Anda di halaman 1dari 19

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Lembaga Pembiayaan dalam Kegiatan Bisnis

Dalam suatau kegiatan bisnis, banyak masalah yang kadang muncul begitu
saja. Badan usaha yang tadinya cukup mapan, tetapi karena perkembangan
perekonomian, badan usaha tersebut memerlukan modal atau barang modal
tambahan untuk lebih mengembangkan kegiatan bisnisnya.

Penambahan modal dalam suatu kegiatan bisnis umumnya dapat dilakukan


melalui pinjaman di “lembaga” perbankan. Namun, karena lembaga ini
memerlukan jaminan yang kadang kala tidak bisa dipenuhi oleh badan usaha yang
bersangkutan, maka diperlukan suatu upaya lain, yang tanpa jaminan dan lebih
mudah prosesnya. Upaya lain tersebut dapat dilakukan melalui suatau jenis badan
usaha yang disebut lembaga pembiayaan.

Lembaga pembiayaan diatur dalam keputusan presiden Nomor 61 Tahun


1998 tanggal 20 Desember 1988, dan dijabarkan lebih lanjut dengan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 1251/ KMK.013/1998 tanggal 20 Desember 1998 junc
to Keputusan Menteri Keuangan Nomor 468/KMK.017/ 1995 tentang ketentuan
dan tata cara pelaksanaan lembaga pembiayaan.1

Menurut pasal 1 ayat (2) Keputusan Presiden Nomor 61 tahun 1988, yang
dimaksudkan dengan Lembaga Pembiayaan adalah “ Badan usaha yang
melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang
modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.“

Dari pengertian di atas, paling tidak lembaga pembiayaan memuat dua


unsur pokok, yaitu:

1. Melakukan kegiatan dalam bentuk penyediaan dana dan/atau barang


modal

1
Zaeni Asyhadie, HUKUM BISNIS (Jakarta: PT RAJA GRAFINDO PERSADA,2017) hlm.

1
2. Tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat sehingga sering
disebut Non- Depository Financial Institution.

Dengan demikian, satu-satunya persamaan lembaga pembiayaan dengan


perbankan adalah sama - sama melakukan kegiatan pembiayaan bagi badan usaha
lainnya. Namun, perbedaannya adalah sebagai berikut.

1. Lembaga pembiayaan dalam melaksanakan kegiatannya tidak memungut


dana dari masyarakat, sedangkan perbankan memungut dana dari
masyarakat.
2. Lembaga pembiayaan melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan dana atau barang modal, sedangkan perbankan melakukan
kegiatan pembiayaan hanya dalam bentuk modal finansial.
3. Lembaga pembiayaan melakukan kegiatan pembiayaan kadangkala tidak
memerlukan jaminan, sedangkan perbankan selalu disertai dengan
jaminan.

Jenis- jenis lembaga pembiayaan yang dikenal adalah sebagai berikut.

A. Leasing (Sewa Guna Usaha)

Kata Leasing berasal dari kata Lease (Bahasa Inggris) yang berarti
menyewakan. Oleh karena itu, maka yang dimaksudkan dengan
Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyediaan atau menyewakan barang- barang atau modaluntuk
digunakan oleh perusahaan lain dalam jangka waktu tertentu

1. Unsur- unsur Leasing

a) Adanya para pihak, yaitu:


 Pihak pemberi Leasing (lessor)
 Pihak penerima Leasing (lesse)
 Pihak penyedia barang modal (supplier)
b) Adanya biaya (dana)

2
c) Adanya barang modal
d) Adanya jangka waktu yang ditentukan
e) Adanya pembayaran kembali harga sewa
f) Adanya hak opsi untuk membeli barang modal (untuk
model finance leasing )
g) Adanya nilai sisa (yang akan dibayarkan sekaligus oleh
lesse dalam hal finance leasing)2

2. Ciri –ciri Leasing

Secara umum, menurut Mr.A.C.Goudsmit dan Mr.J.A.M.P.Keijser,


ciri- ciri leasing adalah sebagai berikut.

 Leasing merupakan suatu cara pembiayaan. Tentunya masih ada


aspek- aspek lain pada Leasing, namun segi pembiayaan adaalah
salah satu ciri utama, baik pada finance lease maupun pada
Operating Lease
 Biasanya ada hubungan jangka waktu Lease dan masa kegunaan
benda yang di lease tersebut. Inilah perbedaan pokok dengan sewa
menyewa biasa. Pada umumnya dapat dikatan bahwa masa Leasing
dalam suatu finance lease sama dengan masa kegunaan ekonomis
benda yang di – lease.

