DALAM PENDIDIKAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia Nya kami dapat menyusun makalah ini tanpa suatu halangan apapun.
Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah perkembangan
peserta didik materi isu dan permasalahan pada remaja serta impilkasinya dalam
pendidikan. Disamping itu penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulia dan pembacanya agar dapat mengetahui tentang isu dan permaalah pada
remaja seerta implikasinya dalam pendidikan.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...........................................................................................................3
2
BAB I PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG.................................................................................................4
B.RUMUSAN MASALAH..............................................................................................5
C.TUJUAN.........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
PADA REMAJA..............................................................................................................9
BAB II PENUTUP
.KESIMPULAN.............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
Remaja seringkali dianggap sebagai kelompok yang “aneh”, karena
dalam kehidupannya kelompok ini sering menganut kaidah-kaidah dan
nilai-nilai yang berbeda atau bertentangan dengan kaidah-kaidah dan nilai
yang dianut oleh orang dewasa terutama orang tuanya. Dilihat dari
demensi usia dan perkembangannya, nampak bahwa kelompok ini
tergolong pada kelompok “tradisional” (masa peralihan) dalam pengertian
remaja merupakan decade yang bersifat sementara yaitu rentang waktu
antara usia anak-anak dengan usia dewasa, sehingga bisa dipahami bahwa
pada setiap periode transisi selalu ada gejolak dan badai yang menyertai
perubahan. Dan masa transisi ini pulalah yang mengakibatkan remaja
setelah mengalami gejolak dalam mencari identitasnya, meskipun gejolak
pada setiap remaja memiliki kuantitas dan kualitas yang berbeda.
Perkembangan kepribadian seseorang termasuk remaja merupakan
hasil hubungan dan pengaruh timbal balik secara terus menerus antara
pribadi dengan lingkungannya, lingkungan sosial bagi kelompok remaja
merupakan sumber inspirasi yang dapat memberikan kekuatan dan
kekuatan fisik maupun kesehatan mental yang dapat merupakan upaya
mencegah timbulnya gangguan perkembangan kepribadian. Sebaliknya
lingkungan sosial yang tidak sehat, dapat pula menimbulkan gangguan
dalam kesejahteraan mentalnya. Pendidik diharapkan dapat mengatasi
berbagai kesulitan remaja sehingga perkembangan kepribadiannya dapat
berlangsung dengan baik.
Kegagalan remaja dalam melakukan tugas perkembangannya termasuk
dalam menjalin hubungan dengan lingkungan sosialnya sering
menimbulkan konflik-konflik internal maupun konflik yang terjadi antar
individu dan kelompok yang mengarah pada munculnya perilaku
menyimpang atau kenakalan remaja. Sehingga dapat dikatakan bahwa
pada dasarnya perilaku menyimpang atau kenakalan yang sering muncul
pada kelompok remaja sebenernya merupakan kompensasi dari segala
kekurangan dan kegagalan yang dialaminya.
4
Memperhatikan permasalahan yang mungkin timbul dalam kehidupan
masa remaja, pemahaman dan pemecahannya harus dilakukan secara
interdisipliner dan antarlembaga. Meskipun demikian, pendekatan dan
pemecahannya dari pendidikan merupakan salah satu jalanyang paling
strategis, karena bagi sebagian besar remaja bersekolah dengan para
pendidik, khususnya para guru, mereka itu paling banyak mempunyai
kesempatan berkomunikasi dan bergaul.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari isu dan permasalahan remaja
2. Apa sajakah isu dan permasalahan yang timbul pada remaja?
3. Apa faktor – faktor yang memepengaruhi isu dan permasalahan pada
remaja?
