/43 Tahun
Ruang/ Kamar : A1
F. RENCANA TINDAKAN
Diagnosis Perencanaan
No. Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Gangguan SP 1:
persepsi - Klien dapat Setelah 1 kali interaksi, Identifikasi jenis halusinasi Ungkapan dari klien mengenai jenis
sensori: mengidentifikasi jenis klien dapat mengidentifikasi klien. halusinasi menunjukkan apa yang
halusinasi : halusinasi. jenis halusinasi. dibutuhkan dan dirasakan oleh klien.
pendengaran
berhubungan
dengan isolasi - Klien dapat Setelah 2 kali interaksi, Identifikasi isi halusinasi klien. Ungkapan dari klien mengenai isi
sosial: mengidentifikasi isi klien dapat mengidentifikasi halusinasi menunjukkan apa yang
menarik diri halusinasi. isi halusinasi. dibutuhkan dan dirasakan oleh klien.
- Klien dapat Setelah 2 kali interaksi, Ungkapan dari klien mengenai waktu
mengidentifikasi klien dapat mengidentifikasi Identifikasi waktu halusinasi halusinasi menunjukkan apa yang
waktu halusinasi. waktu halusinasi. pasien. dibutuhkan dan dirasakan oleh klien.
- Klien dapat Setelah 2 kali interaksi, Identifikasi frekuensi Ungkapan dari klien mengenai frekuensi
mengidentifikasi klien dapat mengidentifikasi halusinasi klien. terjadinya halusinasi menunjukkan apa
frekuensi halusinasi. frekuensi halusinasi. yang di butuhkan dan dirasakan oleh
klien.
39
Diagnosis Perencanaan
No.
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Keperawatan
- Klien dapat Setelah 2 kali interaksi, Identifikasi situasi yang Ungkapan dari klien mengenai situasi
mengidentifikasi klien dapat mengidentifikasi menimbulkan halusinasi pada halusinasi menunjukkan apa yang
situasi yang situasi yang menimbulkan klien. dibutuhkan dan dirasakan oleh klien.
menimbulkan halusinasi.
halusinasi.
- Klien dapat Setelah 2 kali interaksi, Identifikasi respon klien Ungkapan dari klien mengenai respon
mngidentifikasi klien dapat menidentifikasi terhadap halusinasi. klien saat halusinasi meninjukkan apa
respon respon klien respon klien terhadap yang dibutuhkan dan dirasakan oleh
terhadap halusinasi. halusinasi. klien.
- Klien dapat Setelah 3 kali interaksi, Latih klien untuk mampu Tindakan menghardik merupakan salah
menghardik klien dapat menghardik menghardik halusinasinya. satu upaya untuk mengontrol halusinasi.
halusinasi halusinasi.
- Klien dapat
40
Diagnosis Perencanaan
No.
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Keperawatan
memasukkan cara Setelah 3 kali interaksi , Masukkan cara menghardik Memasukkan kegiatan menghardik
menghardik klien dapat memasukkan halusinasi dalam jadwal halusinasi kedalam jadwal harian klien
halusinasi dalam cara menghardik halusinasi kegiatan harian. membantu mempercepat klien dapat
jadwal kegiatan dalam jadwal kegiatan mengontrol halusinasi.
harian. harian
SP 2 :
- Klien dapat
mengevaluasi jadwal Setelah 3 kali interaksi Evaluasi jadwal kegiatan Evaluasi akan membantu untuk
kegiatan klien dapat mengevaluasi harian klien merencanakan selanjutnya.
jadwal kegiatan harian
klien.
- Klien dapat
mengendalikan Setelah 3 kali interaksi, Latih klien untuk Bercakap-cakap dengan orang lain
halusinasi dengan klien dapat mengendalikan mengendalikan halusinasi merupakan salah satu tindakan yang
cara bercakap-cakap halusinasi dengan cara dengan cara bercakap-cakap dapat mengendalikan halusinasi.
dengan orang lain. bercakap-cakap dengan dengan orang lain.
orang lain.