3. Jenis – jenis Leasing

 Operating Leasing
Merupakan leasing dimana diakhir masa leasing tidak diberikan
hak pilih (opsi) bagi lesse untuk membeli barang leasing tersebut
 Financial leasing
Merupakan leasing dimana diakhir masa leasing diberikan hak
pilih bagi lesse untuk memiliki barang modal tersebut dengan jalan
membelinya dengan harga yang ditetapkan bersama

2
Munir Fuady,Pengantar Hukum Bisnis (Bandung: PT CITRA ADITYA BAKTI,2008) hlm.122

3
 Sale and Lease Back
Merupakan jenis leasing dimana barang modal berasal dari lesse
sendiri, kemudian barang tersebut dijual kepada lessor (pemberi
dana) dan selanjutnya lessor menyewakan barang tersebut kepada
lesse kembali, yang biasanya digunakan financial leasing3

4. Mekanisme Terjadinya Leasing

Pengertian mekanisme terjadinya Leasing disini adalah proses atau


tata cara yang ditempuh oleh para pihak, untuk mendapatkan barang
modal yang diperlukan.

Mekanismenya antara lain :

1. Setelah menentukan barang modal yang dibutuhkan, Lesse


memilih dan menentukan Supp;ier
2. Selanjutnya Lesse mengisi permohonan Leasing yang
kemudian setelah dilengkapi dengan dokumen yang
dipersyaratkan, Lesse mengirim permohonannya kepada
Lessor.
3. Lessor meneliti keadaan dan kelayakan perusahaan Lesse.
Setelah menyetujui, Lessor akan meminta pada Lesse untuk
menandatangani kontrak Leasing. Bersamaan dengan itu,
Lesse akan menandatangani perjanjian asuransi untuk
barang modal yang disewa dengan perusahaan asuransi yang
disetujui oleh lessor.
4. Kontrak pembelian barang atau modal akan ditandatangani
lessor dengan supplier barang tersebut.
5. Supplier selanjutnya akan mengirim barang modal yang
dibutuhkan Less eke lokasi atau tempat dimana barang
modal tersebut akan dipergunakan.

3
Ibid.

4
6. Lesse akan menandatangani tanda terima barang modal dan
menyerahkannya kepada supplier
7. Supplier menyerahkan surat tanda terima dari lesse, sebagai
bukti pemilikan dan pemindahan pemilikan kepada Lessor.
8. Lessor selanjutnya membayar barang harga modal yang
dibutuhkan Lesse kepada Supplier
9. Lesse membayar harga sewa secara periodic kepada Lessor
sesuai dengan jadwal dan besar harga per periode sesuai
dengan perjanjian Leasing yang disepakati.4

System Leasing memberikan peluang menarik bagi pengusaha,


karena mempunyai keunggulan-keunggulan berikut sebagai
alternative baru bagi pembiayaan di luar system perbankan.

a) Proses pengadaan peralatan modal relative lebih cepat dan


tidak memerlukan jaminan kebendaan, prosedurnya
sederhana dan tidak ada keharusan melakukan studi
kelayakan yang memakan waktu lama
b) Pengadaan kebutuhan modal dan alat- alat berat dan mahal
dengan teknologi tinggi amat meringankan terhadap
kebutuhan cash flow mengingat system pembayaran cicilan
jangka panjang
c) Posisi cash flow perusahaanakan lebih baik dan biaya- biaya
modal lebih mudah dan menarik
d) Perencanaan keuanagn perusahaan lebih mudah dan
sederhana.

