PEMBAHASAN
Dalam suatau kegiatan bisnis, banyak masalah yang kadang muncul begitu
saja. Badan usaha yang tadinya cukup mapan, tetapi karena perkembangan
perekonomian, badan usaha tersebut memerlukan modal atau barang modal
tambahan untuk lebih mengembangkan kegiatan bisnisnya.
Menurut pasal 1 ayat (2) Keputusan Presiden Nomor 61 tahun 1988, yang
dimaksudkan dengan Lembaga Pembiayaan adalah “ Badan usaha yang
melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang
modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.“
1
Zaeni Asyhadie, HUKUM BISNIS (Jakarta: PT RAJA GRAFINDO PERSADA,2017) hlm.
1
2. Tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat sehingga sering
disebut Non- Depository Financial Institution.
Kata Leasing berasal dari kata Lease (Bahasa Inggris) yang berarti
menyewakan. Oleh karena itu, maka yang dimaksudkan dengan
Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyediaan atau menyewakan barang- barang atau modaluntuk
digunakan oleh perusahaan lain dalam jangka waktu tertentu
2
c) Adanya barang modal
d) Adanya jangka waktu yang ditentukan
e) Adanya pembayaran kembali harga sewa
f) Adanya hak opsi untuk membeli barang modal (untuk
model finance leasing )
g) Adanya nilai sisa (yang akan dibayarkan sekaligus oleh
lesse dalam hal finance leasing)2
Operating Leasing
Merupakan leasing dimana diakhir masa leasing tidak diberikan
hak pilih (opsi) bagi lesse untuk membeli barang leasing tersebut
Financial leasing
Merupakan leasing dimana diakhir masa leasing diberikan hak
pilih bagi lesse untuk memiliki barang modal tersebut dengan jalan
membelinya dengan harga yang ditetapkan bersama
2
Munir Fuady,Pengantar Hukum Bisnis (Bandung: PT CITRA ADITYA BAKTI,2008) hlm.122
3
Sale and Lease Back
Merupakan jenis leasing dimana barang modal berasal dari lesse
sendiri, kemudian barang tersebut dijual kepada lessor (pemberi
dana) dan selanjutnya lessor menyewakan barang tersebut kepada
lesse kembali, yang biasanya digunakan financial leasing3
3
Ibid.
4
6. Lesse akan menandatangani tanda terima barang modal dan
menyerahkannya kepada supplier
7. Supplier menyerahkan surat tanda terima dari lesse, sebagai
bukti pemilikan dan pemindahan pemilikan kepada Lessor.
8. Lessor selanjutnya membayar barang harga modal yang
dibutuhkan Lesse kepada Supplier
9. Lesse membayar harga sewa secara periodic kepada Lessor
sesuai dengan jadwal dan besar harga per periode sesuai
dengan perjanjian Leasing yang disepakati.4
4
Op.Cit
5
B.ANJAK PIUTANG
5 Burton Richard Simatupang, Aspek hukum dalam bisnis (Jakarta: Rineka cipta,2007) hlm119
6
Munir Fuady,.Op.Cit. hlm.123
6
2. Mekanisme kerja factoring
3. Keuntungan factoring
7
4. Penagihan piutang aman
5. Administrasi penjualan aman
C. Modal Ventura
8
1. Mempelajari secara umum sifat bisnis, kondisi neraca dan keuangan serta
rencana kerja dari perusahaan yang bersangkutan
2. Bertemu dengan manajerial untuk berdiskusi langsung mengenai kinerja
perusahaan, sekaligus mencoba menilai kemampuan dari manajemen
3. Secara formal, menginformasikan mengenai jenis usaha kepada seorang
ahli dibidang industry yang bersangkutan
4. Menghitung apakah kinerja perusahaan dimasa mendatang dpat
memberikan tingkat pengembalian investasi yang wajar
9
b. Conditional loan
Dalam model ini, perusahaan modal ventura turutmenikmati
laba,bila proyek yang dibiayai menangguk keuntungan dan turut pula
menanggung rugi seandainya perusahaan yang dibiayai ternyata
mengalami kerugian
c. Equity investment
Modal ventura yang menyatakan saham untuk mendukung kegatan
perusahaan yang baru berdiri an antara perusahaan modal ventura dengan
perusahaan yang dibiayai terjalin kerja sama dibidang manajemen.9
9 Asyhadie, zaeni, 2005. HUKUM BISNIS: PRINSIP DAN PELAKASANAANYA DIINDONESIA, Jakarta: Rajawali pers.
10
2. Dengan adanya investor tersebut, peegang saham pendiri tidak lagi
memiliki pengendalian mutlak terhadap perusahaan. Ini merupakan
konsekuensi yang normal dimana pun juga.
