Anda di halaman 1dari 39

PROPOSAL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI


PERMAIAN KARTU HURUF BERGAMBAR DI TAMAN
KANAK-KANAK ISLAM EXCELLENT BUKITTINGGI

OLEH,
NAMA : ELMAINI.,A.Ma
N.I.M

: 1207417

MAHASISWA TRANSFER BUKITTINGGI 2012

DOSEN PEMBIMBING :

Dra. Sri Hartati,M.Pd


JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ( FIP)
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
i

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
proposal ini dengan Judul Peningkatan Kemampuan Membaca Anak melalui
permainan kartu kata bergambar .di Taman Kanak-kanak Islam Excellent
Bukittinggi.
Tujuan penulisan proposal ini dalam rangka menyelesaikan studi di
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang.
Penulis Mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Sri Hartati, M.Pd
yang telah membimbing dalam penulisan proposal ini.
Penulis menyadari penulisan proposal ini masih belum sempurna seperti
yang diharapkan, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
demi kebaikan dan kesempurnaan untuk masa yang akan datang. Semoga proposal
ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya untuk Pendidikan Anak Usia Dini.
Padang,

Mei 2014

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....... i


DAFTAR ISI .. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....... 1
B. Identifikasi Masalah . 4
C. Pembatasan Masalah 5
D. Perumusan Masalah . 5
E. Tujuan Penelitian .. 5
F. Manfaat Penelitian . 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ...... 7
1. Hakikat Anak Usia Dini .
a. Karakteristik Anak Usia Dini ... 8
b. Prinsip-prinsip perkembangan Anak Usia Dini ..... 10
c. Aspek perkembangan Anak Usia Dini.... 13
2. Perkembangan Bahasa Anak usia dini ..... 14
a. Pengertian Bahasa ........... 14
b. Bentuk dan Fungsi Bahasa ...... 15
c. Membaca pada anak usia dini ........ 19
d. Bermain sebagai pemicu perkembangan bahasa ..... 20
3. Permainan Kartu Huruf Bergambar...... 22
B. Penelitian Relevan ... 23
C. Kerangka Berpikir ... 24
D. Hipotesis Tindakan ...... 25

ii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis Penelitian .... 25
B. Tempat dan Waktu Peneltian ...... 33
C. Subjek Penelitian .... 27
D. Prosedur Penelitian ..... 27
E. Defenisi Operasional ... 32
F. Instrumentasi Penelitian ... 32
G. Tekhnik Pengumpulan Data .... 34
H. Analisis Data.... 35
I. Indikator Keberhasilan . .36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keberadaan
pendidikan

merupakan

langkah

awal

dalam

mempersiapkan generasi muda, baik itu dari sisi kuantitas maupun kualitas
pendidikan. Menurut Undang-undang No.20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan
Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar anak usia dini secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk kekuatan spiritual, keagamaan,
pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan, masyarakat, bangsa dan negara.
Setiap anak terlahir dengan potensi yang berbeda-beda, memiliki
kelabihan, bakat dan minat sendiri. Ada anak yang berbakat menyanyi, menari,
musik, matematika, bahasa dan olahraga. Ki Hajar Dewantara dalam Suyanto
(1957 : 6).
Tujuan pendidikan di TK adalah memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh dengan norma-norma dan
nilai-nilai kehidupannya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan tentu harus
menyiapkan teknik dan metode untuk mengembangkan kemampuan bahasa
anak, sebab anak didik merupakan aset bangsa yang amat berharga untuk masa
depan.
1
Usia 4-6 tahun merupakan masa peka, yang penting bagi anak untuk
mendapatkan pendidikan. Pengalaman yang diperoleh anak dari lingkungan
termasuk stimulasi yang diberikan oleh orang dewasa akan mempengaruhi
kehidupan anak di masa akan datang, oleh karena itu, diperlukan upaya yang

mampu memfasilitasi anak dalam masa tumbuh kembangnya berupa kegiatan


pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan usia, kebutuhan dan minat anak.
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan
dasar,

melalui

jalur

pendidikan

informal

yaitu

pendidikan

yang

diselenggarakan oleh lingkungan keluarga, pendidikan non formal yang


terbentuk dalam kelompok bermain, penitipan anak dan pendidikan formal
yang terbentuk dalam taman kanak-kanak yang melayani anak usia 4-6 tahun.
Taman Kanak-Kanak bertujuan membentuk anak didik mengembangkan
berbagai potensi, baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai
agama, sosial-emosional, kognitif, bahasa, fisik/ motorik, kemandirian dan seni
untuk siap memasuki pendidikan dasar.
Pengembangan bahasa anak usia TK perlu mendapat perhatian penting,
kewajiban guru untuk melakukan berbagai usaha dalam pengembangan
keterampilan berbahasa anak melalui kegiatan di dalam atau di luar lokal dan
permainan bahasa yang menyenangkan anak.

