Anda di halaman 1dari 7

REPOSISI PERAN DAN FUNGSI PEREMPUAN

Arbaiyah Prantiasih
Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang No.5 Malang
email:arbaiyah.prantiasih.fis@um.ac.id

Abstract: Women empowerment effort is an integral part of national development. Therefore,


women empowerment effort is an on-going attempt in accordance to the dynamics of rapid
economic and social culture changes in this modern era. The targets of women empowerment are
to develop women’s potentials which enable them to take the benefit of their right and
opportunities the same as men do; and to use their right and potentials the same as men do on
development resources. In this way, women can develop their own capacity for actulizing their
roles as men’s equals partners for family and state development. Due to the equal duties and
obligations in facing global challenge, women must play their domestic and public roles equally.

Abstrak: Upaya pemberdayaan perempuan adalah bagian integral dari upaya pembangunan
nasional. Oleh karenanya upaya untuk memberdayakan perempuan merupakan upaya yang
berkelanjutan sesuai dengan dinamika perubahan sosial budaya ataupun ekonomi yang
berlangsung secara cepat dalam era global ini. Sasaran program pemberdayaan perempuan atau
empowerment of women diarahkan untuk mengembangkan dan mematangkan berbagai potensi
yang ada pada diri perempuan yang memungkinkan untuk memanfaatkan hak dan kesempatan
yang sama dengan laki-laki, serta untuk memanfaatkan hak dan kesempatan yang sama terhadap
sumber daya pembangunan. Dengan kondisi ini perempuan Indonesia akan dapat
mengembangkan kapasitas dirinya untuk aktualisasi perannya sebagai mitra sejajar laki-laki
dalam pembangunan keluarga dan bangsa. Oleh sebab itulah dengan kesetaraan tugas dan
kewajiban yang diperankan maka dalam menghadapi tantangan global perempuan Indonesia
harus memerankan peran domestik dan publik secara seimbang.

Kata kunci: Reposisi, peran dan fungsi perempuan

Pelbagai perspektif yang bias jender mampu berperan dan berpartisipasi


dalam pelaksanaan pembangunan selama dalam kegiatan pendidikan, ekonomi,
ini perlu dikoreksi. Agar visi dan misi politik, sosial budaya, pertahanan
serta tujuan dan sasaran pemberdayaan keamanan serta mendapat perlakuan
perempuan diarahkan untuk tetap yang sama dalam menikmati
mempertahankan nilai-nilai persatuan pembangunan.
dan kesatuan serta nilai historis
1
perjuangan kaum perempuan. Semua ini
Oleh sebab itu apabila kesetaraan
harus dilakukan dalam rangka
jender dapat dinikmati maka akan
melanjutkan usaha pemberdayaan
tumbuh apa yang kita sebut “keadilan
perempuan serta kesejahteraan keluarga
gender (gender equality)”, yang
dan masyarakat.
merupakan suatu kondisi dan
Di dalam merealisasikan upaya
perlakuan keadilan terhadap
tersebut, pemerintah mempunyai
perempuan dan laki-laki, ikhtiar
komitmen yang sungguhsungguh untuk
keadilan terhadap perempuan dan laki-
merealisasikan kesetaraan gender
laki terwujud, maka diperlukan
(gender equality), dengan terciptanya
langkah-langkah untuk menghentikan
kesamaan kondisi bagi perempuan dan
hal-hal yang secara psikis, politik dan
laki-laki memperoleh kesempatan dan
sosial budaya yang menghambat
hak-haknya sebagai manusia, agar
perempuan dan lakilaki untuk bisa
2 Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Th. 27, Nomor 1, Pebruari 2014

