Anda di halaman 1dari 4

Tugas 2 Perilaku Organisasi

Nama : Nurrul Intan Aprilliani Setiawan


NIM : 043920023
UPBJJ : Bogor

Motivasi merupakan proses tergeraknya seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan
tindakan dalam rangka memenuhi keinginan dan kebutuhan disebut proses motivasi. Dalam
bidang studi perilaku organisasi, disamping persepsi dan kepemimpinan, motivasi merupakan
topik yang paling banyak mendapat perhatian, baik dari para akademisi maupun praktisi.
Berkaitan dengan motivasi, menurut saudara….
1. Apa yang dimaksud dengan motivasi?
Jawab :
Menurut Luthan (EKMA158/Modul4 2020:4.5) mengatakan bahwa motivasi adalah
sebuah proses yang dimulai dari tidak terpenuhinya kebutuhan fisiologis atau psikologis
yang memicu perilaku atau dorongan untuk menggapai tujuan atau memperoleh insentif.

Motivasi adalah sebagai dorongan mental yang menggerakkan perilaku manusia atas
dasar kebutuhan. Dalam motivasi, terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan,
menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu. (Basrowi,
2014:65)

Sehingga, motivasi dapat didefinisikan sebagai sebuah dorongan dalam diri seseorang.
Dorongan ini bisa diakibatkan karena tidak terpenuhinya kebutuhan fisik atau psikis yang
menyebabkan seseorang melakukan tindakan atau prilaku dimana tindakan ini biasanya
bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu yang diharapkanya.

2. Jelaskan peran penting motivasi dalam lingkup studi perilaku organisasi!


Jawab :
Motivasi seperti yang telah disebutkan diatas, akan mempengaruhi, mengarahkan dan
berkomunikasi dengan bawahannya, yang selanjutnya akan menentukan efektifitas
manajer. Ada dua factor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang, yaitu
kemampuaan individu dan pemahaman tentang perilaku untuk mencapai prestasi yang
maksimal disebut prestasi peranan. Dimana antara motivasi, kemampuan dan presepsi
peranan merupakan satu kesatuan yang saling berinteraksi. Sumber motivasi:
- Motivasi Internal yaitu motivasi dari dalam diri, dari perasaan dan pikiran diri sendiri,
tidak perlu adanya rangsangan dari luar. Orang yang memiliki motivasi internal, akan
memandang dirinya secara positif. Sebagai contoh, seseorang yang melakukan
aktivitas belajar secara terus menerus tanpa adanya motivasi dari luar dirinya dan bila
ditinjau dari segi tujuan kegiatannya, orang tersebut ingin mencapai tujuan yang
terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri, misal karena ingin mendapatkan
pengetahuan, bukan karena tujuan yang lain.
- Motivasi eksternal yaitu motivasi dari luar atau mendapatkan rangsangan dari luar.
Sebagai contoh, motivasi seseorang timbul karena dari bacaan yang memotivasi,
lingkungan, atau dari kehidupan keseharian. Sehingga bila ditinjau dari segi tujuannya
orang tersebut tidak langsung terjun didalam apa yang dilakukannya. Hal ini sangat
diperlukan bagi orang yang tidak memiliki motivasi internal.
Dari hal yang telah disebutkan di atas, maka motivasi tidak hanya timbul dari dalam diri
kita secara sendirinya tetapi dapat ditimbulkan oleh faktor luar atau rangsangan luar. Dan
motivasi yang terdapat dalam diri saya lebih kepada motivasi eksternal. Motivasi tersebut
timbul tidak dari diri saya tetapi ditimbulkan oleh faktor luar seperti termotivasi untuk
mendapatkan hasil atau nilai yang baik, dari dukungan orang tua, dan meraih cita-cita
yang diinginkan. Namun tak selamanya motivasi eksternal itu timbul, sehingga kita perlu
menumbuhkan motivasi internal dalam diri kita.
Sebab motivasi yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia,
sehingga membuat mereka ingin bekerja keras dan bersemangat untuk mencapai hasil
yang terbaik. Jika seseorang tidak termotivasi, dapat dipastikam bahwa orang tersebut
tidak akan pernah meninggalkan tempat dia berada.