4
Op.Cit

5
B.ANJAK PIUTANG

1. Pengertian Anjak Piutang (Factoring)

Lembaga anjak piutang atau factoring merupakan lembaga


pembiayaan yang dalam melakukan usaha pembiayaan nya dilakukan
dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang
atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan
dalam atau luar negeri. Lembaga anjak piutang ini sebenrnya sudah
dikenal sejak 2.000 tahun lalu. Pada saat itu bentuk anjak piutang ini
memang masih sederhana. Pihak factor biasanya sebagai agen penjualan
yang sekaligus pemberi perlindungan kredit. Kegiatan semacam ini
dikategorikan sebagai general factoring.
Namun tampaknya belum banyak kalangan pengusaha di Indonesia
yang memanfaatkan jasa factoring dalam mendukung usahanya, baik itu
transaksi ekspor-impor maupun masalah pendanaan lainnya.
Jasa factoring terbagi menjadi 2 bagian jasa keuangan dan jasa non
keuangan,dalam hal jasa keuangan biasanya perusahaan factor dapat
memberi prefinancing sampai 80% dari piutang dagang. Sedangkan untuk
jasa non-finanancing perusahaan factor melayani pegelolaan kredit bagi
kepentingan klien.5
Yang menjadi dasar hokum factoring adalah kontrak leasing itu
sendiri adalah asas kebebasan berkontrak. Selanjutnya, terdapat berbagai
perundang- undangan tentang factoring dan pengaturan tentang pengalihan
piutang dalam KUH Perdata, dan perundang-undangan dibidang keuangan
dan pembiayaan.6

5 Burton Richard Simatupang, Aspek hukum dalam bisnis (Jakarta: Rineka cipta,2007) hlm119

6
Munir Fuady,.Op.Cit. hlm.123

6
2. Mekanisme kerja factoring

Dalam kegiatan factoring terdapat 3 pihak yang terlibat aktif, yaitu


perusahaan factoring,klien, dan customer. Klien adalah pengguna jasa
perusahaan factoring dan customer adalah pihak yang berhutang kepada
klien. Perusahaan factoring tidak mempunyai costumer, sedangkan klien
bisa berupa pedagang,pabrik,pemilik took, petni dan sebagainya.
Adapun mekanisme perdagangan domestic dengan factoring adalah
sebagai berikut ; Penjual (klien) menyerahkan barang kepada pembeli
(customer). Lantas pembeli menyerahkan invoice kepada penjual.
Kemudian klien menyerahkan foto kopi invoice kepada perusahaan
factoring. Perusahaan factoring segera membayar sampai 80% dari nilai
kepada pembeli, lalu pembeli membayar tagihan tadi kepada perusahaan
factor mengembalikan sisa pembayaran kepada penjual sebesar 20%bdari
nilai invoice yang dikurangi fee yang telah disepakati bersama dalam
kontrak factoring.
Jadi transaksi anjak piutang merupakan pengalihan mutlak
yangdilakukan oleh klien terhadap perusahaan factoring atas utang pihak
ketiga. Karena adanya pembelian barang atau jasa dari pihak kreditur. Dan
7
piutang atau tagihan-tagihan itu sifatnyajangka pendek.
Piutang yang diperjualbelikan itu adalah yang berbentuk sura
pengakuan piutang(promissory), atau piutang yang terbit dan transaksi
dagang(trade transaction). Kepada pihak debitur atau pihak yang
berhutang, biasanya akan diberitahukan, bahwa telah terjadi pengalihan
piutang kepada kreditur keperusahaan factoring.

3. Keuntungan factoring

1. Adanya peningkatan modal keja


2. Adanya perlindungan kredit
3. Manajemen kredit terpercaya
7

7
4. Penagihan piutang aman
5. Administrasi penjualan aman

C. Modal Ventura

Modal ventura sebagai suatu lembaga pembiayaan merupakan suatu


lembaga yang relatif baru di Indonesia. Secara yuridis mulai dikenal tanggal 20
desember 1998 dengan dikeluarkannya keputusan presiden NOMOR 61 Tahun
1998, yang kemudian dijabarkan lebih lanjutdengan keputusan menkeu Nomor
1251/KMK.013/1998 juncto menkeu Noor 468/KMK.017/1995 tentang ketentuan
dan tata cara pelaksanaan lembaga pembiayaan.

Perusahaan modal ventura adalah suatu badan usaha yang melakukan


kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal dalam suatu perusahaan
pasangan usaha untuk jangka waktu tertentu. Perusahaan pasangan usaha atau
disingkat dngan PPU adalah perusahaan yang memperoleh pembiayaan dalam
betuk penyertaan modal usaha dari perusahaan modal ventura.

Sebagaimana halnya dengan lembaga pembiayaan yang lain, modal


ventura juga merupakan salah satu alternative untuk mendapatkan pembiayaan
dan/atau penambahan modal diluar perbankan. Dikatakan alternative kerena
perusahaan modal ventura ini juga dapat memberikann modal, khususnya bagi
badan usaha-badan usaha yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan modal
dari perbankan. Hal ini dsebabkan karena untuk mendapatka modal dari
perbankan diperlukan adanya jaminan (collateral) yang oleh perusahaan yang
bersangkutan (PPU) tidak bisa memenuhi. Oleh karena itu perusahaan modal
ventura merupakan satu-stunya jalan.

