Anda di halaman 1dari 14

CBR

KERAJINAN

DOSEN PENGAMPU

Drs. Armaini Rambe M,SI.

Nama : Rahmatika Prasasti

Nim : 5192443008

Kelas : Pendidikan Tata Busana ( B )

Mata Kuliah : Kerajinan

JURUSAN PKK

PRODI PENDIDIKAN TATA BUSANA

FALKUTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGRI MEDA TAHUN 2019


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat nya Saya dapat
menyelesaikan CRITICAL BOOK REPORT untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
KERAJINAN

Dalam pengerjaan tugas ini saya mengambil 3 artikel tentang BEKRAF di halaman resmi
BEKRAF, maka dengan itu saya mengucapkan banyak terimakasih kepada badan BEKRAF
yang telah menyediakan informasi dan berita nya secara terbuka.

Saya hanyalah manusia biasa yang dapat membuat kesalahan, dan tugas ini masih jauh
dari sempurna, maka dari itu sebagai penulis kami sangat mintah maaf sebesar-besar nya, saya
harap kesalahan saya dapat di maklumi.

Langkat,April,2020

Rahmatika Prasasti
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................1

DAFTAR ISI..................................................................................................................................2

ARTIKEL 1....................................................................................................................................3

ARTIKEL 2....................................................................................................................................6

ARTIKEL 3..................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13
ARTIKEL 1

BISMA Goes to Get Member (BIGGER) Kota Surakarta

OLEH: CIFRA NADIA PUTRA | 16 APRIL 2018

SIARAN PERS

Nomor: 59/SP/BHKP/BEKRAF/IV/2018

Surakarta, 11 April 2018 – Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) mengembangkan BISMA


(Bekraf Information System in Mobile Application), sebuah aplikasi informasi kreatif yang dapat
digunakan oleh para pelaku usaha ekonomi kreatif untuk mendaftarkan jenis usaha kreatifnya,
memajukan perkembangan usaha kreatif dengan memperluas jejaring dan memperoleh
kesempatan fasilitasi serta pendukungan dari BEKRAF.

Saat ini, sekitar 7.381 pelaku ekonomi kreatif telah bergabung dengan BISMA. Para pelaku dari
16 sub-sektor yang terdaftar di BEKRAF perlu mendorong BISMA bukan hanya sebagai aplikasi
milik pemerintah saja tetapi sebagai wahana bersama para pelaku kreatif di Indonesia untuk
memajukan perkembangan usahanya.

Syarat untuk menjadi peserta BIGGER (BISMA Goes to Get Member) Surakarta harus terdata
terlebih dahulu sebagai pelaku ekonomi kreatif di Website BISMA melalui
https://bisma.bekraf.go.id/2018. Keberadaan database usaha kreatif sangat penting demi
mendukung komunikasi dua arah antara pemerintah dan para pelaku untuk menangkap masalah,
menerima feedback dan memetakan kondisi usaha kreatif terkini di Indonesia dengan lebih
akurat sehingga dapat tersusun kebijakan bisnis kreatif yang lebih efektif dan efisien dalam
membangun ekonomi kreatif Indonesia.

Data ekonomi kreatif tahun 2016, produk domestik bruto (PDB) ekonomi Kreatif tercatat 922,59
triliun rupiah dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional sebesar 7,44 persen dengan
pertumbuhannya mencapai 4,95 persen. Jumlah unit usaha ekonomi kreatif berdasarkan hasil
Sensus Ekonomi 2016 (SE 2016) untuk KBLI Ekonomi Kreatif sebanyak 8.203.826 usaha.
Sebaran usaha ekonomi kreatif menurut wilayah Provinsi Jawa Tengah menempati urutan ke
empat sebanyak 1.410.55 jumlah unit usaha atau 17,19 persen. Kota Surakarta memiliki jumlah
unit usaha sebanyak 34.697 Sehubungan dengan hal tersebut, BEKRAF mengadakan kegiatan
sosialisasi BISMA Goes to Get Member (BIGGER) tanggal 11 April 2018 di Surakarta, kota
dengan potensi ekonomi kreatif dengan 3 (tiga) sektor ekonomi kreatif terbesar yaitu kuliner
sebesar 22.060 usaha, fashion sebesar 7.534 usaha, dan kriya sebesar 3.334 usaha (Bekraf-BPS,
2017). Temu BISMA dengan para pelaku ini sekaligus memberi ruang bagi para pelaku untuk
berjejaring dan menjadi langkah awal kolaborasi antar pelaku ekonomi kreatif yang diwadahi
oleh BEKRAF.