Pengembangan

bahasa

bertujuan

untuk

agar

anak

2
mampu

mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu


berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat untuk dapat berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar.
Dalam proses pembelajaran banyak guru mengharuskan anak
melakukan aktifitas yang dicontohkan guru tanpa mempertimbangkan
karakteristik perkembangan Anak Usia Dini. Seorang guru hendaknya dapat

menyadari bahwa daya imajinasi anak sudah ada sejak lahir. Guru harus dapat
mengembangkan dengan sebaik-baiknya.
Pada usia TK kemampuan bahasa diperkenalkan kepada anak banyak
huruf abjad, untuk memudahkan anak mengenal keseluruhan huruf abjad yang
26 tersebut, maka dilakukan melalui suatu permainan.
Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan dilihat dari
kondisi peserta didik, ditemukan beberapa anak belum mampu mengenal huruf
vocal dan konsonan, membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata awal
yang sama, menghubungkan dan meyebutkan tulisan sederhana dengan simbol
yang melambangkannya.

3
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan penulis,dilihat dari
kondisi peserta didik, ditemukan banyaknya anak kurang merespon dalam
proses pembelajaran berlangsung. Hal ini terlihat dari hampir sebagian anak
yang merespon pembelajaran tersebut,dan masih ada beberapa anak dalam
proses pembelajaran yang tidak memperhatikan guru, mereka hanya asyik
dengan kegiatannya sendiri.
Berdasarkan masalah yang diuraikan diatas, maka peneliti mencoba
mencari solusi agar kemampuan bahasa anak meningkat. Untuk itu peneliti
berusaha untuk melakukan perkembangan bahasa anak dengan permainan kartu

huruf bergambar. Sehingga penulis memberi judul penelitian ini yaitu


Peningkatan Kemampuan Membaca Anak Melalui Permainan Kartu Huruf
Bergambar di TK Islam Excellent Bukittinggi.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan
beberapa masalah yang dihadapi diantaranya adalah sebagai berikut :
1.

Kurang berkembangnya kemampuan bahasa anak disaat mengenal huruf

2.
3.

abjad dengan gambar.


Kurangnya kemampuan anak dalam mengenal kata yang berawalan sama.
Kurangnya alat peraga atau permainan yang menarik bagi anak untuk
pembelajaran membaca.

4
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas, maka penulis
membatasi masalah yang akan diteliti yaitu kemampuan anak mengenal huruf
abjad dengan gambar masih rendah .
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah dalam
penilitian ini adalah, Bagaimanakah Permainan Kartu Huruf Bergambar dapat
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak di TK Islam Excellent Bukittinggi.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk peningkatan kemampuan membaca anak di TK Islam Excellent
Bukittinggi melalui kegiatan permainan kartu huruf bergambar.
F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dapat diambil dari upaya meningkatkan


kemampuan membaca anak melalui permainan kartu huruf bergambar
1. Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan kegiatan
pembelajaran terutama dalam peningkatan kemampuan bahasa anak.
5
2. Bagi Anak
a. Anak mampu mengembangkan kemampuan bahasa dalam mengenal
huruf abjad
b. Anak lebih mudah mengenal huruf awal
c. Anak mampu mengenal tulisan dalam dalam bentuk kata.
3. Bagi Guru
a. Dapat memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan media
yang menarik.
b. Memperbanyak jenis alat permainan yang menarik dalam mengenalkan
kemapuan berbahasa pada Anak Usia Dini.
4. Bagi Sekolah
Sebagai sarana untuk menambah koleksi media yang dapat meningkatkan
mutu pendidikan di Tk Islam Excellent.
5. Bagi Masyarakat
Sebagai sarana untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas
dan berilmu pengetahuan yang tinggi.
6. Bagi Dinas Pendidikan
Diharapkan dapat mengembangkan kemampuan bahasa anak usia dini
dengan mengaplikasikan media di lingkungan TK dalam kegiatan KKG.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Hakikat Anak Usia Dini
Anak usia dini lahir sampai enam tahun merupakan usia yang
sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorang
anak. Anak usia dini penting dalam pengembangan intelegensi permanen
dirinya, mereka mampu menyerap informasi dengan cepat. Menurut
Hartati (2007:10) pengertian anak usia dini memiliki batasan usia dan
pemahaman yang beragam, tergantung dari sudut pandang yang
digunakan. Sudut pandang yang digunakan ini bermacam-macam, ada
orang yang berpendapat bahwa anak usia dini adalah manusia dewasa
yang kecil, pemikiran ini berdampak pada pola perlakuan yang diberikan
pada anak.
Anak usia dini menurut Sujiono (2007:6) adalah sosok individu
yang sedang menjalani suatu proses pertumbuhan dan perkembangan
dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. anak usia dini
berada pada rentang usia 0-8 tahun, pada masa ini anak mengalami proses
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah
individu yang unik yang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan tidak
bisa memusatkan perhatiannya dalam waktu yang lama.
7
a. Karakteristik Anak Usia Dini

