Anda di halaman 1dari 7

RESUME KARDIOVASKULER I

“PENYAKIT ANEMIA PADA ANAK “

Disusun oleh

NAMIRA FITRIA

183110224

2. B

Dosen Pembimbing

Ns.Tisnawati,S.Tt,S.kep.M.kes

D-III KEPERAWATAN PADANG


POLTEKKES KEMENKES PADANG
TAHUN 2019 / 2020
RESUME ANEMIA PADA ANAK
A. Pengertian
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin (Hb)
atau hematokrit (Ht) dibawah normal. Anemia menunjukkan suatu status penyakit atau
perubahan fungsi tubuh (Smeltzer, 2001).Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan
atau masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen
bagi jaringan tubuh. Secara laboratoris, anemia dijabarkan sebagai penurunan kadar hemoglobin
serta hitung eritrosit dan hematokrit dibawah normal (Handayani & Andi, 2008).
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah
atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah
normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut
oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan
berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga
darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh (kamus
bahasa indonesia)
B. Etiologi
a. Anemia pasca pendarahan
Terjadi sebagai akibat perdarahan yang massif seperti kecelakaan,operasi dan persalianna
dengan perdarahan atau yang menahun seperti pada penyakit cacingan.
b. Gangguan produksi sel darah merah
Karena perubahan sintesi Hb yang dapat menimbulkan anemia, perubahan sintesis
DNA akibat kekurangan nutrient, fungsi sel induk terganggu, dan infiltrasi sum-sum
tulang.
c. Anemia defisiensi
Terjadi karena kekurangan bahan baku pembuat sel darah
d. Anemia hematolik
Terjadi penghancuraan hemolisi eritrosit yang berlebihan karana :
1. Factor intrasel
Misalnya talasemia, hemoglobinopati, sfrositas, defisiensi enzim eritrosit.
2. Factor eksternal
Karena intoksikasi,infeksi malaria, imunologis,dan reaksi hemolitik ada transfuse
darah.
e. Anemia aplastik
Disebabkan terhentinya pembuatan sel darah sum sum tulang ( kerusakan sumsum tulang)

Berdasarkan umur penderita penyebab dari defisiensi besi dapat dibedakan:

a. bayi < 1tahun : persediaan besi kurang karena BBLR, lahir kembar, ASI eklusif tanpa
suplemen besi, susu formula rendah besi, pertumbuhan cepat, anemi selama kehamilan
b. anak 1-2 tahun : masukan besi kurang, kebutuhan yang meningkat karena infeksi
berulang (enteritis,BP), absorpsi kurang
c. anak 2-5 tahun : masukan besi kurang, kebutuhan meningkat, kehilangan darah karena
divertikulum meckeli.
d. Anak 5-remaja : perdarahan karena infeksi parasit dan polip, diet tidak adekuat.
e. Remaja-dewasa: mentruasi berlebihan

C. Patofisiologi

Anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah secara
berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan
toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah
dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat efek sel darah
merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel
darah merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang
akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas
1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).

Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi
plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas)
untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin
(hemoglobinuria).

Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel
darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh
dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah
muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada
tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia

D. Perubahan system hemodinamika

Anemia

viskositas darah menurun

resistensi aliran darah perifer

penurunan transport O2 ke jaringan

hipoksia, pucat, lemah

beban jantung meningkat

kerja jantung meningkat

payah jantung

E. Manifestasi klinis

Tanda dan gejala anak anemia sebenarnya bisa dideteksi oleh orang tua. Bagaimana
orang tua bisa mengenali tanda anemia pada anak itulah adalah salah satu cara untuk bisa
menangani semenjak awal anemia ini dan juga memberikan pengobatan anemia itu sendiri.
Tanda anemia anak bisa berupa :

a. Anak terlihat lemah, letih, lesu, hal ini karena oksigen yang dibawa keseluruh tubuh
berkurang karena media trasportnya berkurang (Hb) kurang sehingga tentunya yang
membuat energy berkurang dan dampaknya adalah 3L, lemah, letih dan lesu
b. Mata berkunang-kunang. Hampir sama prosesnya dengan hal diatas, karena darah yang
membawa oksigen berkurang, aliran darah serta oksigen ke otak berkurang pula dan
berdampak pada indra penglihatan dengan pandangan mata yang berkunang-kunang
c. Menurunnya daya pikir, akibatnya adalah sulit untuk berkonsentrasi
d. Daya tahan tubuh menurun yang ditandai dengan mudah terserang sakit
e. Pada tingkat lanjut atau anemia yang berat maka anak bisa menunjukkan tanda-tanda
detak jantung cepat dan bengkak pada tangan dan kaki.

F. WOC

Defisiensi B12, asam Kegagalan Destruksi SDM Perdarahan/hem


folat, besi produksi SDM berlebih ofilia
oleh organ sum-
sum tulang

Penurunan SDM

Hb berkurang

anemia

Perfusi jaringan
Suplai o2 dan
tidak efektif
nutrisi kejaringan
berkurang

Gastro intestinal hipoxia


Sistem syaraf pusat

Penurunan kerja Mekanisme aneorob


Reaksi antar
syaraf
Asam laktat
kurang
Peristaltic Kerja
pusing
menurun lambung ATP berkuranng
menurun
Makanan sulit As. Lambung
dicerna maningkat
Kelelahan Energy untuk
mmebentuk
Anoreksia mual
antibody
Kontipasi berkurang
Intoleransi
Deficit aktivitas
nutrisi
Resiko
infeksi

G. Komplikasi

Infeksi sering terjadi dan dapat berlangsung fatal pada masa anak-anak kematian
mendadak dapat terjadi karena krisis sekuestrasi dimana terjadi pooling sel darah merah ke RES
dan kompartemen vaskular sehingga hematokrit mendadak menurun. Pada orang dewasa
menurunnya faal paru dan ginjal dapat berlangsung progresif.

Komplikasi lain berupa infark tulang, nekrosis aseptik kaput femoralis, serangan-
serangan priapismus dan dapat berakhir dengan impotensi karena kemampuan ereksi. Kelainan
ginjal berupa nekrosis papilla karena sickling dan infaris menyebabkan hematuria yang sering
berulang-ulang sehingga akhirnya ginjal tidak dapat mengkonsentrasi urine. Kasus-kasus Hb S
trait juga dapat mengalami hematuria.

F. penatalaksanaan

Tujuan utama dari terapi anemia adlaah untuk mengidentifikasi dan perawatan karena
penyebab kehilangan darah, dekstruksi sel darah atau penurunan produksi sel darah merah, pada
pasien yang hipovelemia :

1. Pemberian tambahan oksigen, pemberian cairan intravena


2. Resusitasi pemberian cairan kristaloid dengan normal salin
3. Transfuse komponen darah sesuai indikasi.

Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang:
1. Anemia aplastik:
a. Transplantasi sumsum tulang
b. Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)

2. Anemia pada penyakit ginjal


a. Pada pasien dialisis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam folat
b. Ketersediaan eritropoetin rekombinan

3. Anemia pada penyakit kronis


Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan
untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum
tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.

4. Anemia pada defisiensi besi


a. Dicari penyebab defisiensi besi
b. Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat ferosus.

5. Anemia megaloblastik
a. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila
difisiensidisebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat
diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
b. Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selamahidup
pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
c. Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1
mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.

Anda mungkin juga menyukai