Kegiatan ini diisi oleh narasumber yang memberikan insight dan transfer knowledge dari para
pelaku yang telah memiliki reputasi di bidangnya seperti Trisnia Anchali Kardia (LINE), Ali
Nasrulloh (Indonesia Fashion Chamber), Sylvie Arizkiany Salim (KOPIKKON), Adrian
Ishak(Chef Molecular Gastronomy Indonesia, Namaaz Dining), Firstman Marpaung (Aksi
Nusantara), Prima Arya (Scoido) dan Mohamad Iqbal (BANDROS.CO.ID).

“Kegiatan sosialisasi bermetode experiental ini akan memberikan pengalaman langsung lewat
Masterclass sekaligus menjadi wadah networking dan berkolaborasi bagi para pelaku ekonomi
kreatif yang hadir,” jelas Wawan Rusiawan, Direktur Riset dan Pengembangan Ekonomi Kreatif.

Pembicara kunci sekaligus pembuka kegiatan ini adalah Ari Juliano Gema, SH, Deputi Fasilitasi
HKI dan Regulasi, dengan tema Inovasi sebagai Penggerak dalam Peningkatan Ekonomi Kreatif,
yang akan memberikan wawasan tentang bagaimana pelaku kreatif dapat memanfaatkan
teknologi terkini dalam berinovasi dan mendorong perkembangan ekonomi kreatif Indonesia.
Para pembicara dalam sesi panel pertama adalah Dr. Ir. Wawan Rusiawan, M.M (Direktur Riset
dan Pengembangan Ekonomi Kreatif), Adrian Ishak (Chef Molecular Gastronomy Indonesia,
Namaaz Dining), Ali Nasrulloh (Indonesia Fashion Chamber), Sylvie Arizkiany Salim
(KOPIKKON) dan Viriega Fauzia (Localdesignstudio-Sarirajut, Orbit). Sesi Panel kedua yang
membicarakan tentang kreativitas dan kolaborasi online akan diisi oleh Maman Rahmawan,
S.ST., M.Si (Kasubdit Informasi dan Pengolahan Data) yang akan mensosialisasikan BISMA,
Trisnia Anchali Kardia (LINE) yang membahas tentang Berbisnis di Sosial Media LINE dan
dilanjutkan oleh Firstman Marpaung (Aksi Nusantara) dengan materi Online Academy dan
Kolaborasi Online Challenge.

Acara dilanjutkan dengan pengarahan peserta untuk mengikuti salah satu dari 3 (tiga)
Masterclass dibidang Kuliner & Desain Produk yang berisi demo Molecular Gastronomy dan
sharing kisah sukses dari Adrian Ishak (Chef Molecular Gastronomy Indonesia, Namaaz Dining)
dan Viriega Fauzia (Localdesignstudio-Sarirajut,Orbit); Masterclass dibidang Fashion dan Kriya
dengan pembahasan Indonesia Trend Forecasting dari Ali Nasrulloh (Indonesia Fashion
Chamber) dan paparan kegiatan Inovatif dan Kreatif Melalui Kolaborasi Nusantara (IKKON)
oleh Sylvie Arizkiany Salim (KOPIKKON); atau Masterclass dibidang Aplikasi & Game
Developer dengan penjelasan Dropship Management dari Mohamad Iqbal (BANDROS.CO.ID)
dan Sales Funnel dari Prima Arya (Scoido).