3. Laju pertumbuhan usaha mungkin dapat terganggu jika pada suatu
saat timbul perbedaan pendapat yang prinsipil antara investor baru
dengan pemegang saham pendiri. Namun kemungkinan ini dapat
dihilangkan dengan sikap keterbukaan dan membangun kepercayaan
dari masing masing pihak dari waktu ke waktu.10
D. Kartu Kredit
Kartu kredit sekarang sudah amat populer dan dikenal oleh masyarakat
banyak, karena sangking banyaknya sekarang badan usaha yang menerbitkan
kartu kredit.
10 Asyhadie, zaeni, 2005. HUKUM BISNIS: PRINSIP DAN PELAKASANAANYA DIINDONESIA, Jakarta: Rajawali pers.
11
Zaeni Asyhadie, S.H., M.Hum. Hukum bisnis: Prinsip dan Pelaksanaanyadi Indonesia (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada )
hlm 127
11
Kartu kredit yang lebih di kenal dengan credit card umunya dibuat dari
sebuah kartu plastik yang ukurannya sama dengan Kartu Tanda Penduduk(KTP)
atau kartu Anjungan Tunai Mandiri(ATM). Kartu ini diterbitkan oleh suatu badan
usaha (umumnya bank) untuk di pergunakan oleh pemegangnya(cardholder)
sebagai alat pembayaran pengganti uang tunai kepada toko-toko, usaha-usaha
lainnya yang di tunjuk (bisa dengan kerja sama) oleh penerbit kartu kredit.
Jalannya prosedur untuk penerbitan kartu kredit adalah sebagai berikut : (Johanes
Ibrahim,2004:11)
12
d) Data Lainnya
Merupakan data pendukung dari pemohon, misalnya apakan
pemohon sudah berkeluarga, keterangan suami/Istri, jumlah
tangguangan, dan jika ada lengkapi dengan perusahaan atau
tempat bekerja data pendukungnya.
e) Pernyataan Pemohon
Umumnya ini merupakan pernyataan dari pemohon bahwa data
yang di ajukan beserta dokumen yang menyertainya kepada bank
penerbit adalah benar adanya.
2. Bank menganalisis permohonan dari nasabah (pemohon) berdasarkan
data yang di ajukan. Analisis yang dilakukan bank penerbit sama dengan
analisis dalam mengajukan permohonan kredit . Oleh karena itu,
biasanya bank akan hati-hati dalam permohonan kartu kredit.
3. Permohonan yang dinilai “layak” akan di tindaklanjuti oleh pihak bank
dengan menerbitkan “KARTU KREDIT” atas nama pemohon.
Dalam penerbitan kartu kredit, terdapat tiga pihak terlibat dilamnya ,yaitu:
A. Bank Penerbit Kartu Kredit, bank ini bisa bank-bank swasta, Bank Badan
Usaha Milik Negara. Suatu bank dalam menerbitkan kartu kredit tentu saja
bertujuan untuk:
1) Menerima sebanyak nasabah atau pemegang kartu kredit.
2) Menerima pengusaha dagang yang bisa di ajak kerja sama.
3) Maksimalnya penggunaan kartu kredit.
13
B. Penjualan barang (Merchant), adalah perseorangan (pertokoan) atau
perusahaan yang melakukan kerja sama dengan bank penerbit kartu kredit
untuk menerima kartu kredit sebagai alat transaksi barang dan jasa yang
dijualnya.
Kemanfaatan yang di peroleh penjual barang dengan penggunaan kartu
kredit adalah :
1) Meningkatkan penjualan karena pemegang kartu akan merasa lebih
aman berbelanja di tempat merchant.
2) Dapat mengurangi beban perkerjaan merchant karna dalam setiap
transaksi merchant akan mengeluarkan warkat penjualan untuk
ditandatangani oleh pemegang kartu, untuk selanjutnya dengan
warkat itu merchant akan menagih ke bank penerbit kartu kredit.
3) Dapat digunakan untuk meningkatkan promosi usahanya karena
nama merchant akan tercantum dalam iklan yang di pasang oleh
bank penerbit.
C. Pemegang Kartu Kredit (cardholder) adalah orang perseorangan yang
telah di berikan kepercayaan oleh bank penerbit untuk menggunakan Kartu
kredit dalam melakukan transaksi dengan merchant.
14
Dari beberapa literatur dapat disimpulkan kewajiban para pihak yang terkait
dengan kartu kredit adalah sebagai berikut:
E. Pembiayaan konsumen
15
pembiayaan yang dapat membantu seseorang untuk mendapatkan barang-barang
konsumsi tersebut. Lembaga pembiayaan konsumen ini akan memberikan
kemudahan bagi mereka yang memiliki dana tersebut, bahkan kemudahannya
melebihi kemudahan yang diberikan oleh bank.
16
g. Berapa suku bunga yang di tawarkan , apakah cukup kompetitif/
bersaing atau tidak
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dan
kesimpulan diatas.
18
DAFTAR PUSTAKA
Burton, Richard simatupang, 2007. Aspek hukum dalam bisnis, Jakarta: Rineka
cipta
Fuady, Munir, 2008. Pengantar Hukum Bisnis, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
19