Anda di halaman 1dari 16

JURNAL PRAKTIKUM KOSMETOLOGI

“Jurnal Sediaan Masker Peel-off Ekstrak Madu”

Disusun oleh:

Siti Nazilatur Rahmah

11171020000029

Kelompok 2 B

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

APRIL/2020
STUDI PREFORMULASI SEDIAAN MASKER PEEL OFF EKSTRAK MADU

A. Formula Masker Peel off

Bahan Konsentrasi Fungsi

Ekstrak madu 7% Bahan aktif

PVA 9% Gelling agent

Propilen glikol 10% Humektan

Tween 80 1% Surfaktan

Nipagin 0,1% Pengawet

Nipasol 0,08% Pengawet

Etanol 96% 15% Pelarut

Trietanolamin qs Adjust pH 5-6

Aquadest ad 100% Pelarut


Sediaan dibuat untuk 30 gram

B. Sifat Fisikokimia
1. Ekstrak Madu

Nama Ilmiah Apis cerana


Komposisi Madu ini mengandung air, glukosa, fruktosa, sukrosa,
madu asam amino (pembentuk protein), asam lemak yang
membantu proses penyerapan vitamin di dalam usus, dan
beberapa zat mineral seperti kalsium, fosfor, potassium,
sodium, zat besi, mangan, dan tembaga serta banyak
vitamin lainnya. (Jangga, 2016)
Pemerian Madu adalah cairan manis yang dihasilkan oleh lebah
madu berasal dari berbagai sumber nectar. (SNI) 01-3545-
1994
Fungsi Madu dapat digunakan sebagai bahan dasar kosmetik
karena madu dapat menjadi sumber gizi bagi kulit serta
dapat membuat kulit menjadi lebih putih dan cerah. Madu
juga dapat melindungi kulit dari bakteri. (Jangga, 2016)
2. PVA (Polyvinyl Alcohol) (Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Edition)

Nama kimia Ethenol, homopolymer


Rumus molekul (C2H4O)n
Berat molekul 20.000–200.000
Struktur
molekul

Titik leleh 228℃ untuk dihidrolisis total


180–190°C untuk dihidrolisis sebagian
pH 4.5–6.5 (PhEur 6.0); 5.0–8.0(USP 32)

Pemerian Tidak berbau, putih sampai krem, serbuk granul

Kelarutan Larut dalam air; Sedikit larut dalam etanol 95%; Tidak
larut dalam pelarut organic.
Disolusi membutuhkan disperse (pembahasan/ wetting)
padat dalam air di suhu ruang diikuti dengan pemanasan
campuran pada suhu ± 90°C selama sekitar 5 menit.
Pencampuran harus tetap dilanjutkan selama larutan panas
didinginkan di suhu ruang.
Viskositas Semakin besar berat molekul akan semakin tinggi
viskositasnya
Viskositas tinggi: BM : 200.000
Viskositas sedang: BM : 130.000
Viskositas rendah: BM : 20.000
Stabilitas Stabil saat disimpan di wadah terturup rapat dan sejuh
serta kering. Larutan PVA stabil dalam wadah yang tahan
korosi. Butuh preservative (pengawet) untuk ditambahkan
ke larutan jika ingin disimpan lama. Degradasi lambat
pada suhu 100°C dan degradasi cepat pada suhu 200°C;
Stabil terhadap paparan cahaya.
Inkompatibilitas Bereaksi dengan senyawa dengan kelompok gugus
hidroksi sekunder seperti esterifikasi. Terurai dalam asam
kuat dan melunak atau terlarut dalam asam dan basa
lemah.
Inkompatibel dengan garam anorganik konsentrasi tinggi,
terutama dengan sulfat dan fosfat; Fosfat dalam
mempresipitasi PVA 5% w/v. Dapat membentuk gel pada
larutan PVA dengan adanya borax.
Kegunaan Peningkat viskositas; Bahan penstabil untuk emulsi (0,25-
3,0% w/v)