berperan dan menikmati hasil dari penegak hukum. Sementara itu, budaya
peranannya itu. Untuk itu bagaimana hukum dalam masyarakat yang kurang
mensinergikan kebijakan kesetaraan dan menunjang terciptanya keadilan jender
keadilan jender secara integral dalam antara lain ditandai oleh masih
pembangunan sesungguhnya adalah rendahnya kesetaraan masyarakat
sebuah keniscayaan. Sebab berangkat dari tentang hukum, disamping itu juga
kenyataan, bahwa peran perempuan masih terbatasnya akses masyarakat
dalam bidang pendidikan, kesehatan, terhadap informasi dan sumber daya
sosial budaya, politik, hukum dan hukum serta belum optimalnya peran
ekonomi masih rendah. Hal inilah media massa dalam mensosialisasikan
berakibat pada rendahnya kualitas hidup produk hukum kepada masyarakat.
perempuan.
Rendahnya partisipasi perempuan PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
dalam bidang pendidikan berakibat pada DALAM MENINGKATKAN
rendahnya partisipasi perempuan dalam PERANANNYA DALAM
bidang perekonomian. Hal ini dapat KELUARGA
ditunjukkan oleh masih rendahnya
peluang yang dimilki perempuan untuk Dalam upaya mempercepat proses
bekerja dan berusaha, serta rendahnya pembangunan nasional, maka ikhtiar
akses mereka terhadap pemberdayaan dan program pemberdayaan
ekonomi seperti teknologi, informasi, perempuan tidaklah dapat diabaikan.
pasar, modal kerja. Meskipun Jumlah perempuan yang mencapai
penghasilan perempuan pekerja kurang lebih 55,3 persen dari total
memberikan kontribusi yang cukup penduduk Indonesia dengan kualitas
signifikan terhadap penghasilan dan yang terus meningkat patut
kesejahteraan keluarga, akan tetapi diperhatikan setiap kebijakan
perempuan masih dianggap sebagai pembangunan. Partisipasi aktif antara
pencari nafkah tambahan dan pekerja laki-laki dan perempuan secara
keluarga. Semua anggapan ini berdampak seimbang akan mempercepat
pada masih rendahnya partisipasi, akses tercapainya tujuan pembangunan.
dan manfaat yang dinikmati perempuan Dalam beberapa aspek pembangunan,
dalam pembangunan. Meskipun dalam perempuan kurang dapat berperan
UUD tahun 1945 pasal 27 menjamin aktif. Hal ini dikarenakan oleh kondisi
kesamaan hal bagi seluruh warga negara yang kurang menguntungkan
dihadapan hukum, baik laki-laki maupun dibandingkan dengan laki-laki, seperti
perempuan, namun masih banyak peluang dan kesempatan yang terbatas
dijumpai materi hukum yang dalam mengakses sumber-sumber
diskriminatif terhadap perempuan dan ekonomi dan peningkatan sumber daya
tidak berkeadilan jender. manusia, sistem upah yang masih
Masalah penting lain adalah struktur diskriminatif, serta tingkat pendidikan
yang terdapat dalam masyarakat yang yang kurang memadai.
masih kurang mendukung terwujudnya Sesungguhnya tingkat usia produktif
kesetaraan dan keadilan jender. Seperti bagi perempuan lebih banyak daripada
contohnya pada UU Perkawinan, UU laki-laki, namun tingkat partisipasi dan
Ketenagakerjaan, UU Kesehatan dan penyerapan tenaga kerja perempuan
sebagainya. Keadaan ini masih rendahnya maupun kegiatan ekonomi mandiri lebih
kesadaran jender di kalangan penegak rendah daripada laki-laki. Akses
hukum yang menangani kasus-kasus perempuan terhadap kesempatan dan
ketidakadilan bagi perempuan, dan sumberdaya yang mampu mempengaruhi
lemahnya mekanisme pemantauan dan struktur ekonomi dalam masyarakat
evaluasi, terutama yang dilakukan oleh sangat rendah. Dalam sektor informal
masyarakat, terhadap pelaksanaan lebih banyak memilih di bidang
perdagangan bahan pangan, pertanian memperkuat pembagian kerja secara
