0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut merangkum tentang motivasi dan tiga teori motivasi utama yaitu teori kebutuhan, teori proses, dan teori pembelajaran. Motivasi penting dalam studi perilaku organisasi karena berhubungan dengan perilaku dan kinerja karyawan. Teori kebutuhan fokus pada kebutuhan internal individu, teori proses mempertimbangkan faktor kognitif, sedangkan teori pembelajaran menekankan perubahan perilaku melalui pengalaman.
Dokumen tersebut merangkum tentang motivasi dan tiga teori motivasi utama yaitu teori kebutuhan, teori proses, dan teori pembelajaran. Motivasi penting dalam studi perilaku organisasi karena berhubungan dengan perilaku dan kinerja karyawan. Teori kebutuhan fokus pada kebutuhan internal individu, teori proses mempertimbangkan faktor kognitif, sedangkan teori pembelajaran menekankan perubahan perilaku melalui pengalaman.
Dokumen tersebut merangkum tentang motivasi dan tiga teori motivasi utama yaitu teori kebutuhan, teori proses, dan teori pembelajaran. Motivasi penting dalam studi perilaku organisasi karena berhubungan dengan perilaku dan kinerja karyawan. Teori kebutuhan fokus pada kebutuhan internal individu, teori proses mempertimbangkan faktor kognitif, sedangkan teori pembelajaran menekankan perubahan perilaku melalui pengalaman.
NIM : 043294527 PRODI : MANAJEMEN FAKULTAS : EKONOMI
1. Apa yang dimaksud dengan motivasi?
Kata motivasi secara harfiah berasal dari bahasa Latin movere atau motivere yang berarti to move. Dalam bahasa Indonesia kata to move bisa diartikan sebagai bertindak, bergerak atau membuat seseorang bergerak. Sedangkan menurut kamus Encarta Encyclopedia, kata motivasi diartikan sebagai rasa ketertarikan atau antusiasme yang membuat seseorang tergerak dan selanjutnya mau melakukan sebuah tindakan. Jadi, motivasi pada pada dasarnya adalah sebuah tindakan. 2. Jelaskan peran penting motivasi dalam lingkup studi perilaku organisasi! Motivasi merupakan salah satu topik dalam bidang studi perilaku organisasi yang banyak mendapat perhatian. Penyebabnya karena motivasi terkait langsung dengan perilaku dan secara tidak langsung dengan kinerja organisasi. Oleh karena itu, para teoritisi banyak mengembangkan teori motivasi untuk membantu para manajer memotivasi para karyawannya agar mereka bekerja lebih baik dan lebih produktif dan ujung-ujungnya tujuan organisasi bisa tercapai. Secara umum, ada tiga alasan mengapa motivasi penting bagi manajemen. a. Pertama, memotivasi karyawan bukan sebuah pilihan, tetapi keharusan bagi para manajer terutama karena kapabilitas karyawan pada umumnya hanya rata-rata sehingga perlu dorongan agar mereka bekerja optimal. b. Kedua, memotivasi berarti melakukan perubahan, khususnya perubahan perilaku. Artinya, para manajer harus melakukan berbagai macam upaya, rekayasa, dan intervensi agar perubahan tersebut menjadi kenyataan. c. Ketiga, yang terpenting, motivasi sesungguhnya hanya sebatas upaya agar orang yang dimotivasi mau melakukan tindakan. Semuanya dikembalikan pada orang yang bersangkutan karena hanya orang bersangkutan yang mampu mengontrol dirinya. Artinya, memotivasi jauh lebih mudah jika yang dimotivasi mau mencoba.
