Anda di halaman 1dari 7

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN
“ GANGGUAN HUBUNGAN SOSIAL”.

A. DEFENISI

Manusia adalah mahkluk untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan bina hubungan
interpersonal yang positif. Dibawah ini ada beberapa pengertian menurut tokoh-tokoh
antara lain ; Stuart and Sudden (1998) mengatakan bahwa: “Hubungan interpersonal
yang sehat terjadi jika individu yang terlibat saling merasakan kedekatan, sementara
identitas pribadi masih tetap dipertahankan”. Karakteristik hubungan yang sehat :
terbuka, menerima orang lain sebagaisebagai orang yang mempunyai nilai sendiridan
adanya rasa empati. Gangguan hubungan sosial adalah keadaan dimana seorang individu
berpartisipasi dalam kuantitas yang berlebihan atau tidak cukup atau ketidakefektifan
kualitas pertukaran sosial (Townsend,1998).

B. RENTANGAN RESPONDEN SOSIAL

R. Adaptif R. Maladaptif

Sosial Kesepian Manipulasi


Otonomi Menarik diri Impulsif
Kebersamaan Ketergantungan Narkisisme
Saling ketergantungan

Perilaku Yang Berhubungan Dengan Responden Sosial Maladaptif

Perilaku Karakteristik
Manipulasi Orang lain diperlakukan seperti obyek hubungan terpusat pada masalah
pengendalian individu, berorientasi pada diri sediri atau pada tujuan,
bukan berorintasi pada orang lain.
Narkisisme Harga diri yang rapuh, secara terus menerus berusaha
Inplusif Mendapatkan penghargaan, pujian, sikap egosentris, pencemburu, marah
jika orang lain tidak mendukung. Tak mampu merencanakan sesuatu,
tidak mampu belajar dari pengalaman , penilaian yang buruk tidak dapat
diandalkan

Perilaku menarik diri adalah usaha menghidari interaksi dengan orang lain dimana
individu merasa bahwa kehilangan hubungan akrab, tidak mempunyai kesempatan
membagi rasa, fikiran, prestasi / kegagalan, ia mempunai kesulitan berhubungan secara
spontan dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak
ada perhatian dan tak sanggup membagi pengalaman dengan orang lain.

C. KARAKTERISTIK PERILAKU MENARIK DIRI

1. Gangguan pola makan : tidak ada nafsu makan / minum berlebihan,


2. Berat badan menurun/meningkat dratis,
3. Kemunduran kesehatan fisik,
4. Tidur berlebihan,
5. Tingal ditempat tidur dalam waktu yang lama,
6. Banyak tidur siang,
7. Kurang bergairah,
8. Tak mempedulikan lingkungan,
9. Aktivitas menurun,
10. Mondar – mandir/sikap mematung, melakukan gerakan secra berulang (jalan
mondar mandir),
11. Menurunnya kegiatan seksual

D. TUGAS PERKEMBANGAN BERHUBUNGAN DENGAN PERTUMBUHAN


INTERPERSONAL

Tahap perkembangan Tugas


Masa bayi Menetapkan landasan percaya
Masa bermain Mengembangkan otonomi dan awal perilaku mandiri
Masa pra sekolah Belajar menunjukkan inisiatif dan rasa tanggung jawab
dan hati nurani
Masa sekolah Belajar berkompetisi, bekerja sama dan berkompromi
Masa pra remaja Menjadi intim dengan teman sejenis kelamin
Masa remaja Menjadi intim dengan lawan jenis kelamin dan tidak
tergantung pada orsng tua
Masa dewasa muda Menjadi saling tergantung dengan orang tua, teman,
menikah dan mempunyai anak
Masa tengah baya Belajar menerima
Masa dewasa Berduka karena kehilangan dan mengembangkan perasaan
keterikatan dengan budaya.

E. FAKTOR–FAKTOR PENCETUS GANGGUAN HUBUNGAN SOSIAL.

1. Faktor perkembangan:
a. Gangguan dalam pencapaian tingkat perkembangan,
b. Sistem keluarga yang terganggu,
c. Norma keluarga kurang mendukung hubungan keluarga dengan pihak
lain diluar keluarga.
2. Faktor biologik
a. Genetik, neurotransmitter masih perlu penelitian lebih lanjut.
3. Faktor sosio cultural
a. Isolasi akibat dari norma yang tidak mendukung,
b. Harapan yang tidak realistik terhadap hubungan.

F. STRESSOR PENCETUS

1. Stressor sosio cultural


a. Menurunnya stabilitas unit keluarga,
b. Berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupannya.
2. Stressor psikologik
a. Ansietas berat yang berkepenjangan dengan keterbatasan untuk
mengatasi.

G. SUMBER KOPING

1. Keterlibatan dalam hubungan yang luas dalam keluarga dan teman,


2. Hubungan dengan hewan peliharaan,
3. Gunakan kreatifitas utuk mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian,
musik, tulisan.

H. MEKANISME KOPING

1. Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian anti social,


2. Poyeksi,
3. Pemisahan,
4. Merendahkan orang lain,
5. Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian “border line”,
6. Reaksi formasi,
7. Isolasi,
8. Idealisasi orang lain.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
HUBUNGAN SOSIAL

A. PENGKAJIAN
1. Fraktor predisposisi
a. Faktor tumbuh kembang
Pada masa tumbuh kembang, individu mempunyai tugas perkembangan yang
harus dipenuhi. Setiap tahap perkembangan mempunyai spesifikasi tersendiri. Bila
tugas dalam perkembangan tidak terpenuhi akan menghambat tahap perkembangan
selanjutnya dan dapat terjadi gangguan hubungan sosial.
b. Faktor komunikasi dalam keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung terjadinya
gangguan hubungan sosial, termasuk komunikasi yang tidak jelas (double blind
comunication), ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga dan pola asuh keluarga yang
tidak menganjurkan anggota keluarga untuk
berhubungan di luar lingkungan keluarga.
c.Isolasi sosial
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan faktor
pendukung untuk terjadinya ada gangguan hubungan sosial. Hal ini disebabkan oleh
noma-norma yang dianut keluarga yang salah, dimana tiap anggota keluarga yang tidak
produktif diasingkan dari hubungan sosialnya. Misalnya : usia lanjut, penyakit kronis,
penyandang cacat dan lain-lain.

