Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Kepemimpinn merupakan unsur penting di dalam sebuah perusahaan atau organisasi lain,
sebab tanpa adanya kepemimpinan dari seorang pemimpin maka suatu perusahaan tersebut
akan mengalami kemunduran. setiap pemimpin memiliki perilaku yang berbeda dalam
memimpin yang disebut gaya kepemimpinan. Yang dijalankan oleh seorang pemimpin yaitu
dapat mempengaruhi orang lain sesuai dengan keinginannya sendiri.

Kepemimpinan memiliki hubungan erat dengan motivasi, karena keberhasilan seorang


pemimpin dalam menggerakan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Makalah ini akan membahas mengenai pengertian motivasi, teori serta faktor pendorong
motivasi, pengertian kepemimpinan, nilai, prinsip serta solusi menyelesaikan masalah dalam
kepemimpinan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Apa pengertian motivasi?
Teori apa saja yang termasuk dalam motivasi?
Apa faktor pendorong motivasi?
Apa pengertian kepemimpinan,
Apa prinsip kepemimpinan?
Bagaimana solusi menyelesaikan masalah dalam kepemimpinan?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui pengertian motivasi, faktor-faktor
yang mendorong motivasi. Selain itu juga untuk membahas pengertian kepemimpinan,
prinsip kepemimpinan serta solusi menyelesaikan masalah dalam kepemimpinan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 pengertian motivasi
Motivasi sering, diartikan dengan istilah doronoan, yang berarti tenaga yang
menggerakkan jiwa dan jasmani untuk berbuat, sehingga motif merupakan “driving
force”seseorang, untuk bertingkah laku dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setiap
orang mempunyai motif diri yang tentu bisa berbeda antara orang yang satu dengan yang
lainnya. Hal dapat diuraikan dengan adanya ciri-ciri motif individu sebagai berikut :

 Motif itu majemuk, artinya bahwa sesuatu perbuatan tidak hanya mempunyai satu tujuan,
namun multi tujuan yang herlangsung bersama-sama.
 Motif dapat beruhah-ubah, maksudnya motif pada seseorang sering mengalami perubahan
karena keinginan manusia dapat berubah-ubah sesuai dengan kebutuhannya.
 Motif berbeda antar individu, hal ini berarti motif sebagai kekuatan atau dorongan
seseorang melakukan tindakan atau bertingkah laku, maka akan dapat berbeda antara
individu yang satu dengan yang lainnya.
 Motif individu bersifat komplek, artinya pada diri individu akan didapati beberapa atau
banyak motif diri untuk melakukau tindakan. Dari motif yang banyak tersebut akan saling
herinteraksi pada diri individu, sehingga akan nampak adanya motif yang komplek pada diri
seseorang.1

2.2 Teori-teori Motivasi

1. MOTIVASI INDIVIDU
Motivasi menurut Hedjrahman Ranupandojo dan Suad Husnan adalah proses untuk mencoba
mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan. Dengan demikian
motif
yang ada pada individu perlu dirangsang/didorong/dimotivisir, agar individu tersebut dengan
motif yang ada pada dirinya dapat, melakukan tindakan atau kerja yang positif, sehingga
motifirya terpenuhi dan kebutuhan organisasi perusahaan juga terpenuhi.Berbicara tentang
motivasi kerja individu terdapat 3 hal pokok pertanyaan yang diajukan yaitu :

 apa yang menjadi penggerak atau sumber tingkah laku seseorang itu?
 apa yang mengarahkan atau mengatur tingkah laku seseorang itu?
 bagaimana tingkah laku itu dipertahankan.

Untuk memberikan jawaban atas pertanyaan pertanyaan tersebut salah satu teori yang dapat
dibahas adalah “teori keputusan” atau “Content Theory”

Teori akan mencoba menjawah pertanyaan-pertanyaan:


kebutuhan apa yang diinginkan seseorang untuk diptiaskan dan kebutuhan apa yang
mendorong mereka untuk bertindak.Teori keputusan ini menvatakan bahwa setiap individu

1
Priyono, pengantar manajeme, (Jakarta, Zifatma Publisner,2007) cet. I hal 77-79

2
mempunyai kebutuhan sendiri-sendiri, yang rnenyebahkan pada dirinya terdorong dan
dimotovisir serta mereka bertindak dan bertingkah laku untuk memenuhinya.
.
2. TEORI KEBUTUHAN MASLOW

Menurut Abraham 11. Maslow untuk memutuskan tindakan atau perilaku seseorang terdapat
pada hirarki kebutuhan dengan 3 macam asumsi dasar teorinya, yaitu :

1.Manusia merupakan makhluk yang selalu membutuhkan sesuatu yaitu keinginan untuk
memuaskan berbagai tujuan. Kebutuhan yang tidak terpenuhi akan mempengartihi tingkah
laku, akan tetapi kebutuhan yang terpenuhi tidak akan memotivisir untuk bertingkah laku
sesuai dengan kebutuhannya.
2.Kebutuhan seseorang diatur secara hertingkat dan atau berurutan dari yang paling dasar
sampai yang paling tinggi.
3.Kebutuhan seseorang bergerak dari tingkat yang paling bawah ke tingkat berikutnya setelah
kebutuhan tingkat yang paling hawah terpenuhi secara maksimal Hirarki (tingkatan)
kebutuhan seseorang yang akan menggerakkan tingkah lakunya dapat digambarkan seperti
berikut :2