- Klien dapat
memasukkan dalam
41
Diagnosis Perencanaan
No.
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Keperawatan
jadwal harian klien. Setelah 3 kali interaksi, Memasukkan bercakap-cakap Memasukkan kegiatan menghardik
klien dapat memasukkan dengan orang lain kedalam halusinasi ke dalam jadwal harian klien
dalam jadwal kegiatan jadwal kegiatan harian klien. membantu mempercepat klien dapat
harian . mengontrol halusinasi.
SP 3 :
- Klien dapat
mengevaluasi jadwal
kegiatan hariannya. Setelah 4 kali interaksi, Evaluasi jadwal kegiatan Evaluasi akan membantu untuk
klien dapat mengevaluasi harian klien. merencanakan selanjutnya.
jadwal kegiatan hariannya.
- Klien dapat
mengendalikan
halusinasi dengan Setelah 3 kali interaksi, Latih klien mengendalikan Melakukan kegiatan di Panti yang sesuai
melakukan kegiatan klien dapat mengendalikan halusinasi dengan melakukan dengan kegiatan yang biasa dilakukan
di panti yang sesuai halusinasi dengan kegiatan yang biasa dilakukan klien dirumah merupakan salah satu
dengan kegiatan yang melakukan kegiatan di panti klien dirumah. tindakan yang dapat mengendalikan
biasa dilakukan klien yang sesuai dengan kegiatan halusinasi.
dirumah yang biasa klien lakukan
dirumah.
- Klien memasukkan
kegiatan diatas ke
42
Diagnosis Perencanaan
No.
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Keperawatan
dalam jadwal kegiatan
harian. Setelah 3 kali interaksi, Masukkan kegiatan yang Memasukkan kegiatan klien di panti ke
klien dapat memasukkan dilakukan klien di panti ke dalam jadwal harian klien membantu
kegiatan diatas kedalam dalam jadwal kegiatan harian. mempercepat klien dapat mengontrol
jadwal kegiatan harian. halusinasi.
SP 4 :
- Klien dapat
mengevaluasi jadwal
kegiatan harian.
Setelah 4 kali interaksi, Evaluasi jadwal kegiatan Evaluasi akan membantu untuk
- Klien dapat klien dapat mengevaluasi harian klien. merencanakan selanjutnya.
menggunakan obat jadwal kegiatan hariannya.
secara teratur .
Setelah 4 kali interaksi, Dorong klien untuk Menggunakan obat secra teratur
- Klien dapat klien dapat menggunakan menggunakan obat secara merupakan salah satu tindakan yang
memasukkan kegiatan obat secara teratur teratur dapat mengendalikan halusinasi.
menggunakan obat
secara teratur kedalam Memasukkan kegiatan menggunakan obat
jadwal kegiatan Setelah 4 kali interaksi, Masukkan kegiatan secara teratur kedalam jadwal harian
harian. klien dapat memasukkan menggunakan obat secara klien membantu mempercepat klien dapat
kegiatan menggunakan obat teratur ke dalam jadwal mengontrol halusinasinya.
43
Diagnosis Perencanaan
No.
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Keperawatan
secara teratur kedalam kegiatan harian.
jadwal kegiatan harian.