Anak adalah individu yang sedang mengalami suatu proses


perkembangan yang sangat pesat dan fundamental bagi kehidupan
selanjutnya. la memiliki dunia dan karakter sendiri yang jauh berbeda
dari dunia dan karakteristik orang dewasa, anak usia dini sangat aktif,
dinamis, antusias, dan hampir selalu ingin tahu dengan apa yang
didengar dan dilihatnya serta seolah-olah tak pernah berhenti belajar.
Pendidikan anak usia dini menurut Sujiono (2007:4) adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan dari anak sejak lahir sampai
dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan
dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (motorik halus dan
motorik kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi,
kecerdasan spiritual), sosial-emosional (sikap dan prilaku serta
beragama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahaptahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Karakter anak usia dini adalah:
1) Egosentisme
Anak egosentris lebih banyak berfikir dan berbicara tentang diri
sendiri dari pada orang lain

8
2) Cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan

kepentingan sendiri. Anak usia dini pada umumnya hanya


memahami sesuatu dari sudut pandangnya sendiri,

bukan sudut

pandang orang lain


3) Anak mengira dunia ini penuh dengan hal-hal yang menarik dan
menakjubkan
4) Anak adalah makhluk sosial, anak pada usia ini mulai suka bergaul
dan bermain dengan teman sebayanya
5) Bagi anak apa pun yang dijumpainya adalah istimewa dalam
persepsinya
6) Kaya

dengan

fantasi,

anak

suka

membayangkan

dan

mengembangkan berbagai hal jauh melampaui kondisi nyata


7) Daya konsentrasi anak pendek, anak usia ini mempunyai rentang
perhatian yang sangat pendek sehingga perhatiannya mudah
teralihkan pada kegiatan lain
8) Masa usia dini disebut dengan masa "golden age"
9) Setiap anak mempunyai karakteristik yang berbeda-beda
Sedangkan karakteristik pendidikan anak usia dini menurut
Hartati (2005:4) sebagai berikut:
1) Memiliki rasa ingin tahu yang besar, anak sangat tertarik dengan
dunia sekitarnya

9
2) Merupakan pribadi yang unik, dengan adanya keunikan tersebut

pendidik perlu melakukan pendekatan individual selain pendekatan


kelompok sehingga keunikan tiap anak dapat terakomodasi dengan
baik
3) Suka berfantasi dan berimajinasi, anak sangat suka membayangkan
dan mengembangkan berbagai hal jauh melampaui kondisi nyata
4) Masa paling potensial untuk belajar ,karena anak mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat pada berbagai
aspek
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa anak
adalah makhluk individu dimana di dalam diri individu anak
mempunyai sifat sosial, mempunyai daya tarik tersendiri bagi anak dan
mempunyai karakter yang berbeda-beda.

b. Prinsip-prinsip Perkembangan Anak Usia Dini


Penerapan prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini yaitu
untuk tercapainya proses belajar yang efektif, efesien, menyenangkan,
kreatif, dan menarik bagi anak.
Menurut Abdulhak (2003) terdapat 4 prinsip utama yang harus
diperhatikan dalam perkembangan anak usia dini :
1) Holistik dan terpadu, pendidikan anak usia dini dilakukan dengan
terarah kesegala aspek pengembangan.

10
2) Berbasis keilmuan, praktik pendidikan anak usia dini yang tepat

dikembangkan berdasarkan temuan-temuan terkini dalam ilmu


yang relevan
3) Berorientasi pada perkembangan anak, pendidikan dilaksanakan
sesuai dengan karakteristik dan tingkat perkembangan anak
4) Berorientasi pada masyarakat, karena anak adalah bagian dari
masyarakat dan sekaligus sebagai penerus masyarakat
Menurut Coople dalam Aisyah (1997:17) ada beberapa prinsip
perkembangan anak sebagai berikut:
1) Perkembangan fisik, sosial emosional, dan kognitif anak saling
berkaitan dan saling mempengaruhi satu sam lain
2) Perkembangan fisik/motorik, emosi, sosial, bahasa, dan kognitif
anak terjadi dalam suatu urutan tertentu yang relatif dapat
diramalkan.
Anak usia 3 tahun dapat dilatih menggunting dimulai dari
guntingan lurus, berkeliling, zigzag, sampai menggunting bentuk
tertentu
3) Perkembangan berlangsung dalam rentang bervariasi antara anak
dan antar bidang pengembangan
4) Pengalaman anak memiliki pengaruh kumulatif dan tertunda
terhadap perkembangan anak.
Kumulatif yaitu jika suatu pengalaman jarang terjadi maka hanya
berpengaruh sedikit terhadap perkembangan anak
11
5) Perkembangan anak berlangsung kearah yang makin kompleks,

khusus, terorganisasi, dan terintemalisasi


6) Perkembangan dan cara belajar anak terjadi dan dipengaruhi oleh
konteks sosial budaya yang majemuk
7) Anak adalah pembelajaran aktif, yang berusaha membangun
pemahamannya tentang lingkungan sekitar dari pengalaman
fisik,sosial, dan pengetahuan
8) Perkembangan belajar merupakan interaksi kematangan biologis
dan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial
9) Bermain merupakan sarana penting bagi perkembangan sosial,
emosional, kognitif
10) Perkembangan

akan

mengalami

percepatan

apabila

anak

berkesempatan untuk mempraktekkan berbagai keterampilan yang


diperoleh anak
11) Anak memiliki modalitas berangam, anak mengetahui sesuatu
sehingga dapat belajar
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip
anak yaiu perkembangan anak memiliki rentang waktu, perkembangan
anak relatif teratur dan perkembangan terjadi secara bertahap.