Pembiayaan modal vntura merupakan pembiayaan dalambentuk


penyertaan modal dan bersifat pembiayaan aktif. Oleh karena itu dalam
menjalankan usahanya, perusahaan modal ventura harus mempertimbangkan
untung dan rugi nya dalam pembiayaan PPU. Pertimbangan ini didasari atas
penilaian PPU mencakup hal-hal diantaranya :8
8 Asyhadie, zaeni, 2005. HUKUM BISNIS: PRINSIP DAN PELAKASANAANYA DIINDONESIA, Jakarta: Rajawali pers.

8
1. Mempelajari secara umum sifat bisnis, kondisi neraca dan keuangan serta
rencana kerja dari perusahaan yang bersangkutan
2. Bertemu dengan manajerial untuk berdiskusi langsung mengenai kinerja
perusahaan, sekaligus mencoba menilai kemampuan dari manajemen
3. Secara formal, menginformasikan mengenai jenis usaha kepada seorang
ahli dibidang industry yang bersangkutan
4. Menghitung apakah kinerja perusahaan dimasa mendatang dpat
memberikan tingkat pengembalian investasi yang wajar

manajemen perusahaan pada tahap ini akan membuat perhitungan nilai


saham yang ditawarkan. Ada beberapa metode penilaian saham yaitu sebagai
berikut.

1. Harta perusahaan, terutama perusahaan yang memiliki tanah dan


bangunan sebagai komponen terbesar dari total asetnya, dinilai menurut
harga pasarnya dan dikurangi dengan seluruh utang perusahaan yang ada.
2. Dengan menghitung nilai sekarang dari proyeksi laba perusahaan dimasa
mendatang
3. Nilai saham ditentukan dengan mengalikan laba per saham menurut buku
yang sekarang dengankelipatan tertentu.
a) Ciri-ciri modal ventura
a. Pemberian bantuan tidak berupa modal, tetapi juga perusahaan modal
ventura ikut terlibat dalam manajemen perusahaan yang dibantu (PPU)
b. Pemberian bantuan yang dilakukan tidak permanen
c. Motif pemberian bantuan adalan bersifat bisnis karena perusahaan modal
ventura mengahrapkan keuntungan bagi hasil.
d. Pemberian bantuan tanpa jaminan.
b) Jenis-jenis modal ventura
a. Conventional loan
Pinjaman jenis ini bisa diberikan tanpa jaminan dan bis pula
disertai jaminan

9
b. Conditional loan
Dalam model ini, perusahaan modal ventura turutmenikmati
laba,bila proyek yang dibiayai menangguk keuntungan dan turut pula
menanggung rugi seandainya perusahaan yang dibiayai ternyata
mengalami kerugian
c. Equity investment
Modal ventura yang menyatakan saham untuk mendukung kegatan
perusahaan yang baru berdiri an antara perusahaan modal ventura dengan
perusahaan yang dibiayai terjalin kerja sama dibidang manajemen.9

c) Keunggulan dan kerugian modal ventura


Keunggulan modal ventura sebagai berikut :
1. Modal ventura dapat menjadi sumber dana bagi perusahaan yang
belum memenuhi syarat untuk mengajukan kredit bank.
2. Adanya bantuan manajemen dari perusahaan modal ventura dapat
menambah kemajuan jalannya perusahaan penerima bantuan PPU
3. Perusahaan yang dibantu (PPU) dapat memperluas jaringan usaha
melalui perusahaan-perusahaan lain yang dibantu oleh perusahaan
modal venrtura

Kerugian modal ventura

1. Kepemilikan pemegang saham pendiri perusahaan yang bersangkutan


akan berkurang dengan adanya investor modal ventura. Artinya
bagian keuntungan pemegang sahampendiri tersebut hanya bersifat
temporer, dan dengan adanya injeksi dana segar, suatu saat nilai
perusahaan akan meningkat, yang berarti tingkat pengembalian modal
dengan sendirinya juga meningkat.