3. Jelaskan 3 teori motivasi?


Jawab :
Secara umum, teori motivasi dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok besar, yaitu
teori kebutuhan, teori proses, dan teori pembelajaran.
a. Teori kebutuhan
Biasa disebut content theory. Teori ini berasal dari satu asumsi bahwa setiap orang
pasti mempunyai kebutuhan dan secara natural manusia akan berusaha dan melakukan
berbagai macam tindakan jika ada sebagian atau keseluruhan kebutuhan tersebut
belum terpenuhi.
Diantara teori kebutuhan yang banyak mendapat perhatian adalah Teori Hierarki
Kebutuhan yang dikembangkan Maslow, ERG Theory yang digagas oleh Aldelfer,
Teori Dua Faktor (Motivator-Hyegine Theory) yang digagas oleh Herzberg dan Tiga
Teori Kebutuhan (Three Need Theory) yang dibangun McClelland.
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow berpendapat bahwa
manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
(1) Kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat
dan sex;
(2) Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi
juga mental, psikologikal dan intelektual;
(3) Kebutuhan akan kasih sayang (love needs) atau kebutuhan sosial, seperti
persahabatan dan hubungan baik dengan orang lain, menyayangi dan disayangi;
(4) Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam
berbagai simbol-simbol status, harga diri internal seperti kekuatan, kemandirian,
kebebasan prestasi. Harga diri eksternal seperti reputasi, gengsi, status, pengakuan
; dan
(5) Aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi
seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga
berubah menjadi kemampuan nyata.
b. Teori proses
Berbeda dengan teori kebutuban yang menekankan arti penting kebutuhan sebagai
landasan berpijak bagi sescorang untuk bertindak dan berperilaku, teori proses yang
sering disebut juga teori kognitif (cognitive theory), merupakan teori motivasi yang
menyoroti proses terjadinya motivasi. Teori proses dengan demikian mencoba
menguraikan dan menganalisis bagaimana perilaku itu digerakkan, diarahkan,
didukung, dan dihentikan. Asumsi yang melandasi teori proses adalah motivasi tidak
terjadi dalam situasi statis, seperti diasumsikan pada teori kebutuhan, melainkan
terjadi pada situasi dinamis dan kompleks yang melibatkan berbagai macam faktor
penyebab timbulnya motivasi. Artinya, perilaku seseorang tidak hanya dipengaruhi
oleh kebutuhan orang tersebut, tetapi juga oleh faktor lain diluar kebutuhan, misalnya
persepsi tentang hasil yang akan diperoleh jika melakukan suatu tindakan, tingkat
keadilan terhadap imbalan yang menjadi haknya, dan tingkat kesulitan pekerjaan yang
akan dihadapi. Disamping itu, teori proses juga beranggapan bahwa manusia
merupakan sosok yang berpikiran rasional dalam memilih berbagai alternatif
tindakan. Secara rasional manusia cenderung akan memaksimalkan keuntungan dan
meminimalkan kerugian Itulah sebabnya, teori proses disebut sebagai cognitive theory
karena untuk mengambil keputusan terhadap pilihan-piliban tindakan dan perilaku
rasional memerlukan informasi yang berada di luar dirinya.
Diantara teori proses yang banyak mendapat perhatian adalah Teori Pengharapan
(Expectancy Theory). Teori Kesetaraan (Equity Theory), dan Teori Penetapan Tujuan
(Goal Setting Theory).

- Teori Pengharapan
Dalam teori pengharapan motivasi merupakan proses yang komplek yang
melibatkan faktor internal naupun faktor eksternal. Oleh karena itu motivasi tidak
bisa dijelaskan hanya dengan teori kebutuhan yang statis yang hanya melibatkan
faktor internal. Teori inididasarkan pada suatu asumsi bahwa motivasi ditentukan
oleh hasil (outcomes) yang betul-betul diharapkan akan terwujud sebagai akibat
dari usaha yang dilakukan oleh seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi
usaha seseorang adalah (1) persepsi tentang hubungan antara usaha dengan
tingkat keberhasilan usaha atau kinerja (ekspektasi), (2) persepsi tentang
hubungan antara kinerja dengan keseluruhan hasil (outcomes) yang akan
diperoleh (instrume perantara) dan (3) nilai manfaat dari hasil (valensı).

c. Teori Pembelajaran
Pitchard (2009) menyatakan bahwa teori pembelajaran adalah sebuah proses
perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau percobaan. Teori ini
memperoleh sebuah ilmu atau pengetahuan yang diperoleh dari proses belajar.
Schunk (2012) menyatakan bahwa teori pembelajaran adalah proses mengumpulkan
serta memodifikasi pengetahuan, keterampilan, strategi, kepercayaan, sikap dan
perilaku. Mulai dari pengetahuan dan keterampilan yang berbentuk kognitif,
linguistik, sosial, dan lain sebagainya. Proses pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor dan prinsip yang diterapkan pada konteks pendidikan.
Di dunia psikologi pendidikan, terdapat beberapa macam teori pembelajaran yakni,
Teori Pembelajaran Behavioristik, Teori Pembelajaran Sosial Kognitif, Teori
Pembelajaran Proses Kognitif.

Referensi :
- BMP EKMA4158
- https://plus.kapanlagi.com/arti-motivasi-menurut-para-ahli-beserta-fungsi-dan-cara-
untuk-menumbuhkannya-67cc71.html
- http://fuad.iain-palangkaraya.ac.id/wp-content/uploads/2020/05/MATERI-MATA-
KULIAH-TEORI-MOTIVASI.pdf
- https://repository.uir.ac.id/3185/5/bab2.pdf

Anda mungkin juga menyukai