3. Propylene Glycol (Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Edition)

Nama kimia 1,2-Propanediol


Rumus molekul C3H8O2
Berat molekul 76.09
Struktur
molekul

Titik leleh -59°C

Titik didih 188℃

Pemerian Jernih, Tidak berwarna, Kental, Praktis tidak berbau,


liquid (cair), rasa sedikit manis, dan agak tajam seperti
gliserin
Kelarutan Dapat bercampur dengan aseton, kloroform, etanol (95%),
gliserin, dan air; Larut pada 1 dalam 6 bagian eter; Tidak
larut dengan minyak mineral ringan atau minyak nabati,
tetapi akan larut dalam beberapa minyak esensial/ minyak
atsiri.
Stabilitas Stabil pada suhu dingin, dalam wadah tertutup rapat.
Tetapi pada suhu tinggi, dalam keadaan terbuka,
cenderung untuk teroksidasi membentuk produk seperti
propionaldehida, asam laktat, asam piruvat, dan asam
asetat.
PPG secara kimiawi stabil bila dicampur dengan etanol
(95%), gliserin, atau air; Larutan dapat disterilkan dengan
autoklaf.
Bersifat higroskopis dan harus disimpan dalam wadah
yang tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk
dan kering.
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan oksidator seperti kalium
permanganate (KMnO4)
Kegunaan Antimicrobial preservative (larutan, semisolid: 15-30%);
humectant (topical (~15%); pelarut, pelarut campur
(kosolven) (topical: 5-80%); stabilizing agent

4. Tween 80 (Polysorbate 80) (Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th


Edition)

Nama kimia Polyoxyethylene 20 sorbitan monooleate


Rumus molekul C64H124O26
Berat molekul 1310
Struktur
molekul

Polyoxyethylene sorbitan triester

Polyoxyethylene sorbitan monoester


pH 6.0–8.0 untuk larutan 5% w/v

Nilai HLB 15
Pemerian Hangat, rasa agak pahit. Pada suhu 25℃ berbentuk cairan
berminyak, berwarna kuning.
Kelarutan Larut dalam etanol dan air; Tidak larut dalam Minyak
mineral dan minyak sayur/nabati

Stabilitas Polisorbat stabil terhadap elektrolit dan asam dan basa


lemah; Saponifikasi bertahap terjadi dengan asam dan basa
kuat. Ester asam oleat sensitive terhadap oksidasi. Bersifat
higroskopis dan harus diperiksa kadar airnya sebelum
digunakan, dan dikeringkan jika perlu. penyimpanan
berkepanjangan dapat menyebabkan pembentukan
peroksida. olisorbat harus disimpan dalam wadah yang
tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk
dan kering.
Inkompatibilitas Perubahan warna dan/atau presipitasi terjadi dengan
berbagai zat, terutama fenol, tanin, ter, dan bahan seperti
tar. Aktivitas antimikroba dari pengawet paraben
(metilparaben) berkurang dengan adanya polisorbat.
Kegunaan Dispersing agent; suspending agent; nonionic surfactant;
Emulsifying agent:
- Digunakan sendiri (dalam emulsi m/a): 1 – 15%
- Kombinasi dgn emulsifier hidrofilik (dalam emulsi
m/a): 1 – 10%
- Untuk meningkatkan sifat penahan air dari salep: 1
– 10%
Solubilizing agent:
- Untuk zat aktif yang sukar larut dalam basis
minyak/lemak: 1 – 15%
Wetting agent:
- Untuk zat aktif yang tidak larut dalam basis
minyak/lemak: 0.1 – 3%

5. Nipagin (Methylparaben)

Rumus molekul C8H8O3 (HOPE 6th Hal.441)


Berat molekul 152,15 (HOPE 6th Hal.441)
Nama lain Metil paraben (HOPE 6th Hal.441)
Struktur (HOPE 6th Hal.441)
molekul