9 Asyhadie, zaeni, 2005. HUKUM BISNIS: PRINSIP DAN PELAKASANAANYA DIINDONESIA, Jakarta: Rajawali pers.

10
2. Dengan adanya investor tersebut, peegang saham pendiri tidak lagi
memiliki pengendalian mutlak terhadap perusahaan. Ini merupakan
konsekuensi yang normal dimana pun juga.
3. Laju pertumbuhan usaha mungkin dapat terganggu jika pada suatu
saat timbul perbedaan pendapat yang prinsipil antara investor baru
dengan pemegang saham pendiri. Namun kemungkinan ini dapat
dihilangkan dengan sikap keterbukaan dan membangun kepercayaan
dari masing masing pihak dari waktu ke waktu.10

D. Kartu Kredit

Lembaga pembiayaan kartu kredit ini seperti halnya pembiayaan


konsumen amat berbeda dengan lembaga pembiayaan lainnya, dimana dalam
lembaga Pembiayaan lainnya (Leasing, Anjak piutang, dan modal ventura)
umumnya yang mendapatkan pembiayaan adalah badan usaha, sedangkan pada
kartu kredit yang mendapat pembiayaan adalah konsumen atau masyarakat luas.11

Kartu kredit sekarang sudah amat populer dan dikenal oleh masyarakat
banyak, karena sangking banyaknya sekarang badan usaha yang menerbitkan
kartu kredit.

Menurut Kartono Muhammad ,kartu kredit adalah alat pembayaran


melalui jasa bank atau perusahaan pembiayaan dalam transaksi jual beli barang
dan jasa, atau alat menarik uang tunai di bank. Sedangkan menurut Johannes
Ibrahim(2004:11) kartu kredit atau kredit card adalah uang plastik yang di
terbitkan oleh suatu instansi yang memungkinkan pemegang kartu untuk
memperoleh kredit atas transaksi yang dilakukan dan pembayaran dapat dilakukan
secara angsuran dengan membayar sejumlah bunga (finance charge) atau
sekaligus pada waktu yang di tentukan.

10 Asyhadie, zaeni, 2005. HUKUM BISNIS: PRINSIP DAN PELAKASANAANYA DIINDONESIA, Jakarta: Rajawali pers.

11
Zaeni Asyhadie, S.H., M.Hum. Hukum bisnis: Prinsip dan Pelaksanaanyadi Indonesia (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada )
hlm 127

11
Kartu kredit yang lebih di kenal dengan credit card umunya dibuat dari
sebuah kartu plastik yang ukurannya sama dengan Kartu Tanda Penduduk(KTP)
atau kartu Anjungan Tunai Mandiri(ATM). Kartu ini diterbitkan oleh suatu badan
usaha (umumnya bank) untuk di pergunakan oleh pemegangnya(cardholder)
sebagai alat pembayaran pengganti uang tunai kepada toko-toko, usaha-usaha
lainnya yang di tunjuk (bisa dengan kerja sama) oleh penerbit kartu kredit.

Jalannya prosedur untuk penerbitan kartu kredit adalah sebagai berikut : (Johanes
Ibrahim,2004:11)

1. Nasabah melakukan permohonan sebagai pemegang kartu dengan


memenuhi persyaratan yang tercantum dalam aplikasi atau formulir
permohonan yaitu yang memuat :
a) Data Pribadi
Dicantumkan nama pribadi secara lengkap sesuai dengan
identitas pemohon (KTP, Paspor) nomor KTP, kewarganegaraan,
tanggal lahir, alamat lengkap pemohon, dan status
kepemilikannya serta pedidikan terakhir dari pemohon
b) Data perkerjaan
Yang dimaksud dengan data pekerjaan adalah tempat nasabah
melakukan pekerjaan, apakah wiraswasta atau pegawai swasta,
atau pegawai negri atau kalangan profesional tertentu
Dalam data pekerjaan ini harus disebutkan: Nama
perusahaannya, bidang usaha, jabatan dan alamat tempat
kerjanya.
c) Data Penghasilan dan Referensi Bank
Penghasilan pemohon di hitung besarnya pertahun yang dihitung
dari penghasilan pokok ditambah tunjangan tunjangan lain.
Aktivitas pemohon dalam menata bukukan penghasilannya pada
lembaga keuangan perbankan atau non bank , dilengkapi dengan
bukti bukti fisik yang berupa rekening koran, buku tabungan
,deposito dan lain-lain.