12
c. Aspek Perkembangan Anak Usia Dini

Carol & Allen dalam (Sujiono, 2009:62) membagi aspek


perkembangan untuk tahap usia dalam dimensi kesadaran diri,
kestabilan emosi, sosialisasi, komunikasi, kognisi, dan persepsi
motorik
Menurut Musfiroh (2005:82) perkembangan anak usia dini 4-5
tahun meliputi berbagai aspek perkembangan yaitu:
1) Perkembangan bahasa
2) Perkembangan logika-matematika
3) Perkembangan visual-spasial
4) Perkembangan kinestetik
5) Perkembangan musikal
6) Perkembangan interpersonal
7) Perkembangan intrapersonal
8) Perkembangan natural

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek perkembangan


anak usia dini sangat penting dan harus dipertimbangkan sebagai fungsi
interaksi, karena anak usia dini adalah individu yang unik dimana ia
memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik,
kognitif, sosial, kreativitas, dan bahasa yang khusus sesuai dengan tahap
yang sedang dilalui anak

13
2. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

a. Pengertian Bahasa
Bahasa merupakan bentuk utama dalam mengekspresikan
pikiran dan pengetahuan bila anak mengadakan hubungan dengan
orang lain. Anak yang sedang tumbuh kembang mengkomunikasikan
kebutuhannya, pikirannya, dan perasaannya melalui bahasa dengan
kata kata yang mempunyai makna unik .
Badadu dalam Dhien, ( 2009:I.II), menyatakan bahwa bahasa
adalah alat penghubung atau komunikasi antar anggota masyarakat
yang terdiri dari individu individu yang menyatakan pikiran,
perasaan dan kegunaan.
Menurut Bromley dalam Dhieni (2009:I.II), mendefenisikan
bahasa sebagai sistim simbol yang teratur untuk mentransfer berbagai
ide maupun informasi yang terdiri dari simbol simbol visual maupun
verbal.
Kesimpulan dari pendapat di atas tentang pengertian bahasa
adalah alat atau simbol yang digunakan oleh seseorang dalam
menyatakan keinginannya.

14
Piaget (dalam Musfiroh, 2005:9) mengemukakan bahwa
perkembangan bahasa anak usia dini masih bersifat egosentris dan

selfexpresive yaitu segala sesuatu yang masih berorientasi pada


dirinya sendiri. Perkembangan bahasa dapat dipakai sebagai pola ukur
kecerdasan, dikemudian hari pada masa itu anak menguasai
kemampuan berbicara tetapi mereka harus lebih banyak belajar
sebelum mereka mencapai kemampuan berbahasa orang dewasa.
Penulis menyimpulkan bahwa perkembangan bahasa anak
berorientasi pada diri sendiri sebagai tolak ukur kecerdasannya, tetapi
anak itu harus berbahasa yang baik sebelum dewasa.
b. Bentuk dan Fungsi Bahasa
Menurut Bromley (dalam Dhieni, 2009:1.21) fungsi bahasa
adalah :
1)
2)
3)
4)
5)

Bahasa menjelaskan keinginan dan kebutuhan individu


Bahasa dapat mengubah dan mengontrol perilaku
Bahasa membantu perkembangan kognitif
Bahasa membantu mempererat interaksi dengan orang lain
Bahasa mengekspresikan keunikan individu
15
Menurut Halliday dalam Moeslichatoen (2004:95) berikut

merupakan fungsi bahasa :


1) Sebagai alat yang dapat memuaskan kebutuhan anak untuk
menyatakan keinginannya. Fungsi bahasa dinyatakan saya ingin

2) Berfunsi mengatur. Melalui bahasa anak dapat mengendalikan


tingkah orang lain. Fungsi bahasa dinyatakan dengan lakukan
itu
3) Berfungsi sebagai hubungan antara pribadi. Bahasa dapat
dipergunakan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain
dalam lingkungan sosial.
4) Berfungsi bagi diri sendiri. Anak menyatakan pandangannya,
perasaannya, dan sikapnya yang unik melalui bahasa dan melalui
bahasa anak membangun jati diri
5) Berfungsi heuristic, sesudah anak dapat membedakan dirinya
dengan lingkungan, anak menggunakan bahasa yang dikuasainya
untuk memiliki dan memahami lingkungan. Jadi bahasa
mempunyai fungsi mempertanyakan atau katakan padaku
mengapa begitu.

16
6) Fungsi imajinatif. Dengan bahasa anak dapat mengindarkan diri
dari kenyataan dan memasuki alam semesta yang dibangunnya
sendiri. Bahasa mempunyai fungsi membiarkan diri untuk berpura
pura atau bertanya puitis.
7) Fungsi informatif. Anak dapat mengkomunikasikan informasi
baru kepada orang lain dengan menggunakan bahasa. Fungsi
bahasa yang dinyatakan dalam bentuk Aku punya sesuatu untuk
ku ceritakan. Perkembangan bahasa awal initial anak didasarkan

pada fungsi, apa yang dikatakan oleh anak merupakan refleksi


dari apa yang dilakukan.
Ada tujuh fungsi bahasa bagi anak usia dini yaitu:
a.

