Katarak
Katarak
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata adalah salah satu organ yang penting bagi tubuh manusia. Mata termasuk alat optik
karena di dalamnya terdapat lensa mata yang digunakan untuk menerima cahaya yang
dipantulkan oleh benda-benda yang kita lihat. Organ mata manusia dipergunakan untuk
memberikan informasi pengertian visual. Organ mata akan merespon sumber cahaya yang
masuk dan selanjutnya informasi ini diantar menuju ke otak untuk dicerna oleh sistem saraf
manusia.
B. Rumusan Masalah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang penyakit katarak,
mengetahui apa definisi dari katarak, apa saja klasifikasi pada penyakit katarak, bagaimana
anatomi fisiologi mata, apa etiologi penyakit katarak, bagaimana manifestasi klinis pada
orang yang menderita katarak, bagaimana patofisiologi penyakit katarak, apa saja komplikasi
dari penyakit katarak, apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada katarak,
bagaimana penatalaksanaan pada penyakit katarak, apa saja masalah yang lazim muncul pada
pasien penderita katarak, apa discharge planning pada penderita katarak dan bagaimana
Asuhan Keperawatan pada pasien penderita katarak.
BAB II
PEMBAHASAN
Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies. Inggeris Cataract, dan Latin
cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana
penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap
keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan)
lensa, denaturasi protein lensa atau akibat kedua-duanya (Sidarta Ilyas, 2000).
Katarak merupakan keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa
di dalam kapsul lensa. Umumnya terjadi akibat proses penuaan yang terjadi pada semua
orang yang berusia lebih dari 65 tahun. Penyebab terjadinya kekeruhan lensa bisa
disebabkan oleh gangguan perkembangan dan metabolisme dasar lensa atau akibat
sekunder dari tindakan pembedahan lensa, penggunaan kortikosteroid jangka panjang,
dan penyakit lokal ataupun umum (Vaughan, 1999).
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan.
Category of Visual Implairment Level of Visual Aculty (Snellen).
Katarak adalah suatu opasifikasi dari lensa yang normalnya transparan seperti kristal,
jernih. Kondisi ini biasanya sebagai akibat dari penuaan namun dapat saja terjadi saat
lahir. Katarak juga dapat berkaitan dengan trauma tumpul atau penetrasi, penggunaan
kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemik seperti diabetes mellitus,
hipoparatiroidisme, pemajanan terhadap radiasi, pemajanan terhadap cahaya yang terang
atau cahaya matahari yang lama (cahaya ultraviolet), atau kelainan mata lainnya (Brunner
& Suddarth, 2000).Katarak menurut WHO adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa
mata, yang menghalangi sinar masuk ke dalam mata. Katarak terjadi karena faktor usia,
namun juga dapat terjadi pada anak-anak yang lahir dengan kondisi tersebut. Katarak
juga dapat terjadi setelah trauma, inflamasi atau penyakit lainnya.
2. Klasifikasi
Katarak congenital, katarak yang sudah terlihat pada usia dibawah 1 tahun
Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun
Katarak senilis, katarak yang terjadi setelah usia 50 tahun
Bila mata sehat dan tidak terdapat kelainan sistemik maka hal ini biasanya terdapat pada
hampir semua katarak senilis, katarak herediter dan kongnital.
1) Katarak kongenital :
Katarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah
lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun. Katarak kongenital merupakan penyebab
kebutaan pada bayi yang cukup berarti terutama akibat penanganannya yang kurang
tepat. Katarak kongenital digolongkan dalam katarak :
Kapsulolentikuler dimana pada golongan ini termasuk katarak kapsular dan
katarak polaris.
Katarak lentikular termasuk dalam golongan ini katarak yang mengenai korteks
dan nukleus lensa saja.
Dalam kategori ini termsuk kekeruhan lensa yang timbul sebagai kejadian primer atau
berhubungan dengan penyakit ibu dan janin local atau umum. Untuk mengetahui
penyebab katarak kongenital diperlukan pemeriksaan riwayat prenatal infeksi ibu
seperti rubella pada kehamilan trimester pertama dan pemakaian obat selama
kehamilan. Kadang-kadang pada ibu hamil terdapat riwayat kejang, tetani, ikterus
atau hepatosplenomegali. Bila katarak disertai dengan uji reduksi pada urin yang
positif, mungkin katarak terjadi akibat galaktosemia. Sering katarak kongenital
ditemukan pada bayi premature dan gangguan sistem saraf seperti retardasi mental.