Acara ini juga wadah pelaku kreatif untuk langsung berinteraksi dengan BEKRAF melalui sesi
konsultasi one-on-one dengan masing-masing kedeputian BEKRAF yang diisi oleh Dr. Ing.
Abdur Rohim Boy Berawi, M.Sc (Deputi Riset, Edukasi dan Pengembangan Ekonomi Kreatif),
Fadjar Hutomo, ST., M.MT., CFP (Deputi Akses Permodalan), Dr. Ir.Hari Santoso Sungkari,
M.H (Deputi Infrastruktur), Josua Puji Mulia Simanjuntak, M.A (RCA), MA (Mkt) (Deputi
Pemasaran), Ari Juliano Gema, SH (Deputi Fasilitasi HKI dan Regulasi), Endah Wahyu
Sulistianti, S.T., MFA (Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah). Yang tak kalah menarik
dari kegiatan ini adalah pameran brand produk kreatif dari para pelaku ekonomi kreatif yang
terseleksi.
ARTIKEL 2

Bekraf Outlook Ekonomi Kreatif (Opus) 2019

OLEH: CIFRA NADIA PUTRA | 17 OCTOBER 2018

Bekraf Outlook Ekonomi Kreatif (Opus) 2019

OPUS 2019

BEKRAF Buktikan Komitmen Perkuat Ekosistem Ekonomi Kreatif Indonesia

Jakarta, 17 Oktober 2018 - Sepanjang tahun 2017, pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia
menunjukkan peningkatan signifikan, terutama dengan adanya faktor perkembangan teknologi
digital yang demikian pesat. Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) sebagai lembaga pemerintahan
non kementerian terus menunjukkan komitmennya menciptakan ekosistem ekononomi kreatif
yang kohesif untuk lebih lanjut mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia melalui
berbagai kontribusi positif di enam belas subsektor ekonomi kreatif. Kinerja dan pencapaian
Bekraf serta proyeksi ekonomi kreatif di tahun 2019 disusun dalam buku “Opus 2019”,
BEKRAF berharap buku ini dapat memberikan prediksi relevan bagi pelaku usaha ekraf
(ekonomi kreatif) di tahun-tahun mendatang.

Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf menjelaskan bahwa pesatnya perkembangan
teknologi digital tak dapat dipungkiri telah memberikan pengaruh signifikan pada sektor
ekonomi kreatif. Pemanfaatan teknologi digital sudah mulai dapat dirasakan dampaknya di
berbagai subsektor, seperti desain, musik, seni rupa, dan lainnya. “Pada tahun lalu, PDB Ekraf
diperkirakan sudah mencapai lebih dari seribu triliun rupiah. Angka ini akan terus meningkat
hingga di atas 1,2 ribu triliun pada 2019. Subsektor Fesyen, Kriya, dan Kuliner masih akan
menjadi subsektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian di industri
kreatif, terutama dikarenakan subsektor ini relatif lebih resisten terhadap guncangan ekonomi
dunia. Tetapi selain itu ada 4 subsektor yang berpotensi menjadi kekuatan ekonomi baru yakni
film, musik, art, dan game (animasi),” ujar Triawan.
“Opus 2019” juga mengulas pencapaian BEKRAF melalui berbagai program yang dilaksanakan
setiap Deputi BEKRAF. “Sejak tahun 2015, Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan telah
membangun Pusat Unggulan Ekonomi Kreatif dan menjalankan beberapa program yang tertuang
di dalamnya, termasuk di antaranya Coding Mum, IKKON, CREATE, dan ORBIT. Tujuan
program-program tersebut adalah untuk memperkuat pondasi sektor Ekraf Indonesia berdasarkan
riset dan tolak ukur yang akurat,” ujar Abdur Rohim Boy Berawi selaku Deputi Riset, Edukasi
dan Pengembangan (Deputi I BEKRAF).