produksi skala kecil dan sebagainya. jender, (3) ketiga, peran domestik
Rendahnya tingkat pendidikan dalam asumsinya hanya tugas kaum perempuan.
keterampilan perempuan sebagai akibat Oleh karena itu ketika perempuan bekerja
segregasi jender dalam budaya kita di luar publik beban pekerjaannya
menyebabkan berbagai diskriminasi semakin berat.
terhadap perempuan dalam aktivitas Dengan demikian perlu
ekonomi. Sebagai dampaknya nilai dikembangkan pendidikan dengan konsep
pekerjaan perempuan masih dianggap tanggung jawab bersama untuk keluarga
rendah daripada lakilaki yang tercermin dan pekerjaan rumah tangga, terutama
dalam perbedaan upah yang diterima. yang berhubungan dengan pendidikan
Demikian juga keterbatasan pendidikan anak. Apabila perempuan masih dibebani
mempengaruhi perempuan di dunia kerja dengan pekerjaan rumah tangga, maka
hanya menempatkan perempuan pada posisi perlu ditingkatkan akses mereka pada
marjinal dan tidak memiliki daya tawar teknologi yang membantu pekerjaan
(bargaining position), misalnya dalam rumah tangga sehingga memungkinkan
sektor industri perempuan banyak bekerja mereka memperoleh pendapatan. Tugas
sebagai buruh kasar, buruh lepas dengan untuk meningkatkan kedudukan dan
upah rendah tanpa jaminan sosial yang peran perempuan dan menciptakan
memadai. kesetaraan dan keadilan jender dalam
Kenyataan di atas menggambarkan masyarakat di pelbagai bidang serta
bahwa hak-hak perempuan untuk meningkatkan kualitas keluarga Indonesia
mengaktualisasikan potensi dirinya dan adalah merupakan amanat
untuk memperoleh akses berbagai segi UndangUndang.
terutama di bidang ekonomi belum Dalam kepentingan hal tersebut
menggembirakan. Perjuangan untuk perlu diselenggarakan program
memberi pemahaman dan kesadaran akan pemberdayaan perempuan dan program
kesetaraan dan keadilan jender lewat nasional keluarga berencana yang bersifat
berbagai kebijakan dan peraturan yang multidimensional dan lintas sektoral yang
mendiskreditkan perempuan hingga hak dilaksanakan oleh kalangan eksekutif
asasi manusia untuk memmperoleh dengan mendapat dukungan kalangan
kesempatan bekerja dan beraktivitas legislatifyang makin peka jender dan
menjadi terbuka harus ditingkatkan dan sistem kekuasaan yang semakin
terus menerus disosialisasikan. terdesentarlisasi dalam otonomi daerah.
Ada beberapa alternatif pemecahan Hal ini penting agar pembangunan dapat
alternatif pemecahan ditinjau dari perspektif berkelanjutan dengan melibatkan segenap
jender potensi masyarakat baik lakilaki maupun
(Parawansa, 2006: 72) yaitu: (1) pertama perempuan. Berbagai perspektif yang bias
harus ada jaminan konstitusional dari jender pelaksanaan pembangunan selama
parlemen dan negara tentang persamaan ini perlu dikoreksi, dengan maksud agar
upah perempuan dan laki-laki, pemberian visi dan misi serta tujuan dan sasaran
hak untuk memperoleh akses dan pemberdayaan perempuan diarahkan
menghilangkan peraturan yang untuk tetap mempertahankan nilai-nilai
mendeskriminasikan perempuan, (2) kedua, persatuan dan kesatuan serta nilai historis
dari aspek pendidikan harus dari perjuangan kaum perempuan. Hal itu
mendiseminasikan informasi yang mereka semua dilakukan dalam upaya
butuhkan, mengembangkan tenaga kerja dan melanjutkan usaha pemberdayaan
informasi, serta memastikan perempuan perempuan serta kesejahteraan keluarga.
miskin untuk memperoleh akses terhadap Prantiasih, Reposisi Peran dan Fungsi
pelatihan di tempat kerjanya. Perempuan 3
Mengembangkan kebijakan terutama dalam
pendidikan untuk mengubah perilaku yang
4 Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Th. 27, Nomor 1, Pebruari 2014