Pemeriksaan darah pada katarak kongenital perlu dilakukan karena ada hubungan
katarak congenital dengan diabetes mellitus, kalsium dan fosfor. Hampir 50% dari
katarak kongenital adalah sporadic dan tidak diketahui penyebabnya. Penanganan
tergantung pada unilateral dan bilateral, adanya kelainan mata lain, dan saat terjadi
katarak. Katarak kongenital prognosisnya kurang memuaskan karena tergantung pada
bentuk katarak dan mungkin sekali pada mata tersebut telah terjadi ambliopia. Bila
tredpat nistagmus maka keadaan ini menunjukkan hal yang buruk pada katarak
kongenital. Pada katarak kongnital dapat dikenal beberapa bentuk :
Pada pupil mata bayi yang menderita katarak kongenital akan terlihat bercak putih
atau leukokoria. Pada setiap leukokoria diperlukan pemeriksaan yang lebih teliti
untuk menyingkirkan diagnosis banding lainnya. Pemeriksaan leukokoria dilakukan
dengan melebarkan pupil. Pada katarak kongenital total penyulit yang dapat terjadi
adalah macula lutea yang tidak cukup mendapat rangsangan. Macula ini tidak akan
berkembang sempurna walaupun dilakukan ekstraksi katarak maka visusnya biasanya
tidak akan mencapai 5/5. Hal ini disebut ambliopia sensoris (ambyopia ex anopsia).
Katarak congenital dapat menimbulkan komplikasi lain berupa nistagmus dan
strabismus. Katarak kongenital sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-
ibu yang menderita penyakit rubella, galaktosemia, homosisteinuria, inklusi
sitomegalik, diabetes mellitus, hipoparatiroidism, toksoplasmosis, dan histoplasmosis.
Penyakit lain yang menyertai katarak congenital biasanya merupakan penyakit-
penyakit herediter seperti mikroftalmus, aniridia, koloboma iris, karatoknus, iris
heterokromia, lensa ektopik, dysplasia retina, dan megalo kornea.
2) Katarak Juvenil
Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang mulai terbentuknya pada
usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak juvenile biasanya merupakan
kelanjutan katarak congenital.
Katarak juvenile biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik ataupun metabolic
dan penyakit lainnya seperti :
Katarak metabolik
Katarak diabetic dan galaktosemia (gula)
Katarak hipokalsemik (tetanik)
Katarak defisiensi gizi
Katarak aminoasiduria (termasuk sindrom lowed an homosistinuria)
Penyakit Wilson
Katarak berhubungan dengan kelainan metabolik
Otot
Distrofi miotonik (umur 20 sampai 30 tahun)
Katarak traumatic
Katarak komplikata
Kelainan congenital dan hereditary (siklopia, koloboma, mikroftalmia,
aniridia, pembuluh hialoid persisten, heterokromia iridis)
Katarak degenerative (dengan myopia dan distrofi vitreoretinal), seperti
Wagner dan retinitis pigmentosa, dan neoplasma
Katarak anoksik
Toksid (kortikosteroid sistemik atau topical, ergot, naftalein, dinitrofenol,
triparanol [MER-29], antikolinesterase, klorpromazin, miotik, busulfan,
dan besi)
Katarak radiasi
3) Katarak senile
Katarak senile adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu
usia di atas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti.
Kapsul
Menebal dan kurang elastic (1/4 diabnding anak)
Mulai presbiopia
Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur
Terlihat bahan granular
Epitel – makin tipis
Sel epitel (germinatif) pada ekuator bertambah besar dan berat
Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata
Serat lensa
Lebih irregular
Pada korteks jelas kerusakan serat sel
Brown sclerotic nucleus, sinar ultraviolet lama kelamaan merubah protein
nucleus (histidin, triptofan, metionin, sistein, dan tirosin) lensa, sedang
warna coklat protein lensa nukleus mengandung histidin dan triptofan
disbanding normal.
Korteks tidak berwarna karena:
Kadar a. askorbat tinggi dan menghalangi fotooksidasi
Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda
Kekeruhan lensa dengan nucleus yang mengeras akibat usia lanjut yang biasanya
mulai terjadi pada usia lebih dari 60 tahun.
