Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL 3

PENGEMBANGAN SDM

NAMA : LEILINA EKA SEPTIANI

NIM : 043294527

PRODI : MANAJEMEN

FAKULTAS : EKONOMI

1. Berikut adalah beberapa pedoman kunci yang diharapkan bisa menjadikan seorang
pemimpin yang mampu mengembangkan, menjaga, dan mampu menghadapi berbagai
tantangan :
- Jadilah pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang tidak berfokus pada dirinya
sendiri tetapi bertujuan mendatangkan berkat bagi yang dipimpinnya ( lead to
bless leader ). Pemimpin ini berfokus pada 2 tujuan yang saling melengkapi, yaitu
perusahaan menjadi sejahtera dan karyawan menjadi bahagia. Pemimpin lead to
bless ini jika dibedah terdiri dari hati berperan sebagai karakternya, kepala atau
talenta sebagai fondasi kompetensinya, tangan kiri berfungsi sebagai the working
hand, dan tangan kanan berfungsi sebagai the loving hand.
- Jadilah pemimpin yang mampu menilai orang lain, berkomunikasi, memotivasi,
dan menyesuaikan diri. Kemampuan ini merupakan faktor yang amat menentukan
keberhasilan pencapaian hasil. Pemimpin yang telah memahami secara mendalam
dan spesifik tentang bawahannya akan mampu menciptakan dan memodifikasi
sehingga hasilnya akan dapat menjadi lebih optimal.
- Jadilah contoh yang baik bagi bawahan dan orang lain. Memberi contoh peran
pada orang lain akan merefleksikan siapa pemimpin itu sebenarnya. Karena
contoh peran merupakan keteladanan yang ingin diberikan kepada orang lain
supaya ditiru.
- Biasakanlah berpikir kritis. Selalu berpikir kritis harus dimiliki oleh setiap
pemimpin sebab pemimpin sering menggunakan imajinasi dan teknik
penyelesaian masalah kreatif yang berasal dari kemampuan berpikir kritis.
- Biasakanlah melayani orang lain. Jika pemimpin bisa membuat para pelanggan
dan karyawannya puas terhadap organisasi atau perusahaannya maka itu bisa
berarti sang pemimpin bisa membawa perusahaan untuk menuju kesuksesan yang
bisa berjalan secara berkesinambungan dalam jangka panjang.
- Kembangkanlah potensi diri sendiri dan orang lain tanpa henti. Fungsi
kepemimpinan memiliki makna fungsi pembinaan pada orang lain. Untuk dapat
berfungsi menjadi pembina, sebagai pemimpin ia harus bersikap humanistik dan
suportif serta mampu menjadi suri teladan untuk orang lain.
- Manfaatkan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh John C. Maxwell. Menurut
John C. Maxwell, pemimpin sejati idealnya memiliki tujuan hidup yang jelas dan
terutama mempunyai minat yang besar untuk memimpin umat manusia menuju
tujuan yang jelas tersebut.
- Temukan kekuatan diri untuk menjadi seorang pemimpin bagi diri sendiri. Setiap
karyawan yang ingin menjadi pemimpin organisasi harus mampu memberdayakan
diri sendiri, memiliki kemampuan berinisiatif, menjadi seorang pemecah masalah,
dan bertindak serta berpikir seperti layaknya sang pemilik.
- Gunakan performance target. Performance Target ( PT ) dipakai oleh pemimpin
untuk memastikan apakah organisasi dan karyawannya mencapai tujuan yang
sudah disepakati bersama. Pemimpin juga dapat memakai target perusahaannya
untuk dibandingkan dengan target perusahaan lain, termasuk perusahaan saingan.

2. Pengembangan profesional berkelanjutan merupakan program pengembangan yang


dilakukan secara terus menerus melalui program belajar sepanjang hayat yang
dijadikan dasar untuk penguatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja serta
perilaku. Tujuan pengembangan profesional berkelanjutan adalah untuk pemutakhiran
tingkat pengetahuan, keterampilan, sikap kerja, dan perilaku yang dimiliki oleh
karyawan, sehingga sejalan dengan kebutuhan lingkungan dan kebutuhan organisasi.
Pengembangan profesional berkelanjutan dapat dijadikan umpan balik bagi program
pengembangan SDM. Umpan balik yang baik akan memberikan jawaban yang positif
dan produktif untuk memperbaiki kompetensi dan kinerja karyawan.

3. Secara praktis, Marquardt mengemukakan strategi untuk membangun subsistem


belajar yang dimanis yaitu sebagai berikut :
- Mengembangkan program tindakan belajar melalui organisasi.
- Meningkatkan kemampuan individu untuk belajar bagaimana belajar.
- Mengembangkan disiplin dialog dalam organisasi.
- Menciptakan rencana pengembangan karier untuk karyawan.
- Membangun program pengembangan diri.
- Membangun keterampilan belajar beregu.
- Mendorong dan mempraktekkan berpikir sistem untuk mengantisipasi belajar.
- Mendorong atau memperluas pola pikir ( mindset ) dan belajar perbedaan.
- Mengubah pola mental relatif untuk belajar.

Menurut Marquardt, membangun organisasi belajar harus memahami model sistem


organisasi belajar. Adapun model sistem belajar terdiri dari beberapa subsistem, yaitu
oragnisasi, orang, pengetahuan, dan teknologi. Setiap subsistem saling terkait dan
saling mempengaruhi. Jika sebuah subsistem terganggu atau absen maka subsistem
lain akan terpengaruh secara signifikan. Dalam organisasi belajar ada 3 tingkatan
belajar atau level of learning yang terdiri dari :
- Belajar Individual ( Individual Learning )
Belajar individual adalah perubahan keterampilan, pengetahuan, dan sikap serta
nilai yang diperoleh seseorang melalui proses belajar mandiri, belajar berbasis
teknologi, dan observasi.
- Belajar Kelompok ( Group or Team Learning )
Belajar kelompok adalah peningkatan pengetahuan, keterampilan dan kompetensi
oleh dan dalam kelompok.
- Belajar Organisasi ( Organizational Learning )
Belajar dalam organisasi adalah peningkatan intelektual dan kapabilitas produksi
yang diperoleh dari komitmen organisasi dan kesempatan untuk melakukan
perbaikan secara berkelanjutan.
Sumber :
- Buku Materi Pokok EKMA4366 Pengembangan Sumber Daya Manusia Halaman
5.51 – 5.59
- Buku Materi Pokok EKMA4366 Pengembangan Sumber Daya Manusia Halaman
6.26
- Buku Materi Pokok EKMA4366 Pengembangan Sumber Daya Manusia Halaman
7.15 – 7.16

Anda mungkin juga menyukai