44
H. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama/ Umur : Tn. D/43 Tahun
Ruang/ Kamar : A1/Garuda
masih ingat masalah tersebut merupakan K: Menjawab pertanyaan kembali jika jelas mengenai gangguan
gangguan apa ? perawat secara jelas, halusinasi tersebut gangguan yang halusinasi
K:Gangguan jiwa suster. Berhalusinasi. wajah datar tetapi, merupakan suatu dialami klien
kontak mata tidak fokus gangguan
P: Hebat, pak dadang tahu jika itu P: Kontak mata kearah Perawat mencoba Klien dapat Mengevaluasi
merupakan suatu gangguan jiwa yang klien mengingatkan klien menjawab dengan latihan 1 dalam
disebut halusinasi. Jika pak dadang tahu K: Menjawab pertanyaan kembali jika jelas mengenai mengontrol
itu gangguan atau masalah berarti harus perawat secara jelas, halusinasi tersebut gangguan yang halusinasi klien
kita tangani. Bagaimana cara wajah datar tetapi, merupakan suatu dialami klien dan
menangani halusinasinya ? atau kontak mata tidak fokus gangguan dan cara cara mengontrol
mengontrol halusinasinya ? mengontrol dengan halusinasi dengan
K: Menghardik. cara menghardik cara menghardik
P: Bagaimana cara menghardik ? P: Kontak mata kearah Perawat Klien dapat Mengevaluasi
K: tutup telinga “pergi-pergi kamu suara klien mengevaluasi melakukan cara latihan 1 dalam
palsu kamu tidak nyata, pergi aku tidak K: Menjawab pertanyaan kembali respon klien menghardik mengontrol
mau dengar” perawat secara jelas, terhadap dengan benar halusinasi klien
wajah datar tetapi, dapat halusinasinya
melakukan cara
menghardik
P: Wah.. Bagus sekali ternyata pak P: Kontak mata kearah Perawat memberikan Klien tersenyum Mengevaluasi
dadang tahu cara menghardik dengan klien pujian dan dan latihan 1 dalam
baik. Jadi, mulai sekarang pak dadang K: Klien menjawab menegaskan kembali menganggukkan mengontrol
54
harus melakukannya yah jika suara- dengan jelas, wajah untuk melakukan kepala halusinasi klien
suara itu muncul. Seperti yang sudah datar, dan ada kontak teknik mengontrol
pak dadang praktekkan saat ini. mata halusinasi cara
K: Baik Saster. pertama
P: Sesuai janji suster kemarin, hari ini P: Kontak mata ke arah Perawat meminta Klien memberikan Menentukan
suster akan berbicara dengan pak klien izin kepada klien izin perawat untuk kontrak dan
dadang mengontrol halusinasi dengan K: Menjawab singkat, untuk berbincang- berbincang menghargai
cara mengajak teman ngobrol ketika kontak mata ada, bincang dengan keberadaan klien
suara halusinasinya muncul. tersenyum klien
K: Baik, suster.
P: Kita akan berbicara kurang lebih 10 P: Kontak mata ke arah Perawat meminta Klien memberikan Menentukan
menit. Kita bicara disini saja ya? klien izin kepada klien izin perawat untuk kontrak dan
K: iya suster. K: Menjawab singkat, untuk berbincang- berbincang menghargai
kontak mata tidak fokus bincang dengan keberadaan klien
klien
P: Tujuan pertemuan kita pada hari ini P: Kontak mata ke arah Perawat menjelaskan Klien menerima Menjelaskan
agar Pak Dadang dapat mengontrol klien tujuan pertemuan penjelasan perawat tujuan pertemuan
halusinasi yang pak dadang alami K: Menjawab singkat, hari ini yang akan
dengan latihan ke dua yaitu mengajak kontak mata tidak fokus dilakukan hari ini
teman ngobrol ketika halusinasinya
muncul.
K: Baik
P : Oh ya Pak Dadang, siapa teman P: Kontak mata ke arah Perawat menanyakan Klien menjelaskan Mengklarifikasika
55
Anapi tolong saya. Saya mulai dengar dengan seksama dan muncul yang baik ngobrol ketika
suara-suara yang mengobrol di kedua mencontohkan kembali. dan benar suara halusinasinya
telinga saya. Ayo berbincang-bincang muncul
dengan saya!. Nah seperti itu. Sekarang
suster ingin lihat Pak Dadang
mencontohkannya.
K: Baik suster. Anapi, saya mendengar
suara-suara, sini kita mengobrol. Kita
ngobrol tentang hobbi kita?
TA: Iya, apa hobby kamu?
K: Saya hobbinya bermain bola. Apa
hobbi kamu?
TA: Hobbi saya berhitung.