Pada katarak senile sebaiknya disingkirkan penyakit mata local dan penyakit sistemik
seperti diabetes mellitus yang dapat menimbulkan katarak komplikata. Katarak secara
klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu insipien, imatur, intumessen, matur dan
hipermatur.
Perbedaan stadium katarak senile :
a) Katarak Insipien
Pada stadium ini akan terlihat hal-hal berikut :
Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan
posterior (katarak kortikal). Vakuol mulai terlihat didalam korteks.
Katarak subkapsular posterior, kekeruhan mulai terlihat anterior subkapsular
posterior, celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degenaratif
(benda morgagni) pada katarak insipien.
Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak
sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu
yang lama.
b) Katarak Intumessen
Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat yang degenerative menyerap
air. Masuknya air ke dalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi bengkak
dan besar yang akan mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal
dibanding dengan keadaan normal. Pencembungan lensa ini akan dapat
memberikan penyulit glaucoma. Katarak intumessen biasanya terjadi pada katarak
yang berjalan cepat dan mengakibatkan myopia lentikular. Pada keadaan ini dapat
terjadi hidrasi korteks hingga lensa akan mencembung dan daya biasnya akan
bertambah yang akan memberikan miopisasi.
Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan jarak
lamel serat lensa.
c) Katarak Imatur
Sebagian lensa keruh atau katarak. Katarak yang belum mengenai seluruh lapis
lensa. Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat
meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degenerative. Pada keadaan
lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi
glaucoma sekunder.
d) Katarak Matur
Pada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa. Kekeruhan ini
bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur atau
intumessen tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar sehingga lensa
kembali pada ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila
lama akan mengakibatkan kelsifikasi lensa. Bilik mata depan akan berukuran
kedalaman normal kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh,
sehingga uji bayangan iris negative.
e) Katarak Hipermatur
Katarak hipermatur, katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut, dapat
menjadi keras atau lembek dan mencair.
Masa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi
mengecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata
dalam dan lipatan kapsul lensa. Kadang-kadang pengkerutan berjalan terus
sehingga hubungan dengan zonula zinn menjadi kendor. Bila proses katarak
berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks akan
memperlihatkan bentuk menjadi sekantong susu disertai dengan nucleus yang
terbenam didalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut sebagai
katarak morgagni.
3. Anatomi Fisiologi
Mata adalah organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi optikal untuk melihat
dan saraf untuk transduksi (mengubah bentuk energi ke bentuk lain ) bentuk sinar.
Aparatus optikus mata membentuk dan mempertahankan ketajaman fokus objek dalam
retina. Fotoreseptor dalam retina mengubah rangsangan sinar ke dalam bentuk sinyal
saraf kemudian mentransmisikan ke pusat visual di otak melalui elemen saraf integratif.
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan.
Lensa adalah struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan
vitreus, berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina. Lensa tidak mempunyai
suplai darah atau inervasi setelah perkembangan fetal dan ini semua tergantung
sepenuhnya pada humor akuos untuk fungsi metabolisme dan pembuangan. Lensa
terletak dibelakang iris dan dianterior dari korpus vitreous. Lensa ditopang oleh zonula
Zinii, yang terdiri atas serabut-serabut kuat yang melekat ke korpus siliaris. Bagian lensa
terdiri atas kapsul, epithelium lensa, korteks dan nukleus.
Kenyal atau lentur karena memegang peranan penting dalam akomodasi untuk
menjadi cembung
Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan
Terletak ditempatnya
Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan
relatif kuat.
Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar
sklera.
Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari
iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya.
Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris.
Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan
di depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara
merubah ukuran pupil.
Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan vitreus;
berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina.
Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata;
berfungsi mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak.
Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visual dari retina ke
otak.
Humor aqueus : cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea
(mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan
kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris.
Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina
(mengisi segmen posterior mata).
Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Iris mengatur jumlah cahaya
yang masuk dengan cara membuka dan menutup, seperti halnya celah pada lensa kamera.
Jika lingkungan di sekitar gelap, maka cahaya yang masuk akan lebih banyak, jika
lingkungan di sekitar terang, maka cahaya yang masuk menjadi lebih sedikit. Ukuran
pupil dikontrol oleh otot sfingter pupil, yang membuka dan menutup iris.