Sementara Deputi Akses Permodalan (Deputi II BEKRAF) melalui program Bantuan Insentif
Pemerintah (BIP) telah meningkatkan jumlah orang/usaha penerima BIP hingga hampir dua kali
lipat, dengan sektor yang semakin bervariasi, yaitu Aplikasi & Game Developer, Kuliner,
Fesyen, dan Kriya dengan total dana yang disalurkan mencapai Rp 6 milyar di tahun 2018.

Deputi Infrastruktur (Deputi III BEKRAF) melalui Bantuan Pemerintah (Banper) Sarana Ruang
Kreatif 2017 berhasil menyalurkan Rp 19 milyar ke 38 lokasi dengan 7.000 barang/alat. Banper
Revitalisasi Ruang Kreatif 2017 mencapai lebih dari Rp 26 milyar di 24 lokasi dan 7.000
barang/alat. Sementara itu, Banper Sarana TIK 2017 mencapai lebih dari Rp 2,5 milyar untuk 6
lokasi, dan 166 barang/alat, dan 1 situs. Total Banper yang diberikan sebesar Rp 45,5 milyar
sepanjang tahun 2017.

Deputi Pemasaran (Deputi IV BEKRAF) memiliki program KREATIFOOD yang telah


menjelma dari kegiatan festival kuliner tahunan menjadi salah satu ajang kuliner terbesar dan
terpopuler di Indonesia, dengan tema Soto dan Kopi. Program ini turut memeriahkan gelaran
Asian Games 2018 dan akan hadir juga di The World Conference on Creative Economy (WCCE)
2018 di Bali bulan depan. Selain itu, program unggulan lainnya adalah Kreatorial 2017, ICINC
MetroTV, Salone Del Mobile, Venice Art Biennale, SXSW 2017, dan New York Now yang
berhasil mendapatkan total penjualan sebesar US$ 71,117 atau setara dengan Rp 974,842,800.

Deputi Fasilitasi HKI dan Regulasi (Deputi V BEKRAF) memiliki beberapa program antara lain
Sosialisasi Satuan Tugas Penanganan Pengaduan Anti Pembajakan Produk Ekonomi Kreatif,
Sosialisasi HKI: Digital Kreatif x Line, Sosialisasi Konsultasi dan Fasilitasi Pendaftaran Hak
Kekayaan Intelektual, Sosialisasi Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) & Lembaga Manajemen
Kolektif Nasional (LMKN), Fasilitasi Pembentukan Regulasi Ekonomi Kreatif, Fasilitasi
Pembentukan Badan Hukum Untuk Usaha Ekonomi Kreatif. Sepanjang tahun 2017, sebanyak
1,507 HKI telah terdaftar melalui program deputi ini.
Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah (Deputi VI BEKRAF) telah menjalankan
beragam program antara lain KOPIKKON, dan Program Satu Pintu yang semakin
mempermudah akses masyarakat ke BEKRAF di mana tahun 2016 telah menerima 22 proposal
yang kemudian melonjak menjadi 75 proposal di tahun 2017, Buku Pedoman Komisi Film
Daerah, World Conference on Creative Economy 2018, serta Pendukungan Travel Grant untuk
Para Pelaku Ekonomi Kreatif. Tak ketinggalan, dukungan BEKRAF terhadap program 1.000
Layar Untuk Indonesia sebagai salah satu upaya untuk memajukan industri ekonomi kreatif
melalui subsektor yang semakin beragam.

Ditemui dalam kesempatan yang sama, Arekha Bentangan, Co-Founder & Chief Technology
Officer Mycotech, yang bergerak dalam subsektor desain produk, mengungkapkan, “BEKRAF
merupakan salah satu pihak yang berperan penting dalam perjalanan Mycotech. Keterlibatan
kami sebagai bagian dari delegasi Indonesia saat mengikuti ajang SXSW 2018 telah membuka
kesempatan bagi kami untuk menunjukkan produk dan teknologi yang kami miliki serta juga
mendapatkan potensi kemitraan serta investor dari luar negeri,” ungkapnya.

