Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH CURRENT ISSUE

ANALISIS DAN PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 DI


KALANGAN DOKTER DAN PETUGAS MEDIS DILIHAT DARI SISI
APD SEBAGAI PERSIAPAN PANDEMI GELOMBANG KEDUA
Dosen Pengampu : Drs. Widodo Prayitno

Norista Wijayanti
R0217072

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2020

1
Pandemi corona virus 2019 –2020 atau dikenal sebagai pandemi COVID-19 adalah
peristiwa menyebarnya penyakit corona virus 2019 di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan
oleh corona virus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2. Wabah COVID-19 pertama kali
dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019, dan
ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020.

Statistik kasus COVID-19 global menurut WHO, lebih dari 200 negara di dunia
tengah berjuang melawan penyebaran pandemi virus corona, tidak terkecuali Indonesia.
Update kasus pertanggal 11 Mei 2020 pukul 17.38 WIB menunjukkan sebanyak 4.006.257
kasus terkonfirmasi, sebanyak 278.892 kasus meninggal. Dengan pertambahan kasus baru
pada hari Senin, tanggal 11 Mei 2020 pukul 17.38 WIB sebanyak 63.139 kasus positif
terkonfirmasi dan meninggal sebanyak 8.527 kasus. Sedangkan pada regional Asia Tenggara
terdapat 100.881 kasus yang sudah terkonfirmasi.

Gambar 1. Distribusi COVID-19 Per Tanggal 11 Mei 2020 di Dunia

Sumber : WHO

2
Gambar 2. Grafik Penderita Kasus Positif COVID-19 di Dunia terkonfirmasi

Sumber : WHO

Gambar 3. Grafik Kasus Meninggal COVID-19 di Dunia terkonfirmasi

Sumber : WHO

Gambar 4. Grafik Kasus Area COVID-19 terkonfirmasi

Sumber : WHO

Di Indonesia, update kasus tanggal 10 Mei 2020 terdapat 14.265 kasus positif
terkonfirmasi, dari kasus terkonfirmasi ini terdapat 2.881 sembuh dan 10.393 dalam
perawatan. Sebanyak 991 kasus meninggal dengan presentase angka kematian 6,9 % dari
kasus terkonfirmasi. Angka ini mengalami kenaikan dan penurunan dari waktu ke waktu.

3
Gambar 5. Distribusi COVID-19 Per Tanggal 11 Mei 2020 di Indonesia

Sumber : Gugus Tugas Penanganan COVID-19

Gambar 5. Grafik COVID-19 Per Tanggal 11 Mei 2020 di Indonesia

Sumber : Gugus Tugas Penanganan COVID-19

4
Gambar 6. Grafik Kasus Positif COVID-19 di Indonesia Terkonfirmasi Berdasarkan
Distribusi Umur

Sumber : Gugus Tugas Penanganan COVID-19

Gambar 7. Grafik Kasus Positif COVID-19 di Indonesia Terkonfirmasi Berdasarkan Penyakit


Bawaan

Sumber : Gugus Tugas Penanganan COVID-19

5
Kurva kasus COVID-19 di Indonesia masih mengalami kenaikan dan penurunan
sampai pada hari ini. Kondisi ini mengakibatkan masa depan penyebaran virus Corona di
Indonesia masih sulit diprediksi. Di beberapa daerah belum terbentuk pola grafik konsisten
mengakibatkan sulit memprediksi kenaikan dan penurunan dari hari ke hari. Secara nasional,
data COVID-19 juga masih mengalami pertambahan. Kadang pertambahan kasus baru
COVID-19 berjumlah relatif sedikit, terkadang juga banyak. Ini menunjukkan penularan
masih terjadi di masyarakat.

Penambahan kasus baru COVID-19 banyak berdasarkan distribusi umur. Jika ditilik
dari grafik, tingkat kematian individu dikaitkan dengan umur dan riwayat kesehatannya.
Orang-orang yang rentan terinfeksi COVID-19 dan membutuhkan penanganan khusus adalah
kelompok umur tua dan/atau dengan penyakit bawaan seperti hipertensi, gangguan jantung,
paru-paru, kanker, atau diabetes.Semakin tua umur seseorang, risiko infeksi virus SARS-
CoV-2 akan lebih berat. Begitu juga dengan orang-orang yang memiliki penyakit bawaan.
Maka dari itu, sangat penting bahwa menjaga sistem imun tubuh sebagai kunci agar kita
kebal dan sesalu berfikir positif.

Kasus kematian COVID-19 di Indonesia tidak hanya berasal dari lapisan masyarakat
saja, kasus kematian juga berasal dari dokter dan tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan (medis)
sebagai garda terdepan menjadi salah satu pihak yang berisiko tertular penyakit COVID-19.
Update per tanggal 8 Mei 2020, menurut PB IDI Bidang Kesekretariatan, Protokoler dan
Public Relation, Halik Malik menjelaskan sebanyak 31 Dokter dengan rincian 25 dokter dan
6 dokter gigi, 19 perawat serta 1 bidan tercatat meninggal dunia akibat tertular virus COVID-
19 sepanjang pandemi di Indonesia.

Ketua Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito


menyatakan penyebab banyak dokter dan perawat yang menangani pasien COVID-19
meninggal dunia akibat pasien yang tidak jujur, faktor masih banyak masyarakat yang
meremehkan pandemi corona, kelelahan akibat jam kerja panjang dan prosedur invasif
(kontak langsung) dalam keadaan darurat, dan minimnya fasilitas Alat Pelindung Diri (APD).