Untuk merealisasikan hal tersdebut, perempuan dalam kehidupan


pemerintah mempunyai komitmen yang berkeluarga, bermasyarakat dan
sungguhsungguh untuk meralisasikan bernegara.
kesetaraan jenger (gender equality), Pemberdayaan perempuan di
dengan terciptanya kesamaan kondisi bidang ekonomi produktif keluarga
bagi perempuan dan laki-laki untuk dilaksanakan melalui penumbuhan
memperoleh kesempatan dan hak-haknya minat dan motivasi di bidang usaha
sebagai manusia, sehingga mampu dengan proses pembelajaran yang
berperan dan berpartispasi dalam kegiatan terarah dan berkelanjutan melalui
pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, pendekatan kelompok. Upaya
sosial budaya, pertahanan keamanan dan pemberdayaan dengan pendekatan
mendapat perlakukan yang sama dalam kelompok ini diharapkan perempuan
menikmati pembangunan. mampu mengembangkan potensinya
Apabila kesetaraan jender dapat dalam memanfaatkan pelbagai bantuan
dinikmati akan dapat tumbuh “keadilan dan peluang yang ada. Dengan menjadi
jender” atau gender equity” inilah anggota kelompok diharapkan akan
merupakan suatu kondisi dan perlakuan timbul rasa kebersamaan yang dapat
keadilan terhadap perempuan dan mendorong proses belajar, pemecahan
lakilaki. Berangkat dari kenyataan, bahwa masalah serta mobilisasi sumber daya
peran perempuan dalam bidang diantara anggota kelompok. Proses ini
pendidikan, kesehatan, sosial budaya, akan menjadikan perempuan mampu
politik, hukum dan ekonomi masih memanfaatkan segala peluang dan
rendah. Rendahnya partisipasi perempuan sumber daya yang ada dalam rangka
dalam bidang pendidikan berakibat pada meningkatkan kualitas usaha ekonomi
rendahnya partispasi perempuan dalam produktif yang dilaksanakan. Usaha
bidang perekonomian. Sehubungan pendekatan kelompok ini telah banyak
dengan itu ditunjukkan masih rendahnya dilakukan oleh instansi atau institusi
peluang yang dimilki perempuan untuk baik pemerintah maupun oleh swasta,
bekerja dan berusaha, serta rendahnya seperti program KUBE, program IDT
akses terhadap perempuan terhadap dan sebagainya.
sumber daya ekonomi, seperti teknologi, Upaya pemberdayaan perempuan
informasi, pasar dan modal kerja. Hal ini dapat dikatakan sebagai upaya untuk
berdampak pada masih rendahnya meningkatkan kepemilikan dan kontrol
partisipasi, akses dan manfaat yang perempuan terhadap sumber daya
dinikmati perempuan dalam ekonomi maupun non ekonomi. Dalam
pembangunan. rangka merealisasikan program
Di era reformasi sekarang ini, pembangunan yang sensitif jender dan
penanganan pembangunan peranan dalam rangka pemberdayaan
perempuan perlu dibangun secara perempuan, maka dapat dilakukan hal-
berkelanjutan agar lebih mampu hal sebagai berikut (Muhadjir: 2005,
menghadapi tantangan global dan 124):
tuntutan nasional yang semakin (1)Prioritas pada kelompok perempuan
berkembang. Pemikiran tersebut pedesaan karena potensinya yang
terangkum dalam paradigma baru yang belum dimanfaatkan secara optimal.
diharapkan mampu menggerakkan Strategi ini diharapkan dapat
perubahan cara pandang, inspirasi menjadi stimulan bagi percepatan
langkah-langkah strategis dan konkrit dan pemulihan ekonomi yaitu
dalam upaya pemberdayaan perempuan penyediaan fasilitas modal bagi
Indonesia di segala bidang kehidupannya. para perempuan yang mengelola
Paradigma baru itu merupakan paradigma usaha baik kecil maupun menengah,
dalam menatap fungsi dan peran terutama di pedesaan dan daerah
pesisir atau nelayan. Peredaran