Lensa terdapat di belakang iris. Dengan merubah bentuknya, lensa memfokuskan
cahaya ke retina. Jika mata memfokuskan pada objek yang dekat, maka otot silier akan
berkontraksi, sehingga lensa menjadi lebih tebal dan lebih kuat. Jika mata memfokuskan
pada objek yang jauh, maka otot silier akan mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan
lebih lemah. Sejalan dengan pertambahan usia, lensa menjadi kurang lentur,
kemampuannya untuk menebal menjadi berkurang sehingga kemampuannya untuk
memfokuskan objek yang dekat juga berkurang. Keadaan ini disebut presbiopia.
Retina mengandung saraf-saraf cahaya dan pembuluh darah. Bagian retina yang
paling sensitif adalah makula, yang memiliki ratusan ujung saraf. Banyaknya ujung saraf
ini menyebabkan gambaran visual yang tajam. Retina mengubah gambaran tersebut
menjadi gelombang listrik yang oleh saraf optikus dibawa ke otak.
Saraf optikus menghubungkan retina dengan cara membelah jalurnya. Sebagian serat
saraf menyilang ke sisi yang berlawanan pada kiasma optikus (suatu daerah yang berada
tepat di bawah otak bagian depan). Kemudian sebelum sampai ke otak bagian belakang,
berkas saraf tersebut akan bergabung kembali.
Bola mata terbagi menjadi 2 bagian, masing-masing terisi oleh cairan:
1) Segmen anterior : mulai dari kornea sampai lensa, berisi humor aqueus yang
merupakan sumber energi bagi struktur mata di dalamnya. Segmen anterior sendiri
terbagi menjadi 2 bagian (bilik anterior : mulai dari kornea sampai iris, dan bilik
posterior : mulai dari iris sampai lensa). Dalam keadaan normal, humor aqueus
dihasilkan di bilik posterior, lalu melewati pupil masuk ke bilik anterior kemudian
keluar dari bola mata melalui saluran yang terletak ujung iris.
2) Segmen posterior : mulai dari tepi lensa bagian belakang sampai ke retina, berisi
humor vitreus yang membantu menjaga bentuk bola mata.
Mata mempunyai otot, saraf serta pembuluh darah. Beberapa otot bekerja sama
menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial tertentu. Tulang orbita
yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya, yaitu :
Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak
Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata
Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot
pada tulang orbita.
Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan,
sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis. Pembuluh
darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.
Orbita
Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf,
pembuluh darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.
Kelopak Mata
Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata
secara refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu
dan cahaya yang sangat terang. Ketika berkedip, kelopak mata membantu
menyebarkan cairan ke seluruh permukaan mata dan ketika tertutup, kelopak mata
mempertahankan kelembaban permukaan mata. Tanpa kelembaban tersebut, kornea
bisa menjadi kering, terluka dan tidak tembus cahaya. Bagian dalam kelopak mata
adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga membungkus permukaan mata.
Bulu mata
Bulu Mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan
berfungsi membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang).
Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah
penguapan air mata.
Kelenjar lakrimalis
Kelenjar Lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan
menghasilkan air mata yang encer. Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung
melalui 2 duktus lakrimalis; setiap duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas
dan bawah, di dekat hidung. Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan
mata, juga menjerat dan membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata.
Selain itu, air mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi.
4. Etiologi
Penyebab sistemik katarak adalah diabetes, kelainan metabolik lain (termasuk
galaktosemia, penyakit fabry, hipokalsemia), cedera mata, obat-obatan sistemik
(terutama steroid, klorpomazin), infeksi (rubella konginetal), distrofi miotonik,
dermatitis atopik, sindrom sistemik (down, lowe), , konginetal, termasuk katarak
turunan, radiasi sinar x. Pada banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui. Katarak
biasanya terjadi pada usia lanjut dan bisa diturunkan. Pembentukan katarak
dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok atau bahan beracun lainnya.
Katarak bisa disebabkan oleh : cidera mata penyakit metabolik (misalnya diabetes)
obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid). Katarak kongenitalis adalah katarak
yang ditemukan pada bayi ketika lahir (atau beberapa saat kemudian). Katarak
kongenitalis bisa merupakan penyakit keturunan (diwariskan secara autosomal
dominan) atau bisa disebabkan oleh :
Infeksi nosokomial, seperti campak jerman
Berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia.