2. Faktor predisposisi
a. Struktur sosial budaya
Stres yang ditimbulkan oleh factor sosial budaya antara lain keluarga yang
labil, berpisah dengan orang yang terdekat/berarti, perceraian dan lain-lain.
b. Faktor hormonal
Gangguan dari fungsi kelenjar bawah otak (gland pituitary ) menyebabkan
turunya hormon FSH dan LH. Kondisi ini terdapat pada pasien skizofrenia.
c. Hipotesa virus
Virus HIV dapat menyebabkan prilaku spikotik.
d. Model biological lingkungan sosisal
Tubuh akan menggambarkan ambang toleransi seseorang terhadap stress pada
saat terjadinya interaksi dengan interaksi sosial.
e. Stressor psikologik
Adanya kecemasan berat dengan terbatasnya kemampuan menyelasaikan
kecemasan tersebut.

3. Prilaku
a. Tingkah laku yang berhubungan dengan curiga
1. Tidak mampu mempercayai orang lain.
2. Bermusuhan.
3. Mengisolasi diri dalam hubungan sosial
4. Paranoia
b. Tingkah laku yang berhubungan dengan dependen
1. Ekpresi perasaan tidak langsung dengan tujuan.
2. Kurang asertif
3. mengisolasi diri dalam hubungan sosial
4. Harga diri rendah
5. Sangat tergantung dengan orang lain.
c. Tingkah laku yang berhubungan dengan kepribadian anti sosial.
1. Hubungan interpersonal yang dangkal
2. Rendahnya motifasi untuk berubah
3. Berusaha untuk tampil menarik.
d. Tingkah laku yang berhubungan dengan borderline.
1. Hubungan dengan orang lain sangat stabil
2. Percobaan bunuhdiri yang manipulatif
3. Susunan hati yang negatif (depresif)
4. Prestasi yang rendah
5. Abivalensi dalam hubungan dengan orang lain
6. Tidak tahan dengan sendirian
e. Tingkah laku yang berhubungan dengan menarik diri
1. Kurang spontan
2. Apatis, ekpresi wajah kurang berseri
3. Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan dirinya
4. Tidak mau komonikasi verbal
5. Mengisolasi diri
6. Kurang sadar dengan lingkungan sekitar
7. Kebutuhan fisiologis terganggu
8. Aktivitas menurun
9. Kurang energi, harga diri rendah, postur tubuh berubah.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Masalah keperawatan yang berubungan dengan hubungan sosial. Diagnosa menurut


NANDA :
1. Resiko terjadi perubahan persepsi sensori berhubungan dengan menarik diri,
2. Koping keluarga inefektif,
3. Koping individu inefektif,
4. Kesepian berhubungan dengan menarik diri,
5. Perubahan proses berfikir,
6. Isolasi sosial berhubungan dengan kemampuan hubungan sosial inadekuat,
7. Gangguan presepsi (harga diri rendah) berhubungan dengan presepsi keluarga
nonrealistik dalam berhubungan,
8. Menarik diri berhubungan dengan waham curiga,
9. Kebersihan diri kurang berhubungan dengan kurang energy,
10. Gangguan hubungan sosial berhubungan dengan kurangnya perhatian terhadap
lingkungan,
11. Menurunya aktivitas motorik berhubungan kurangnya perhatian terhadap lingkungan,
12. Potensial deficit perawatan diri berhubungan dengan tidak mau merawat diri,
13. Gangguan komonikasi verbal,
14. Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan menarik diri.

C. PERENCANAAN
Ada beberapa prinsip rencana asuhan keperawatan dengan klien gangguan hubungan
sosial, antara lain :

1. Bina hubungan saling percaya,


2. Bantu klien menguraikan kelebihan dan kekurangan interpersonal,
3. Bantu klien membina kembali hubungan interpersonal yang positif/adaptif dan
memberikan kepuasan timbal balik :
a. Beri penguatan dan kritikan yang positif,
b. Jangan perhatikan klien saat manipulatif/ekploratif, konfrontasi,
c. Bertindak sebagai model peran, latih prilaku
d. Dengarkan semua kata-kata klien dan jangan menyela saat klien bertanya,
e. Berikan penghargaan saat klien dapat berperilaku yang positif,
f. Hindari ketergantungan klien,
g. Kembangkan hubungan terauptik dengan klien “bukan anda”, tetapi perilaku anda
yang tidak dapat diterima.
4. Perhatikan kebutuhan ADL klien,
5. Libatkan dalam kegiatan ruangan,
6. Ciptakan lingkungan terapeutik,
7. Terapi somatic,
8. Libatkan keluarga/sistem pendukung untuk membantu mengatasi masalah klien.

D. PELAKSANAAN
Pelaksanaan sesuai dengan rencana keperawatan yang ada dan dilakukan di lapangan.

E. EVALUASI
Klien mengadakan hubungan interpersonal yang efektif, dapat bekerjasama dengan perawat
dan keluarga, klien dapat menggunakan sumber koping yang adekuat.

Anda mungkin juga menyukai