Bahasa

sebagai

Instrumen

menggunakan

adalah

bahasa

anak
untuk

memperoleh/memuaskan kebutuhan pribadi dan


memperoleh sesuatu yang mereka kerjakan
b.

Bahasa sebagai regulatory yaitu anak menggunakan


bahasa untuk mengontrol tingkah laku orang lain

c.

Bahasa sebagai personal yaitu anak menggunakan


bahasa untuk menceritakan diri mereka sendiri

d.

Bahasa

sebagai

interaktional

yaitu

anak

menggunakan bahasa untuk memperoleh sesuatu


dari orang lain

17
e.

Bahasa sebagai heuristik yaitu anak menggunakan


bahasa untuk menemukan tentang sesuatu, belajar
sesuatu.

f.

Bahasa sebagai imaginasi yaitu anak menggunakan


bahasa untuk membuat kesadaran tentang diri,
membuat kepercayaan diri

g.

Bahasa sebagai informatif yaitu anak menggunakan


bahasa untuk mengkomunikasikan sesuatu informasi
yang di peroleh kepada orang lain.

Kesimpulan dari pendapat diatas tentang fungsi bahasa adalah,


bahasa dapat memberikan tujuan yang luas bagi anak untuk
berkembang dan juga mengarahkan pikiran dan membantu ingatan
anak.
Fungsi pengembangan bahasa dalam Depdiknas ( 2007 : 7 )
adalah sebagai berikut :
1) Alat komunikasi dengan lingkungan terdekat.
2) Alat mengembangkan kemampuan dasar anak yang meliputi
sejumlah ranah yaitu :logik, matematika, bahasa, musik, ruang
dan tempat, kinestetik ( olah tubuh, raga dan tari ), sosialisasi
dengan orang tua dan dapat memahami diri sendiri, serta kontrol
tingkah laku.
18
3) Alat mengembangkan ekspresi, perasaan, imajinasi, dan pikiran.
4) Alat untuk menumbuhkan agar minat dan kebiasaan membaca
sejak dini.
c . Membaca pada anak usia dini
Membaca melibatkan informasi dengan simbol-simbol yang
bisa dilihat dalam bentuk tertulis dan merupakan informasi fonologi
dari suara yang menyimpulkan ketika diucapkan dan informasi
semantik dari makna konvensional dari suatu kata yang dibunyikan dan
yang melambangkannya.
Menurut Steinberg (2001) menyatakan membaca merupakan
proses mengenal bentuk dari bahasa, membaca permulaan dimulai dari
mengenal huruf abjad dan bunyi yang membentuk kata.

Sedangkan menurut Perfecty dan kawan-kawan membaca


merupakan penguasaan sistem kode-kode tertulis dari suatu bahasa
(otografi) dan anak akan paham bahwa suatu kata tersusun dari
beberapa huruf.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa membaca pada
anak usia dini adalah mengenal huruf abjad dan bunyi kata yang
tersusun dari beberapa huruf.

19
d. Bermain Sebagai Pemicu Perkembangan Bahasa
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau
tanpa alat bermain merupakan ciri dalam kehidupan anak dalam
mengembangkan imajinasi memberikan informasi. Anak memahami
pengertian atau konsep-konsepnya lewat benda yang kongkrit dengan
bermain anak mendapat masukan-masukan untuk di proses bersama
dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Monstessori (1966) menyatakan bahwa lingkungan alam
sekitar yang mengundang anak untuk menyenangkan pembelajarannya,
bermain dengan media yang dipersiapkan akan memiliki arti yang
penting bagi anak usia dini.
Manfaat bermain bagi anak usia dini adalah sebagai berikut:
1) Fisik motorik.

Anak akan lebih terlatih motorik kasar dan halusnya dengan


bergerak, ia akan memiliki otot-otot tubuh yang terbentuk secara
baik dan lebih sehat secara fisik
2) Sosial emosional
Anak merasa senang karena ada teman, alat untuk bermain
sewaktu pertama masuk sekolah

20

3) Kognitif
Anak belajar mengenal atau mempunyai pengalaman kasar
atau halus, rasa asam, manis dan asin dan anak mengenal
perbedaan kata, bahasa dan berkomunikasi timbal balik. Dilihat
dari manfaat bermain maka penulis memberikan satu model
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak usia
dini adalah dengan cara pendekatan bermain kartu huruf bergambar
Permainan ini merupakan permainan menggunakan alat
permainan edukatf.
Alat permainan edukatif adalah alat permainan

yang

dirancang khusus untuk kepentingan pendidikan dan mempunyai


beberapa ciri yaitu:
1) Dapat dilakukan dalam berbagai cara, maksudnya dapat

dimainkan dengan bermacam-macan tujuan, fungsi dan


bermacam bentuk
2) Ditinjau terutama untuk anak-anak usia prasekolah
3) Membuat anak terlibat aktif
Melalui permainan kartu huruf bergambar ini anak dapat mengasah
kecerdasan bahasa melalui rangsangan, kepekaan terhadap huruf. Anak
mengenal simbol huruf vokal dan konsonan dan mengetahui huruf vokal dan
konsonan.

