A. Hasil
10,0 mg
1. C (konsentrasi) = = 200 ppm
50 ml
1ml
= x 200 ppm
10 ml
= 20 ppm
A
3. a =
b.c
0,6297
=
1cm .20 ppm
= 0,0313
|terendah|
4. Cmin =
a .b
0,2
=
0,0313 .1 cm
= 6,3897 ~ 6
|tertinggi|
Cmax =
a.b
0,8
=
0,0313 .1 cm
= 25,5591~25
5. Perhitungan Kurva
x ppm
Volume baku primer yang diambil = x 100 ml
1000 ppm
7 ppm
Labu 1 = x 10 ml = 0,35 ml
200 ppm
11 ppm
Labu 2 = x 10 ml = 0,55 ml
200 ppm
15 ppm
Labu 3 = x 10 ml = 0,75 ml
200 ppm
19 ppm
Labu 4 = x 10 ml = 0,95 ml
200 ppm
23 ppm
Labu 5 = x 10 ml = 1,15 ml
200 ppm
6. Kurva Kalibrasi
X Y
7 0,257
11 0,322
15 0,446
19 0,530
23 0,627
a = 0,0809
b = 0,0237
r = 0,9967
y = bx ± a
0,236=0,0237.x ± 0,0809
0,236-0,0809 = 0,0237x
0,1551 = 0,0237
0,1551
X =
0,0237
= 6,5443 μg/ml
Struktur Riboflavin
Pada Hukum Lambert - Beer menyatakan bahwa konsentrasi suatu zat berbanding
lurus dengan jumlah cahaya yang diabsorpsi.
A = a.b.c
Ket;
A = absorbansi
a = daya serap
b = tebal kuvet (1 cm)
c = konsentrasi
Pada penentuan daya serap (a) diperoleh data sebesar 0,0313
Pada percobaan kedua ialah pembuatan kurva kalibrasi. Larutan awal dipipet
dengan volume yang berbeda dengan mencari konsetrasi minimal dan konsentrasi
maksimalnya terlebih dahulu maka,didapatkan volume yaitu 0,35 ml, 0,55 ml, 0,75 ml,
0,95 ml dan 1,15 ml ke dalam labu ukur 10 ml hingga diperoleh larutan baku dengan 5
variasi konsentrasi berturut-turut, yaitu 7 ppm; 11 ppm; 15 ppm; 19 ppm; dan 23 ppm. Ke
dalam masing-masing labu ukur tersebut ditambahkan HCL 0,1 N hingga tanda batas
volume 10 ml. HCL 0,1 N digunakan sebagai pelarut karena sesuai dengan literature
Farmakope Indonesia Edisi III yang menyatakan bahwa riboflavin mudah larut dalam
larutan asam encer.
Dari data yang didapatkan, lalu dibuat table kurva kalibrasi standar. Dari data
pada tabel, terlihat bahwa semakin besar konsentrasi suatu larutan, semakin besar pula
nilai absorbansinya, sehingga kurva yang dihasilkan linear dengan persamaan y =0,0037x
+ 0,0809. Persamaan ini digunakan untuk menghitung kadar riboflavin dalam sampel.
Dimana (y) menyatakan nilai pengukuran absorbansi dan (x) menyatakan kadar
riboflavin dalam sampel.
Pada konsentrasi riboflavin dalam sampel dapat diketahui dari absorbansinya,
dengan menghitung nilai x dari persamaan linear kurva standar, sehingga diperoleh
sebesar 32,7215 μg/ml dan %kadar yang didapatkan sebesar 32,6888%.Lalu %kesalahan
yang didapat ialah -11,4964%.Hasil % kesalahan tersebut tidak sesuai dengan literature
yang seharusnya % kesalahan yang baik ialah dibawah 10%.Oleh karena itu,mungkin
terjadi beberapa factor kesalahan pada saat melakukan pemipetan larutan sehingga hasil
yang di dapatkan tidak sesuai.
Kurva Hubungan Antara Konsentrasi dengan Absorbamnsi
0,627
0,530
0,446
0,322
0,257
7 11 15 19 23
Dari kurva diatas, terlihat bahwa semakin besar konsentrasi suatu larutan,
semakin besar pulai nilai absorbansinya.