4. Apa saja bentuk penyimpangan pada remaja?
5. Bagaimana implikasinya dalam pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Dengan disusunnya makalah , penulis dapat menyimpulkan tujuan dari
penulis ini diantaranya :
1. Mengetahui berbagai permasalahan yang timbul pada masa remaja
2. Mengetahui bentuk penyimpangan pada remaja
3. Mengetahui implikasi isu dan permasalahan remaja tersebut dalam
pendidikan
5
BAB II
PEMBAHASAN
1
Heath, R.L.,Nelson ,R.A.,. 1986. Issue Management. Newbury Park
2
Regester dkk. 2003. Risk Issue And Crisis Management in Public Relations. New Delhi : Crest
Publishing House
6
masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu
Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja
merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih
banyak dikutip orang. Hal ini hampir sama dengan apa yang di kemukakan
oleh Erickson bahwa masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau
pencarian identitas diri.3
Masa remaja (adolescence) merupakan masa yang paling penting
dalam rentang kehidupan manusia , merupakan masa transisi atau peralihan
dari masa anak – anak menuju ke masa dewasa. Ada beberapa pengertian
menurut beberapa tokoh – tokoh mengenai remaja seperti : Elizabeth B
Hurlock adolescence atau remaja berasala dari kata latin ( adolescence), kata
bendanya adolescentia yang berarti remaja yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa bangsa zaman- zaman purbakala memandang masa puber dan
masa remaja tidak berbeda dengan periode – periode lain dalam rentang
kehidupan anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan
reproduksi.Istilah adolescene yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti
yang sangat luas, yakni mencakup kematangan sosial, emosional, pandangan
ini di ungkapkan oleh piaget dengan mengatakan, secara psikologis , masa
remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa,
usia dimana anak tidak lagi merasa di bwawah tingkat orang – orang yang
lebih tua melainkan berada pada tingkat yang sama, sekurang – kurangnya
berhubumhan dengan masa puber, termasuk juga perubahan intelektual yang
mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini
memungkinkan nya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang
dewasa , yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode
perkembangan ini.
Adapun juga pendapat dari WHO ( World Health Organization) 1974
remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali
3
Laura Irma Alanda dkk. 2007. Penyesuaian Diri Siswa Yang Mengikuti Proram Akselerasi Jurnal
Provitae vol 3 no.1 hlm 3
7
ia menunjukkan tanda – tanda seksualitas sampai saat ini mencapai
kematangan seksualitasnya, individu mengalami perkembangan psikologi dan
pola identifikasi dari kanak – kanak menjadi dewasa , dan terjadi peralihan
dari ketergantungan sosial yang penuh , kepada keadaan yang relatife mandiri.
Maka setelah memahami teori – teori diatas yang dimaksud remaja
adalah suatu masa peralihan dari masa kanak – kanak menuju ke masa
dewasa, dengan ditandai individu telah mengalami perkembangan –
perkembangan atau pertumbuhan – pertumbuhan yang sangat pesat di segala
bidang yang meliputi dari perubahan fisik yang menunjukkan kematanagan
organ reproduksi serta optimalnya fungsional organ – organ lainnya.
Selanjutya perkembangan kognitif yang menunjukkan cara gaya berpikir
remaja , serta pertumbuhan sosial emosional remaja, serta pertumbuhan sosial
emosional remaja dan seluruh perkembangan – perkembangan lainnya yang
dialami sebagai masa persiapan untuk memasuki dewasa. Perkembangan
remaja banyak faktor – faktor yang harus diperhatikan selama
pertumbuhannya diantaranya : hubungan dengan orang tuanya , hubungan
dengan teman sebayanya , hubungan dengan lingkungannya serta pengetahuan
kognitifnya. Berdasarkan penjelasaan diatas isu dan permasalah remaja dapat
diartikan sebagai masalah – masalah yang timbul atau terjadi pada remaja.
2. Ketidakstabilan emosi.
8
4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
7. Senang bereksperimentasi.
8. Senang bereksplorasi.
4
Dr Shilphy A. Octavia, M.Pd. Motivasi Belajar Dalam Perkembangan Remaja Yogyakarta: Grup
penerbitan CV budi utama. hlm 31
5
Rukaya,S.Pd. 2019. Aku dan Bimbingan Konseling Guepedia Publisher hlm 120
9
1. Faktor bakat yang mempengaruhi temperamen (menjadi pemarah)
2. Cacat tubuh
3. Ketidakmampuan menyesuaikan diri.
10
5. Suka merusak fasilitas
6. Sering mencuri barang orang lain
7. Suka mencari perhatian
8. Ugal-ugalan/kebut-kebutan di jalan
a. Delikuensi Individual
Adalah perilaku menyimpang yang berupa tingkah laku
kriminal yang merupakan gejala personal dengan ciri khas “jahat“
yang disebabkan oleh prodisposisi dan kecenderungan
penyimpangan tingkah laku psikopat, neourotis, dan antisosial.