21
Berdasarkan uraian di atas pembelajaran melalui permainan kartu
huruf bergambar ini bagi anak usia dini adalah pembelajaran yang
menyenangkan namun pada pelaksanaannya masih banyak kekurangan dan
kendalanya, salah satunya guru kurang memakai media yang menarik bagi
anak sehingga anak akan cepat bosan, dengan permainan ini sehingga anak
dapat mengenal huruf vokal maupun konsonan.
Peningkatan pengenalan huruf dan kata pada permainan kartu huruf
bergambar

dengan menggunakan kartu huruf yang dilengkapi gambar

sebagai alat untuk permainan. Dengan media ini dimana anak duduk secara
melingkar dengan posisi anak di depan permainan ini dilakukan di dalam
ruangan, anak bertindak aktif dan menyenangkan.

3. Permainan kartu huruf bergambar


Permainan kartu huruf bergambar ini merupakan modifikasi dari
permainan huruf yang sudah ada kedalam bentuk baru. Menurut Sugiono

(1995:41) mengemukakan bahwa alat permainan yang tersedia untuk anak


akan menentukan jenis permainannya, apakah anak lebih sering
melakukan kegiatan bermain aktif atau pasif.
Melalui permainan kartu huruf bergambar yang dilakukan anak,
kemampuan membaca anak dapat meningkat. Adapun cara permainan
kartu huruf bergambar ini adalah guru terlebih dahulu mengenalkan bentuk
huruf satu persatu, kemudian memperlihatkan kartu huruf bergambar, yang
bertulisan kata di belakangnya.
22
Setelah itu anak memilih salah satu kartu huruf bergambar yang bertulisan
kata dibelakangnya, kemudian anak menyusun huruf sesuai dengan nama
dari gambar tersebut lalu mencocokannya dengan tulisan kata yang sudah
disediakan ibu guru dan begitu seterusnya.
B. Penelitian yang Relevan
Penulis akan mengaplikasikan permainan kartu huruf bergambar untuk
mengembangkan kemampuan membaca pada anak usia dini. Penelitian yang
sudah dilakukan tentang peningkatan kemampuan membaca ini diantaranya:
Penelitian yang dilakukan oleh Lisma (2010) Peningkatan Kemampuan
Bahasa Anak Melalui Permainan Kartu Kata di TK Aisyiyah Mungka Kab.
Iima Puluh Kota, dari penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa melalui Permainan Kartu Kata dapat meningkatkan kemampuaan anak
dalam mengenal huruf dan kata.
Melga Fimala (2012) dengan judul Peningkatan Kemampuan Membaca
Anak melalui permainan Jelajah Gambar di TK Mahadul Islami Kecamatan
IV Angkat Kabupaten Agam, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada
peningkatan kemampuan membaca anak melalui permainan jelajah gambar.

Sedangkan

peneliti

melakukan

penelitian

tentang

peningkatan

Kemampuan membaca melalui permainan kartu huruf bergambar di TK Islam


Excellent Bukittinggi.
23
Hubungan dari penelitiaan ini adalah sama-sama meningkatkan kemampuan
membaca anak, hanya saja pada penelitiaan ini, peneliti meningkatkan
kemampuan membaca melalui permainan kartu huruf bergambar.
C. Kerangka Berfikir
Guru sebagai fasilitator dapat meningkatkan pengenalan huruf abjad
melalui permainan kartu huruf bergambar.
Tujuan dari permainan ini adalah anak bisa mengetahui huruf vokal
dan huruf konsonan, menyebutkan kata yang awalannya sama, menyebutkan
tulisan sesuai dengan gambar

1. Rendahnya kemampuan pengenalan


huruf vokal dan konsonan pada
anak.
2. Sulitnya anak menyebutkan kata
yang awalannya sama
3. Sulitnya anak menghubungkan tulisan
dengan gambar

Permainan kartu huruf bergambar

Anak dapat
menyebutkan
simbol huruf vokal
dan konsonan

Anak dapat
menyebutkan
kata yang huruf
awalnya sama

Anak dapat
menghubungkan
tulisan dengan
gambar

Bagan 1: Kerangka
Berfikir
Meningkatnya
kemampuan
membaca
pada anak

24

D. Hipotesis Tindakan
Melalui permainan kartu huruf bergambar dapat meningkatkan
kemampuan membaca anak

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini berbentuk Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di tempat peneliti mengajar yaitu di Tk
Islam Excellent Bukittinggi, dengan mengoptimalkan dan memotivasikan
anak terhadap pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas juga dapat memperbaiki dan meningkatkan
mutu pembelajaran yang dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan
pembelajaran. Dengan demikian guru dapat melaksanakan kegiatan setelah
meneliti kegiatan sendiri, di kelas sendiri dengan melibatkan anak didik
sendiri melalui tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi, guru
akan memperoleh umpan balik yang sistematik mengenai yang telah dilakukan
dalam kegiatan belajar mengajar.