Katarak pada dewasa biasanya berhubungan dengan proses penuaan. Katarak pada
dewasa dikelompokkan menjadi :
Pada beberapa pasien tajam penglihatan yang diukur di ruangan gelap mungkin
tampak memuaskan, sementara bila tes tersebut dilakukan dalam keadaan terang maka
tajam penglihatan akan menurun sebagai akibat dari rasa silau dan hilangnya kontras.
Katarak terlihat hitam terhadap refleks fundus ketika mata diperiksa dengan oftalmoskopi
direk. Pemeriksaan slit lamp memungkinkan pemeriksaan katarak secara rinci dan
identifikasi lokasi opasitas dengan tepat. Katarak terkait usia biasanya terletak didaerah
nukleus, korteks, atau subkapsular. Katarak terinduksi steroid umumnya terletak di
subkapsular posterior. Tampilan lain yang menandakan penyebab okular katarak dapat
ditemukan , sebagai contoh deposisi pigmen pada lensa menunjukkan inflamasi
sebelumnya atau kerusakan iris menandakan trauma mata sebelumnya.
6. pathway
Katarak
Lensa secara bertahap Korteks memproduksi Kadar glukosa darah Ketidak seimbangan
kehilangan air serat lensa baru meningkat metabolisme protein mata
Metabolit larut air Serat lensa ditekan Serbitol menetap di dalam Protein dalam serabut-
dengan BM rendah menuju sentral lensa serabut lensa dibawah
masuk ke sel pada kapsul mengalami deturasi
nucleus lensa
Distensi lensa
Protein lensa berkoagulasi
Kortek lensa > terhidrasi
daripada nucleus lensa Hilangnya transparansi
lensa
Pupil kontriksi
Mata berair Serabut lensa yang tegang menjadi patah
Resiko jatuh
7. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada katarak tergantung stadiumnya. Pada stadium
imatur dapat terjadi glaukoma sekunder akibat lensa yang mencembung, sehinnga
mendorong iris dan terjadi blokade aliran aqueus humor. Sedangkan pada stadium
hipermatur dapat terjadi glaukoma sekunder akibat penymbatan kanal aliran aquous
humor oleh masa lensa yang lisis, dan dapat juga terjadi uveitis fakotoksi.
Komplikasi juga dapat diakibatkan pasca operasi katarak, seperti ablasio retina,
astigmatisma, uveitis, endoftalmitis, glaukoma dan pendarahan.
8. Pemeriksaan Penunjang
1) Kartu mata snellen / mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan kerusakan
kornea, lensa,akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit sistem saraf,
penglihatan retina.
2) Lapang penglihatan : penurunan mungkin karena massa tumor, karotis, glukoma.
3) Pengukuran Tonografi : TIO (12-25 mmHg)
4) Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma.
5) Tes Provokatif : menentukan adanya / tipe glukoma.
6) Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik,
papiledema, perdarahan.
7) Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik/ infeksi.
8) EKG, kolesterol serum, lipid, tes toleransi glukosa : kontrol DM.
9. Penatalaksaan
Meski telah banyak usaha yang dilakukan untuk memperlambat progresivitas atau
mencegah terjadinya katarak, tatalaksana masih tetap dengan pembedahan.
Penatalaksanaan Non-Bedah
Pembedahan Katarak
Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki lensa
mata, tetapi tidak semua kasus katarak memerlukan tindakan operasi. Operasi katarak
perlu dilakukan jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan tajam pengelihatan
sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari. Operasi katarak dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan jika katarak terjadi berbarengan dengan penyakit mata
lainnya, seperti uveitis yakni adalah peradangan pada uvea. Uvea (disebut juga saluran
uvea) terdiri dari 3 struktur :
Sebagian atau seluruh uvea bisa mengalami peradangan. Peradangan yang terbatas
pada iris disebut iritis, jika terbatas pada koroid disebut koroiditis. Juga operasi katarak
akan dilakukan bila berbarengan dengan glaukoma, dan retinopati diabetikum. Selain itu
jika hasil yang didapat setelah operasi jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan
risiko operasi yang mungkin terjadi. Pembedahan lensa dengan katarak dilakukan bila
mengganggu kehidupan social atau atas indikasi medis lainnya.
Gangguan sensori visual berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori atau transmisi
Tujuan : Gangguan sensori dirasakan minimal.
