Anda di halaman 1dari 47

Dr .dr. Anna Khuzaimah, M.

Kes FKM Unhas 2019

MALARIA
PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH PARASIT YANG DISEBUT
“PLASMODIUM” YANG MENYERANG SEL DARAH MERAH MELALUI
PERANTARA NYAMUK (Anopheles)

A. 3 Faktor Epidemiologi
1. Agent (Penyebab Penyakit)
ADA 4 JENIS PLASMODIUM
1. Plasmodium falciparum (7-14 hari)-----malaria tropica ----malaria otak
2. Plasmodium vivax (8 – 14 hari)----- malaria tertiana
3. Plasmodium ovale (8 -14 hari)------ jarang dijumpai umumnya di
afrika dan pasifik barat
4. Plasmodium malariae (7 – 30 hari) --- malaria quartiana
No. Propinsi Vektor Predominan
1. DI Aceh. An. Balabacensis, An. Sundaicus
2. Sumatera Utara An. Letifer, An. Maculatus, An. Sundaicus
3. Sumatera Barat An. Maculatus, An. Sundaicus
4. Riau. An. Letifer, An. Maculatus, An. Sundaicus
5. Jambi. An. Letifer, An. Maculatus, An. Sundaicus
6. Sumatera Selatan An. Letifer, An. Maculatus, An. Sundaicus
7. Bengkulu. An. Maculatus, An. Sundaicus
8. Lampung. An. Aconitus, An.maculatus, An. Sundaicus
9. DKI Jakarta. An. Sundaicus
10. Jawa Barat. An. Aconitus, An.maculatus, An. Sundaicus
11. Jawa Tengah. An. Aconitus, An.maculatus, An. Sundaicus, An. Balabacensis
12. DI Yogyakarta. An. Balabacensis, An.maculatus, An. Sundaicus
13. Jawa Timuri. An. Aconitus, An.maculatus, An. Sundaicus, An. Balaba
14. Bali. An An. Aconitus, An.maculatus, An. Sundaicus
15. Kalimantan Barat An. Letifer, An. Balabacensis, An.maculatus, An. Sundaicus
16. Kalimantan Tengah An. Letifer, An. Balabacensis, An.maculatus
17. Kalimantan Selatan An. Letifer, An. Balabacensis, An.maculatus, An. Sundaicus
18. Kalimantan Timur An. Letifer, An. Balabacensis, An.maculatus, An. Sundaicus
19. Sulawesi Utara An. Barbirostis, An. Subpictus, An. Sundaicus
20. Sulawesi Tengah An. Barbirostis, An. Subpictus
21. Sulawesi Selatan An. Barbirostis, An. Subpictus, An. Sundaicus
22. Sulawesi Tenggara An.aconitus, An.balabacensis, An.barbirosti
An.maculatus, An.Sundaicus, An.subpictus
23. Nusa Tenggara Barat An.aconitus, An.balabacensis, An.barbirostis,
An.maculatus, An.Sundaicus, An.subpictus
24. Nusa Tenggara Timur An.aconitus, An.balabacensis, An.barbirostis
An.maculatus, An.sundaicus, An.subpictus
25. Maluku. An. Subpictus, An. Farauti, An. Punctulatus
26. Papua. An. Farauti, An. Koliensis, An. Punctulatus

2. HOST (PEJAMU)
a) Manusia (host intermediate)
Faktor Inteinsik Host Manusia
 USIA
 JENIS KELAMIN
 RAS
 RIWAYAT MALARIA SEBELUMNYA
 CARA HIDUP
 SOSIAL EKONOMI
 STATUS GIZI
 IMUNISASI

b) NYAMUK ANOPHELES(host defunitive)