a. Kebutuhan fisiologis
merupakan kebutuhan seseorang yang paling utama, karena kebutuhan ini merupakan
kebutuhan untuk hidup dan kehidupan, seperti kebutuhan akan makanan, minuman, pakaian
dan tempat tinggal. Selama kebutuhan ini belum terpenuhi, maka mereka akan terdorong
bekerja keras
untuk memenuhinya.
b. Kebutuhan rasa aman
adalah kebutuhan berkaitan dengan keamanan secara ekonomi dan sosial, artinya mereka
memerlukan rasa aman terhadap ancaman kehilangan pekerjaan dan penghasilan. Bagi
seseorang yang kehilangan pekerjaan akan menanggung rasa aman ekonomi (penghasilan)
dan rasa aman sosial (pengangguran).
c. Cinta dan Kasih Sayang
individu membutuhkan komunikasi dan interaksi kelompok dengan pergaulan yang
menyenangkan dan terciptanya rasa kerja sama yang baik. dengan demikian akan rasa
hormat menghormati dan rasa kasih sayang antar individu dapat tercipta.
d. Kebutuhan penghargaan,
yaitu keinginan dan kebutuhan seseorang untuk mendapat penghargaan atas prestasi kerja
yang
telah dicapainya. Mereka akan melaksanakan pekerjaan dengan baik walaupun pekerjaan
tersebut dirasa sulit, berat maupun penuh resiko, semata-mata hendak memperoleh
penghargaan
dari pimpinannya.
e. Kebutuhan aktualisasi diri,
rnaksudnya adalah kebutuhan yang berkaitan dengan keinginan lebih, keinginan maju
maupun keinginan menjadi orang “ter. Kebutuhan ini merupakan tingkatan terakhir dari

2
Priyono, pengantar manajeme, (Jakarta, Zifatma Publisner,2007) cet. I hal 79-81

3
hirarki kebutuhan, dan memang kebutuhan ini menjadi pendorong yang kuat bagi mereka
vang bekerja
telah “mapan” dalam arti semua kebutuhan yang lainnya sudah terpenuhi. Melihat berbagai
kebutuhan yang menjadi tujuan setiap individu, maka seorang pemimpin organisasi
perusahaan harus berusaha mencari dan memenuhi kebutuhan tersebut untuk dapat memacu
mereka bekerja secara baik dan maksimal.

3. TEORI X DAN TEORI Y MC GREGOR


Teori ini dikembangkan berdasarkan penelitian psikologis, dengan konsepsi awalnya bahwa
manusia mempunyai sifat-sifat yang saling bertentangan yang ekstrim, misal pada diri
seseorang
akan bertingkah laku lemah lembut, penyanyang, simpatik, penurut dan lainnya. Namun pada
saat lain manusia juga dapat bertingkah laku kasar, membenci, suka mengganggu dan lain
sebagainya. Dari dua sisi sifat ini lalu dikembangkan menjadi 2 teori yaitu teori x dan teori y.
Penelitian yang dilakukan pada manajer-manajer “tradisional”, maka diperoleh hasil bahwa
mereka para manajer tradisional bekerja berdasarkan kerangka konsep yang merupakan titik
ekstrim negatif dengan kata lain mereka menggunakan teori x. Manajer yang menggunakan
teori x memandang bawahan sebagai memiliki ciri-ciri (sifat) sebagai berikut :3

-pada umumnya mereka (orang) tidak suka bekerja, untuk itu sedapat mungkin mereka
menghindari pekerjaan
mereka (orang bawahan) tidak senang diarahkan
-mereka lebih senang menghindari tanggungjawab
-mereka tidak mempunyai ambisi
-mereka mempunyai sifat pasifUntuk kesemuanya itu maka manajer harus melakukan
tindakan
dalam memanfaatkan bawahan dengan perlakuan :

 Mereka perlu dipaksa bekerja dengan berbagai peraturan ketat.


 Mereka perlu diperintah dan diancam.
 Mereka perlu diawasi secara ketat.
 Dan lain sebagainya yang membuat bawahan untuk dapat melakukan pekerjaan dan
tanggungjawabnya.

Pada sisi lain Gregor mencoba meneliti lebih lanjut pada para manajer modern, yang
diperoleh gambaran bahwa mereka sudah melakukan pendekatan yang lain yang lebih positif
yang merupakan kebalikan dari pendekatan dengan teori x, yaitu
mereka menggunakan teori y. Menurut teori v maka para manajer memandang para
bawahannya memiliki ciri-ciri (sifat) sehagai herikut :
 Mereka akan menghindari adanya “titre clocks”.
 Menghindari adanya peraturan dan pengawasan yang ketat.
 Mereka bekerja berdasarkan sasaran (manajemen objective)
 Pengambilan keputusan secara demokratis.
 Dalam bekerja dengan bawahan mengutamakan partisipasi.
3
Priyono, pengantar manajeme, (Jakarta, Zifatma Publisner,2007) cet. I hal 81-82

4
 Mereka melakukan usaha penyusunan “job enrichment” yang jelas

4. TEORI DUA FAKTOR HERZBERG

Telah dua ahli yang membahas dari hasil studinya tentang permasalahan “motivasi” yaitu
Maslow dan Gregor, maka dalam membicarakan tentang motivasi perlu juga membahas teori
2
faktor Herzberg. Teori mengemukakan bahwa didalam. setiap pekerjaan terdapat dua
kelompok faktor yang menentukan. Kedua faktor tersebut adalah “Maintenance Factors”dan
“Motivator Factors”. Pendekatan dua faktor tersebut didasarkan pada prinsip teori ini, bahwa
pada diri individu ada faktor-faktor yang menyebabkan mereka sangat menyenangi pekerjaan
dan faktor-faktor yang menyebabkan mereka tidak menyenangi pekerjaan.Maintenance
Factors yang sering disebut istilah lain yaitu Hygiene Factor. Faktor ini menguraikan tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan usaha Pemeliharaan hidup individu. Faktor hygiene
ini mencakup kebutuhan pokok individu yang diharapkan dapat diperoleh dari suatu
pekerjaan. Faktor-faktor
tersebut seperti: adanya gaji yang layak, kondisi kerja yang sesuai dan memadai, rasa
keamanan kerja dan adanya tunjangan tambahan, hubungan antar pribadi dan lain
sebagainya. Menurut
hasil penelitian Herzberg terdapat 10 faktor pemeliharaan (hygiene) yaitu :4

1.Kebijakan dan administrasi.


