Anda di halaman 1dari 3

Tugas 2 Perilaku Organisasi

Nama : Nurrul Intan Aprilliani Setiawan


NIM : 043920023
UPBJJ : Bogor

Motivasi merupakan proses tergeraknya seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan
tindakan dalam rangka memenuhi keinginan dan kebutuhan disebut proses motivasi. Dalam
bidang studi perilaku organisasi, disamping persepsi dan kepemimpinan, motivasi merupakan
topik yang paling banyak mendapat perhatian, baik dari para akademisi maupun praktisi.
Berkaitan dengan motivasi, menurut saudara….
1. Apa yang dimaksud dengan motivasi?
Jawab :
Motivasi dapat didefinisikan sebagai sebuah dorongan dalam diri seseorang. Dorongan ini
bisa diakibatkan karena tidak terpenuhinya kebutuhan fisik atau psikis yang menyebabkan
seseorang melakukan tindakan atau prilaku dimana tindakan ini biasanya bertujuan untuk
mencapai tujuan tertentu yang diharapkanya.

2. Jelaskan peran penting motivasi dalam lingkup studi perilaku organisasi!


Jawab :
Motivasi seperti yang telah disebutkan diatas, akan mempengaruhi, mengarahkan dan
berkomunikasi dengan bawahannya, yang selanjutnya akan menentukan efektifitas
manajer. Ada dua factor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang, yaitu kemampuaan
individu dan pemahaman tentang perilaku untuk mencapai prestasi yang maksimal disebut
prestasi peranan. Dimana antara motivasi, kemampuan dan presepsi peranan merupakan
satu kesatuan yang saling berinteraksi. Sumber motivasi:
- Motivasi Internal yaitu motivasi dari dalam diri, dari perasaan dan pikiran diri sendiri,
tidak perlu adanya rangsangan dari luar. Orang yang memiliki motivasi internal, akan
memandang dirinya secara positif. Sebagai contoh, seseorang yang melakukan aktivitas
belajar secara terus menerus tanpa adanya motivasi dari luar dirinya dan bila ditinjau
dari segi tujuan kegiatannya, orang tersebut ingin mencapai tujuan yang terkandung di
dalam perbuatan belajar itu sendiri, misal karena ingin mendapatkan pengetahuan,
bukan karena tujuan yang lain.
- Motivasi eksternal yaitu motivasi dari luar atau mendapatkan rangsangan dari luar.
Sebagai contoh, motivasi seseorang timbul karena dari bacaan yang memotivasi,
lingkungan, atau dari kehidupan keseharian. Sehingga bila ditinjau dari segi tujuannya
orang tersebut tidak langsung terjun didalam apa yang dilakukannya. Hal ini sangat
diperlukan bagi orang yang tidak memiliki motivasi internal.
Dari hal yang telah disebutkan di atas, maka motivasi tidak hanya timbul dari dalam diri
kita secara sendirinya tetapi dapat ditimbulkan oleh faktor luar atau rangsangan luar. Dan
motivasi yang terdapat dalam diri saya lebih kepada motivasi eksternal. Motivasi tersebut
timbul tidak dari diri saya tetapi ditimbulkan oleh faktor luar seperti termotivasi untuk
mendapatkan hasil atau nilai yang baik, dari dukungan orang tua, dan meraih cita-cita yang
diinginkan. Namun tak selamanya motivasi eksternal itu timbul, sehingga kita perlu
menumbuhkan motivasi internal dalam diri kita.
Sebab motivasi yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia,
sehingga membuat mereka ingin bekerja keras dan bersemangat untuk mencapai hasil yang
terbaik. Jika seseorang tidak termotivasi, dapat dipastikam bahwa orang tersebut tidak akan
pernah meninggalkan tempat dia berada.

3. Jelaskan 3 teori motivasi?


Jawab :
a. Teori kebutuhan
Biasa disebut content theory. Teori ini berasal dari satu asumsi bahwa setiap orang pasti
mempunyai kebutuhan dan secara natural manusia akan berusaha dan melakukan
berbagai macam Tindakan jika ada sebagian atau keseluruhan kebutuhan tersebut
belum terpenuhi.
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow berpendapat bahwa
manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
(1) Kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan
sex;
(2) Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga
mental, psikologikal dan intelektual;
(3) Kebutuhan akan kasih sayang (love needs);
(4) Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam
berbagai simbol-simbol status; dan
(5) Aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi
seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga
berubah menjadi kemampuan nyata.

b. Teori proses
Berbeda dengan teori kebutuban yang menekankan arti penting kebutuhan sebagai
landasan berpijak bagi sescorang untuk bertindak dan berperilaku, teori proses yang
sering disebut juga teori kognitif (cognitive theory), merupakan teori motivasi yang
menyoroti proses terjadinya motivasi. Teori proses dengan demikian mencoba
menguraikan dan menganalisis bagaimana perilaku itu digerakkan, diarahkan,
didukung, dan dihentikan. Asumsi yang melandasi teori proses adalah motivasi tidak
terjadi dalam situasi statis, seperti diasumsikan pada teori kebutuhan, melainkan terjadi
pada situasi dinamis dan kompleks yang melibatkan berbagai macam faktor penyebab
timbulnya motivasi. Artinya, perilaku seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh
kebutuhan orang tersebut, tetapi juga oleh faktor lain diluar kebutuhan, misalnya
persepsi tentang hasil yang akan diperoleh jika melakukan suatu tindakan, tingkat
keadilan terhadap imbalan yang menjadi haknya, dan tingkat kesulitan pekerjaan yang
akan dihadapi. Disamping itu, teori proses juga beranggapan bahwa manusia
merupakan sosok yang berpikiran rasional dalam memilih berbagai alternatif tindakan.
Secara rasional manusia cenderung akan akan yang memaksimalkan keuntungan dan
meminimalkan kerugian Itulah sebabnya, teori proses disebut sebagai cognitive theory
karena untuk mengambil keputusan terhadap pilihan-piliban tindakan dan perilaku
rasional memerlukan informasi yang berada di luar dirinya.

c. Teori Pengharapan
Dalam teori pengharapan motivasi merupakan proses yang komplek yang melibatkan
faktor internal naupun faktor eksternal. Oleh karena itu motivasi tidak bisa dijelaskan
hanya dengan teori kebutuhan yang statis yang hanya melibatkan faktor internal. Teori
inididasarkan pada suatu asumsi bahwa motivasi ditentukan oleh hasil (outcomes) yang
betul-betul diharapkan akan terwujud sebagai akibat dari usaha yang dilakukan oleh
seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi usaha seseorang adalah (1) persepsi
tentang hubungan antara usaha dengan tingkat keberhasilan usaha atau kinerja
(ekspektasi), (2) persepsi tentang hubungan antara kinerja dengan keseluruhan hasil
(outcomes) yang akan diperoleh (instrume perantara) dan (3) nilai manfaat dari hasil
(valensı).

Referensi :
BMP EKMA4158

Anda mungkin juga menyukai