P: Wah, Pak dadang hebat sudah dapat P: Kontak mata ke arah Perawat memberikan Klien tampak Memberikan
melakukan berbincang-bincang dengan klien, menepuk pundak pujian dan semangat tersenyum, motivasi kepada
baik bersama aanapi. klien dan memberikan menerima pujian, klien dan teman
K: Terima kasih suster. jempol ke arah klien menerima klien
K: Menjawab singkat, semangat
kontak mata ada,
tersenyum
P: Anapi juga harus membantu pak P: Kontak mata ke arah Perawat memotivasi Teman klien Memberikan
dadang ya. jika pak dadang memanggil teman klien TA untuk bersedia membantu motivasi teman
58
untuk mengobrol, Aanapi harus TA: Menjawab singkat, memberikan bantuan klien untuk dapat
menemani ya.. kontak mata ada, membantu klien
TA: Baik suster tersenyum
P: Nah, setelah tadi kita mengobrol P: Kontak mata ke arah Perawat Klien menjawab Memvalidasi
lama, sekarang coba pak dadang klien, memberikan memvalidasi hasil pertanyaan perawat kemampuan klien
simpulkan pembicaraan kita tadi? jempol pertemuan hari ini,
K: Tadi kita belajar menghardik dan K: Menjawab dengan memberikan pujian
ngobrol dengan teman benar dan jelas, kontak
P: Pak dadang hebat.. mata ada
K: Tersenyum
P: Sekarang, sudah berapa cara yang P: Kontak mata ke arah Perawat Klien menjawab Memvalidasi
sudah suster ajarkan ke Lita mengenai klien, memberikan memvalidasi hasil 2 pertanyaan perawat kemampuan klien
cara mengontrol halusinasi? jempol hal yang sudah
K: Ada 2 suster K: Menjawab dengan diajarkan,
P: Coba sebutkan! benar dan jelas, kontak memberikan pujian
K: Menghardik dan ngobrol mata tidak fokus
P: Bagus Pak. Pak dadang benar
jawabnya.
P: Menurut pak dadang dari 2 cara P: Kontak mata ke arah Perawat memberikan Klien menjawab Memberikan
tersebut, mana yang lebih paling klien,tersenyum kesempatan kepada pertanyaan perawat kesempatan klien
ampuh/cepat dilakukan pak dadang? K: Menjawab dengan menentukan cara menentukan
59
K: menghardik suster. singkat, kontak mata ada mana yang paling pilihannya
sesekali tapi tidak fokus ampuh dilakukan
oleh klien
P: Nah, jika suara itu muncul lagi, Pak P: Kontak mata ke arah Perawat membuat Klien setuju Mengklarifikasika
dadang dapat melakukan 2 cara yang klien, menulis jadwal rencana tindak lanjut dengan n ketersedian
suster ajarkan. Bagaimana kalau kita kegiatan klien hasil pertemuan hari memasukkan klien untuk
buat jadwal latihannya untuk 2 cara K: Menjawab dengan ini, memberikan jadwal kegiatannya membuat jadwal
tersebut? Mau jam berapa saja untuk singkat, kontak mata pujian kegiatan
latihannya? tidak fokus
K: Baik suster. Latihannya setelah
makan malam saja..
P: Baik Pak..
