Anda di halaman 1dari 8

1. Peran bank sentral dalam memeliara stabilitas sistem keuangan pada masa covid 19.

Pada dasarnya bank sentral (BI) telah memiliki beberapa langkah dalam memelihara stabilitas
sistem keuangan. Namun pada keadaan pandemi covid-19 ini bank indonesia harus memiliki
langkah2 untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan cara menempuh langkah-langkah kebijakan
seperti penurunan suku bunga kebijakan, stabilisasi nilai tukar rupiah, injeksi likuiditas dalam
jumlah yang besar baik likuiditas rupiah maupun valas, sehingga dapat mempermudah
bekerjanya pasar uang dan pasar valas di domestik maupun luar negeri, relaksasi ketentuan bagi
investor asing terkait dengan lindung nilai dan posisi devisa neto, pelonggaran makroprudensial
agar tersedianya pendanaan bagi eksportir maupun importir dan UMKM.

2. perkembangan financial technology di indonesia serta respon BI dan OJK

Pada prinsipnya financial technology adalah sebuah inovasi yg berbasis teknologi yg dapat
menghasilkan sistem layanan keuangan yg telah diciptakan oleh industri jasa keuangan, hal ini
cukup di respon positif oleh masyarakat yg menggunakannya. Seperti saat ini fintech juga
banyak dijumpai di smartphone sebagai layanan mobile banking dan investasi bisa dijadikan
sebagai contoh perpaduan teknologi  dengan sistem keuangan guna memberikan layanan
keuangan yang lebih mudah diakses oleh masyarakat luas dan bertujuan untuk memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam mengakses produk-produk keuangan serta mempermudah
transaksi dan juga meningkatkan literasi keuangan. Namun dari pihak BI dan OJK juga
memberikan respon/kebijakan terkait hadirnya fintech tersebut yaitu :

Versi BI :

 Dalam hal penyediaan pasar bagi pelaku usaha, Bank Indonesia memastikan
perlindungan terhadap konsumen, khususnya mengenai jaminan kerahasiaan data dan
informasi konsumen lewat jaringan keamanan siber.
 Dalam hal tabungan, pinjaman dan penyertaan modal, Bank Indonesia mewajibkan setiap
pelaku usaha untuk patuh kepada peraturan makroprudensial, pendalaman mengenai
pasar keuangan, system pembayaran sebagai pendukung operasi dan keamanan siber
untuk menjaga data dan informasi konsumen.
 Dalam hal investasi dan manajemen risiko, Bank Indonesia juga mewajibkan setiap
pelaku usaha untuk patuh kepada peraturan makroprudensial, pendalaman mengenai
pasar keuangan, system pembayaran sebagai pendukung operasi dan keamanan siber
untuk menjaga data dan informasi konsumen.
 Dalam hal pembayaran, penyelesaian/settlement dan kliring, Bank Indonesia memastikan
perlindungan terhadap konsumen, khususnya mengenai jaminan kerahasiaan data dan
informasi konsumen lewat jaringan keamanan siber.

Versi OJK :
Certificate Authority (CA) : CA sebagai penerbit sertifikat suatu tanda tangan digital pelaku jasa
keuangan, dapat menjamin bahwa suatu transaksi elektronik yang ditandatangani secara digital
telah diamankan dan berkekuatan hukum sesuai ketentuan yang ada di Indonesia.

Vulnerability Assessment (VA) tersentralisasi di industri jasa keuangan untuk memastikan postur
dan kematangan/ kesiapan penanganan keamanan informasi selalu terjaga guna menekan risiko,
serta ancaman keamanan informasi pada industri jasa keuangan.

Sandbox Regulatory : Peraturan ini mengatur hal-hal yang minimal agar tumbuh kembang
fintech memiliki landasan hukum untuk menarik investasi, efisiensi, melindungi kepentingan
konsumen dan tumbuh berkelanjutan.

3. cara meningkatkan pertumbuhan bank syariah :

1. Mengarahkan
Pembiayaan Ke Sektor
Produktif
Dengan memanfaatkan luas
wilayah Indonesia yang
sangat besar, pembiayaan
ke sektor produktif tidak
hanya akan meningkatkan
market share, namun juga
akan
mendukung perekonomian
nasional menjadi lebih
mandiri. Sektor produktif
yang
dimaksud merupakan
proyek yang masuk skala
prioritas dalam Masterplan
Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI),
misalnya
konstruksi, listrik dan gas,
pertanian, serta industri
kreatif. Selain itu, sektor
usaha
mikro kecil dan menengah
(UMKM) juga
membutuhkan dukungan
perbankan
syariah untuk lebih
berkembang.
1. Mengarahkan
Pembiayaan Ke Sektor
Produktif
Dengan memanfaatkan luas
wilayah Indonesia yang
sangat besar, pembiayaan
ke sektor produktif tidak
hanya akan meningkatkan
market share, namun juga
akan
mendukung perekonomian
nasional menjadi lebih
mandiri. Sektor produktif
yang
dimaksud merupakan
proyek yang masuk skala
prioritas dalam Masterplan
Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI),
misalnya
konstruksi, listrik dan gas,
pertanian, serta industri
kreatif. Selain itu, sektor
usaha
mikro kecil dan menengah
(UMKM) juga
membutuhkan dukungan
perbankan
syariah untuk lebih
berkembang.
1. Mengarahkan Pembiayaan Ke Sektor Produktif

