Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL 2

PERILAKU ORGANISASI

NAMA : LEILINA EKA SEPTIANI


NIM : 043294527
PRODI : MANAJEMEN
FAKULTAS : EKONOMI

1. Apa yang dimaksud dengan motivasi?


 Kata motivasi secara harfiah berasal dari bahasa Latin movere atau motivere
yang berarti to move. Dalam bahasa Indonesia kata to move bisa diartikan
sebagai bertindak, bergerak atau membuat seseorang bergerak. Sedangkan
menurut kamus Encarta Encyclopedia, kata motivasi diartikan sebagai rasa
ketertarikan atau antusiasme yang membuat seseorang tergerak dan
selanjutnya mau melakukan sebuah tindakan. Jadi, motivasi pada pada
dasarnya adalah sebuah tindakan.
2. Jelaskan peran penting motivasi dalam lingkup studi perilaku organisasi!
 Motivasi merupakan salah satu topik dalam bidang studi perilaku organisasi
yang banyak mendapat perhatian. Penyebabnya karena motivasi terkait
langsung dengan perilaku dan secara tidak langsung dengan kinerja organisasi.
Oleh karena itu, para teoritisi banyak mengembangkan teori motivasi untuk
membantu para manajer memotivasi para karyawannya agar mereka bekerja
lebih baik dan lebih produktif dan ujung-ujungnya tujuan organisasi bisa
tercapai. Secara umum, ada tiga alasan mengapa motivasi penting bagi
manajemen.
a. Pertama, memotivasi karyawan bukan sebuah pilihan, tetapi keharusan
bagi para manajer terutama karena kapabilitas karyawan pada
umumnya hanya rata-rata sehingga perlu dorongan agar mereka
bekerja optimal.
b. Kedua, memotivasi berarti melakukan perubahan, khususnya
perubahan perilaku. Artinya, para manajer harus melakukan berbagai
macam upaya, rekayasa, dan intervensi agar perubahan tersebut
menjadi kenyataan.
c. Ketiga, yang terpenting, motivasi sesungguhnya hanya sebatas upaya
agar orang yang dimotivasi mau melakukan tindakan.
Semuanya dikembalikan pada orang yang bersangkutan karena hanya orang
bersangkutan yang mampu mengontrol dirinya. Artinya, memotivasi jauh
lebih mudah jika yang dimotivasi mau mencoba.

3. Jelaskan 3 teori motivasi?


 Teori motivasi bertujuan menjelaskan dan memprediksi perilaku berorientasi
tujuan dimana perilaku tersebut merupakan akibat dari proses motivasi.
Meskipun demikian, karena masing-masing teoritisi berangkat dari asumsi
yang berbeda, khususnya ketika menjelaskan faktor-faktor yang menjadi
penyebab terjadinya perilaku, maka teori yang dikembangkan juga berbeda.
Terlepas dari semua perbedaan teori yang ada, tujuan akhirnya tetap sama,
yaitu dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi dan kepuasan kerja
karyawan. Dari penjelasan tersebut teori motivasi secara umum dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu:
1) Teori kebutuhan
Memiliki asumsi bahwa setiap orang pasti mempunyai kebutuhan dan
secara natural manusia akan berusaha dan melakukan berbagai macam
tindakan jika ada sebagian atau keseluruhan kebutuhan tersebut belum
terpenuhi setiap muncul adanya perasaan kurang, pasti akan muncul
pula kebutuhan perasaan tersebut akan direspon dengan mencari jalan
untuk memenuhi kebutuhan sehingga akan timbul perilaku berorientasi
tujuan. Berdasarkan perilaku tersebut pada akhirnya kebutuhan akan
terpenuhi. Proses ini akan berulang mengikuti siklus yang sama untuk
memenuhi kebutuhan lain. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa teori kebutuhan mencoba menelaan motivasi dari sisi kondisi
internal seseorang, yaitu memusatkan perhatian pada faktor-faktor
dalam diri individu yang menggerakkan, mengarahkan, mendukung,
dan/atau menghentikan perilaku. Intinya, teori ini mencoba
menentukan kebutuhan khusus yang memotivasi orang. Salah satu
teori kebutuhan yang sampai saat ini masih populer adalah teori
kebutuhan yang dikembangkan oleh Abraham Maslow, dengan asumsi
kebutuhan manusia bersifat hierarkis mulai dari kebutuhan paling
dasar, yaitu kebutuhan yang harus di penuhi agar manusia bisa hidup
sampai kebutuhan paling tinggi, yaitu kebutuhan untuk bisa
mengembangkan diri. Dalam mengembangkan teorinya, Maslow
berasumsi bahwa manusia akan lebih dahulu berupaya untuk
memenuhi kebutuhan yang lebih pokok. Setelah kebutuhan tersebut
terpenuhi barulah ia mengarahkan perilaku dan tindakannya untuk
memenuhi kebutuhan berikutnya yang lebih tinggi. Demikian
seterusnya sampai terpenuhinya kebutuhan yang paling tinggi, yakni
mengaktualisasikan dirinya. Berkaitan dengan hal itu maka asumsi
kedua adalah manusia pada dasarnya adalah sosok yang ingin maju dan
berkembang. Maslow membagi kebutuhan menjadi lima jenis yang
tersusun secara hierarkis, antara lain : kebutuhan fisiologis, kebutuhan
rasa aman kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan
akan aktualisasi diri.
2) Teori proses
Biasa disebut teori kognitif (cognitive theory) yaitu teori motivasi yang
menyoroti proses terjadinya motivasi dengan menguraikan dan
menganalisis bagimana perilaku itu digerakkan, diarahkan, didukung,
dan dihentikan. Teori ini memiliki asumsi bahwa motivasi tidak terjadi
dalam situasi statis, seperti dipaparkan pada teori kebutuhan yang
melainkan terjadi pada situasi dinamis dan kompleks yang melibatkan
berbagai macam faktor penyebab timbulnya motivasi. Artinya,
perilaku seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh kebutuhan orang
tersebut, melainkan oleh faktor diluar kebutuhan, misalnya persepsi
tentang hasil yang akan diperoleh jika melakukan suatu tindakan,
tingkat keadilan terhadap imbalan yang menjadi haknya, dan tingkat
kesulitan pekerjaan yang akan dihadapi. Disamping itu, teori proses
juga beranggapan bahwa manusia merupakan sosok yang berpikiran
rasional dan memilih berbagai alternatif tindakan. Secara rasional
manusia cenderung akan memilih tindakan yang memaksimalkan
keuntungan dan meminimalkan kerugian. Itulah sebabnya, teori proses
disebut sebagai cognitive theory karena untuk mengambil kepuasan
terhadap pilihan tindakan dan perilaku diluar darinya.
3) Teori pembelajaran
Pitchard (2009) menyatakan bahwa teori pembelajaran adalah proses
perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau percobaan.
Dalam teori ini memperoleh sebuah ilmu atau pengetahuan melalui
proses belajar dengan tujuan bervariasi, bisa jadi untuk menambah
ilmu, pengetahuan, hingga keterampilan, melalui proses belajar
berdasarkan instruksi tertentu. Hasil dari motivasi belajar adalah
perilaku berubah, terbentuk, dan terkontrol. Dalam teori ini
karakteristik motivasi tidak dapat diobservasi dan dilihat secara
langsung. Melainkan dapat dilihat melalui indeks perilaku dan
aktivitas-aktivitas yang menunjang mimpi serta tujuan.
SUMBER:

BMP EKMA4158/PERILAKU ORGANISASI MODUL 4 HLM 4.4-4.36

Anda mungkin juga menyukai