Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ISU DAN PERMASALAHAN REMAJA SERTA IMPLIKASINYA

DALAM PENDIDIKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik

Dosen Pengampu : Ibu Nina Hayuningtyas, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 8 :

1. NENENG FIQRIANI ( T20198138)


2. AULIA MAIDATUR ROHMAH ( T20198143)
3. MUSRIFAH OKTAVIANI ( T20198148)
4. NINDIA KATRIANA (T20198155)
TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
TAHUN AKADEMIK 2020 /2021
MEI 2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia Nya kami dapat menyusun makalah ini tanpa suatu halangan apapun.
Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah perkembangan
peserta didik materi isu dan permasalahan pada remaja serta impilkasinya dalam
pendidikan. Disamping itu penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulia dan pembacanya agar dapat mengetahui tentang isu dan permaalah pada
remaja seerta implikasinya dalam pendidikan.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penyusun mengharap
kritik dan saran dari pembaca sehingga dalam pembuatan makalah lainnya lebih baik
lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Jember, 17 April 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................................2

KATA PENGANTAR...........................................................................................................3

2
BAB I PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG.................................................................................................4
B.RUMUSAN MASALAH..............................................................................................5
C.TUJUAN.........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ISU DAN PERMASALAHAN REMAJA.....................................6

B. ISU DAN PERMASALAHAN YANG TIMBUL PADA REMAJA.......................8

C. FAKTOR – FAKTOR YANG MENYEBABKAN ISU DAN


PERMASALAHAN

PADA REMAJA..............................................................................................................9

D. BENTUK – BENTUK ISU DAN PERMASALAHN PADA REMAJA...............10

E. IMPLEMENTASI DALAM PENDIDIKAN..........................................................14

BAB II PENUTUP

.KESIMPULAN.............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

3
Remaja seringkali dianggap sebagai kelompok yang “aneh”, karena
dalam kehidupannya kelompok ini sering menganut kaidah-kaidah dan
nilai-nilai yang berbeda atau bertentangan dengan kaidah-kaidah dan nilai
yang dianut oleh orang dewasa terutama orang tuanya. Dilihat dari
demensi usia dan perkembangannya, nampak bahwa kelompok ini
tergolong pada kelompok “tradisional” (masa peralihan) dalam pengertian
remaja merupakan decade yang bersifat sementara yaitu rentang waktu
antara usia anak-anak dengan usia dewasa, sehingga bisa dipahami bahwa
pada setiap periode transisi selalu ada gejolak dan badai yang menyertai
perubahan. Dan masa transisi ini pulalah yang mengakibatkan remaja
setelah mengalami gejolak dalam mencari identitasnya, meskipun gejolak
pada setiap remaja memiliki kuantitas dan kualitas yang berbeda.
Perkembangan kepribadian seseorang termasuk remaja merupakan
hasil hubungan dan pengaruh timbal balik secara terus menerus antara
pribadi dengan lingkungannya, lingkungan sosial bagi kelompok remaja
merupakan sumber inspirasi yang dapat memberikan kekuatan dan
kekuatan fisik maupun kesehatan mental yang dapat merupakan upaya
mencegah timbulnya gangguan perkembangan kepribadian. Sebaliknya
lingkungan sosial yang tidak sehat, dapat pula menimbulkan gangguan
dalam kesejahteraan mentalnya. Pendidik diharapkan dapat mengatasi
berbagai kesulitan remaja sehingga perkembangan kepribadiannya dapat
berlangsung dengan baik.
Kegagalan remaja dalam melakukan tugas perkembangannya termasuk
dalam menjalin hubungan dengan lingkungan sosialnya sering
menimbulkan konflik-konflik internal maupun konflik yang terjadi antar
individu dan kelompok yang mengarah pada munculnya perilaku
menyimpang atau kenakalan remaja. Sehingga dapat dikatakan bahwa
pada dasarnya perilaku menyimpang atau kenakalan yang sering muncul
pada kelompok remaja sebenernya merupakan kompensasi dari segala
kekurangan dan kegagalan yang dialaminya.