Sementara itu Wahyu Agung Pramudito selaku Managing Director Lentera Nusantara, pelaku
Ekraf subsektor aplikasi & game developer, turut berbagi pandangannya terkait pengembangan
produk Ekraf Indonesia. “Kami sebagai pelaku kreatif bukan hanya perlu meningkatkan kualitas
produk tetapi juga harus pintar dalam membaca potensi pasar baik dalam maupun luar negeri.
Maka dari itu kami menyusun berbagai strategi untuk Lentara Nusantara agar nantinya mampu
berkontribusi lebih banyak lagi bagi perekonomian Indonesia,” ungkap Wahyu.

Sejalan dengan hal tersebut Rahadian Agung, Investment Associate Ideosource, pelaku Ekraf
subsektor film, animasi dan video menyatakan, “Perubahan regulasi dan peningkatan
infrastruktur khususnya di subsektor film, membuat potensi film Indonesia semakin meningkat
tiap tahunnya. Ideosource berkomitmen untuk secara konsisten mendukung perfilman Indonesia
melalui bentuk investasi. Ke depannya, Ideosource berencana untuk mendukung bukan hanya
film-film komersil, tetapi juga film indie yang akan diikutsertakan ke berbagai festival di luar
negeri,” jelasnya.

Setiap program dan kegiatan BEKRAF memiliki visi untuk meningkatkan PDB, nilai ekspor, dan
tenaga kerja di sektor Ekonomi Kreatif. Guna mewujudkan visi ini, BEKRAF memiliki misi
untuk membangun ekosistem ekonomi kreatif yang solid dan produktif melalui berbagai
program, salah satunya adalah dengan menyelenggarakan World Conference on Creative
Economy. “Kita pun harus turut berbangga karena pada 6-8 November 2018 Indonesia akan
menyelenggarakan World Conference on Creative Economy. Konferensi ini merupakan yang
pertama didunia untuk ekonomi kreatif dan dengan ini fokus seluruh dunia akan kembali tertuju
ke Indonesia,” tutup Triawan.
ARTIKEL 3

SIARAN PERS BEKRAF

OLEH: KRIS SAPUTRI | 07 JULY 2017

TANAH LOT KREATIFOOD AND ART FESTIVAL 2017

Tanah Lot merupakan Destinasi Wisata yang tiada duanya di dunia. Dengan keindahan
panorama dan adanya Pura serta beberapa tempat suci yang ada di sekitarnya, menjadikan Tanah
Lot sebagai tempat wisata yang religius dan menawan setiap wisatawan yang pernah
mengunjunginya.

Tanah Lot Kreatifood & Art Festival dilaksanakan dalam upaya selalu menjaga dan melestarikan
seni budaya Bali khususnya di Kabupaten Tabanan serta mengangkat potensi seni yang ada di 23
Desa Adat yang ada di Kecamatan Kediri, yang tentunya akan berpengaruh terhadap tingkat
kunjungan wisatawan mencanegara ke Tanah Lot sebagai World Class Tourism Destination. 23
Desa Adat ini dilibatkan selama 3 (tiga) hari menjadi pengisi acara, terutama pada Parade
Gebogan yang digelar setiap hari di Area Event, yang melibatkan ratusan orang. Antusias
masyarakat, terutama 23 Desa Adat ini sangat luar biasa, terbukti dengan hadirnya ratusan orang
setiap hari mengikuti Gladi Resik Parade Gebogan, dan hadirnya masyarakat lain yang
berkunjung diluar wisatawan, padahal acara ini belum berlangsung.