Pemerian Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih,


tidak berbau atau berbau khas lemah, sedikit rasa terbakar
(FI V Hal. 856)
Kelarutan Sukar larut dalam air, benzene, dan karbon tetraklorida.
Mudah larut dalam etanol dan dalam eter (FI V Hal.856)
Titik leleh 125-128℃ (HOPE 6th Hal.443)
Stabilitas Metil paraben pada pH 3-6 dapat disterilkan dengan
autoklaf pada suhu 120℃ selama 20 menit tanpa
dekomposisi. Pada pH 3-6 stabil (kurang dari 10%
dekomposisi) selama 4 tahun pada suhu kamar, sementara
pada pH 8 atau lebih akan mengalami hidrolisis lebih cepat
(10% atau lebih setelah penyimpanan sekitar 60 hari pada
suhu kamar) (HOPE 6th Hal.443)

Inkompatibilitas Inkompatibel dengan zat lain seperti bentonit, magnesium


trisiliate, talk, tragakan, natrium diginat, minyak atsiri,
sorbitol dan atropine (HOPE 6th Hal.443)
Fungsi Antimikroba
Penyimpanan Dalam wadah yang tertutup rapat ditempat sejuk dan
kering (HOPE 6th Hal.443)

6. Nipasol (Propylparaben)

Nama kimia Propyl 4-hydroxybenzoate (HOPE 6th)


Rumus molekul C10H12O3 (HOPE 6th)
Berat molekul 180.20 (HOPE 6th)
Struktur
molekul

(HOPE 6th)
pH pKa = 8.4 at 22°C(HOPE 6th)

Titik leleh 295℃ (HOPE 6th)

BJ 1.288 g/cm3 (HOPE 6th)

Pemerian Kristal berwarna putih, tidak berbau, dan serbuk tidak


berasa (HOPE 6th)
Kelarutan Kelarutan pada suhu 20°C, kecuali dinyatakan lain:
- Acetone: Mudah larut
- Ether : Mudah larut
- Ethanol (95%): 1 dalam 1.1 (Mudah larut)
- Ethanol (50%) 1 dalam 5.6 (Mudah larut)
- Propylene glycol: 1 in 3.9 (Mudah larut)
- Minyak kacang: 1 in 70 (Agak sukar larut)
- Propylene glycol (50%): 1 in 110 (Sukar larut)
- Glycerin: 1 dalam 250 (Sukar larut)
- Air: 1 in 225 at 80°C (Sukar larut)
- Air: 1 in 4350 at 15°C (Sangat sukar larut)
- Mineral oil: 1 in 3330 (Sangat sukar larut) (HOPE
6th)
Koefisien Minyak : Air
partisi dalam - Minyak jagung: 58,0
vegetable oil - Minyak mineral: 0,5
dan air - Minyak kacang: 51,8
- Minyak kedelai: 65,9 (HOPE 6th)
Konsentrasi 1.1 - 0.6% (HOPE 6th)

Stabilitas Larutan propilparaben pada pH 3 – 6 dapat disterilisasi


dengan autoklaf tanpa dekomposisi. Pada pH 3 – 6,
larutannya stabil (terdekomposisi kurang dari 10%) dalam
waktu ± 4 tahun pada suhu ruang. Sedangkan larutan pada
pH 8 atau lebih lebih cepat terhidrolisis (≥10% setelah 60
hari pada suhu ruang).
Atau lebih cepat terdekomposisi dan terhidrolisis pada pH
basa karena terbentuk anion fenolat.
Disimpan dalam wadah tertutup rapat, sejuk dan kering.
(HOPE 6th)
Inkompatibilitas Aktivitas antimikroba dari propilparaben berkurang
dengan adanya surfaktan nonionic sebagai hasil dari
miselisasi. Dapat diserap oleh plastic. Mg Al silikat, Mg
trisilikat, Oksida besi kuning dan biru laut juga dapat
menyerap propilparaben sehingga mengurangi aktivitasnya
sebagai pengawet. Dapat terhidrolisis oleh basa lemah dan
asam kuat. (HOPE 6th)
Kegunaan Bahan pengawet, antimikroba pada pH 4 – 8. Lebih aktif
melawan kapang danjamur daripada bakteri (terutama
gram positif) (HOPE 6th)
7. Etanol 96% ( C2H5OH )

