Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

SISTEM SARAF
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

DOSEN PEMBIMBING :
I Made Agus Sunadi Putra, S.Si., M. Biomed., Apt

NAMA KELOMPOK :
1. PUTU FEBRYANA SURYAPUTRI BERATA ( 181131 / 1C)
2. NI PUTU SONIA KUSUMA WARDANI ( 181132 / 1C)
3. VIVIANA BALI SUA ( 181133 / 1C)
4. HERNITA PAULINA DAU BELALAWE ( 181134 / 1C)
5. NI KETUT MAYANG SARI ( 181135 / 1C)
6. FELIA RISKA INDRIANI ( 181136 / 1C)

AKADEMI FARMASI SARASWATI DENPASAR


2018/2019
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui mekanisme terjadinya refleks
2. Melakukan prosedur pemeriksaan refleks fisiologis dengan baik
dan benar
3. Menjelaskan parameter normal hasil pemeriksaan refleks

B. DASAR TEORI
Pusat saraf manusia terdiri dari dua bagian yaitu : otak dan
sumsum tulang belakang. Masing- masing bagian ini akan menghantarkan
impuls dari kelompok bagian tubuh yang berbeda. Reseptor memiliki
saraf- saraf khusus yang bisa mendeteksi rangsangan tertentu, misalnya:
rangsangan sentuhan, rangsang cahaya pada mata, suhu, gesekan, rasa
sakit pada kulit, bau pada hidung, rasa pada lidah, suara pada telinga.
Setelah itu, saraf- saraf yang disebut neuron reseptor ini akan
mengirimkan sinyal listrik menuju otak. Informasi ini akan diolah sesuai
kehendak kita. Kemudian otak akan mengirim respon menuju organ yang
disebut efektor. Efektor meliputi : otot, kelenjar, dan lain- lain (Abim,
2010).

Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi


secara tiba- tiba diluar kesadaran kita. Refleks fleksor, penarikan kembali
tangan secara refleks dari rangsangan yang berbahaya, merupakan suatu
reaksi perlindungan. Refleks ekstensor (polisinaps), rangsangan dari
reseptor perifer yang dimulai dari fleksi pada anggota badan yang juga
berkaitan dengan ekstensi anggota badan. Gerak refleks merupakan bagian
dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak
sadar. Misalnya, menutup mata pada saat terkena debu (Syarifuddin,
2009).

Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas,
yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh
saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh sel saraf penghubung (asosiasi)
tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor
untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Organ motorik
melaksanakan rangsangan krena dirangsang oleh impuls saraf motorik.
Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan
atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak,
misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan
refleks sumsum tulang belakang bila sel saraf penghubung berada di dalam
sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.
Proses yang terjadi pada refleks melalui jalan tertentu disebut lengkung
refleks. Komponen- komponen yang dilalui refleks :

1. Reseptor rangsangan sensorik yang peka terhadap suatu rangsangan


misalnya kulit
2. Neuron aferen (sensoris) yang dapat menghantarkan impuls menuju
kesusunan saraf pusat (medula spinalis-batang otak)
3. Pusat saraf (pusat sinaps) tempat integrasi masuknya sensorik dan
dianalisis kembali ke neuron eferen
4. Neuron eferen (motorik) menghantarkan impuls ke perifer
5. Alat efektor merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu
serat otot atau kelenjar (Syarifuddin, 2009)

Otot merupakan salah satu efektor penerima pesan dari saraf


motor. Contoh otot yang bekerja secara antagonis yaitu otot bisep dan
trisep. Otot bisep adalah otot yang mempunyai dua tendon (dua ujung)
yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian depan. Otot
trisep adalah otot yang mempunyai tiga tendon (tiga ujung) yang melekat
pada tulang dan terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk
mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep
berelaksasi. Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan
otot bisep berelaksasi.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Palu refleks
2. Kapas

D. CARA KERJA
1. Refleks Dalam (Refleks Fisiologis)
 Refleks renggang otot
 Refleks tendon

Timbul akibat renggangan otot oleh rangsangan (ketok) sebagai


jawaban : kontraksi

Refleks bisep : extremitas superior. Pusat : C5-C6

a. Biseps Pees Refleks (BPR)