Kriteria hasil : Pasien memahami bahwa gangguan persepsi sensori normal akan terjadi.
Intervensi Rasional
Kaji dan dokumentasikan ketajaman penglihatan Menentukan seberapa bagus visus pasien.
(visus) dasar.
Orientasikan pasien akan lingkungan fisik Memberikan data dasar tentang pandangan
sekitarnya, bunyi dan pendengarannya. akurat pasien dan bagaimana hal tersebut
memengaruhi perawatan.
Pendekatan pada sisi yang tidak dioperasi. Bantuan orientasi.
Jelaskan bahwa pandangan tidak akan normal Meningkatkan kesadaran akan gangguan
sampai luka sembuh dan bila perlu sensori yang terjadi.
menggunakan kacamata.
Cegah sinar yang menyilaukan. Mencegah distres dari sinar yang menyilaukan.
Optimalisasi lingkungan untuk meminimalkan Pengaturan posisi tempat tidur berada dalam
risiko cidera. posisi rendah dan pasang pengaman tempat
tidur. Menyingkirkan benda-benda yang mudah
jatuh pada area yang dilewati pasien untuk
ambulasi dan meletakkan bel pemanggil, tisu,
telepon, atau pengontrol di tempat yang mudah
dijangkau.
Pengkajian intraoperatif ekstraksi katarak secara ringkas dilakukan pada hal-hal yang
berhubungan dengan pembedahan. Pengkajian ringkas tersebut adalah sebagai berikut :
Validasi identitas dan prosedur jenis pembedahan yang akan dilakukan.
Kelengkapan pembedahan, meliputi adanya lensa intraokulus, dan sarana
pembedahan seperti benang, cairan intravena, dan obat antibiotik profilaksis
sesuai dengan kebijakan institusi.
b) Diagnosis Keperawatan
c) Intervensi Keperawatan
Tujuan utama asuhan keperawatan pada jenis pembedahan ekstraksi katarak adalah
menurunkan resiko cedera, pencegahan kontaminasi introperatif, dan optimalisasi hasil
pembedahan. Kriteria yang diharapkan meliputi : pada saat masuk ruang pemulihan
kondisi TTV dalam batas normal, tidak terdapat adanya cidera sekunder dari trauma
prosedur bedah, dan luka pascabedah tertutup kasa.
Rencana yang disusun dan akan dilaksanakan baik pada risiko cedera maupun
risiko infeksi adalah sebagai berikut :
Intervensi Rasional
Kaji ulang identitas pasien. Perawat ruang operasi memeriksa kembali
identitas dan kardeks pasien. Lihat kembali
lembar persetujuan tindakan, riwayat
kesehatan, hasil pemeriksaan fisik, dan
berbagai hasil pemeriksaan diagnostik.
Pastikan bahwa alat protese dan barang
berharga telah dilepas dan periksa kembali
rencana perawatan praoperatif yang berkaitan
dengan rencana perawatan intraoperatif.
Siapkan sarana scrub Sarana scrub, meliputi cairan antiseptik cuci
tangan pada tempatnya, gaun (terdiri dari gaun
kedap air dan baju bedah steril), duk penutup,
dan duk berlubang dalam kondisi lengkap dan
siap pakai.
Siapkan instrumensasi bedah ekstraksi katarak Manajemen instrumen dilakukan perawat
instrumen sebelum pembedahan. Perawat
instrumen bertanggung jawab terhadap
kelengkapan instrumen bedah ekstraksi katarak
dan sebagai antisipasi diperlukan instrumen
cadangan dalam suatu tromol steril yang akan
memudahkan pengambilan apabila diperlukan
tambahan alat instrumen.
3. POSTOPERATIF
a) Pengkajian Data Dasar
Kaji terhadap nyeri dan mual.
Dapatkan tanda-tanda vital.
Periksa status tameng/pelindung mata. Disini seharusnya tidak ada drainase pada
tameng.
Kaji tingkat kesadaran.
b) Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan kehilangan penglihatan perifer
sementara dan kedalaman persepsi sekunder terhadap pembedahan mata.