Masa inkubasi intrinsik ( waktu mulai masuknya sporosoit ke dalam
darah sampai timbulnya gejala klinis/demam yaitu sampai pecahnya
sison sel darah merah yang matang dan masuknya merosoit darah ke
aliran darah, waktu ini meliputi waktu yang dibutuhkan oleh fase
eksoeritrositer ditambah dengan siklus sisogoni ) :
P. falciparum. = 9 – 14 hari (12),
P.vivax. = 12-17 hari (15)
P.Ovale. =18- 40 hari (28)
P.malariae. = 16-18 hari (17)
Perilaku Nyamuk Anopheles
 Tempat hinggap atau istirahat :
- Eksofilik : > suka di luar rumah
- Endofilik : > suka di dalam rumah
 Tempat menggigit :
-Eksofagik : > suka di luar rumah
-Endofagik : > suka di dalam rumah
 Obyek yang digigit
-Antrofofilik : > suka manusia
-Zoofilik : > suka hewan
Masa inkubasi ekstrinsik ( waktu mulai saat masuknya gametosit
ke dalam tubuh nyamuk sampai terjadinya stadium sporogoni dalam
tubuh nyamuk, yaitu dengan terbentuknya sporosoit yang kemudian
masuk ke dalam kelenjar liur nyamuk )
Suhu optimal 26,7 º c :
- P. Falciparum = 10 – 12 hari
- P. Vivax = 8 – 11 hari
- P. Malariae = 14 hari
-. P. Ovale = 15 hari
Pada suhu 16º c P. Vivax 55 hari dan 7 hari pada suhu 28º c, pada 32º c
parasit dalam tubuh nyamuk mati
Dampak Malaria Pada Manusia
 Malaria menyebabkan anemia
 Untuk para pekerja produktivitas tidak optimal
 Untuk anak balita dan anak usia sekolah akan mempengaruhi
kecerdasan anak
 Malaria dalam kehamilan di daerah endemik menyebabkan:
-anemia berat pada ibu
-bayi berat lahir rendah
-lahir mati
-bayi tertular malaria
Malaria → andil besar pada kesakitan dan kematian ibu dan
bayinya
PREDIKSI TEMPAT PERINDUKAN VEKTOR MALARIA
- Sawah/kolam ;An.nigerrimus An sinensis
- Perkebunan ; An.maculatus An balabacensis
- Hutan ; An.letifer,An.umbrosus
- Rawa ; An.sundaicus, An.subpictus

3. Evironment(Lingkungan)
 Lingkungan Fisik
 Lingkungan Kimiawi
 Lingkungan Biologik
 Lingkungan Sosial Budaya
- Suhu Udara, makin tinggi suhu makin pendek siklus hidup
parasit didalam tubuh nyamuk, makin rendah suhu makin
panjang siklusnya
- Kelembaban Udara, kelembaban rendah memperpendek umur
nyamuk, kelembaban tinggi umur nyamuk lebih panjang
- Hujan
- Angin, kecepatan angin waktu senja dan pagi
- Sinar Matahari, An.maculatus suka tempat terbuka
 Lingkungan Kimiawi
Salinitas (kadar garam), An.sundaicus tumbuh optimal pada 12 – 18 ‰
& tidak dapat berkembang biak pada kadar garam > 40 ‰
 Lingkungan Biologik
- Adanya tumbuhan bakau, lumut, ganggang & beberapa
tumbuhan air mempengaruhi kehidupan larva nyamuk

- Ikan pemakan larva, mempengaruhi populasi nyamuk


(Biological Control)

- Ternak besar, dapat mengurangi gigitan nyamuk pada manusia


(Cattle Barrier)Lingkungan sosial budaya

 Lingkungan Sosial Budaya


- Kebiasaan di luar rumah pada malam hari, memperbesar
jumlah gigitan nyamuk
- Penggunaan kelambu, kawat kasa, repellent, mempengaruhi
angka kesakitan malaria
- Pandangan/persepsi masyarakat terhadap penyakit malaria
B. Cara Penularan Malaria
Di Indonesia ada 4 macam plasmodium:
1. P. Falcifarum: penyebab mal tropika
2. P. Vivax: penyebab mal tertiana
3. P. Malariae: penyebab mal kuartana
4. P. Ovale : jarang umumnya di Afrika
Siklus Hidup Parasit Malaria
1. Siklus aseksual dalam tubuh manusia :
- Siklus diluar sel darah merah, dalam hati (hipnosoit) dapat
menyebabkan kambuh dari P. Vivax & P. Ovale
- Siklus dalam sel darah merah :
- Siklus sisogoni, menimbulkan demam
- Siklus gametogoni, menjadi sumber Penularan
2. Siklus seksual dalam tubuh nyamuk (siklus sporogoni), menghasilkan
sporozoit yang ditularkan dari nyamuk ke manusia
SIKLUS HIDUP PARASIT MALARIA

SIKLUS ASEKSUAL (MANUSIA ) NYAMUK ANOPHELES

Kelenjar Ludah
Hati Sporozoit Sporozoit

Hipnozoit Schizont

Schizont

Merozoit

Dalam eritrosit Lambung Nyamuk

Tropozoit oocyst

Schizont Merozoit ookinet


Gametocyt zygot

22

Ookinet

Parasit Malaria

Siklus Hidup
Host Intermediate :