Penyimpangan perilaku ini dapat diperhebat dengan stimuli sosial
yang buruk, teman bergaul yang tidak tepat dan kodisi kultural
yang kurang menguntungkan. Perilaku menyimpang pada tipe ini
seringkali bersifat simptomatik karena muncul dengan disertai
banyaknya konflik-konflik intra psikis yang bersifat kronis dan
disintegrasi pribadi.
b. Delinkuensi Situasional
Bentuk penyimpangan perilaku tipe ini pada umumnya
dilakukan oleh anak-anak dalam klasifikasi normal yang dapat
dipegaruhi oleh berbagai kekuatan situasional baik situasi yang
berupa stimuli sosial maupun kekuatan tekanan lingkungan teman
sebaya yang semuanya memberikan pengaruh yang “menekan dan
memaksa“ pada pembentukan perilaku menyimpang.
11
Penyimpangan perilaku dalam bentuk ini seringkali muncul
sebagai akibat transformasi kondisi psikologis dan reaksi terhadap
pengaruh eksternal yang bersifat memaksa. Dalam kehidupa
remaja situasi sosial eksternal yang menekan, terutama dari
kelompok sebaya dapat dengan mudah mengalahkan unsure
internal yang berupa pikiran sehat, peraaan dan hati nurani
sehingga memunculkan tingkah laku delinkuen situasional.
c. Delinkuensi Sistematik
Perbuatan menyimpang dan kriminal pada anak-anak remaja
dapat berkembang menjadi perilaku menyimpang yang
disestematisir, dalam bentuk suatu organisasi kelompok sebaya
yang berperilaku seragam dalam penyimpangan. Kumpulan
tingkah laku yang menyimpang yang disestematisir dalam
pengaturan status, norma dan peranan tertentu kan memunculkan
sikap moral yang salah dan justru muncul rasa kebanggaan
terhadap perbedaan-perbedaan dengan norma umum yang berlaku.
Semua perilaku menyimpang yang seragam dilakukan oleh
anggota kelompok ini kemudian dirasionalisir dan dilakukan
pembenaran sendiri oleh seluruh anggota kelompok, sehingga
perilaku menyimpang yang dilakukan menjadi terorganisir dan
sistematis sifatnya. Dorongan berperilaku menyimpang pada
kelompok remaja terutama muncul pada saat kelompok remaja ini
dalam kondisi tidak sadar atau setengah sadar, karena berbagai
sebab dan berada dalam situasi yang tidak terawasi oleh kontrol
diri dan kontrol sosial. Lama kelamaan perilaku menyimpang ini
diulang dan diulang kembali, dan kemudian dirasakan enak dan
menyenangkan yang kemudian diprofesionalisasikan yang pada
12
akhirnya kemudian digunakan untuk menegakkan gengsi diri
secara tidak wajar.
d. Delinkuensi Komulatif
Pada hakekatnya bentuk delikuensi ini merupakan produk dari
konflik budaya yang merupakan hasil dari banyak konflik kultural
yang kontroversial dalam iklim yang penuh konflik.
13
6. Main kebut-kebutan di jalan perhitungan bahwa hal tersebut
mengganggu keamanan, keselamatan dan membahayakan jiwa
diri sendiri maupun orang lain.
7. Perilaku ugal-ugalan, berandalan, urakan dan perilaku-
perilaku lain yang mengacaukan lingkungan sekitar. Hal ini
sering dilakukan sebagai akibat kelebihan energy dan dorongan
primitive yang tak terkendali, serta upaya
8. mengisi waktu luang tanpa bimbingan orang dewasa.
9. Perkelahian antar individu, antar gang, antar kelompok, antar
sekolah ataupun antar suku, yang kesemuanya menunjukan
akibat negatif.
10. Membolos sekolah dan bergelandangan sepanjang jalan atau
bersembunyi di tempat terpencil sambil melakukan berbagai
eksperimen perilaku sosial.
11. Perilaku kriminalitas, yang berupa perbuatan mengancam,
intimidasi memeras, merampas dan sebagainya.
12. Berpestapora sambil mabuk-mabukan dan melakukan
perbuatan seks bebas yang mengganggu ligkungan.
13. Perkosaan dan agresifitas sosial atau pembunuhann karena
motif seksual atau didorong oleh reaksi-reaksi konpensatoris
dan peranan inferior yang menuntut pengakuan diri.
14. Kecanduan dan ketagihan obat terlarang yang erat kaitannya
dengan tindak kejahatan.
15. Perjudian dan bentuk-bentuk permainan dengan taruhan yang
mengakibatkan ekses kriminalitas.
16. Perbuatan anti sosial dan a sosial yang disebabkan oleh
gangguan kejiwaan pada anak-anak remaja simptomatik,
neourotik dan gangguan jiwa lain.