4
Memperhatikan permasalahan yang mungkin timbul dalam kehidupan
masa remaja, pemahaman dan pemecahannya harus dilakukan secara
interdisipliner dan antarlembaga. Meskipun demikian, pendekatan dan
pemecahannya dari pendidikan merupakan salah satu jalanyang paling
strategis, karena bagi sebagian besar remaja bersekolah dengan para
pendidik, khususnya para guru, mereka itu paling banyak mempunyai
kesempatan berkomunikasi dan bergaul.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari isu dan permasalahan remaja
2. Apa sajakah isu dan permasalahan yang timbul pada remaja?
3. Apa faktor – faktor yang memepengaruhi isu dan permasalahan pada
remaja?
4. Apa saja bentuk penyimpangan pada remaja?
5. Bagaimana implikasinya dalam pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
Dengan disusunnya makalah , penulis dapat menyimpulkan tujuan dari
penulis ini diantaranya :
1. Mengetahui berbagai permasalahan yang timbul pada masa remaja
2. Mengetahui bentuk penyimpangan pada remaja
3. Mengetahui implikasi isu dan permasalahan remaja tersebut dalam
pendidikan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Isu dan Permasalahan Remaja


Menurut dua pakar Chase & Jones menggambarkan sebagai sebuah
masalah yang belum terpecahkan yang siap diambil keputusannya. Pakar lain
mengatakan bahwa dalam bentuk dasarnya, sebuah isu dapat didefinisikan
sebagai sebuah titik konflik antara sebuah organisasi dengan satu atau lebih
publiknya. Sementara Heath dan Nelson ( 1986) mendenifisikan isu sebagai
suatu pertanyaan tentang fakta, nilai atau kebijakan yang dapat diperdebatkan.
Berdasarkan definisi yang telah disebutkan diatas, isu adalah suatu hal yang
terjadi baik didalam maupun diluar organisasi dan berlanjut pada tahap krisis.
Pengertian isu menjurus pada adanya masalah dalam suatu organisasi yang
membutuhkan penanganan.1
Menurut KBBI permasalahan berasal dari kata masalah. Permasalahan
adalah hal yang menjadikan masalah. Arti lainnya dari permasalahan adalah
hal yang dimasalahkan.2
Santrock (2003: 45) menyatakan bahwa Remaja adalah masa yang
penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada

1
Heath, R.L.,Nelson ,R.A.,. 1986. Issue Management. Newbury Park
2
Regester dkk. 2003. Risk Issue And Crisis Management in Public Relations. New Delhi : Crest
Publishing House

6
masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu
Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja
merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih
banyak dikutip orang. Hal ini hampir sama dengan apa yang di kemukakan
oleh Erickson bahwa masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau
pencarian identitas diri.3
Masa remaja (adolescence) merupakan masa yang paling penting
dalam rentang kehidupan manusia , merupakan masa transisi atau peralihan
dari masa anak – anak menuju ke masa dewasa. Ada beberapa pengertian
menurut beberapa tokoh – tokoh mengenai remaja seperti : Elizabeth B
Hurlock adolescence atau remaja berasala dari kata latin ( adolescence), kata
bendanya adolescentia yang berarti remaja yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa bangsa zaman- zaman purbakala memandang masa puber dan
masa remaja tidak berbeda dengan periode – periode lain dalam rentang
kehidupan anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan
reproduksi.Istilah adolescene yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti
yang sangat luas, yakni mencakup kematangan sosial, emosional, pandangan
ini di ungkapkan oleh piaget dengan mengatakan, secara psikologis , masa
remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa,
usia dimana anak tidak lagi merasa di bwawah tingkat orang – orang yang
lebih tua melainkan berada pada tingkat yang sama, sekurang – kurangnya
berhubumhan dengan masa puber, termasuk juga perubahan intelektual yang
mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini
memungkinkan nya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang
dewasa , yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode
perkembangan ini.
Adapun juga pendapat dari WHO ( World Health Organization) 1974
remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali

3
Laura Irma Alanda dkk. 2007. Penyesuaian Diri Siswa Yang Mengikuti Proram Akselerasi Jurnal
Provitae vol 3 no.1 hlm 3

7
ia menunjukkan tanda – tanda seksualitas sampai saat ini mencapai
kematangan seksualitasnya, individu mengalami perkembangan psikologi dan
pola identifikasi dari kanak – kanak menjadi dewasa , dan terjadi peralihan
dari ketergantungan sosial yang penuh , kepada keadaan yang relatife mandiri.
Maka setelah memahami teori – teori diatas yang dimaksud remaja
adalah suatu masa peralihan dari masa kanak – kanak menuju ke masa
dewasa, dengan ditandai individu telah mengalami perkembangan –
perkembangan atau pertumbuhan – pertumbuhan yang sangat pesat di segala
bidang yang meliputi dari perubahan fisik yang menunjukkan kematanagan
organ reproduksi serta optimalnya fungsional organ – organ lainnya.
Selanjutya perkembangan kognitif yang menunjukkan cara gaya berpikir
remaja , serta pertumbuhan sosial emosional remaja, serta pertumbuhan sosial
emosional remaja dan seluruh perkembangan – perkembangan lainnya yang
dialami sebagai masa persiapan untuk memasuki dewasa. Perkembangan
remaja banyak faktor – faktor yang harus diperhatikan selama
pertumbuhannya diantaranya : hubungan dengan orang tuanya , hubungan
dengan teman sebayanya , hubungan dengan lingkungannya serta pengetahuan
kognitifnya. Berdasarkan penjelasaan diatas isu dan permasalah remaja dapat
diartikan sebagai masalah – masalah yang timbul atau terjadi pada remaja.