3. Jelaskan 3 teori motivasi?
Teori motivasi bertujuan menjelaskan dan memprediksi perilaku berorientasi tujuan dimana perilaku tersebut merupakan akibat dari proses motivasi. Meskipun demikian, karena masing-masing teoritisi berangkat dari asumsi yang berbeda, khususnya ketika menjelaskan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya perilaku, maka teori yang dikembangkan juga berbeda. Terlepas dari semua perbedaan teori yang ada, tujuan akhirnya tetap sama, yaitu dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi dan kepuasan kerja karyawan. Dari penjelasan tersebut teori motivasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu: 1) Teori kebutuhan Memiliki asumsi bahwa setiap orang pasti mempunyai kebutuhan dan secara natural manusia akan berusaha dan melakukan berbagai macam tindakan jika ada sebagian atau keseluruhan kebutuhan tersebut belum terpenuhi setiap muncul adanya perasaan kurang, pasti akan muncul pula kebutuhan perasaan tersebut akan direspon dengan mencari jalan untuk memenuhi kebutuhan sehingga akan timbul perilaku berorientasi tujuan. Berdasarkan perilaku tersebut pada akhirnya kebutuhan akan terpenuhi. Proses ini akan berulang mengikuti siklus yang sama untuk memenuhi kebutuhan lain. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa teori kebutuhan mencoba menelaan motivasi dari sisi kondisi internal seseorang, yaitu memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri individu yang menggerakkan, mengarahkan, mendukung, dan/atau menghentikan perilaku. Intinya, teori ini mencoba menentukan kebutuhan khusus yang memotivasi orang. Salah satu teori kebutuhan yang sampai saat ini masih populer adalah teori kebutuhan yang dikembangkan oleh Abraham Maslow, dengan asumsi kebutuhan manusia bersifat hierarkis mulai dari kebutuhan paling dasar, yaitu kebutuhan yang harus di penuhi agar manusia bisa hidup sampai kebutuhan paling tinggi, yaitu kebutuhan untuk bisa mengembangkan diri. Dalam mengembangkan teorinya, Maslow berasumsi bahwa manusia akan lebih dahulu berupaya untuk memenuhi kebutuhan yang lebih pokok. Setelah kebutuhan tersebut terpenuhi barulah ia mengarahkan perilaku dan tindakannya untuk memenuhi kebutuhan berikutnya yang lebih tinggi. Demikian seterusnya sampai terpenuhinya kebutuhan yang paling tinggi, yakni mengaktualisasikan dirinya. Berkaitan dengan hal itu maka asumsi kedua adalah manusia pada dasarnya adalah sosok yang ingin maju dan berkembang. Maslow membagi kebutuhan menjadi lima jenis yang tersusun secara hierarkis, antara lain : kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan akan aktualisasi diri. 2) Teori proses Biasa disebut teori kognitif (cognitive theory) yaitu teori motivasi yang menyoroti proses terjadinya motivasi dengan menguraikan dan menganalisis bagimana perilaku itu digerakkan, diarahkan, didukung, dan dihentikan. Teori ini memiliki asumsi bahwa motivasi tidak terjadi dalam situasi statis, seperti dipaparkan pada teori kebutuhan yang melainkan terjadi pada situasi dinamis dan kompleks yang melibatkan berbagai macam faktor penyebab timbulnya motivasi. Artinya, perilaku seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh kebutuhan orang tersebut, melainkan oleh faktor diluar kebutuhan, misalnya persepsi tentang hasil yang akan diperoleh jika melakukan suatu tindakan, tingkat keadilan terhadap imbalan yang menjadi haknya, dan tingkat kesulitan pekerjaan yang akan dihadapi. Disamping itu, teori proses juga beranggapan bahwa manusia merupakan sosok yang berpikiran rasional dan memilih berbagai alternatif tindakan. Secara rasional manusia cenderung akan memilih tindakan yang memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian. Itulah sebabnya, teori proses disebut sebagai cognitive theory karena untuk mengambil kepuasan terhadap pilihan tindakan dan perilaku diluar darinya. 3) Teori pembelajaran Pitchard (2009) menyatakan bahwa teori pembelajaran adalah proses perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau percobaan. Dalam teori ini memperoleh sebuah ilmu atau pengetahuan melalui proses belajar dengan tujuan bervariasi, bisa jadi untuk menambah ilmu, pengetahuan, hingga keterampilan, melalui proses belajar berdasarkan instruksi tertentu. Hasil dari motivasi belajar adalah perilaku berubah, terbentuk, dan terkontrol. Dalam teori ini karakteristik motivasi tidak dapat diobservasi dan dilihat secara langsung. Melainkan dapat dilihat melalui indeks perilaku dan aktivitas-aktivitas yang menunjang mimpi serta tujuan. SUMBER:
BMP EKMA4158/PERILAKU ORGANISASI MODUL 4 HLM 4.4-4.36