uang di seluruh pelosok tanah air rangka meningkatkan pemberdayaan
dalam jumlah yang memadai perempuan melalui usaha ekonomi
diharapkan dapat meningkatkan produktif. Hal inilah akan membuka
aktifitas ekonomi perempuan di kesempatan bagi perempuan untuk
pedesaan dan membantu perempuan berpartisipasi dalam perencanaan,
untuk memasuki pasar melalui pelaksanaan, pengawasan dan
aktivitas pertukaran yang berkelanjutan kegiatan ekonomi
mempergunakan uang. produktif.
(2) Pelaksanaan penyediaan modal bagi
kelompokperempuan dan besarnya REPOSISI PERAN DAN FUNGSI
fasilitas modal yang dapat diakses PEREMPUAN
diharapkan cukup memadai, sehingga
tidak menutup kemungkinan terhadap Perkembangan dan kemajuan ilmu
pemanfaatan teknologi yang dapat pengetahuan dan teknologi dewasa ini
meningkatkan kuantitas dan kualitas dan masih berlanjut di masa depan serta
produk yang dihasilkan oleh perkembangan yang demikian hebat dan
kelompok-kelompok usaha cepat sehingga pengaruh perkembangan
perempuan. tersebut terasa dalam segala bidang dan
(3) Meningkatkan sarana dan aspek kehidupan manusia. Pembangunan
prasaranakomunikasi pedesaaan yang peran perempuan telah dilaksanakan lebih
menunjang perluasan akses terhadap dari 35 tahun dan sudah banyak hasil
informasi baru yang lebih akurat bagi yang dicapai misalnya peningkatan ragam
perempuan pengusaha kecil dan peran yang dimainkan perempuan. Pada
menengah. Informasi terkini yang era millinium ketiga upaya mereposisi
akurat akan membantu masyarakat peran dan fungsi perempuan sangatlah
pedesaan untuk mengarahkan tepat untuk lebih memacu mewujudkan
pemanfaatan sumber daya yang cita-cita kesetaraan jender dalam
dimilki bagi usaha produksi komoditas kehidupan berkeluarga, bermasyarakat,
yang dapat memberikan imbalan berbangsa dan bernegara.
memadai dan menguntungkan. Perkembangan bergerak begitu cepat
(4) Optimalisasi peran seluruh sumber sehingga menimbulkan perubahan-
dayamanusia perempuan diharapkan perubahan yang sangat cepat sehingga
makin dapat mempercepat pemulihan menimbulkan perubahanperubahan yang
ekonomi. Peningkatan perempuan sangat cepat dan sukar kita perkirakan
dalam pasar diharapkan dapat sebelumnya. Pada era millinium ketiga,
meningkatkan kontribusi perempuan sangat diwarnai dengan perkembangan
dalam ekonomi keluarga untuk dan kemajuan di bidang iptek dan
meningkatkan ketahanan ekonomi persaingan antar negara yang sangat
rumah tangga dan tingkat tajam dan tanpa batas, menjadikan dunia
kesejahteraan masyarakat selain ini menjadi sangat terbuka dan dengan
meningkatkan kualitas hidup kemajuan teknologi informasi yang telah
perempuan. mendunia. Di era ini tentu mengandung
Mengacu pada kondisi perempuan peluang dan tantangan bagi kita semua
dalam bidang ekonomi dimana akses untuk menjawab tantangan perubahan
terhadap sumber daya ekonomi yang ada tersebut dengan kemauan dan
pada kenyataannya masih rendah dan kemampuan yang dimiliki sehingga dapat
mempertahankan potensi yang dapat memanfaatkan peluang untuk bersaing
dikembangkan maka perlu dikoordinasikan dan bertahan.
beberapa hal sebagai berikut: perlunya Perempuan sebagai kelompok
memberikan kesempatan pada perempuan penduduk yang jumlahnya mayoritas
yang mempunyai potensi baik dalam ditantang untuk ambil bagian menghadapi
kelompok maupun perseorangan dalam perubahan yang terjadi di lingkungannya.
6 Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Th. 27, Nomor 1, Pebruari 2014

