Anda di halaman 1dari 4

Hal yang tak terduga

By: NURUL IZZATY

Udara yang sejuk pagi ini sungguh membuatku bersemangat untuk awali kegiatanku yaitu
pergi ke sekolah.Dengan indah gunung memperlihatkan keindahan alamnya . Aku mempunyai dua orang
adik.Yang pertama namanya Shandy dan yang kedua namanya Daffa .Mereka berdua selalu saja tidak
pernah damai .Sehingga setiap pagi ibuku selali marah-marah karena shandy yang selalu jahil .

“Bu,,aku ke sekolah dulu”ucapku kesal sambil melihat adikku yang masih saja tidak damai.

“Ya,yang rajin belajarnya dan ini uang jajan kamu ,numpang aja sama mobil om sana !”ibu
menyuruhku.Aku mengangguk patuh terhadap perintah ibuku dan langsung pergi ke sekolah.

Sesampai di sekolah aku segera pergi ke mushala untuk melaksanakan shalat sunah yang
sudah kuanggap sebagai kebutuhan yang sangat penting.”Salsa aku juga ikut “panggil Nisa
menghentikan perjalananku. “Ayok cepat ,nanti terlambat masuk kelas ,waktu tinggal sedikit. Kami pun
melaksanakn shalat dengan tenang tanpa terburu-buru.Aku senang banyak orang yang melaksanakan
shalat dhuha karena menurut pendapatku orang itu memiliki hati yag baik .

“Kita nggak ada pr bukan ?” Tanya Tasya .”Aku pikir sih nggak ada tuh”. Kami segera menuju ke
rung kelas dan mendapati teman-tean sudah banyak yang datang dan duduk di kursi masing-masing.

Tasya yang tadi bersamaku langsung pergi duduk di kursi depan kelas sedangkan aku masuk ke
dalam kelas dan membaca buku sambil menunggu bel masuk.Tiba –tiba ada seseorang yang menyenggol
mejaku dan tidak sengaja buku yang kubaca jatuh ke lantai .Aku segera mengambil buku yang kubaca
tanpa melihat siapa yang menyenggo mejaku tadi.

“Wiiiingg,,” bunyi bel yang menandakan seluruh siswa harus masuk kedalam kelas dan
melaksanakan PBM(proses belajar mengajar).

Waktu istirahat aku mencari sahabatku yaitu Jesica .Jesica orangnya setia ,baik suka humor dan
tidak pernah lupa untuk menghayal.Aku melihatnya duduk di sudut kelas dengan memasang wajah yang
masam seperti ada yang salah.

“Jesica !!”Aku berteriak memanggil nya menuju tempat duduk Jesica.

“Hmmmm ,iya zety”Jesica menghembuskan nafas .

“Kamu kenapa Jes ,kok wajahnya masam gitu,emangnya ada masalah apa?”tanyaku penasaran .

Jesica tidak mengeluarkan sepatah kata pun dari pertanyaanku ,”Lah kok diam sih Jes ,Ah males ah kamu
nggak mau jawab pertanyaanku.Aku langsung pergi ke tempat dudukku dengan kecewa karena Jesica
tidak mau menceritakan kesedihannya kepadaku.
Kebetulan jarak tempat dudukku dengan Jesica tidak begitu jauh .Hanya berjarak 2 meja dari
mejaku.Jadi aku bisa dengan mudah melihat kondisi Jesica ,apakah dia masih sedih atau bangaimana .

Sesekali aku melirik kepada Jesica yang selalu berbicara dengan wulan yang duduk bersamanya.Dan
aku rasa Jesica sedang menceritakan kesedihannya kepada Wulan .”Mungkin aku bukan dianggap teman
lagi “ucapku dalam hati.

Tiba waktu shalat zuhur aku hanya bermain bersama teman-teman yang lain, tidak dengan Jesica
yang selalu bermain bersama Wulan .Aku tentu curiga apa masalah sebenarnya. Selesai shalat aku
langsung menghampiri Jesica dan mengajaknya keluar sebentar untuk bicara dan syukurlah dia mau ikut
dengan ajakanku.

“Jes,aku lihat kamu dari tadi curhat ya sama Wulan ?”tanyaku memastikan.

“curhat apanya?”jawabnya seperti tak tahu apa-apa

“Masak nggak tau sih ,terus kamu ngapain dari tadi pagi cemberut aja seperti aku sudah melakukan
kesalahan .”Jelasku.

Dengan berat hati Jesica membalas perkataanku”Aku tidak bisa menceritakannya kepadamu ,soalnya ini
adalah suatu yang hal yang penting dan kamu tidak perlu tahu”

“Masak aku nggak boleh tahu sih!,aku kan sahabatmu dan kenapa kepada Wulan kamu
menceritakannya .Dan aku Tanya pada Wulan dia menjawab hal yang sama dengan apa yang kau
ucapkan.”ucapku kesal.