2.Supervisi teknisi.
3.Hubungan pribadi dengan supervisor.
4.Hubungan pribadi dengan teman sejawat.
5.Hubungan pribadi dengan bawahan.
6.Gaji.
7.Keamanan kerja.
8.Kehidupan pribadi.
9.Kondisi kerja.
10.Status

Motivator factors adalah factor-faktor yang dapat memberikan motivasi pada individu
melakukan pekerjaan, sehingga pada dasarnya faktor motivasi ini akan memberikan jawaban
atas pertanyaan faktor-faktor apakah yang benar-benar dapat memotivikasi seseorang
(individu). Herzberg mengajukan 6 faktor yang dapat memotivikasi seseorang sehingga
mereka bersedia melakukan suatu pekerjaan. Faktor-faktor tersebut adalah :
 Hasit yang membahagiakan
 Penghargaan
 Kemajuan
 Pekerjaan itu sendiri

4
Priyono, pengantar manajeme, (Jakarta, Zifatma Publisner,2007) cet. I hal 84-85

5
 Kemimgkinan berkemhang
 Tanggung jawab

Secara garis. besar menurut teori I lerzberg im, faktor yang henar benar dapat mernotivikasi
seseorang adalah falaor yang berhubungan dengan pekcrjaan itu sendiri.

5. Teori Prestasi (Achievement) dari McClelland


Teori ini mengklasifikasi motivasi berdasarkan akibat suatu kegiatan berupa prrstasi yang
dicapai, termasuk juga dalam brkerja. Dengan kata lain kebutuhan berprestasi merupakan
motivasi dalam pelaksanaan pekerjaan. Dalam hubungannya dengan Teori Maslow, berarti
motivasi ini terkait dengan kebutuhan pada urutan yang tinggi, terutama kebutuhan
aktualisasi diri dan kebutuhan akan status dan kekuasaan. Kebutuhan ini memerlukan dan
mengharuskan seseorang pekerja melakukan kegiatan belajar, agar menguasai
ketrampilan/keahlian yang
memungkinkan seorang pekerja mencapai suatu prestasi. Berikutnya jika dihubungkan
dengan teori dua faktor, jelas bahwa prestasi termasuk klasifikasi faktor sesuatu yang
memotivasi
(motivasi dalam melaksanakan pekerjaan.Implementasinya di lingkungan sebuah perusahaan,
antara lain sebagai berikut :5
a.Para pekerja terutama manajer dan tenaga kerja kunci produk lini, menyukai memikul
tanggung jawab dalam bekerja, karena kemampuan melaksanakannya merupakan prestasi
bagi yang bersangkutan.

b.Dalam bekerja yang memiliki resiko kerja, para pekerja menyukai pekerjaan yang berisiko
lunak (moderat). Pekerjaan yang beresiko tinggi dapat mengecewakannya, karena jika
gagal berarti tidak atau kurang berprestasi. Sebaliknya juga kurang menyukai pekerjaan yang
beresiko rendah atau tanpa resiko, yang dapat mengakibatkan pekerjaan tersebut
diklasifikasikan tidak/kurang berprestasi, baik berhasil maupun gagal melaksanakannya.

c.Pekerja yang berprestasi tinggi menyukai informasi sebagai umpan balik, karena selalu
terdorong untuk memperbaiki dan meningkatkan kegiatannya dalam bekerja. Dengan
demikian
peluangnya untuk meningkatkan prestasi kerja akan lebih besar.

d.Kelemahan yang dapat merugikan adalah pekerja yang berprestasi lebih menyukai bekerja
mandiri, sehingga kurang positif sebagai manajer. Kemandirian itu dimaksudkan untuk
menunjukkan prestasinya. mungkin lebih baik dari pekerja yang lain.

6. Teori Penguatan (Reinforcement)


Teori ini banyak dipergunakan dan fundamental sifatnya dalam proses belajar, dengan
mempergunakan prinsip yang disebut “Hukum Ganjaran Law of effect)”. Hukum itu
mengatakan bahwa suatu tingkah laku yang mendapat ganjaran menyenangkan akan
mengalami penguatan dan cenderung untuk diulangi.Implementasi teori ini di lingkungan
5
Priyono, pengantar manajeme, (Jakarta, Zifatma Publisner,2007) cet. I hal 85-90

6
sebuah organisasi/perusahaan mengharuskan para manajer mampu mengatur cara pemberian
insentif dalam memotivasi para pekerja, agar melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
secara efektif dan efisien. Dengan kata lain insentif yang diberikan harus diupayakan mampu
mewujudkan penguatan bagi kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang efektif dan efisien. Untuk
itu insentif sehagai perangsang, agar menghasilkan respons pelaksanaan pekerjaan yang
diulang atau bersifat penguatan, harus diberikan dengan persyaratan operasional antara lain
berupa persyaratan kreativitas, produktivitas, prestasi dan lain-lain.