Dampak lain dari globalisasi adalah adanya perempuan melindungi keluarga


keterbukaan dan peningkatan peluang dan khusus anak-anak dan anggota
kesempatan bagi perempuan untuk berperan keluarga, terutama dalam mengatasi
lebih luas. Hal ini dimungkinakan karena masuknya informasi global yang
meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang dengan bebasnya dikuatirkan akan
memberi kesempatan pada perluasan membawa pengaruh negatif pada tata
kesempatan kerja, dan pengembangan nilai keluarga. Perempuan dalam
potensi peran karena peningkatan dan memainkan perannya di sektor
kemajuan pendidikan perempuan. domestik adalah memberikan
Perkembangan peningkatan kemampuan perlindungan agar masuknya informasi
perempuan ini sudah barang tentu akan bebas tersebut tidak akan merusak
menimbulkan pergeseran nilai dan pola perrsemaian tata nilai keluarga. Oleh
kehidupan keluarga. Sebagai contohnya, karenanya membangun dan
gejala yang akhirakhir ini sangat menonjol menanamkan keimanan dan ketaqwaan
adalah meningkatnya jumlah perempuan dan kebersamaan dalam tanggung
yang memilih bekerja bukan semata-mata jawab antara suami dan isteri dan anak-
tuntutan ekonomi akan tetapi karena ingin anak dalam keluarga secara baik agar
memuaskan kebutuhan pribadinya. dapat mewujudkan ketahanan keluarga
Fenomena ini sebagai perwujudan yang kokoh.
keberhasilan program pendidikan yang Di sektor publik, banyak hal yang
secara langsung dan tidak langsung dapat diperankan oleh perempuan pada
berpengaruh pada peningkatan aspirasi dan era global ini. Dengan terbukanya
harapan perempuan akan penghasilan dan peluang dan kesempatan global maka
kehidupan yang lebih baik. terbuka pula peluang bagi partisipasi
Demikian juga penduduk Indonesia, perempuan dalam bidang kegiatan
mempunyai posisi yang strategis mengingat yang dianggap kurang lazim
mayoritas penduduk Indonesia adalah dilaksanakan oleh perempuan pada saat
perempuan. Secara sosiologis, manusia sebelumnya. Perempuan mempunyai
merupakan makhluk bermasyarakat. Untuk banyak pilihan yang menurut evaluasi
itu, laki-laki dan perempuan merupakan pribadi akan sesuai dengan
makhluk masyarakat untuk membangun kemampuan dirinya dan akan
negeri. Beberapa kewajiban sosial yang bermanfaat untuk pribadinya, untuk
diwajibkan bagi laki-laki maupun keluarganya atau untuk masyarakatnya.
perempuan adalah memelihara Oleh sebab itulah permasalahan yang
kemanusiaan. Seluruh tanggung jawab dihadapi dalam reposisi peran ini
sosial laki-laki dan perempuan adalah adalah bagaimana sebagai perempuan
merupakan manifestasi sebagai pembawa dapat melintasi sektor domestik ke
amanah Allah SWT (Parawansa, 2006: 218). sektor publik dan sebaliknya secara
Bertolak dari pendapat tersebut dapat aman dan mantap, sebab sementara ini
dijelaskan bahwa tanggung jawab sosial itu masyarakat bahkan kaum laki-laki