“Sebenarnya aku mau menceritakan ini kepadamu Sal”

“oh jadi kamu tidak menganggapku sahabat lagi begitu ,kamu saja tidak mau menceritakan kesedihanmu
kepadaku aku sungguh sedih ,andai kamu tau!”jelasku sambil memotong penjelasan Jesica.

Jesica langsung tersentak dengan ucapanku dan langsung pergi kedalam kelas ,sedangkan aku pergi ke
tempat Tasya untuk bermain.

Sorenya aku bersama anggota kelompok prakarya mengerjakan sebuah tugas yang harus
dikumpul untuk besok dan tugas itu berbentuk sebuah power point .Anggota kelompokku diantaranya:
Nisa,Khaira ,Wulan dan Jesica.

Selama membuat tugas aku tidak banyak bicara karena aku sedang kesal terhadap Jesica dan
tidak bersapaan dengannya.”Kira-kira sampai jam berapa aku pulang soalnya aku belum bicara sama
mamaku”Tanya Jesica dengan khawatir kepada Wulan .”Kalaua sampai jam setengah empat tugas ini
belum juga selesai maka akan kita selesaikan saja besok pagi di sekolah .

“Emangnya kalau terlambat pulang kenapa? Kan nggak sampai malam kali”jawabku tanpa
memikirkan keadaan sekitar dan fokus menulis.
Tidak ada seorang pun yang menjawab pertanyaanku .dan tiba –tiba saja Jesica meminta
untuk pamit pulang duluan.

“Semuanya aku pamit pulang dulu ya soalnya aku ada urusan “ucapnya sambil brlari keluar pagar
dengan rasa takut.

“Emangnya si Jesica itu kenapa sih dari tadi pagi aku lihat tingkahnya aneh deh”tanyaku penasaran.

“Mungkin dia ada masalah atau urusan mendadak kali”jawab Nisa .

Setelah selesai melaksanakan tugas kelompok yang selesai pada pukul lima sore ,kebetulan kami bertiga
pulang dengan angkot yang sama dan segera menaikinya .Di dalam angkot terasa panas dan suasana
jalan raya yang macet membut tubuhku semakin lesu.

Ketika aku sampai di rumah , aku segera melepas sepatu tanpa meletakkannya kepada tempatnya
,lalu meletakkan tas diatas kursi dan tanpa aba-aba aku langsung berbaring di ataus kasur kamarku yang
empuk dan nyaman.Setelah beberapa lama aku teringat dengan kejadian tadi di sekolah tentang Jesica
yang dari tadi tingkahnya aneh.Aku tidak mengirim pesan padanya baik itu melalui whatsapp maupun
sms karena nomornya tidak ada padaku.

Hal ini mejadi pikirkan yang penuh penasaran bagiku.Dan dalam pemikiran tersebut aku juga
berfikir bahwa tindakan ku padanya tadi sungguhlah tidak benar karena aku hanya menunjukkan egoku
dan tidak peduli bagaimana keadaan yang sebenarnya dan ruginya dia tidak mau memberitahunya
kepadaku.

~
Keesokan paginya di sekolah aku datang sedikit terlambat dan segera melakukan
kewajiban ku yaitu shalat dhuha.Setelah shalat dhuha aku segera masuk kedalam kelas dan
duduk untuk membaca buku.Ternyata sebuah kertas yang dilipat seperti surat resmi dan
bertuliskan”Hanya untukmu saja”di atas mejaku.Dengan penasaran aku langsung membuka
surat itu dan membacanya.Tanpa ku sadari ,itu sebuah maslah yang terjadi pada diri Jesica
kemarin.Aku membaca sambil menyesali perbuatanku kemarin terhadapnya.

Masalahnya mungkin kebanyakan orang sudah pernah seperti itu tapi ,msalah yang ada
pada Jesica lebih parah dari yang kalian duga.Aku langsung menghampiri Jesica dan segera
meminta maaf .”Jes maafin aku ya ,soalnya aku sudah berbuat buruk padamu ,dan aku tidak
emnyangka kamu mempunyai masalah seberat itu .Dan satu lagi, kenapa nggak dari kemarin
aja ngasih taunya soalnya ini memjadi pikiranku sepanjnag malam tau nggak !”jelasku pada
Jesica yang berdiri di belakang kelas sambil tertawa.”Ya udah nggak usah dibahas lagi ,sebab
dari aku nggak beri tahu kamu kemarin itu karena aku benar-benar sedih dan kamu sudah tau
itu kan “ucapnya meyakinkan aku.

Anda mungkin juga menyukai