Anda di halaman 1dari 2

Analisis jumlah pengangguran dan ketenagakerjaan di kabupaten sleman (studi kasus data disnaker

kabupaten sleman)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pengangguran di Kabupaten Sleman masih


menjadi yang tertinggi se-DIY. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Tenaga
Kerja dan Sosial Untoro Budiharjo saat ditemui di kawasan Pendopo
Parasamya, Kantor Pemkab Sleman, Selasa (26/5).

"Ya kita masih jadi yang tertinggi di DIY," tegasnya. Ia meturkan


jumlah pengangguran di Sleman saat ini sebanyak enam persen dari total
penduduk angkatan kerja. Untoro beralasan, tingginya angka tersebut
disebabkan oleh banyaknya perguruan tinggi di Sleman.

Berdasarkan data Disnakersos Sleman, pada 2014 ada angkatan kerja


sejumlah 560.772 orang. Dari jumlah itu yang menganggur serta pencari kerja
sebanyak 34.601 orang (6,74 persen). Jumlah pengangguran didominasi oleh
lulusan sarjana, 1.690 orang. Sedangkan lulusan SMA/SMK, 1.310 orang.

Menurut Kepala Bidang Tenaga Kerja Disnakersos Sleman, Sutiasih, jumlah


lapangan kerja masih belum mampu menyerap seluruh penduduk usia kerja. 
Saat ini total perusahaan di Sleman ada 1.264 unit. Namun begitu, berbagai
langkah tetap dilakukan untuk membantu penempatan para pencari kerja.

Sutiasih menambahkan penempatan tenaga kerja yang berhasil dilaksanakan


paling banyak untuk tingkat SMA/SMK. Pada 2014 misalnya, ada 3.500
lulusan SMA/SMK yang berhasil ditempatkan di perusahaan lokal di DIY
maupun lintas provinsi. Karena perusahaan lebih banyak membutuhkan SDM
lulusan SMA/SMK untuk menjadi operator di perusahaan produsen barang
elektronik.

Adapun penempatan kerja antara negara hanya dilakukan untuk pekerjaan


formal. "Misalnya menjadi operator di pabrik di Malaysia. Kami tidak
menyalurkan pembantu ya. Karena itu akan sulit dikontrol,” ucap Sutiasih di
ruang kerjanya.

Pasca kelulusan sekolah ini,  biasanya para pencari kartua AK 1 atau kartu
kuning sebagai pencari kerja meningkat. Namun sekarang belum ada
peningkatan signifikan. Karena ijazah belum diserahkan pada para lulusan.

Tapi Sutiasih mengemukakan, tidak semua lulusan sekolah berada dalam


status pencari kerja. Sebab ada yang berwirausaha dan melanjutkan
pendidikan jenjang lebih tinggi.

Menanggapi hal ini Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga


(Disdikpora) Sleman, Arif Haryono menjelaskan, selama ini lulusan yang
langsung masuk ke dunia kerja didominasi SMK. Karena materi keterampilan
kerja sesuai bidangnya sudah diberikan di sekolah tempat mereka belajar.

Sementara itu, lulusan SMA sebagian besar melanjutkan ke perguruan tinggi.


“Dalam penyaluran kerja, kami berkoordinasi dengan Disnakersos, melalui
layanan Sarkeling (Pasar Kerja Kelilling) ke SMK-SMK untuk
menyosialisasikan informasi lowongan pekerjaan,” ujar Arif.

https://republika.co.id/berita/nasional/daerah/15/05/26/noye71-angka-pengangguran-sleman-
tertinggi-di-diy

Anda mungkin juga menyukai