7. Teori Harapan (Expectancy)


Teori ini berpegang pada prinsip yang mengatakan: “terdapat hubungan yang erat antara
pengertian seseorang mengenai suatu tingkah laku, dengan hasil yang ingin diperolehnya
sebagai harapan.” Dengan demikian berarti juga harapan merupakan energi penggerak untuk
melakukan suatu kegiatan, yang karena terarah untuk mencapai sesuatu yang diinginkan
disebut “usaha.”
Implementasinya di lingkungan sebuah perusahaan dapat
dilakukan sebagai berikut:
a.Manajer perlu membantu para pekerja memahami tugas-tugas/pekerjaannya, dihubungkan
dengan kemampuan atau jenis dan kualitas keterampilan/keahlian yang dimilikinya.
b.Berdasarkan pengertian itu, manajer perlu membantu para pekerja agar memiliki harapan
yang realistis, yang tidak Berlebih-lebihan. Harapannya tidak melampaui usaha yang dapat
dilakukannya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.6

8. Teori Tujuan sebagai Motivasi


Dalam bekerja tujuan bukan harapan. Dalam kenyataannya harapan bersifat subyektif dan
berbeda-beda antara setiap individu, meskipun bekerja pada unit kerja atau perusahaan yang
sama. Tujuan bersumher dari Rencana Strategik dan Rencana
Operasionalorganisasi/perusahaan, yang tidak dipengaruhi individu dan tidak mudah
berubah-ubah. Oleh karena itu tujuan bersifat obyektif Implementasi dari teori ini
dilingkungan suatu perusahaan dapat diwujudkan sebagai berikut :
Tujuan unit kerja atau tujuan organisasi/perusahaan merupakan fokus utama dalam bekerja.
Oleh karena itu para manajer perlu memiliki kemampuan merumuskannya secara jelas dan
terinci, agar mudah dipahami pekerja. Untuk itu para manajer perlu membantu pekerja jika
mengalami kesulitan memahami dan menyesuaikan diri dengan tujuan yang hendak dicapai.

2.3 Faktor Pendorong Motivasi7

 Kinerja (achievement)

Seseorang yang memiliki keinginan berprestasi sebagai suatu kebutuhan (needs) dapat
mendorongnya mencapai sasaran.David menyatakan bahwa tingkat needs of achievement
yang telah menjadi naluri kedua merupakan kunci keberhasilan seseorang. needs of
6
Priyono, pengantar manajeme, (Jakarta, Zifatma Publisner,2007) cet. I hal 90-91

7
Dr. H.B.Siswanto, M.Si,Pengantar Manajemen,(Bandung,Bumi Aksara,2005) cet.1, hal 122-123

7
achievement biasanya juga dikaitkan dengan sikap positif,keberanian mengambil resiko yang
diperhitungkan untuk mencapai suatu sasaran.
 Penghargaan (recognition)

Penghargaan,pengakuan atas suatu kinerja yang telah dicapai seseorang merupakan stimulus
yang kuat.pengakuan atas kinerja akan memberikan kepuasan batin yang lebih tinggi dari
pada penghargaan berupa materi atau hadiah.
 Tantangan (challenge)

Adanya tantangan yang dihadapi merupakan stimulus kuat bagi manusia untuk
mengatasinya. Tantangan demi tantangan biasanya akan menumbuhkan kegairahan untuk
mengatasinya.
 Tanggung Jawab (Responsibility)8

Adanya rsa ikut serta memiliki akan menimbulkan motivasi untuk turut nerasakan tanggung
jawab. Dalam hal ini peningkatan mutu terpadu ( PMT) berhasil memberikan tekanan pada
karyawan. Bahkan setiap karyawan menyumbangkan proses produksi sebagai mata rantai
dalam suatu sistem akan sangat ditentukan oleh tanggung jawab subsistem (mata rantai)
dalam proses produksi.
 Pengembangan (Development)

Pengembangan kemampuan seseorang, baik dari pengalaman atau kesempatan untuk maju
dapat menjadi stimulasi kuat bagi karyawan untuk bekerja lebih giat dan bergairah.apalagi
jika perusahaan selalu dikaitkan dengan kinerja atau ptoduktivitas karyawan.
 Keterlibatan (Involvement)

Adanya rasa keterlibatan bukan saja menciptakan rasa memiliki dan rasa turut bertanggung
jawab tetapi juga menumbulkan rasa turut mawas diri untuk bekerja lebih baik dan
menghasilkan produk yang lebih bermutu.
 Kesempatan (Opportunity)

Kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjangkarir yang terbuka,dari tingkat bawah sampai
tingkat manajemen puncak merupakan stimulasi yang cukup

2.4 PENGERTIAN KEPEMIMPINAN


Kepemimpinan (leadership) adalah suatu proses yang dilakukan manager perusahaan untuk
mengarahkan (directing) dan memengaruhi (influencing) para bawahannya kegiatan yang