tidak boleh hanya terpusat pada laki-laki belum sepenuhnya menyadari dan
saja namun kaum perempuan juga menerima proses reposisi peran ini
mempunyai tanggung jawab sosial yang dengan baik.
seimbang. Untuk dapat memerankan diri
Oleh sebab itu dengan kesetaraan tugas secara seimbang di sektor domestik
dan kewajiban yang diperankan tersebut dan publik tentunya upaya untuk
maka dalam menghadapi tantangan global meningkatkan kualitas diri kaum
perempuan Indonesia harus memerankan perempuan dan perlu disertai
peran domestik dan publik secara seimbang. penciptaan dukungan sistem sosial
Untuk peran domestik, peran (social support system) yang
Prantiasih, Reposisi Peran dan Fungsi Perempuan memungkinkan perempuan dapat
5 memenuhi tuntutan formal obyektif
lingkungan kerja dan menunjukkan perubahan sosial-budaya atau ekonomi
prestasi sedangkan di sektor domestik yang berlangsung secara cepat dalam
perempuan dapat membina interaksi era globalisasi. Upaya program
sosial keluarganya secara imbang dalam penambahan pengetahuan dan
suasana harmonis. profesionalitas perempuan merupakan
tuntutan masa depan yang tidak bisa
SIMPULAN dielakkan lagi.
Untuk mengimbangi tantangan
Perjuangan menuju kemandirian perkembangan jaman kemajuan dunia
perempuan dan keterlibatan perempuan yang demikian cepat dan kompetitif
dalam keputusankeputusan publik sangat diperlukan adanya perubahan paradigma
dipengaruhi oleh kemandirian ekonomi. dalam pembangunan peran perempuan.
Hal ini disebabkan ada pola Perubahan paradigma baru tersebut pada
ketergantungan perempuan terhadap hakekatnya konsep pembangunan
kelangsungan kehidupannya pada laki- berwawasan jender. Sehingga diharapkan
laki yang akhirnya berimplikasi pada akan mampu menggerakkan perubahan
ketundukan yang merugikan dirinya. cara pandang yang membangkitkan
Oleh sebab itu upaya pemberdayaan inspirasi dengan langkah strategis dan
perempuan merupakan upaya konkret dalam upaya pemberdayaan dan
berkelanjutan sesuai dengan dinamika peningkatan kualitas peranan perempuan
Indonesia.
DAFTAR RUJUKAN

Brouwer, M.A.W. 1989. Psikologi


Fenomologi. Jakarta: Gramedia
Muhajir, Darwin, 2005. Negara dan
Perempuan:
Reorientasi Kebijakan Publik.
Yogyakarya: Media Wacana
Kerjasama Penerbit Graha Guru
Muhammad, K.H. Hussein. 2001. Fiqh
Perempuan, Refleksi Kiai atas
Wacana Agama dan Gender.
Yogyakarta: LKIS kerjasama
dengan Rahima
Parawansa, Khofifah Indar.
2003. Pemberdayaan
Perempuan Melalui Rekonstruksi
Pemahaman Agama. Surabya:
Pusat Studi Gender (PSG) IAIN
Sunan Ampel Surabaya.
Parawansa, Khofifah Indar. 2006.
Mengukur Paradigma Menmbus
Tradisi (Pemikiran Tentang
Kesetaraan Jender). Jakarta:
Pustaka LP3ES.
Suaedy, Ahmad. 2000. Dari Pesantren ke
Pemberdayaan Perempuan
Indonesia, Indoensia Abad XXXI
di Tengah Kepungan Perubahan
Global. Jakarta:
Penerbit Buku Kompas.

Anda mungkin juga menyukai