25
Menurut Arikunto (2006:2) ada 3 pengertian penelitian tindakan kelas
(PTK) yaitu:
1. Penelitian
Menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan
Menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu dalam penelitian berbentuk siklus kegiatan untuk
anak.

3. Kelas
Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruangan kelas, tetapi
dalam pengertian yang lebih spesifik. Sekelompok anak yang dalam waktu
yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada kelompok B Abu Bakar
Siddiq dengan jumlah peserta didik 20 orang, yang tediri dari 12 orang
laki-laki dan 8 orang perempuan. Penelitian ini menggunakan 2 siklus
merupakan tindakan dari siklus 1. Pada siklus dilakukan 4 tahapan
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

26
B. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-kanak Islam Excellent jalan
Adinegoro, Tangah Jua I. no.2 Bukittinggi. Penelitian ini direncanakan selama
dua bulan.

C. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian adalah anak kelompok B Abu Bakar Siddiq
tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah anak 20 orang yang terdiri dari 12
orang laki-laki dan 8 orang perempuan. Pertimbangan peneliti dalam
mengambil subjek karena yang menjadi subjek ini merupakan anak didik
peneliti sendiri.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian akan dilakukan secara bersiklus yang
dimulai dari siklus pertama. Hasil siklus pertama menentukan siklus ke dua.
Setiap siklus terdiri dari beberapa langkah.
Menurut Arikunto (2006:20) penelitian tindakan kelas (PTK) terdapat
empat tahapan yang lazim dilalui yaitu:
1) Perencanaan (planning)
2) Pelaksanaan (acting)
3) Pengamatan (observing)
4) Refleksi (reflecting)

27

Dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut:


Kondisi Awal

nbn

Perencanaan

Refleksi

SIKLUS I

Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

SIKLUS II

Pelaksanaan

Pengamatan

Hasil

Bagan. 2
Prosedur Pelaksanaan Penelitiaan Tindakan Kelas
Menurut Arikunto (2006:16)
28

Prosedur awal dari penelitian adalah merasakan adanya sesuatu yang


menjadi masalah dalam kelas dan dilanjutkan dengan analisis masalah. Prosedur
kedua adalah merencanakan pemecahan masalah.
Hal-hal yang menjadi pokok dari pemecahan masalah bisa kita lihat
dari bahasan yang akan dijadikan penelitian. Pemecahan masalah dan
menetapkan strategi pembelajaran sebagai tindakan pemecahan masalah dan
menyusun langkah-langkah penerapan strategi dalam bentuk rencana
pembelajaran dilanjutkan dengan merumuskan kembali masalah dan diikuti
dengan hipotesis tindakan. Langkah-langkah penelitian dalam bentuk siklus
sebagai berikut:
1. Kondisi Awal
Sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan di kelompok B Abu
Bakar Siddiq, peneliti pada kegiatan awal melakukan observasi. Sebagai
dasar untuk melakukan penelitian di lapangan, peneliti bekerja sama
dengan teman sejawat, guru yang membantu peneliti melakukan penelitian
kepada peserta didik.
Waktu penelitian berlangsung ketika peneliti pergi ke sekolah pada
hari dimana sekolah tempat peneliti bertugas . Pada pukul 07.00 Wib anak
sudah berdatangan, pada pukul 7.30 Wib anak berbaris dihalaman untuk
melakukan kegiatan jasmani dan pada pukul 8.15 Wib anak masuk lokal
mereka masing-masing.

28

2. Siklus I

Langkah-langkah pelaksanaan siklus I dapat dijabarkan sebagai


berikut:
a. Perencanaan
1) Menyusun rencana pembelajaran dengan menyusun rencana
kegiatan mingguan dan rencana kegiatan harian yang berisikan
kegiatan pembelajaran kemampuan membaca anak melalui
permainan kartu huruf bergambar.
2) Menyiapkan media yang akan diberikan kepada peserta didik
nantinya
3) Menyiapkan lembaran observasi, lembaran wawancara dan
lembaran penilaian
4) Guru menyiapkan kartu huruf bergambar yang bertuliskan kata di
belakangnya
5) Guru memberikan penjelasan dan media yang dilakukan untuk
permainan kartu huruf bergambar
6) Merancang kegiatan yang dilakukan anak saat permainan kartu
huruf bergambar
7) Merancang penilaian awal dan akhir yang dilakukan untuk
meningkatkan pengenalan huruf abjad
8) Membuat lembar observasi, wawancara dan dokumentasi

29

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan terdiri dari 3 bagian utama yaitu kegiatan
awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Untuk lebih jelasnya
dikemukakan pada bagian berikut ini:
1) Kegiatan Awal 30 menit
a) Salam, ikrar, do'a sebelum belajar, dan membaca ayat-ayat
pendek
b) Guru mengecek kehadiran anak dan mengkondisikan tempat
duduk anak
c) Cerita pagi, dan cerita pengalaman anak
d) Tanya jawab dan percakapan tentang alam semesta
e) Guru memperlihatkan alat peraga kepada anak
2) Kegiatan Inti 60 menit
a) Guru memperkenalkan macam-macam gambar gejala alam
kepada anak
b) Guru memperlihatkan macam-macam gambar kepada anak
c) Guru memperlihatkan kartu huruf bergambar kepada anak
d) Guru memperkenalkan huruf-huruf abjad kepada anak
e) Guru menjelaskan permainan kartu huruf bergambar kepada
anak