8
Dr. H.B.Siswanto, M.Si,Pengantar Manajemen,(Bandung,Bumi Aksara,2005) cet.1, hal 123-124

8
berhubungan dengan tugas (task-related activities, agar para bawahannya tersebut mau
mengerahkan seluruh kemampuannya. Baik sebagai pribadi maupun anggota suatu tim untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan suatu perusahaan.
Kepemimpinan memiliki sifat mengarahkan (directing) yaitu mengarahkan orang-orang yang
dipimpinnya untuk mencapai tujuan. Tanpa adanya tujuan yang jelas akan sulit bagi
pemimpin untuk megarahkan para bawahannya dalam mencapai tujuan. Unsur
kepemimpinan yang membedakan seseorang pemimpin dengan yang bukan pemimpin yaitu
kemampuan untuk membayangkan bagaimana suatu organisasi akan dikembangkan dimasa
depan dengan memperhatikan berbagai perkembangan yang akan terjadi dilingkungan luar
organisasi.9
Kepemimpinan memiliki sifat memengaruhi (influencing), yakni dalam hal ini pemimpin
harus mampu mengubah perilaku bawahan, kolega maupun atasan mereka, baik dengan
perkatan, sikap, kepribadian dan perbuatan agar pihak tersebut mau berkerjasama dalam
proses pencapaian tujuan organisasi.
Pemimpin memiliki wewenang (authority) yaitu hak yang dimiliki pemimpin untuk
memerintah orang lain (bawahannya) dalam kegiatan yang berhubungan dengan
tugas/pekerjaan (task-related activities) wewenang ini berasal dari kekuasaan (power) yang
dimiliki seorang pemimpin.
Kekuasaan (power) yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menguasai sumberdaya
manusia, informasi, dan material agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan. French dan Raven
menyebutkan adana lima sumber kekuasaan yang bisa di peroleh seseorang dalam
hubungannya dengan pihak lain. Kelima sumber kekuasaan tersebutr adalah:
1. Legitimate power, yakni pemimpin memiliki kekuasaan karena dia diberi kewenangan oleh
otoritas/pemegang kekuasaan tertinggi. Contoh: direksi perusahaan memiliki kekuasaan yang
legitimate karena mereka diangkat oleh rapat umum pemegang saham.
2. Expert power, dalam hal ini kekuasaan dimiliki seorang pemimpin karena keahlian yang
menonjol dalam bidang keahliannya sehingga dia diakui otoritas keahliannya oleh orang lain.
Contoh: Albert einstein memiliki keahlian yang ada pada bidangnya sehingg pendapat dan
karyanya menjadi rujukan bagi karya-karya orang lain.
3. Reward power, yaitu kekuasaan yang dimiliki seorang pemimpiun karena pemimpin tersebut
dapat memberikan imbalan ataskinerja yang ditunjukan seseorang. Contoh: manager
perusahaan dapat mengaitkan pemberian bonus kepada karyawan dengan prestasi yang
dicapai oleh karyawan tersebut.
4. Coercive power, yaitu kekuasaan yang dimiliki seorang pemimpin karena dia memiliki
kemampuan untuk memaksa oreang agar patuh kepada perintahnya. Contoh: kepala keluarga
dalam organisasi mafia memiliki coercive power karena dia bisa memaksa para anggota
keluarga untuk memenuhi perintahnya.
5. Referent power, yaitu kekuasaan yang dimiliki seorang pemimpin karena wibawa yang dia
miliki. Sedangkan kewibawaan seorang pemimpin diperoleh dari keselarasan antara

9
Solihin,ismail.2009.pengantar managemen.penerbit erlangga. (halaman 131)

9
perkataan dan perbuatan seorang pemimpin. Contoh: muhammad hatta dikenal sebagai
seorang pemimpin yang berwibawa karena perkataannya sejalan dengan perbuatannya.
Seorang pemimpin seringkali tidak hanya memperoleh kekuasaan dari satu sumber
kekuasaan, melainkan mereka memperoleh kekuasaan dari beberapa sumber kekuasaan
secara simultan. Semakin banyak sumber kekuasaan yang dimiliki oelh seseorang pemimpin
semakin beasr pula pengaruh yang bisa diberikan oleh pemimpin tersebut. Yang dapat kita
lakukan sehingga atasan, bawahan, dan rekan kerja mau melakun apa yang anda inginkan
yaitu
1. Konsultasi, pihak yang ingin memperoleh pengaruh atas orang lain berusaha melibatkan
pihak yang ingin dipengaruhi melalui pengambilan keputusan sersama, sehingga keputusan
yang dihasilkan dapat mengikat orang yang terlibat didalamnya.
2. Persuasi rasional, upaya yang dilakukan pihak yang mencari pengaruh dengan cara
meyakinkan pihak lainnya yang ingin dipengaruhi melalui pemaparan fakta secara rasional.
3. Daya tarik inspirasi, pihak yang mencari pengaruh berusaha memengaruhi pihak yang ingin
di pengaruhi melaui penanaman daya tarik, baik secara emosi, nilai, atau berbagi ide untuk
menghasilkan antusiasme dan rasa percaya diri terhadap pihak yang dipengaruhi.
4. Taktik menjilat, pihak yang mencari pengaruh dapat memanfaatkan kebutuhan manusia akan
penghargaan ini dengan menjadikan pihak lain yang ingin dipengaruhi merasa dibutuhkan
atau diperhatikan.
5. Taktik koalisi, yaitu taktik mencari pengaruh dengan cara merangkul pihak lain agar berada
dipihak yang mencari pengaruh dan bersama-sama mengupayakan agar pihak yang kan
dipengaruhi bisa menyetujui keinginan mereka.
6. Taktik menekan, untuk dapat memperoleh kepatuhan dari pihak lain, para pencari pengaruh
menggunakan berbagai cara intimidasi maupun ancaman.
7. Memperoleh dukungan atasan, orang yang ingin memengaruhi, berusaha mencari dukungan
dari management yang lebih atas, agar mereka bisa memengaruhi pihak lain.
8. Taktik pertukaran, seseorang berusaha memengaruhi orang lain dengan meminta balasan atau
kebaikan yang pernah iya lakukan dimasa lalu.10

2.5 prinsip kepemimpinan

1. Kepemimpinan Harus Dapat Dipercaya (Credible)


Untuk menjadi seorang pemimpin yang kredible, maka setiap pemimpin harus memiliki 6C,
yaitu characteristic,care, composure, courage, competence, dan conceptual (Sadler, 1997).
Pemimpin yang berkarakter dalam hal ini adaah pemimpin yang jujur, selalu membela yang
benar, berintegritas. Kejujuran menurut Robbins (2008) adalah esensi dari kepemimpinan.
Care bearti peduli untuk memenuhi kebutuhan orang lain, terutama bawahannya. Composure
adalah tenang menghadapi berbagai tekanan-tekanan. Courage berani mengambil keputusan
berdasarkan keyakinannya untuk membela bawahan. Competence menurut Blanchard (2007)
adalah sejumlah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki individu untuk
melaksanakan tugas-tugasnya dalam rangka mencapai tujuan. Cara terbaik untuk mengetahui
10
Solihin,ismail.2009.pengantar managemen.penerbit erlangga (hal132-137)