12
d) Data Lainnya
Merupakan data pendukung dari pemohon, misalnya apakan
pemohon sudah berkeluarga, keterangan suami/Istri, jumlah
tangguangan, dan jika ada lengkapi dengan perusahaan atau
tempat bekerja data pendukungnya.
e) Pernyataan Pemohon
Umumnya ini merupakan pernyataan dari pemohon bahwa data
yang di ajukan beserta dokumen yang menyertainya kepada bank
penerbit adalah benar adanya.
2. Bank menganalisis permohonan dari nasabah (pemohon) berdasarkan
data yang di ajukan. Analisis yang dilakukan bank penerbit sama dengan
analisis dalam mengajukan permohonan kredit . Oleh karena itu,
biasanya bank akan hati-hati dalam permohonan kartu kredit.
3. Permohonan yang dinilai “layak” akan di tindaklanjuti oleh pihak bank
dengan menerbitkan “KARTU KREDIT” atas nama pemohon.

1 . Para Pihak dalam Pembuatan Kartu Kredit

Dalam penerbitan kartu kredit, terdapat tiga pihak terlibat dilamnya ,yaitu:

A. Bank Penerbit Kartu Kredit, bank ini bisa bank-bank swasta, Bank Badan
Usaha Milik Negara. Suatu bank dalam menerbitkan kartu kredit tentu saja
bertujuan untuk:
1) Menerima sebanyak nasabah atau pemegang kartu kredit.
2) Menerima pengusaha dagang yang bisa di ajak kerja sama.
3) Maksimalnya penggunaan kartu kredit.

Disamping itu bank akan menerbitkan kartu Kredit, karena Kartu


Kredit dapat sebagai : (1) sarana promosi dan meningkatkan citra
bank, (2) sarana untuk membantu masyarakat golongan menengah
ke atas dalam melakukan pembayaran dan (3) sarana untuk
menambah pendapatan berupa bunga

13
B. Penjualan barang (Merchant), adalah perseorangan (pertokoan) atau
perusahaan yang melakukan kerja sama dengan bank penerbit kartu kredit
untuk menerima kartu kredit sebagai alat transaksi barang dan jasa yang
dijualnya.
Kemanfaatan yang di peroleh penjual barang dengan penggunaan kartu
kredit adalah :
1) Meningkatkan penjualan karena pemegang kartu akan merasa lebih
aman berbelanja di tempat merchant.
2) Dapat mengurangi beban perkerjaan merchant karna dalam setiap
transaksi merchant akan mengeluarkan warkat penjualan untuk
ditandatangani oleh pemegang kartu, untuk selanjutnya dengan
warkat itu merchant akan menagih ke bank penerbit kartu kredit.
3) Dapat digunakan untuk meningkatkan promosi usahanya karena
nama merchant akan tercantum dalam iklan yang di pasang oleh
bank penerbit.
C. Pemegang Kartu Kredit (cardholder) adalah orang perseorangan yang
telah di berikan kepercayaan oleh bank penerbit untuk menggunakan Kartu
kredit dalam melakukan transaksi dengan merchant.

Seseorang pemegang kartu kredit akan merasakan kemanfaatan


penggunaan kartu kredit sebagai alat pembayaran, yaitu:

1) Praktis dan nyaman, artinya pemegang kartu kredit tidak perlu


membawa uang tunai , dan tidak perlu khawatir akan kekurangan
uang untuk pembayaran.
2) Bergengsi, karena umumnya pemegang kartu kredit adalah kelas
menegah ke atas yang tidak semua orang dapat menggunakan
kemanfaatan kartu kredit.

2. Kewajiban Para Pihak

14
Dari beberapa literatur dapat disimpulkan kewajiban para pihak yang terkait
dengan kartu kredit adalah sebagai berikut:

1. Kewajiban Bank Penerbit


1) Memberikan kartu kredit kepada pemegang beserta hak dan
kewajibannya.
2) Memberikan Jumlah tagihan pembelian kepada pemegang kartu
kredit.
3) Menagih dan menerima daftar jumlah pembelian barang jasa dari
pemegang kartu.
2. Kewajiban Penjual Barang (Merchant)
1) Menerima pemegang kartu kredit sebagai pembeli.
2) Menyodorkan surat tanpa pembelian kepada pemegang kartu kredit
untuk di tandatangani.
3) Mejual barang tidak melebihi harga penjualan tunai.
3. Kewajiban Pemegang Kartu Kredit
1) Mematuhi batas maksimum jumlah yang bisa di bayar dengan
kartu kredit.
2) Menandatangani surat tanda pembelian barang.
3) Membayar kembali harga pembelian sesuai jumlah tagihan bank
penerbit