2. Nyeri berhubungan dengan pembedahan mata.
3. Resiko tinggi terhadap kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan dirumah
berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang perawatan diri saat pulang,
ketidakadekuatkan sistem pendukung.
c) Intervensi Keperawatan
Intervensi Rasional
Berikan analgesik resep sesuai pesanan dan Analgesik memblok rasa nyeri.
mengevaluasi keefektifan. Beri tahu dokter Ketidaknyamanan mata berat menandakan
bila nyeri mata menetap atau memburuk perkembangan komplikasi dan perlunya
setelah pemberian obat. perhatian medis segera.
Berikan antiinflamasi dan agen antiinfeksi Untuk menurunkan bengkak dan mencegah
oftalmik yang diresepkan. infeksi.
Berikan kompres dingin sesuai pesanan dengan Dingin membantu menurunkan bengkak.
menggunakan teknik aseptik. Ikuti Kerusakan jaringan mempredisposisikan
kewaspadaan umum (teknik mencuci tangan pasien pada invasi bakteri.
yang baik sebelum dan setelah perawatan luka,
menggunakan sarung tangan bila berhubungan
dengan darah atau cairan tubuh bila terjadi).
Ajarkan pasien bagaimana memberikan
kompres dengan menggunakan teknik aseptik
dalam persiapan untuk pulang. Tekankan
pentingnya mencuci tangan sebelum perawatan
mata di rumah. Jelaskan tujuan kompres.
Intervensi Rasional
Berikan instruksi tertulis untuk perawatan Instruksi verbal dapat dengan mudah dilupakan.
mata dan perjanjian evaluasi.
Instruksikan pasien dalam perawatan mata Penyuluhan pulang dan praktik dengan prosedur-
di rumah : prosedur perawatan diri penting untuk menjamin
Keamanan Mata : keamanan aktivitas-aktivitas perawatan di rumah
Gunakan tameng/pelindung mata dan meningkatan kepatuhan.
dan hindari tidur pada sisi yang
sakit untuk sedikitnya waktu bulan
atau sesuai ketentuan untuk
mencegah penggosokan mata,
gunakan kacamata selama terjaga
bila tameng atau pelindung mata
tidak digunakan.
Gunakan kacamata pelindung
matahari yang diresepkan dangan
laju UV tinggi bila terpajan pada
sinar matahari lama karena
beberapa fotosensitivitas terjadi
setelah pembedahan mata. Makin
banyak sinar matahari dihambat
dengan kacamata pelindung
matahari dnegan laju UV tinggi.
Hindari aktivitas keras yang
menyebabkan kejutan tubuh
(olahraga kontak, berlari),
membungkuk, mengangkat berat,
dan mengejan selama enam bulan
atau sesuai pesanan karena
aktivitas-aktivitas ini dapat merusak
jahitan atau implantasi.
Komplikasi :
Instruksikan pasien untuk
menginspkesi mata setiap hari di
depan cermin untuk tanda-tanda
infeksi (atau reaksi imun tandur bila
transplantasi kornea dilakukan).
Hubungi dokter bila peningkatan
kemerahan, bengkak, iritasi, nyeri
atau drainase atau penurunan
penglihatan menetap lebih dari 24
jam karena temuan-temuan ini
menandakan infeksi atau reaksi
imun tandur kornea dan perlunya
perhatian medis segera.
Hubungi pelayanan sosial atau departemen Departemen ini bertanggung jawab untuk
perencanaan pulang bila pasien tidak dapat kontinuitas perencanaan perawatan untuk pasien
melakukan keterampilan perawatan sendiri yang memerlukan bantuan perawatan di rumah
dan tidak terdapat orang terdekat untuk selama periode pemulihan. Bantuan dapat meliputi
membantu pasien. penempatan sementara pada fasilitas perawatan
tambahan atau kunjungan rumah oleh perawat.
BAB 1V
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian
3.1.1. Identitas Klien
Nama : Ny. W
Umur : 50 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : islam
Status Perkawinan : kawin
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : swasta
Tgl masuk RS : 01 Januari 2012
No. Register : 15665
Penanggung Jawab
Nama : Tn. F
Umur : 56 th
Pekerjaan : swasta
Alamat : Hibrida 10
5) Mata
Inspeksi : kekeruhan, berkabut atau opak pada lensa mata. Pada inspeksi visual katarak Nampak
abu-abu atau putih susu. Pada inspeksi pada lampu senter, tidak timbul refeksi merah.