Cara :
 Lengan bawah penderita semifleksi
 Menempatkan ibu jari diatas tendon oto biseps, lalu ketok.
b. Refleks Triseps : extremitas superior
Triseps Pees Refleks (TPR) : Pusat di C6-C8
Cara :
 Lengan penderita semifleksi
 Ketok insersio tendon m. Triseps ( atas olekranon )
c. Refleks Kuadrisep Femoris : extremitas inferior
 Knee Pees Refleks (KPR)
 Refleks Patella
 Pusat : L2, L3, L4
Cara :
 Tungkai di fleksi gantungkan
 Ketok tendon m. Kuadriseps femoris (bawah patella)
d. Refleks Tendon Achilles : extr.inferrior
 Achilles Pees Refleks (APR)
 Refleks Triseps Sure
 Pusat : S1, S2
Cara :
 Tungkai bawah fleksi sedikit
 Dorofleksikan kaki (pegang ujung jari-jari)
 Ketok tendon Achilles

2. Refleks Superfisial
Refleks Kornea
Cara :
 Kapas digulung ujungnya sampai runcing
 Suruh orang coba melirik
 Sentuh kornea berlawanan lirikan
E. HASIL PENGAMATAN

Macam-macam Gerak Refleks


No Nama Refleks
Refleks Refleks Refleks Refleks
Tendon
Bisep Triseps Patella Kornea
Achilles
Putu Febryana
1. Suryaputri Kontraksi Kontraksi Kontraksi Kontraksi Kontraksi
Berata
Ni Putu Sonia
2. Kusuma Kontraksi Kontraksi Kontraksi  Kontraksi
Wardani
Viviana Bali
3. Kontraksi  Kontraksi Kontraksi Kontraksi
Sua
Hernita
4. Paulina Dau Kontraksi  Kontraksi Kontraksi Kontraksi
Belalawe
Ni Ketut
5. Kontraksi  Kontraksi Kontraksi Kontraksi
Mayang Sari
Felia Riska
6. Kontraksi Kontraksi Kontraksi Kontraksi Kontraksi
Indriani

F. PEMBAHASAN
Proses terjadinya gerak refleks ini tentunya diawali dengan adanya
rangsangan, kemudian rangsangan tersebut akan di teruskan ke otak atau
sumsum tulang belakang melalui neuron sensorik dengan kecepatan yang
sangat tinggikemudian menuju ke efektor (luar tubuh) melalui neuron
motorik sebagai tanggapan terhadap rangsangan yang diperoleh.
Kegiatan praktikum unit ini menggunakan 5 macam daerah untuk
diuji ada tidaknya gerak refleks pada tubuh probandus. Yaitu gerak refleks
pada lutut, gerak refleks pada tumit, gerak refleks pada bisep, gerak reflkes
pada trisep, gerak refleks mengerjapkan mata.
Berdasarkan hasil pengamatan, maka diketahui bahwa pada
pengujian gerak refleks pada trisep 6 orang anggota kelompok, 3 orang
yang memiliki gerak refleks. Pada pengujian gerak refleks pada tumit dari
6 orang anggota kelompok, 5 orang yang memiliki gerak refleks. Pada
pengujian gerak refleks pada bisep, patella, dan kornea semua anggota
kelompok memiliki gerak refleks. Dari hasil pengamatan ini dapat
diketahui bahwa semua anggota kelompok yang telah di uji pada 5 titik
tertentu secara umum memiliki gerak refleks.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
proses terjadinya gerak refleks ini tentunya diawali dengan adanya
rangsangan, kemudian rangsangan tersebut akan di teruskan ke otak atau
sumsum tulang belakang melalui neuron sensorik dengan kecepatan yang
sangat tinggi kemudian menuju ke efektor (luar tubuh) melalui neuron
motorik sebagai tanggapan terhadap rangsangan yang diperoleh. 

Pada pengujian gerak refleks pada bisep, patella, dan kornea yang
diuji pada anggota kelompok semua memiliki respon yang baik.
Sedangkan pada pengujian gerak refleks trisep dan tendon achilles
beberapa anggota kelompok tidak memberikan respon pada saat pengujian.
H. DOKUMENTASI
I. DAFTAR PUSTAKA

http://kotakmipa.blogspot.com/2017/01/laporan-praktikum-anfisman-
gerak-refleks.html

http://roselolitaaa.blogspot.com/2016/06/laporan-anatomi-fisiologi-
manusia.html

https://adilararasthika.wordpress.com/category/referensi-laporan-
anfisman-gerak-refleks/

Anda mungkin juga menyukai