Kehadiran Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), memberikan peran besar dan angin segar pada
event ini. Sehingga sinergi antara Pemerintah Kabupaten Tabanan, DTW Tanah Lot dan Bekraf
diharapkan bisa menghasilkan sebuah event yang special dan berkesinambungan, serta bisa
berjalan menjadi sebuah event tahunan yang dinantikan wistawan dan masyarakat di Bali. Bekraf
memberikan support yang positif untuk pengembangan Ekonomi Kreatif, terutama pada
pengembangan potensi Kuliner yang ada di Tabanan. Mengembangkan dan memajukan usaha
kuliner tradisional yang inovatif dan kreatif merupakan tujuan utama dari Bekraf dalam festival
kuliner yang bertajuk Kreatifood Tanah Lot.

Disamping itu, peran Bupati Tabanan, Ibu Eka Wiryastuti tidak kalah pentingnya. Konsep dasar
event ini awalnya berasal dari Ibu Eka Wiryastuti, dengan program-program yang sangat
mendukung pengembangan potensi daerah terutama budaya dan kuliner menjadi sebuah kesatuan
yang saling mendukung untuk pengembangan pariwisata di Kabupaten Tabanan. Konsep event
‘semua jadi satu’ merupakan sebuah konsep yang inspiratif , yaitu menggabungkan budaya,
kuliner dan keindahan panorama menjadi satu kesatuan, dan menghasilkan sebuah event yang
mempunyai identitas serta daya tarik luar biasa.

Tema dari event Tanah Lot Kreatifood & Art Festival adalah mengupas tentang laut yang
memberi energi dan kehidupan pada manusia. Tema yang dipilih adalah ‘LUHURING SEGARA
RASA LAN RAKSA’ yang artinya Laut sebagai pusat energi yang mewujudkan pribadi yang
berbudaya.

Maksud dan tujuan diselenggarakannya Tanah Lot Kreatifood & Art Festival adalah :

1. Sebagai wadah pengembangan dan pelestarian seni budaya serta mengangkat kuliner
khas Tabanan sebagai pendamping pariwisata yang berkesinambungan.

2. Sebagai program promosi dalam meningkatkan kunjungan wisatawan yang datang ke


Daya Tarik Wisata Tanah Lot, serta wisata kuliner sebagai salah satu unggulannya.

3. Membantu pemerintah dan masyarakat di bidang pengembangan budaya dan usaha


kecil menengah.

4. Sebagai wahana memperkenalkan aset budaya daerah, potensi kuliner khas Tabanan,
kepada wisatawan domestic dan mancanegara.

Event Tanah Lot Kreatifood & Art Festival #1 ini menampilkan 20 kuliner khas Tabanan, yang
sudah dikembangkan menjadi sajian yang inovatif, 13 UKM kreatif, serta atraksi budaya.
Hiburan oleh pelawak-pelawak top Bali, juga dihibur oleh musisi top Bali dan Parade Gebogan
yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat dan wiatawan. Dan berlangsung selama 3 (tiga)
hari mulai tanggal 7 Juli-9 Juli 2017.
Disamping itu juga, untuk lebih mengangkat kuliner Tabanan, dihadirkanlah Chef Juna sebagai
Brand Ambassador Kuliner Tabanan, yang akan mengangkat Kuwir (bebek entog) menjadi
sajian kuliner khas Tabanan, dengan resep dan rasa yang mantap.

Selain Chef Juna, event ini juga bertabur artis nasional, seperti Chand Kelvin, Indra Herlambang,
yang didaulat menjadi Host pada opening dan closing ceremony. Tidak ketinggalan juga akan
hadir Vena Melinda, Edis Adelia dan Indra Brugman.

Dan tentu saja event Tanah Lot Kreatifood & Art Festival akan menjadi sebuah event yang
ditunggu-tunggu masyarakat dan wisatawan serta akan selalu menjadi kenangan indah yang tak
terlupakan sambil menikmati keindahan kawasan suci Tanah Lot.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.bekraf.go.id/berita/

Anda mungkin juga menyukai