30

Cara permainannya:
(1) Guru memperkenalkan permainan kartu huruf bergambar
(2) Guru menjelaskan cara permainannya
(3) Setelah anak mengetahui cara permainannya, guru
(4) mempersilahkan anak untuk mencobanya
(5) Permainan ini bisa dilakukan dengan kelompok
(6) Guru memberi motivasi kepada anak
3) Kegiatan Akhir 30 menit
a) Diskusi kegiatan hari ini
b) Do'a, nyanyi pelangi , salam dan do'a
c. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas anak
dan

guru

selama

proses

pembelajaran

berlangsung.

Selama

pembelajaran berlangsung setiap aktivitas anak yang tertera pada


format observasi dicatat oleh observer. Kegiatan observasi dilakukan
setiap kali pertemuan.
d. Refleksi
1) Merumuskan hal-hal yang belum dan telah dilakukan berdasarkan
hasil observasi dan evaluasi
2) Merumuskan tindakan yang perlu dilakukan selanjutnya, dan
menjelaskan bagaimana melakukannya.
31
3. Siklus II

Dalam siklus ini, peneliti akan melakukan perbaikan kegiatan


pembelajaran berdasarkan hal-hal yang ditemukan atau hal-hal yang pada
siklus I, siklus I dan II anak dilakukan maksimal 6 kali pertemuan.
E. Definisi Operasional
Pengenalan huruf abjad pada anak melalui permainan kartu huruf
bergambar dapat memberikan situasi belajar yang menyenangkan bebas
dari ketegangan dan kecemasan. Anak dengan aktif dilibatkan dan dituntut
untuk memberi tanggapan dan membuat keputusan. Dalam suatu
permainan anak melihat beberapa huruf berkali-kali, namun tidak dalam
cara yang membosankan dan berulang-ulang. Permainan ini bisa dilakukan
berulang-ulang dan mengganti pola permainan supaya anak tidak bosan.

F. Instrumentasi
Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan Instrumentasi
penelitian antara lain
1. Observasi
Dengan format observasi digunakan untuk pedoman penelitian
yang diamati sesuai dengan proses belajar mengajar

32
Tabel 1

Format Observasi
Nilai
Sangat
Tinggi
sstinggi
F
%

No

Aspek

Anak mampu menyebutkan


simbol huruf vokal dan
konsonan
Anak mampu menyebutkan
kata-kata yang huruf awalnya
sama
Anak mampu menghubungkan
tulisan sederhana dengan
simbol yang melambangkannya
Nilai rata-rata

Kriteria penilaian :

Tinggi

Rendah

70% s/d 100% : Sangat tinggi (ST)


50% s/d 74% : Tinggi (T)
0% s/d 49%

: Rendah (R)

2. Dokumentasi
Dokumentasi berupa kamera yang digunakan untuk merekam
pembelajaran yang sedang berlangsung.
3. Catatan Lapangan
Pengamatan yang dilakukan di lapangan terhadap proses
pembelajaran yang dilakukan kolaborator dan mencatatnya dalam bentuk
catatan lapangan.
33
Tabel 3
Format Catatan Lapangan
Siklus I
Pertemuan
Tanggal

:
:

Catatan Pembelajaran
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
Kolabolator

G. Teknik Pengumpulan Data


Cara yang penulis lakukan untuk mendapatkan data adalah sebagai
berikut:
1. Data tentang kegiatan anak selama proses belajar mengajar berlangsung
melalui observasi
2. Dokumentasi menggunakan foto dan format penelitian
3. Catatan lapangan

34
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penulisan ini adalah metode analisis kuantitatif
dan kualitatif.
Cara menganalisis hasil observasi
Data yang diperoleh dari observasi belajar akan dianalisis dengan
teknik persentase, yaitu membandingkan yang muncul dari keseluruhan
anak yang hadir dikalikan 100%. Untuk melihat kecenderungan data, data
ditampilkan dalam bentuk tabel dan diolah secara deskriptif. Hasil

pengamatan dinilai untuk setiap pertemuan, berdasarkan jumlah persentase


anak yang terlibat dalam aktivitas pembelajaran dengan rumus:
f
P=

x 100%
N

Keterangan:
P : Angka persentase
f : Frekuensi aktivitas anak
N : Jumlah anak dalam suatu kelas
Untuk menentukan bahwa kegiatan anak akan meningkatkan
kegiatan belajar anak adalah sebagai berikut: Arikunto (2006:114)
melambangkan dengan Sangat Tinggi (ST), Tinggi (T) dan Rendah (R).
Dengan demikian anak yang nilainya sangat tinggi berarti anak sudah bisa
melakukan permainan.

35

Anda mungkin juga menyukai