Fungsi penglihatan : gangguan penglihatan
Ukuran pupil : pupil dilatasi
Konjungtiva : anemis
Sklera : putih
6) Telinga
Fungsi pendengaran :tidak ada gangguan pendengaran
Kebersihan : bersih
Sekret : tidak ada
7) Hidung dan sinus
Fungsi penciuman : baik
Pembegkakan : tidak ada Perdarahan : tidak ada
Kebersihan : bersih sekret : tidak ada
8) Mulut dan tenggokan
Membran mukosa : kering kebesihan mulut : bersih
Keadaan gigi : lengkap
Tanda radang : Lidah
Trismus :tidak ada
Kesulitan menelan : tidak ada, disfagia tidak ada
9) Leher
Trakea : simetris
Kelenjar limfe : ada
Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
10) Thorak/paru
Inspeksi : dada simetris dan tidak menggunakan otot bantu pernafasan
Perkusi :tidak ada massa, dengan tidak adanya peningkatan produksi mukus
Auskulktasi : pernafasan stridor (ngorok)
11) Jantung
Inspeksi : iktus kordis terlihat
12) Abdomen
Inspeksi : simetris
Auskultasi : peristaltik usus
Palpasi : tidak ada benjolan atau massa, tidak ada ascites
13) Ekstremitas
Ekstremitas atas : pergerakan normal
Ekstremitas bawah : pergerakan normal
ROM :
Kekuatan otot : penurunan kekuatan tonus otot
14) Neurologis
Kesadaran (GCS) :
Status mental : penurunan kesadaran
Motorik : kejang
Sensorik : gangguan pada sistem penglihatan,mata kabur ,pengelihatan silau dan
gangguanpendengaran
Refleks fisiologis : mengalami penurunan terhadap respon stimulus
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Katarak merupakan keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di
dalam kapsul lensa yang menghalangi sinar masuk ke dalam mata. Katarak disebabkan oleh
faktor usia, penyakit (seperti diabetes), cidera mata, obat-obatan, radiasi dan bisa juga secara
kongenitalis, yaitu ditemukan pada bayi ketika lahir. Katarak yang disebabkan oleh usia
disebut katarak senile, katarak ini mempunyai 4 stadium yaitu insipien, imatur, intumessen,
matur dan hipermatur.
Pada penderita katarak penglihatan akan suatu objek benda atau cahaya menjadi kabur
atau buram, bayangan benda terlihat seakan seperti bayangan semu atau seperti asap, mata
juga akan kesulitan melihat ketika malam hari dan terasa sensitif bila terkena cahaya.
B. SARAN
Demikian makalah yang telah penulis buat. Penulis sadar akan banyaknya kesalahan dan
kekurangan sehingga makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mangharapkan
kritik dan saran agar bisa menjadikan motivasi agar penulisan makalah kedepan bisa menjadi
lebih baik. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Librianty, Nurfanida. 2015. Menjadi Dokter Pertama Panduan Mandiri Melacak Penyakit.
Jakarta : Lintas Kata
Nurarif, Amin Huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
Nanda (North American Nursing Diagnosis Association) Nic-Noc, Panduan Penyusunan
Asuhan Keperawatan Profesional. Yogyakarta : MediaAction
Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi Edisi 4. Jakarta : EGC
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2009. Asuhan Keperawatan Periopertif Konsep, Proses dan
Komplikasi. Jakarta : Salemba Medika
James, Bruce. Chris, Chew. dkk. 2003. Lecture Notes Oftalmologi Edisi Kesembilan. Jakarta :
Erlangga
Baughman, Diane C dan JoAnn C. Hackley. 2000. Keperawatan Medikal Bedah Buku Saku dari
Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC
Ilyas, Sidarta. 2000. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah Vol 2. Jakarta : EGC
Hollwich, Fritz. 1993. Oftalmologi Edisi Kedua. Jakarta : Binarupa Aksara
Youngsen, Robert. 1985. Segala Sesuatu Mengenai Mata. Jakarta : Arcan
Aldodokter. 2015. Pengertian Katarak pada Manula. http://www.alodokter.com/katarak-pada-
manula/. Diakses pada 05 Maret 2016 (12.00)
Insurance, Lippo. Katarak. 2016. https://www.lippoinsurance.com/katarak/. Diakses pada 03
Maret 2016 (20.00)
________. 2012. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26260/4/Chapter%20II.pdf.
Diakses pada 03 Maret 2016 (19.45)