Dewasa ini, perkembangan teknologi serta internet memacu untuk melahirkan revolusi
industri 4.0. Karakteristik di era revolusi industri 4.0 tersebut meliputi digitalisasi, optimation
dan cutomization produksi, otomasi dan adaptasi, interaksi antara manusia dengan mesin,
value added services and business, automatic data exchange and communication, serta
penggunaan teknologi informasi.
Ditengah angka pengangguran di Indonesia yang mencapai 7.05 juta orang, Negara juga
dituntut untuk meningkatkan daya saing bangsa melalui penciptaan lulusan yang tidak
hanya memiliki hardskill, namun lebih kearah softskill seperti problem solver, teamwork,
collaborative, etc.
Berkaitan dengan Ilmu Hukum, saat ini pemanfaatan Artificial Intellegence (AI) sudah
mampu menggantikan pekerjaan yang berkaitan dengan hukum yakni Pengacara dan
Konsultan Hukum. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa yang sedang
menempuh pendidikan hukum di tingkat perguruan tinggi.
Menanggapi fakta tersebut, berdasarkan analisis dan teori yang sudah dipahami
bagaimanakah peran AI dan legislator sebagai pembuat perundang undangan yang baik?
Mengingat, AI diprediksi lebih pintar dari otak manusia? Bagaimanakah menyoal
keberlakukan hukum dan asas asas nya? Apa yang menjadi peluang sekaligus tantangan
bagi ilmu perundang undangan (legal drafting) itu sendiri memasuki era revolusi 4.0?
Petunjuk Pengerjaan :