B. Isu dan Permasalah Yang Timbul Pada Remaja

Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat


menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:

1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.

2. Ketidakstabilan emosi.

3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk


hidup.

8
4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.

5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab


pertentangan- pertentang dengan orang tua.

6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup


memenuhi semuanya.

7. Senang bereksperimentasi.

8. Senang bereksplorasi.

9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.

10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan


berkelompok.4

(Fagan, 2006) Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja


adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk
perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian
Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa
remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan
sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak
berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja.5

C. Faktor – Faktor yang menyebabkan Isu dan Permasalahan Pada Remaja


Sarwono (1994) faktor yang mempengaruhi perilaku remaja dibagi
menjadi dua yaitu :
a. Faktor pribadi, meliputi:

4
Dr Shilphy A. Octavia, M.Pd. Motivasi Belajar Dalam Perkembangan Remaja Yogyakarta: Grup
penerbitan CV budi utama. hlm 31
5
Rukaya,S.Pd. 2019. Aku dan Bimbingan Konseling Guepedia Publisher hlm 120

9
1. Faktor bakat yang mempengaruhi temperamen (menjadi pemarah)
2. Cacat tubuh
3. Ketidakmampuan menyesuaikan diri.

b. Faktor lingkungan, meliputi.


1. Malnutrisi (Kekurangan gizi)
2. Kemiskinan di kota-kota besar
3. Gangguan lingkungan (polusi, bencana alam, kecelakaan
lalulintas)
4. Migrasi (urbanisasi, pengungsi karena perang)
5. Faktor sekolah ( kesalahan pendidikan, faktor kurikulum)
6. Keluarga yang tercerai berai (perceraian, perpisahan yang terlalu
lama)
7. Gangguan dalam pengasuhan oleh keluarga (kematian orangtua,
orangtua sakit, atau orangtua yang tidak harmonis)

C. Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang Remaja

Gunarsa (1986) prilaku menyimpang terbagi menjadi 2 jenis yaitu:

a. Penyimpangan bersifat amoral dan asosial yang tidak diatur dalam


Undang-undang (tidak termasuk pelanggaran hukum),misalnya:
membolos, kabur dari rumah, pakaian Tidak senonoh, dll.
b. Penyimpangan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian
sesuai dengan undang-undang dan hukum kenakalan ( remaja /
delequensi) misalnya: pembunuhan, judi, memperkosa.
Contoh perilaku menyimpang yang sering terjadi pada remaja :
1. Suka bolos sekolah
2. Tidak suka bergaul
3. Berbohong
4. Suka berkelahi/mengganggu teman

10
5. Suka merusak fasilitas
6. Sering mencuri barang orang lain
7. Suka mencari perhatian
8. Ugal-ugalan/kebut-kebutan di jalan

Berdasarkan permasalahan remaja yang telah dipaparkan


sebelumnya, maka dapat dispesifikasikan bentuk- bentuk perilaku
menyimpang atau kenakalan remaja yang dibagi menjadi empat
kelompok besar, yaitu:

a. Delikuensi Individual
Adalah perilaku menyimpang yang berupa tingkah laku
kriminal yang merupakan gejala personal dengan ciri khas “jahat“
yang disebabkan oleh prodisposisi dan kecenderungan
penyimpangan tingkah laku psikopat, neourotis, dan antisosial.
Penyimpangan perilaku ini dapat diperhebat dengan stimuli sosial
yang buruk, teman bergaul yang tidak tepat dan kodisi kultural
yang kurang menguntungkan. Perilaku menyimpang pada tipe ini
seringkali bersifat simptomatik karena muncul dengan disertai
banyaknya konflik-konflik intra psikis yang bersifat kronis dan
disintegrasi pribadi.

b. Delinkuensi Situasional
Bentuk penyimpangan perilaku tipe ini pada umumnya
dilakukan oleh anak-anak dalam klasifikasi normal yang dapat
dipegaruhi oleh berbagai kekuatan situasional baik situasi yang
berupa stimuli sosial maupun kekuatan tekanan lingkungan teman
sebaya yang semuanya memberikan pengaruh yang “menekan dan
memaksa“ pada pembentukan perilaku menyimpang.