10
kompetensi seseorang adalah dengan melihat kinerjanya (hasil kerjanya). Conceptual adalah
pemimpin yang banyak memiliki gagasan (ide) cemerlang atau teori-teori mutakhir dan
canggih untuk dapat diterapkan dalam menjalankan kepemimpinanya.
2. Kepemimpinan Harus Menggunakan Kebenaran
Logika berkenaan dengan benar atau salah. Etika berkenaan baik atau buruk. Estetika
berkenaan indah atau jelek. Logika terbagi dua, yaitu deduktif dan induktif. Logika deduktif
adalah berpikir dari umum ke khusus. Logika induktif adalah berpikir dari khusus ke umum.
Teori korespondensi menyatakan bahwa kebenaran tersimpul dalam relasi interaksional
antara “aku” (knower) dengan “engkau” (known), antara tori dengan fakta empirik. Motto
teori ini adalah, truth is fidelity to objective reality.
Teori koheresi menggap bahwa sesuatu itu benar apabila ada koherensi atau konsistensi,
dalam arti tidak kontradiktif pada saat bersamaan, antara dua atau lebih logika. Tidak ada
salah dan benar yang terjadi sekaligus melainkan keduannya bersifat mutually exclusive
(yang satu menegaskan yang lain: atau adanya yang satu meniadakan yang lain) dalam
logika.
3. Kepemimpinan Harus Menggunakan Pengetahuan Nilai Inti Bersama
Pemimpin harus menerapkan nilai inti bersama yang telah disepakati. Contoh nilai inti yaitu
mutu, kejujuran, keterbukaan, kemandirian, dn lain-lain yang bersifat positif. Nilai-nilai inti
yang dapat diterapkan menurut Blanchard (2007) yakni:
a. Etika-bekerja efektif
b. Hubungan-mengembangkan kepercayaan dan rasa hormat,
c. Sukses-menjalankan organisasi dengan sebaik-baiknya dan menguntungkan, dan
d. Pembelajaran-selalu meningkatkan kualitas diri dan rasa ingin tahu.

4. Kepemimpinan Harus Mendengarkan Seluruh Suara Guru, Siswa, Staf, Orang Tua, dan Lain-
lain.
Sebagai pemimpin, ia harus menjadi pendengar yang baik. Tuhan memberikan dua buah
kuping dan satu mulut sebagai makna bahwa kita harus lebih banyak mendengarkan dari
pada berbicara. Komunikasi yang efektif menurut Reinhartz&Beach (2007) sebagai berikut:
a. Menyikapi diri sendiri
b. Asertif
c. Pendengar yang dinamis
d. Kritis
e. Komunikasi tim
f. Menggunakan bahasa tubuh
g. Memperhatikan prasangka dan implikasi budaya
h. Mengajukan pertanyaan
i. Berbicara berdasarkan data
j. Memberikan umpan balik
k. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi

11
5. Kepemimpinan Harus Menghasilkan Visi yang Baik
Ada tiga elemen untuk membuat visi yang dapat memberikan inspirasi dan dapat bertahan,
yaitu sebagai berikut:
a. Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai memiliki makna (significant purpose): dimana kita
saat ini berada?
b. Memberikan gambaran yang jelas tentang masa depan yang diharapkan bagaimana gambaran
masa depan yang sukses itu?
c. Nilai-nilai yang disepakati untuk dipatuhi jelas: apakah nilai-nilai itu dapat menjadi pedoman
perilaku dan dasar pengambilan keputusan sehari-hari?
6. Kepemimpinan Harus Berdasarkan Data yang Benar
Pemimpin harus menggunakan data yang benar yang dapat dipercaya untuk mengambil
keputusan atau untuk melakukan perencanaan. Data yang salah akan menghasilkan
keputusan atau perencanaan yang salah pula. Perencanaan yang salah artinya sama dengan
merencanakan kegagalan.
7. Kepemimpinan Harus Berjalan dengan Introspeksi dan Refleksi.
Pemimpin harus mampu mengintrospeksi dirinya dan melakukan refleksi atau tindakan
kepemimpinannya. Pimpinan harus selalu belajar dari pengalaman karena pengalaman adalah
guru yang terbaik. Ada pepatah yang menyatakan seribu teori kalah dengan satu pengalaman,
seribu janji kalah dengan satu bukti. Refleksi diperlukan pimpinan untuk melakukan tindakan
yang akan datang dengan belajar dari hasil tindakan di masa lampau.

8. Kepemimpinan Harus Memberdayakan Dirinya Sendiri dan Orang Lain, Serta Melibatkan
Orang Lain dalam Informasi dan Pengambilan Keputusan.
Pemimpin harus mampu memberdayakan dirinya sendiri dengan cara memotivasi diri sendiri
(motivasi intrinsik) untuk melakukan yang terbaik didasari keikhlasan dan pengabdian
(komitmen yang tinggi). Definisi kepemimpinan mutakhir dikembangkan oleh Blanchard
(2007) yang menyatakan, “Leadership is unleash the power and potential of people and
organizations for the greater good” (kepemimpinan adalah melampiaskan kekuatan dan
potensi orang dan organisasi untuk menghasilkan
sesuatu yang lebih baik). Caranya yaitu:
a. Setiap orang dilatih untuk meningkat ke level yang lebih tinggi.
b. Setiap organisasi dipimpin oleh orang-orang yang lebih tinggi kepemimpinanya, dan
c. Setiap orang dimotivasi untuk mencapai level yang lebih tinggi
9. Kepemimpinan Melibatkan Pengindentifikasian dan perlakuan terhadap Hambatan-
Hambatan Personal dan Organisasional untuk Berubah.
Pemimpin adalah agen perubahan karena tidak ada organisasi yang ingin ketinggalan zaman.
Oraganisasi yang ketinggalan zaman karena tidak mampu mengikuti perubahan akan tutup.
Agar tidak ketinggalan zaman, maka pemimpin harus mengindentifikasi hambatan-hambatan
personal dan organisasional yang menyebabkan orang enggan berubah.11

