Anda di halaman 1dari 1

D. Metode dan Penafsiran Dalam HTN.

 Metode Yuridis Dogmatis (Paul Laband). Menurut metode ini pengkajian masalah HTN
dilakukan dengan memahami berbagai peraturan ketatanegaraan, mulai dari UUD hingga
peraturan perundang-undangan yang terendah. Jika suatu persoalan tidak ada
pengaturannya dalam peraturan-peraturan ketatanegaraan tersebut, maka hal tersebut
bukanlah masalah HTN. Kelemahan metode ini adalah dalam memahami HTN tidak
cukup hanya menyelidiki UUD dan UU, karena diluar itu masih terdapat peraturan HTN
lainnya yang walaupun tidak tertulis memiliki kekuatan hukum sama dengan UUD,
seperti konvensi ketatanegaraan.
 Metode Historis Yuridis (Thoma). Pengkajian masalah HTN dilakukan dengan
memahami aspek sosiologis dan politis yang menjadi latar belakang perkembangan
lembaga lembaga ketatanegaraan. Kelemahan metode ini adalah penyelidikan bersifat
subyektif dan tidak dapat menungkapkan latar belakang yang sebenarnya dari masalah
yang dikaji.
 Metode Historis Sistematis. Permasalahan HTN didekati dari sudut historis dan dianalisa
secara sistematis untuk mendapat pengertian yang tepat. Hal ini hanya dapat dipahami
secara tepat berdasarkan kondisi-kondisi historis yang melahirkannya. Setiap konsep
maupun ide betapapun abstraknya terikat pada situasi tertentu . Oleh karena itu
pemahamannya secara tepat tidak dapat dilepaskan dari situasi yang melahirkannya.
E. Penafsiran dalam HTN
Penafsiran (interpretasi) itu timbul karena naskah konstitusi tidak memuat semua ketentuan
normatif yang diperlukan untuk menata kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan.
metode penafsiran obyektif merupakan cara penafsiran atau penjelasan yang paling sederhana
untuk mengetahui makna ketentuan undang-undang dengan menguraikannya menurut bahasa,
susunan kata atau bunyinya dan harus logis.
 Interpretasi Historis. Makna ketentuan dalam suatu peraturan perundang-undangan dapat
juga ditafsirkan dengan cara meneliti sejarah pembentukan peraturan itu sendiri.
Penafsiran ini dikenal dengan interpretasi historis. Ada 2 (dua) macam interpretasi
historis, yaitu penafsiran menurut sejarah undang-undang dan penafsiran menurut sejarah
hukum.
 Interpretasi Restriktif. Disini untuk menjelaskan suatu ketentuan Undang-Undang ruang
lingkup ketentuan Undang-Undang itu dibatasi. Cara penafsiran yang mempersempit arti
suatu istilah atau pengertian dalam (pasal) undang-undang. Ini adalah suatu metode
penafsiran dengan mempersempit arti suatu peraturan dengan bertitik tolak pada artinya
menurut bahasa.
 Interpretasi Ekstensif Menafsirkan dengan memperluas arti suatu istilah atau pengertian
dalam pasal undang-undang.

Anda mungkin juga menyukai