P: Baiklah Pak, bagaimana jika besok P: Kontak mata ke arah Perawat membuat Klien setuju Mengklarifikasika
kita mengobrol lagi tentang cara klien kontrak yang akan membahas n ketersedian
mengontrol halusinasi yang sudah kita K: Kontak mata sesekali datang mengontrol klien untuk
pelajari? Jam dan tempatnya sama ada tetapi tidak fokus, halusinasi pada membahas
seperti hari ini saja ya? menjawab singkat. pertemuan pertemuan
K: Baik suster. selanjutnya selanjutnya
P: Oke deh pak dadang dan anapi. P: Kontak mata ke arah Perawat melakukan Klien menjawab Mengucapkan
Sekarang sudah waktunya makan siang. klien, tersenyum terminasi salam penutup
Bisa bergabung dengan teman-teman K: Kontak mata ada tapi
sekarang tidak fokus, menjawab
60
P: Sampai jumpa besok ya Pak.. Selamat P: Kontak mata ke arah Perawat memberikan Klien menjawab Mengucapkan
siang... klien, tersenyum, salam penutup salam penutup
K: Iya suster, selamat siang suster. bersalaman
K: Kontak mata ada,
menjawab singkat,
tersenyum, bersalaman
61
J. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama/ Umur : Tn. D/43 Tahun
Ruang/ Kamar : A1/Garuda
Analisa :
SP 1 tercapai
Planning :
Þ Perawat : Mengulang SP 1 – Menghardik, evaluasi cara menghardik, berikan
motivasi klien untuk mengontrol halusinasinya
Þ Klien : memotivasi klien untuk menghardik saat suara yang didengarnya
Selasa, Gangguan Data Subyektif (DS): Sr. Anggita
25/11/2019 persepsi Klien mengatakan jika ia masih mendengar suara-suara tersebut.
Sensori : Klien mengaku suara-suara itu biasanya muncul jam 7 pagi dan kisaran jam 6
Halusinasi sampai jam 8 malam.
Pendengan Klien mengaku jika tadi pagi sekitar jam 6 pagi ia mendengar suara-suara itu
lagi namun, ia membiarkan suara-suara tersebut.
Klien mengatakan sudah mengetahui cara menghardik bisikan dengan
menutup telinga dan mengatakan supaya bisikan tersebut pergi.
Klien mengaku jarang melakukan cara menghardik ketika suara-suara tersebut
63
Analisa :
SP 1 tercapai
Planning :
64
Analisa :
SP 2 belum tercapai
Planning :
Þ Perawat : Mengulangi SP 2 – mengajak teman ngobrol ketika suara
halusinasinya uncul, evaluasi cara menghardik, berikan motivasi klien untuk
mengontrol halusinasinya
Klien : memotivasi klien untuk menghardik dan berbincang dengan teman.
Analisa :
SP 2 belum tercapai
Planning :
Þ Perawat : Mengulangi SP 2 – mengajak teman ngobrol ketika suara
halusinasinya uncul, evaluasi cara menghardik, berikan motivasi klien untuk
mengontrol halusinasinya
Klien : memotivasi klien untuk menghardik dan berbincang dengan teman.
Rabu, Gangguan Data Subyektif (DS): Sr. Anggita
4/12/2019 persepsi Klien mengatakan sesekali iah masih mendengar suara-suara orang
Sensori : menyuruhnya kabur dan suara-suara orang bernyanyi namun suara-suara
Halusinasi tersebut sudah tidak terlalu jelas terdengar.
Pendengan Klien mengatakan sudah mengetahui cara menghardik bisikan dengan
menutup telinga dan mengatakan supaya bisikan tersebut pergi.
Klien mengaku jika suara-suara tersebut muncul Klien melakukan cara
menghardik dengan mengatakan jika suara tersebut meruapakan suara palsu.
Klien mengatakan tidak suka ngobrol dengan teman-temannya dan masih
71
Analisa :
SP 2 belum tercapai
Planning :
Þ Perawat : Mengulangi SP 2 – mengajak teman ngobrol ketika suara
halusinasinya uncul, evaluasi cara menghardik, berikan motivasi klien untuk
mengontrol halusinasinya
Klien : memotivasi klien untuk menghardik dan berbincang dengan teman.
Kamis, Gangguan Data Subyektif (DS): Sr. Anggita
5/12/2019 persepsi Klien mengatakan tidak mendengar suara-suara orang menyuruhnya kabur
Sensori : dan suara-suara orang bernyanyi.
Halusinasi Klien mengaku terakhir mendengar suara tersebut kemarin pagi sekitar jam 6
Pendengan pagi.
72
Analisa :
SP 2 belum tercapai
Planning :
Þ Perawat : Mengulangi SP 1 dan 2 – menghardik dan mengajak teman ngobrol
ketika suara halusinasinya muncul, evaluasi cara menghardik dan cara
74