Dengan memanfaatkan luas wilayah Indonesia yang sangat besar, pembiayaan ke sektor produktif tidak
hanya akan meningkatkan market share, namun juga akan mendukung perekonomian nasional menjadi
lebih mandiri. Sektor produktif yang dimaksud merupakan proyek yang masuk skala prioritas dalam
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), misalnya konstruksi,
listrik dan gas, pertanian, serta industri kreatif. Selain itu, sektor usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM) juga membutuhkan dukungan perbankan syariah untuk lebih berkembang.

2. Mendorong Inovasi Produk Perbankan Syariah

Langkah ini dilakukan melalui penyempurnaan regulasi dan proses pemantapan produk. Termasuk di
dalamnya adalah perbaikan kualitas pelayanan perbankan syariah agar dicapai tingkat exellence.
Kualitas pelayanan perbankan syariah harus setara, bahkan melebihi pelayanan konvensional.
Pengambangan produk perbankan syariah salah satunya dilakukan dengan memanfaatkan information
technology (IT) 9 untuk mendukung kemudahan akses pembayaran misalnya internet banking dan sms
banking.

3. Melakukan Koordinasi Dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Menurut UU tersebut, OJK dirancang menjadi pengawas lembaga keuangan dan non keuangan di
Indonesia, termasuk di dalamnya adalah perbankan syariah. UU tersebut mengatur struktur kerja OJK
yang hanya memiliki komisioner eksekutif perbankan, komisioner eksekutif pasar modal dan komisioner
eksekutif lembaga non-keuangan. Padahal di dalam masing-masing kompartemen itu terdapat unit
syariahnya. Melihat kapitalisasi perbankan syariah yang saat ini sudah mencapai lima persen terhadap
pangsa pasar perbankan nasional, maka sangat dibutuhkan satu deputi komisioner yang bertugas
mengawasi operasional lembaga keuangan syariah, termasuk perbankan syariah.

4. Mendorong Sinergi Bank Syariah dan Bank Induk Agar Tercapai Efisiensi

Sinergi bank syariah dengan bank induk harus terus ditingkatkan agar masingmaisng bank syariah dapat
memenuhi aturan yang ditetapkan BI dalam hal multiple license (izin berjenjang). Dalam aturan ini BI
menetapkan empat kategaori atau jenjang Bank Umum dengan Kegiatan Usaha (BUKU).

5. Mendorong Sosialisasi dan Edukasi Sektor Perbankan Syariah

Edukasi dan komunikasi juga dilakukan untuk meningkatkan pemahaman tentang kesetaraan dan
keunggulan (parity and distinctiveness) produk perbankan syariah. Dengan sosialisasi dan edukasi
diharapkan dapat terbangun brand positioning yang kuat serta penerapan nilai-nilai syariah sebagai
faktor pembeda dengan sistem konvensional.

4. Konsep sistem perbankan syariah:

5. Pengguna jasa pembiayaan perorangan (bukan perusahaan) perlu memperhatkan beberapa hal di
bawah ini agar dapat menikmat jasa pembiayaan dengan baik:
1. Memiliki uang muka yang cukup besar (misalnya 30%) agar angsuran bulanan yang harus dibayar
terasa lebih ringan.

2. Memilih jangka waktu dan angsuran yang sesuai dengan kemampuan keuangan saat ini. Maksimal
besarnya angsuran sebaiknya tdak lebih dari 30% dari penghasilan bersih per bulan setelah dikurangi
biaya-biaya bulanan.

3. Membeli barang dan/ atau jasa yang memang sungguh-sungguh diperlukan. Harus dihindari keinginan
sesaat yang dipicu oleh diskon atau iming-iming hadiah.

4. Menyiapkan data-data yang diminta oleh perusahaan pembiayaan sebelum petugas survei datang ke
rumah/ tempat kerja. Umumnya data yang diminta adalah fotokopi KTP, KK, Surat Keterangan Kerja/ Slip
Gaji, dan Rekening Listrik.

5. Menerima kedatangan petugas survei dan mendengarkan dengan seksama penjelasan mengenai
manfaat dan risiko produk pembiayaan yang akan diambil. Pengguna jasa pembiayaan perlu
menanyakan rincian besar angsuran, jatuh tempo, bagaimana dan ke mana untuk membayar angsuran,
bagaimana jika terjadi kehilangan kendaraan, jangka waktu proses klaim asuransi, besar denda
keterlambatan pembayaran angsuran, hal-hal yang harus diperhatkan jika akan melunasi sebelum
periode pembiayaan berakhir, nomor telepon contact center dan seterusnya.

6. Agar terhindar dari denda keterlambatan pembayaran angsuran, debitur perlu membiasakan diri
untuk menyisihkan uang angsuran dari penghasilan bulanan. Kunci sukses berutang adalah menyisihkan
uang untuk mengangsur, bukan menyisakan.

Anda mungkin juga menyukai