11
Usman, Husaini.2016. Managemen: teori,praktik,dan riset pendidikan.Bumi aksara. (hal 407)

12
2.6 TEORI KEPEMIMPINAN

1. TEORI ORANG-ORANG BESAR (Great Man Theory)

Menurut teori ini seseorang pemimpin besar terlahir sebagai pemimpin yang memiliki
berbagai ciri-ciri individu yang sangat berbeda dengan kebanyakan manusia lainnya. Ciri-ciri
individu tersebut mencakup karisma, intelegensia, kebijaksaan, dan dapat menggunakan
kekuaaan yang dimilikinya untuk membuat berbagai keputusan yang memberi dampak besar
bagi sejarah manusia. Karisma sendiri menunjukkan kepribadian seseorang yang dicirikan
oleh personal pribadi, daya tarik, yang disertai dengan kemampuan komunikasi interpersonal
dan persuasi yang luar biasa. Istilah karisma sendiri mulai masuk ke dalam ranah sosiologi
setelah dipergunakan oleh Max Weber dengan pengetian sebagai berikut:
“kualitas tertentu dari kepribadian seorang individu yang memisahkannya dari orang
kebanyakan serta dianggap sebagai bersifat adialami, adimanusiawi, atau paling tidak ia
dianggap memiliki kekuasaan atau kualitas yang luar biasa. Keadaan seperti ini tidak bisa
dilakukan oleh orang biasa sehingga orang yang memiliki karisma dianggap memiliki
anugrah dan atas dasar hal-hal tersebut ia diperlakukan sebagai pemimpin”
Great man theory sebagaian besar bersandar kepada pendapat-pendapat yang
dikemukakan oleh Thomas Carlyle di abad ke 19 yang pernah menyatakan bahwa “the
history of the world is but the biography of great man” (sejarah dunia tiada lain merupakan
sejarah hidup orang-orang besar). Menurut Carlyle, pemimpin besar akan lahir saat
dibutuhkan oleh situasi sehingga para pemimpin ini tidak bisa dibuat.
2. TEORI CIRI-CIRI PEMIMPIN (TRAIT THEORY)

Teori ini memfokuskan untuk mengidentifikasi berbagai karakteristik pemimpin yang


menyebabkan seseorang dapat menjelaskan kepemimpinan secara efektif. Trait theory sendiri
merupakan perkembangan lebih lanjut dari the great man theory di mana menurut teori yang
disebut terakhir, para pemimpin memang terlahir untuk menjadi pemimpin dan para
pemimpin itu bukan diciptakan (leader are born and not made). Tetapi sejalan dengan
penerimaan pemikiran mazhab bhavioralis. Para peneliti di tahun 1950-an berkesimpulan
bahwa karakteristik dari para pemimpin tersebut tidak seluruhnya merupakan bawahan sejak
lahir, melainkan di peroleh memalui hasil pembelajaran dan pengalaman. Para peneliti juga
berkesimpulan bahwa kepemimpinan yang efektif dapat di pelajari sehingga menurut mereka
pemimpin bukan hanya di lahirkan, tetapi dapat diciptakan melalui proses pembelajaran.
Para peneliti tride theory memfokuskan penelitian mereka untuk mengidentifikasi
berbagai karakteristik yang di miliki seorang pemimpin. Setelah di lakukan riset puluhan
tahun, para peneliti berkesimpulan bahwa beberapa karakteristik individu seperti kecerdasan,
percaya diri, pengetahuan, dan keahlian memiliki hubungan dengan pelaksanaan
kepemimpinan secara efektif.

13
3. TEORI PERILAKU (BEHAVIORAL STYLES THEORY)

Selama perang dunia II, studi mengenai kepemimpinan mengalami perubahan arah
yang signifikan. Dari pada berkonsentrasi kepada ciri-ciri personal dari seorang pemimpin
yang efektif, para peneliti mengubah fokus studinya kepada pola prilaku dari pemimpin yang
efektif yang di sebut dengan gaya kepemimpinan (Leadership Styles) (Kreitner, 2007).
Dengan demikian, perhatian para peneliti beralih dari “Siapa seorang pemimpin itu” menjadi
“Bagaimana sesungguhnya seorang pemimpin berperilaku atau menjalan gaya kepemimpinan
4. TEORI SITUASIONAL (SITUATIONAL THEORY)

Salah seorang peneliti yang termasuk kedalam mahzab teori situasi adalah Fred
E.Fredeler (Kreitner, 2007). Teori kontingensi dari friedler di bangun dari beberapa asumsi
utama sebagai berikut :
( kinerja seorang pemipin bergantung kepada dua faktor yang saling berhubungan, yaitu : 1).
Sejauh mana situasi tertentu dapat memberikan pemimpin tersebut kendali dan pengaruh-
sehingga dia dapat menyelesaikan pekerjaan dengan sukses, 2). Motivasi berdasar dari
seorang pemimpin yakni apakah kepuasan diri pemimpin tersebut bergantung terutama pada
penyelesaian pekerjaan ataukah bergantung kepada hubungan erat yang bersifat mendukung
dengan pihak lain.
5. TEORI KEPEMIMPINAN TRANSAKSI (Transactional Leadership Theori)