Nama kimia Etil alcohol


Rumus molekul C2H6O
Berat molekul 46,07
Titik didih 78,5°C
Titik leleh -141,5°C
BJ 0,7904-0,7935
Pemerian Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas
dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah
menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada
suhu 78°C. Mudah terbakar.
Kelarutan Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan
semua pelarut organic
Stabilitas Dalam wadah tertutup rapat dan jauh dari api
Kegunaan Sebagai pelarut

8. Trietanolamin (HoPE)

Nama kimia 2,2,2-Nitrilotriethanol


Rumus molekul C6H15NO3 (Raymond, et al., 2009)
Berat molekul 149.19 (Raymond, et al., 2009)
Struktur
molekul

pH 10,5 (Raymond, et al., 2009)

Titik leleh 20-21C (Raymond, et al., 2009)

Titik didih 335C (Raymond, et al., 2009)

Pemerian Cairan kental jernih, tak berwarna hingga kuning pucat;


sedikit berbau amoniak. (Raymond, et al., 2009)
Kelarutan Pada suhu 20C dapat bercampur dengan air, aseton,
metanol, dan karbon tetraklorida; larut 1 bagian dalam 24
bagian benzene, larut 1 bagian dalam 63 bagian etil eter.
(Raymond, et al., 2009)
BJ 1.13 at 68 °F (pubchem)

Stabilitas Disimpan dalam wadah kedap udara, terhindar dari


cahaya; dalam suhu dingin, pada tempat kering.
(Raymond, et al., 2009)

Inkompatibilitas Trietanolamin adalah amin tersier yang mengandung


gugus hidroksil; mampu mengalami reaksi khas amin
tersier dan alkohol. Trietanolamin akan bereaksi dengan
asam mineral menjadi bentuk garam kristalin dan ester.
Dengan asam lemak tinggi, trietanolamin membentuk
garam yang larut dalam air dan memiliki karakteristik
sabun. Trietanolamin dapat bereaksi dengan reagen seperti
thionyl chloride untuk menukar gugus hidroksi dengan
halogen. Produk dari reaksi tersebut sangat beracun.
(Raymond, et al., 2009)
Kegunaan Alkalizing agent; emulsifying agent. (Raymond, et al.,
2009)

9. Air suling (aquadest) (Farmakope Indonesia V)


BM 18,02
Rumus Molekul H2O.
Pemerian Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Stabilitas Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam
bentuk fisik (es , air , dan uap). Air harus disimpan dalam
wadah yang sesuai. Pada saat penyimpanan dan
penggunaannya harus terlindungi dari kontaminasi
partikel-partikel ion dan bahan organik yang dapat
menaikan konduktivitas dan jumlah karbon organik.
Harus terlindungi dari partikel-partikel lain dan
mikroorganisme yang dapat tumbuh dan merusak fungsi
air.

C. Perhitungan Bahan

No. Bahan Perhitungan Total

1 Ekstrak 7%x 30 g = 2,1 g 2,1 g

2 PVA 9% x 30 g = 2,7 g 2,7 g

3 Propilen glikol 10% x 30 g = 3 g 3g

4 Tween 80 1% x 30 g = 0,3 g 0,3 g

5 Nipagin 0,1% x 30 g = 0,03 g 0,03 g

6 Nipasol 0,08% x 30 g = 0,024 g 0,024 g

7 Etanol 96% 15% x 30 g = 4,5 g 4,5 g

8 Trietanolamin 0,5% x 30 g = 0,15 g 0,15 g


30 g – (2,1 + 2,7 + 3 + 0,3 + 0,03 +
9 Aquadest 17,196 g
0,024 + 4,5+0,15 ) = 18,696 g

D. Cara kerja

1. PVA dihaluskan kemudian ditimbang sesuai kebutuhan.


2. PVA dibasahi dan didispersikan dalam aquadest dingin (1:2) selanjutnya
dilarutkan dengan aquadest hangat dan dipanaskan di atas waterbath dengan suhu
90oC sambil diaduk hingga terbentuk massa basis gel PVA yang homogen.
Dinginkan massa basis gel sampai 40oC (M1).