Trophoizoit

Schizont

Gametocyt

Host Definitif :

Zygot

Sporozoite
Trophozoit
Schizont
Gametocyt

Extra-erythrocytair

LIVER
Plasmodium falciparum (malaria tropika) Plasmodium malarie

Extra-erythrocytair

LIVER
Takisporozoit

Plasmodium vivax

Reactivation

(malaria tertiana)
Plasmodium ovale

HYPNOZOITE Hypnozoite ini yang

Menimbulkan kambuh, walau

Bradisporozoittidak digigit nyamuk infektif lagi.

Extra-erythrocytair LIVER
Erythrocytair

Extra-erythrocytair LIVER
Erythrocytair

Extra-erythrocytair LIVER
Erythrocytair

Extra-erythrocytair LIVER
Erythrocytair

Extra-erythrocytair LIVER
Erythrocytair
P.vivax : eritrosit muda (2 %)

Menimbulkan anaemi

(KD : kurang darah)

P.Falciparum : eritrosit muda dan tua (10 – 40 %)


P.vivax : eritrosit muda (2 %)
Menimbulkan anaemi

(KD : kurang darah)

P.Falciparum : eritrosit muda dan tua (10 – 40 %)

MICROGAMET

MACROGAMET
ZYGOTE

OOKINET

OOCYST
Why mosquito never suffering

From malaria ?

 Penularan secara alamiah :

→ Orang Sakit → Nyamuk → Nyamuk infektif → Orang sehat → Orang sakit

 Penularan yang tidak alamiah :

▪ Malaria bawaan, terjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya menderita
malaria.
▪ Secara mekanik, penularan melalui transfusi darah atau jarum suntik.

▪ Secara oral, pernah dibuktikan pada burung, ayam, burung dara, dan monyet.

1. Pengendalian :

a. Pemberantasan vektor.

b. Penemuan dan pengobatan penderita.


2. Pencegahan :

a. Pencegahan terhadap parasit (Kemoprofilaksis).

b. Pencegahan terhadap vektor/gigitan nyamuk.

1. API (Annual Parasite Incidence)

Jumlah pend baru/relapse pos malaria slm 1 th di suatu wil dibagi jlh peduduk berisiko di
suatu wil pd th tsb per 1.000 pddk

2. ABER (Annual Blood Examination Rate)

3. SPR (Slide Positivity Rate)


4. Parasit formula: P. Falciparum dominan, P. Vivax dominan, P. Malariae dominan

5. AMI (Annual Malaria Index)

Jlh pend mal klinis slm 1 thn di suatu wil dibagi jlh penddk berisiko pd th tsb dibagi 1.000
pddk

6. PR ( Parasit Rate )

7. SR ( Spleen Rate )

ENDEMISITAS MALARIA

DAERAH ENDEMIK MALARIA


AMI :

• High Incidence Area (HIA) : AMI > 50 ‰

• Medium Incidence Area (MIA) : AMI 10 – 50 ‰

• Low Incidence Area (LIA) : AMI < 10 ‰

API :

• High Case Incidence (HCI) : API > 5 ‰

• Moderate Case Incidence (MCI) : API 1 - < 5 ‰


• Low Case Incidence (LCI) : API < 1 ‰

• Parasit Rate:

- HPA:PR>4%

- MPA:PR2–3%

- LPA :PR<2 %

• Spleen Rate:

- Hipoendemik: < 10 %

- Mesoendemik: 11 – 50 %
- Hiperendemik: > 50 % ( SR dewasa > 25 %

- Holoendemik: > 75 % ( SR dewasa rendah)

• Proporsi kenaikan jlh kasus pos mal 2 x atau lebih dari kasus sebelumnya, pd bln2 yg
lalu di thn yg sama atau bln yg sama pd thn2 yg lalu

• Hsl konfirmasi mll keg Mass Fever Survey ditemukan pend pos Plasm falcifarum yg
dominan

• Ada kasus bayi pos mal

• Ada kematian karena atau diduga mal


• Ada keresahan masy krn mal

• Meningkatnya kerentanan penduduk

• Meningkatnya jumlah reservoar


• Meningkatnya jumlah vektor dan umur

• Meningkatnya efektifitas dari anopheles sp setempat dlm menularkan mal


Terima Kasih..….

Anda mungkin juga menyukai