Yang menjadi sorotan disini yaitu minimnya ketersediaan APD bagi dokter dan
tenaga medis sebagai garda terdepan memerangi virus Corona ini. Hal ini membuat para
dokter dan tenaga medis harus memakai APD tidak lengkap dan dibawah standar mutu,
seperti menggunkan APD plastik seadanya, termasuk jas hujan plastik yang dimodifikasi

6
hingga mereka hanya memakai masker biasa. Padahal petugas kesehatan harusnya pakai
masker N95.

Hal ini mempermudah dokter dan perawat yang meninggal dunia karena tertular
corona dari pasiennya. Dalam kasus kelangkaan APD ini, banyak oknum yang ikut
memperkeruh kelangkaan APD dengan menimbun APD khususnya masker dan baju
Hazmat. Ini mengakibatkan kelangkaan APD dan lonjakan harga APD berkali-kali lipat lebih
mahal dari biasanya.

Dalam masalah ini, terdapat skema/ cara-cara pencegahan dan pengendalian masalah
kelangkaan dan kekurangan APD untuk antisipasi dan sebagai persiapan prediksi terjadi
gelombang ke 2 di Cina, Eropa, dan Amerika musim gugur mendatang yaitu :

1. Pemerintah berkoordinasi dan mendesak perusahaan-perusahaan besar untuk


memproduksi alat-alat kesehatan yang dibutuhkan.
2. Pemerintah bekerja sama dan berkoordinasi dengan pengusaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) untuk memproduksi masker, hand sanitizer dan Alat Pelindung
Diri (APD) sesuai standar serta persebaran APD untuk memenuhi permintaan Rumah
Sakit dan untuk menstabilkan harga masker, hand sanitizer dan Alat Pelindung Diri
(APD) menjadi normal di pasaran.
3. Permudah atas impor alat-alat kesehatan (APD)
Percepat penanganan Covid-19, Beacukai RI memberi kemudahan atas impor alat-
alat kesehatan. Saat ini, Indonesia masih kekurangan APD. Pemerintah terus berusaha
mencukupi kebutuhan ini agar menjamin keselamatan para tenaga medis saat
menangani pasien Covid-19.

7
Sebelumnya, impor alat kesehatan secara umum berlaku ketentuan pembatasan atau
harus memiliki perizinan impor berupa izin edar atau Special Access Scheme (SAS)
dari Kemenkes RI. Dengan diberlakukannya kebijakan ini, maka alat kesehatan, alat
kesehatan diagnostik in vitro, dan perbekalan kesehatan rumah tangga yang
digunakan untuk penanggulangan Covid-19 tidak lagi wajib izin edar atau SAS,
cukup dengan rekomendasi pengecualian izin dari BNPB.

4. Pengusulan kebijakan oleh kemenkes atau instansi terkait tentang ekspor bahan baku
masker, antiseptik, dan APD kedalam larangan ekspor yang diatur dalam Peraturan
Menteri Perdagangan dapat disahkan.
5. Pemerintah menghimpun dan berkoordinasi kepada Lembaga Pendidikan Universitas
sebagai usaha memproduksi inovasi APD untuk tenaga medis dan dokter.
6. Organisasi, tokoh publik, dan masyarakat ikut membantu menggalang dana untuk
bantu membeli APD tenaga medis.
7. Sosialisasi dan edukasi secara online kepada masyarakat agar tidak memakai APD
berupa masker medis apalagi masker N95 dan baju Hazmat. Hal ini untuk mengurangi
kelangkaan APD petugas medis. Sosialisasi bisa elektronik seperti iklan di televisi,
youtube maupun wibesite pemerintah.
8. Inovasi mesin pendaur ulang APD agar bisa di gunakan kembali.

8
9
DAFTAR PUSTAKA

Beacukai.go.id (diakses pada tanggal 12 Mei 2020)

Bnpb.go.id (diakses pada tanggal 12 Mei 2020)

https://covid19.go.id/peta-sebaran ( diakses pada tanggal 13 Mei 2020)

https://covid19.who.int/ (diakses pada tanggal 13 Mei 2020)

https://pontianak.tribunnews.com/2020/04/16/dokter-pakai-apd-plastik-hingga-
meninggal-dunia-terkait-wabah-virus-corona-jadi-sorotan-media-asing?page=3 (diakses
pada tanggal 13 Mei 2020)

https://republika.co.id/berita/q7hlch423/dpr-pemerintah-harus-upayakan-apd-untuk-
tenaga-medis (diakses pada tanggal 13 Mei 2020)

https://republika.co.id/berita/q7uhg0383/ui-kembangkan-alat-disinfektan-sinar
ultraviolet (diakses pada tanggal 14 Mei 2020)

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200506165207-20-500812/pemerintah-
pasien-corona-tak-jujur-penyebab-dokter-meninggal?
utm_source=twitter&utm_medium=oa&utm_content=cnnindonesia&utm_campaign=cmssoc
med (diakses pada tanggal 14 Mei 2020)

https://www.merdeka.com/peristiwa/31-dokter-meninggal-usai-terinfeksi-corona-6-
di-antaranya-dokter-gigi.html?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter (diakses pada
tanggal 14 Mei 2020)

Kemenkes.go.id (diakses pada tanggal 14 Mei 2020)

10

Anda mungkin juga menyukai