E. Pembiayaan konsumen

Lembaga pembiayaan konsumen (concumers Finance) adalah suatu


lembaga yang dalam melakukan pembiayaan pengadaan barang untuk kebutuhan
konsumen dilakukan dengan sistem pembayaran secara angsuran atau berkala.12

Bila ada seseorang yang menginginkan barang-barang konsumen seperti


mobil, pesawat TV, radio, tape recorder , lemari es, tempat tidur dan lain-lain,
sementara penghasilannya tidak cukup untuk membeli secara lunas, maka tidak
perlu berkecil hati sebab telah ada sebuah lembaga yang dinamakan lembaga
12
Richard Burton Simatupang, S.H., Aspek Hukum Dalam Bisnis (Jakarta: Rineka Cipta,2007 )
hlm126

15
pembiayaan yang dapat membantu seseorang untuk mendapatkan barang-barang
konsumsi tersebut. Lembaga pembiayaan konsumen ini akan memberikan
kemudahan bagi mereka yang memiliki dana tersebut, bahkan kemudahannya
melebihi kemudahan yang diberikan oleh bank.

Kehadiran lembaga pembiayaan konsumen ini sebenarnya secara informal


sudah tumbuh sejak lama sebagai bagian dan aktivitas trading. Namun secara
normal baru diakui sejak 1988 melalui SK Menteri Keuangan Nomor
1251/KMK.013/1988 yang secara formal mengangkat kegiatan usaha pembayaran
ke permukaan, sebagai bagian resmi sektor jasa keuangan.

Lembaga pembiayaan konsumen ini berbeda dengan bank, walaupun


kedua-duanya merupakan sumber dana yang di perlukan seseorang. Bila
pembiayaan konsumen akan melihat barang-barang apa saja yang di biayai, maka
pada kredit bank pihak bank cukup memandang siapa konsumen yang akan
mendapat bantuan dana. Kedua lembaga ini mempunyai kesamaan seperti,
objeknya sama yaitu, barang-barang konsumsi, dan mengenakan bunga sebagai
biaya.

Bahwa setiap konsumen menginginkan adanya kemudahan, keringanan,


pelayanan, dan tidak berbelit-belit. Oleh karena itu beberapa hal akan menjadi
pertimbangan bagi konsumen untuk memilih lembaga pembiayaan mana yang
dapat membantu untuk mendapatkan barang-barang konsumsi yang akan di
pergunakan, yaitu antara lain berikut ini:

a. Persyaratan yang tidak rumit.


b. Proses penelitian konsumen oleh bank/ lembaga keuangan.
c. Jangan waktu untuk memutuskan.
d. Uang muka yang di minta banyak atau sedikit?
e. Jangka waktu pembayaran yang dimungkinkan, sebab konsumen ada
yang minta waktu pendek, dan ada yang mau jangka panjang.
f. Berapa jumlah rupiah yang di berikan

16
g. Berapa suku bunga yang di tawarkan , apakah cukup kompetitif/
bersaing atau tidak

17
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang dilakukan kegiatan


pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau modal dengan tidak menarik
dana secara langsung dari masyarakat. Peranan lembaga pembiayaan yakni
sebagai salah satu lembaga sumber pembiayaan alternative yang potensial untuk
menunjang pertumbuhan perekonomian nasional serta menampung dan
menyalurkan aspirasi dan minat masyarakat, berperan aktif dalam pembangunan
dimana lembaga pembiayaan ini diharapkan masyarakat atau pelaku usaha dapat
mengatasi salah satu factor yang umum dialami yaitu factor pemodalan. Jenis
jenis lembaga pembiayaan adalah

 Sewa guna usaha ( Leasing )


 Anjak piutang
 Modal ventura
 Kartu kredit
 Pembiayaan konsumen

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dan
kesimpulan diatas.

18
DAFTAR PUSTAKA

Asyhadie, zaeni, 2005. Hukum Bisnis: Prinsip Dan Pelakasanaanya Diindonesia,


Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Burton, Richard simatupang, 2007. Aspek hukum dalam bisnis, Jakarta: Rineka
cipta

Fuady, Munir, 2008. Pengantar Hukum Bisnis, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

19

Anda mungkin juga menyukai