Menurut teori ini para karyawan akan termotivasi oleh imbalan maupun hukuman.
Sistem sosial termasuk organisasi akan berjalan dengan baik apabila terdapat sebuah rantai
komando yang jelas. Pada saat seseorang bekerja disebuah perusahaan, bagian dari
kesepakatan kerja antara karyawan dengan atasannya adalah bahwa ia akan tunduk kepada
wewenang atasan. Dengan demikian bawahan akan bersedia untuk melaksanakan apa yang
diperintahkan oleh atasannya.
Menurut teori ini, seseorang pemimpin akan dapat menjalankan kepemimpinannya
dengan efektif apabila ia mampu mengembangkan struktur kerja yang dibutuhkan oleh
manajer tersebut akan dapat merumuskan dengan tepat apa saja yang dibutuhkan oleh para
bawahan agar bisa melaksanakan pekerjaan dengan baik serta memberi imbalan yang sesuai
dengan kinerja yang ditunjukkan. Demikian pula manajer dapat memberikan sanksi bagi para
keryawan yang tidak dapat mencapai standar kinerja yang telah di tetapkan.12

2.7 SOLUSI MENYELESAIKAN MASALAH DALAM KEPEMIMPINAN

Ada beberapa solusi secara umum yang dapat diterapkan dalam menyelesaikan masalah
dalam bidang kepemimpinan, yaitu
12
Solihin,ismail.2009.pengantar managemen.penerbit erlangga.(hal142-150)

14
a. Pemimpin yang bijaksana adalah orang yang memiliki jiwa tempramen yang rendah. Seorang
pemimpin yang memiliki jiwa tempramen yang tinggi cendrung sulit untuk bisa memimpin
secara baik, karena memimpin suatu orgasnisasi haruslah dilakukan secara tenang dan sabar
b. Pemimpin yang dipilih adalah pemimpin yang jauh ari mental korupsi, korupsi, kolusi dan
neoptisme bagi pihak perusahaan sangat menjadi penting untuk menempatkan pemimpin
yang memiliki jiwa dan semangat anti kkn.
c. Pemimpin yang dipilih adalah yang memiliki jiwa dan semangat tidak mabuk atau terlalu
cinta pada kekuasaan. Pemimpin yang cinta pada kekuasaan cendrung akan bersikap otoriter
dalam memimpin.

2.8 NILAI NILAI KEPEMIMPINAN


Menurut bratas, kepemimpinan tidak dapat terlepas dari nilai yang dimiliki oleh pemimpin
seperti ungkapan oleh guru yaitu:
1. Teoritik, yaitu nilai yang berhubungan dengan usaha mencari kebenaran dan mencari
pembenaran secara rasional
2. Ekonomis, yaitu yang tertarik pada aspek kehidupan yang penuh keindahan, menikmati
setiap peristiwa untuk kepentingan sendiri.
3. Sosial, yaitu menaruh belas kasihan pada oranga lain, simpati, tidak mementingka diri
sendiri.
4. Politis, yaitu berorientasi pada kekuasaan dan melihat kompetisi sebagai faktor yang sangat
vital dalam kehidupan.
5. Religius, yaitu selalu menghubungkan setiap aktivitas dengan kekuasaan sang pencipta.

Nilai-nilai yang dimiliki pemimpin dari kelima tersebut pada prinsipnya bisa bertambah lebih
banyak lagi dari pada itu, namun secara umum dapat disebut hanya lima saja. Seperti kita
dapat menambahkan beberapa lagi yang bisa kita jadikan bahan renungan dalam melihat
nilai-nilai pemimpin yaitu:
a. Sikap bijaksana, ini menyangkut dengan kemampuan dalam pengambilan keputusan yang
tidak berat sebelah namun keputusan yang diambil adalah memikirkan banyak segi seimbang
(balance)
b. Kesetiakawanan yang tinggi, ini menunjukan pemimpin tersebut memiliki loyalitas tinggi
pada sesama rekan bahkan karyawan. Kadang kala kita tidak menemukan pemimpin yang
egonya tinggi dan lebih mementingkan dirinya tanpa menghiraukan bahwa keputusa telah
memiliki muatan khianat pada yang lain.13

13
Fahmi,Irham.2014.managemen kepemimpinan teori dan aplikasi

15
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Motivasi sering, diartikan dengan istilah doronoan, yang berarti tenaga yang
menggerakkan jiwa dan jasmani untuk berbuat, sehingga motif merupakan “driving
force”seseorang, untuk bertingkah laku dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setiap
orang mempunyai motif diri yang tentu bisa berbeda antara orang yang satu dengan yang
lainnya.
Sedangkan Kepemimpinan (leadership) adalah suatu proses yang dilakukan manager
perusahaan untuk mengarahkan (directing) dan memengaruhi (influencing) para bawahannya

16
kegiatan yang berhubungan dengan tugas (task-related activities, agar para bawahannya
tersebut mau mengerahkan seluruh kemampuannya. Baik sebagai pribadi maupun anggota
suatu tim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan suatu perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Priyono, pengantar manajeme, (Jakarta, Zifatma Publisner,2007


Dr. H.B.Siswanto, M.Si,Pengantar Manajemen,(Bandung,Bumi Aksara,2005)
Solihin,ismail.2009.pengantar managemen.penerbit erlangga
Usman, Husaini.2016. Managemen: teori,praktik,dan riset pendidikan.Bumi aksara.
Fahmi,Irham.2014.managemen kepemimpinan teori dan aplikasi

17

Anda mungkin juga menyukai