Anda di halaman 1dari 1

Penggunaan antibiotik secara sembarangan berisiko memicu resistensi

atau kekebalan kuman. Para peneliti mengkhawatirkan tingginya


kandungan antibiotik pada makanan tersebut akan mengganggu kesehatan
masyarakat. Pasalnya ketika tubuh terlalu sering mengonsumsi antibiotik
maka bakteri akan semakin kuat.

Kuman-kuman yang resisten seperti bakteri, jamur, virus dan parasit akan
mampu menahan serangan obat antibakteri, seperti obat antibiotik,
antijamur, antivirus, dan antimalaria. Bilamana antibiotik dikonsumsi terlalu
banyak menyebabkan pengobatan standar menjadi tidak efektif dan infeksi
akan bertahan lebih lama selain itu berpotensi untuk menyebarkannya
kepada orang lain.
Oksi tetra siklin (OTC), atau Super Tetra, banyak digunakan pembudidaya ikan karena berspektrum luas
dan belum adanya larangan khusus tentang penggunaanya di budidaya ikan, namun penggunaan yang
tidak terkontrol pemakaian Oksitetrasiklin pada budidaya ikan berpotensi mencemari lingkungan perairan
dan berbahaya bagi kesehatan manusia terkait dengan keamanan pangan.

Oksitetrasiklin yang terbuang ke lingkungan yang berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan.

Kandungan residu antibiotik yang terpapar di perairan berpotensi membunuh bakteri non-target dan
resistensi bakteri di perairan sehingga mengganggu keseimbangan lingkungan.

Ikan nila yang diedarkan di pasar tradisional Kota Yogyakarta terdeteksi mengandung residu
tetrasiklin. Sebanyak 31% sampel daging ikan nila mengandung residu tetrasiklin di atas batas
maksimum residu. Sampel tersebut berasal dari Ambarawa, Boyolali, Klaten, Semarang, Sleman,
Tulungagung, dan Wonogiri. Batas maksimum residu adalah batas konsentrasi maksimum analit
yang diperbolehkan berada pada ikan konsumsi hasil pembudidayaan (Daghrir dan Drogul, 2013).
Badan Standardisasi Nasional (2000) menetapkan BMR untuk tetrasiklin pada daging 0,1 mg/kg.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut pengawasan terhadap kejadian residu antibiotik pada
daging ikan konsumsi sangat diperlukan. Penelitian lanjutan terkait upaya pengurangan residu
pada daging ikan nila sangat disarankan untuk meningkatkan mutu dan keamanan pangan asal
hewan.

Residu antibiotik merupakan salah satu cemaran kimia dalam pangan asal hewan yang mengancam
kesehatan manusia (Dewi dkk., 2014). Daging dengan residu melewati BMR tidak aman
dikonsumsi karena menyebabkan reaksi alergi, keracunan, gagalnya pengobatan akibat resistensi,
gangguan jumlah mikroflora, dan gangguan fisiologis pada manusia.

Jurnal Sain Veteriner, Vol. 37. No. 2. Desember 2019, Hal. 185-192

Anda mungkin juga menyukai