3. Campurkan Tween 80 dan jus ke dalam air (M2),

4. Larutkan nipagin dan nipasol ke dalam propilenglikol (M3).

5. Campurkan M2 dan M3 ke dalam M1, selanjutnya digerus sampai homogen


dalam lumpang alu.

6. Masukkan etanol 95% ke dalam M1 digerus kuat hingga homogen.

7. Sediaan gel masker peel off dievaluasi dengan beberapa evaluasi gel masker peel
off.

PROSEDUR PEMBUATAN MASKER PEEL OFF

M1

PVA dihaluskan kemudian


ditimbang sesuai kebutuhan

PVA dibasahi dan


didispersikan dalam aquadest
dingin (1:2)
Selanjutnya dilarutkan dengan
aquadest hangat dan dipanaskan di
atas waterbath dengan suhu 90oC
sambil diaduk hingga terbentuk
M2 massa basis gel PVA yang homogen
M3
Campurkan Tween 80 dan Larutkan nipagin dan nipasol ke
jus ke dalam air dalam propilen glikol
Dinginkan massa basis gel
sampai 40 oC

Campurkan M2 dan M3 ke
dalam M1, selanjutnya digerus
sampai homogen dalam
lumpang alu

Masukkan etanol 95% ke


dalam M1 digerus kuat hingga
homogen

Sediaan gel maske peel off


dievaluasi dengan beberapa
evaluasi gel masker peel off

E. Kemasan
F. Ringkasan Jurnal
Judul : HONEY PEEL-OFF MASKS

Penulis : Febriyenti, Fifi Harmely dan Pipit Novita sari

Penerbit : Faculty of Pharmacy, Andalas University, Padang-Indonesia MIPS

Tahun : 2013

Masker Peel-off adalah perawatan skin care kulit kosmetik dalam bentuk gel
yang dioleskan pada kulit dan setelah waktu tertentu masker akan mengering. Sediaan
ini akan membentuk lapisan elastis film transparan. Masker yang kering dapat dikupas
dengan mudah dari wajah. Maker peel-off memiliki banyak keunggulan dibanding
masker jenis lainnya. Kelebihannya adalah sediaan gel yang dingin mampu
merilekskan dan membersihkan wajah dengan mudah (Morris, 1993).

Masker peel off madu telah diformulasikan dengan menggunakan polivinil


alkohol (PVA) dalam kombinasi dengan karbomer 940, hidroksilpropil metilselulosa
(HPMC) atau polivinil pirolidon (PVP). Propylene glycol digunakan sebagai
plasticizer dan nipagin sebagai pengawet. Evaluasi sediaan masker ini termasuk
homogenitas, pH, uji penyebaran, uji iritasi kulit, uji perpanjangan, uji waktu
pengeringan, uji stabilitas fisik terhadap pendinginan dan uji preferensi panelis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua formula stabil secara fisik selama
penyimpanan 6 minggu dan formula terbaik adalah formula yang menggunakan
kombinasi PVA dan karbomer 940 sebagai polimer.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2004. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Depkes RI

Allen, L. V., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe. R. C.,


Sheskey, P. J., Queen, M. E., (Editor), London, Pharmaceutical. Press 

Rozi, Muhammad. 2013. FORMULASI SEDIAAN SABUN MANDI TRANSPARAN


MINYAK ATSIRI JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) DENGAN COCAMID DEA
SEBAGAI SURFAKTAN. Surakarta: Fakultas Farmasi UMS

Anda mungkin juga menyukai