14
17. Penyimpangan-penyimpangan perilaku lain yang disebabkan
oleh kerusakan pada karakter anak yang menuntut kompensasi
disebabkan oleh organ-organ yang inferior.6
6
Gunarsa,Singgih D . 2004 . Psikologi Praktis Anak ,Remaja, dan Keluarga . Jakarta : Gunung Mulia
15
3) Role playing, akan sangat tepat untuk mengurangi ekses sosial dari
perkembangan fisik dan perilaku psikomotorik, yang sebenarnya
merupakan hal wajar (natural) terjadi tidak perlu merupakan keanehan
yang baru ditabukan secara berlebihan.
1) Kepada para guru bidang studi tertentu seperti bahasa asing, matematika,
seni suara, dan olahraga, tampaknya dituntut pemahaman yang mendalam dan
perlakuan layanan perndidikan dan bimbingan kebijaksanaan sehingga siswa-
siswa remaja yang biasanya mengalami kesulitan dan kelemahan tertentu
dalam bidang-bidang studi yang sensitif tersebut tidak menjurus kepada
situasi-situasi frustasi yang mengandung lahirnya reaksi-reaksi mekanisme
pertahanan diri atau defence mechanism atau sikap-sikap dan tindakan-
tindakan yang negatif destruktif, baik terhadap bidang studinya maupun
gurunya;
2 )Penggunaan strategi belajar-mengajar yang tepat (individualize atau small
group based instruction) untuk membantu siswa-siswa yang tepat (the
accelerated students), dan yang lambat (the slow leaners) misalnya
menggunakan sistem belajar modul;
3) Penjurusan atau pemilihan dan penentuan program studi seyogyanya
memperhitungkan segala aspek selengkap mungkin dengan data atau
informasi secermat mungkin yang menyangkut kemampuan dasar intelektual
(iq), bakat khusus (aptitudes), di samping aspirasi atau keinginan orangtuanya
dan siswa yang bersangkutan.
c. Untuk memahami dan mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan
yang berhubungan dengan perkembangan perilaku social, moralitas dan
kesadaran hidup atau penghayatan keagamaan, antara lain:
1) Diusahakan terciptanya suasana dan tersedianya fasilitas yang
memungkinkan kelompok-kelompok perkumpulan remaja yang
16
mempunyai tujuan-tujuan dan program-program kegiatan yang positif
konstruktif berdasarkan minat, keolahragaan, kesenian, keagamaan,
hobi, kelompok belajar atau seperti diskusi, yang diorganisasikan oleh
mereka sendiri dengan guidance dari para pendidik seperlunya;
2) Diaktifkannya rumah dengan sekolah (parent-teacher association)
untuk saling mendekatkan dan menyelaraskan system nilai yang
dikembangkan dan cara pendekatan terhadap siswa remaja serta sikap
dan tindakan perlakuan layanan yang diberikan dalam pembinaannya;
3) Pertemuan dan kerja sama antarkelembagaan yang mempunyai
tugas dan kepentingan yang bersangkutan dengan kehidupan remaja
secara rasional (sekolah, lembaga keagamaan, lembaga kesehatan,
lembaga keamanan, lembaga pengabdian kanak-kanak, lembaga
konsultasi psikologis, guidance and consulting centre, jawatan sosial,
jawatan penempatan tenaga kerja, lembaga kesehatan mental, dan
sebagainya), tampaknya akan sangat bermanfaat dalam rangka
membantu para remaja mengembangkan program-program pembinaan
minat, karier, dan aktifitas lainnya.
d. Untuk memahami dan mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan
yang berhubungan dengan perkembangan fungsi-fungsi konatif, afektif, dan
kepribadian, antara lain:
1) Sudah barang tentu jalan yang paling strategis untuk ini ialah apabila
para pendidik terutama para orang tua dan guru dapat menampilkan
pribadi-pribadinya yang dapat merupakan objek identifikasi sebagai
pribadi idola para remajanya;
2) Pemberian tugas-tugas yang dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab,
belajar menimbang, memilih dan mengambil keputusan atau tindakan
yang tepat akan sangat menunjang bagi pembinaan kepribadiannya.
17
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
Regester dkk. 2003. Risk Issue And Crisis Management in Public Relations. New
Delhi : Crest Publishing House
Laura Irma Alanda dkk. 2007. Penyesuaian Diri Siswa Yang Mengikuti Proram
Akselerasi Jurnal Provitae vol 3 no.1
19