11
Penyimpangan perilaku dalam bentuk ini seringkali muncul
sebagai akibat transformasi kondisi psikologis dan reaksi terhadap
pengaruh eksternal yang bersifat memaksa. Dalam kehidupa
remaja situasi sosial eksternal yang menekan, terutama dari
kelompok sebaya dapat dengan mudah mengalahkan unsure
internal yang berupa pikiran sehat, peraaan dan hati nurani
sehingga memunculkan tingkah laku delinkuen situasional.

c. Delinkuensi Sistematik
Perbuatan menyimpang dan kriminal pada anak-anak remaja
dapat berkembang menjadi perilaku menyimpang yang
disestematisir, dalam bentuk suatu organisasi kelompok sebaya
yang berperilaku seragam dalam penyimpangan. Kumpulan
tingkah laku yang menyimpang yang disestematisir dalam
pengaturan status, norma dan peranan tertentu kan memunculkan
sikap moral yang salah dan justru muncul rasa kebanggaan
terhadap perbedaan-perbedaan dengan norma umum yang berlaku.
Semua perilaku menyimpang yang seragam dilakukan oleh
anggota kelompok ini kemudian dirasionalisir dan dilakukan
pembenaran sendiri oleh seluruh anggota kelompok, sehingga
perilaku menyimpang yang dilakukan menjadi terorganisir dan
sistematis sifatnya. Dorongan berperilaku menyimpang pada
kelompok remaja terutama muncul pada saat kelompok remaja ini
dalam kondisi tidak sadar atau setengah sadar, karena berbagai
sebab dan berada dalam situasi yang tidak terawasi oleh kontrol
diri dan kontrol sosial. Lama kelamaan perilaku menyimpang ini
diulang dan diulang kembali, dan kemudian dirasakan enak dan
menyenangkan yang kemudian diprofesionalisasikan yang pada

12
akhirnya kemudian digunakan untuk menegakkan gengsi diri
secara tidak wajar.
d. Delinkuensi Komulatif
Pada hakekatnya bentuk delikuensi ini merupakan produk dari
konflik budaya yang merupakan hasil dari banyak konflik kultural
yang kontroversial dalam iklim yang penuh konflik.

Perilaku menyimpang tipe ini memiliki ciri utama, yaitu:

1. Mengandung banyak dimensi ketegangan syaraf, kegelisahan


batin, dan keresahan hati pada remaja, yang kemudian
disalurkan dan dikompensasikan secara negatif pada tindak
kejahatan dan agresif tak terkendali.
2. Merupakan pemberontakan kelompok remaja terhadap
kekuasaan dan kewibawaan orang dewasa yang dirasa
berlebihan. Untuk dapat menemukan identitas diri lewat
perilaku yang melanggar norma sosial dan hukum.
3. Diketemukan adanya banyak penyimpangan seksual yang
disebabkan oleh penundaan usia perkawinan, jauh sesudah
kematangan biologis tercapai dan tidak disertai oleh kontrol
diri yang kuat, hal ini bisa terjadi karena sulitnya lapangan
pekerjaan ataupun sebab-sebab yang lain.
4. Banyak diketemukan munculnya tindak ekstrem radikal
yang dilakukan oleh kelompok remaja, yang mengganggu dan
merugikan kehidupan masyarakat, yaitu cara untuk memenuhi
kebutuhan yang dilakukan dengan menggunakan cara-cara
kekerasan, penculikan, penyadaran dan sebagainya.
5. Dengan mencermati bentuk perilaku menyimpang yang dilihat
dari dimensi penyebabnya, maka secara fisik wujud dari
perilaku menyimpang dapat berupa perilaku sebagai berikut :

13
6. Main kebut-kebutan di jalan perhitungan bahwa hal tersebut
mengganggu keamanan, keselamatan dan membahayakan jiwa
diri sendiri maupun orang lain.
7. Perilaku ugal-ugalan, berandalan, urakan dan perilaku-
perilaku lain yang mengacaukan lingkungan sekitar. Hal ini
sering dilakukan sebagai akibat kelebihan energy dan dorongan
primitive yang tak terkendali, serta upaya
8. mengisi waktu luang tanpa bimbingan orang dewasa.
9. Perkelahian antar individu, antar gang, antar kelompok, antar
sekolah ataupun antar suku, yang kesemuanya menunjukan
akibat negatif.
10. Membolos sekolah dan bergelandangan sepanjang jalan atau
bersembunyi di tempat terpencil sambil melakukan berbagai
eksperimen perilaku sosial.
11. Perilaku kriminalitas, yang berupa perbuatan mengancam,
intimidasi memeras, merampas dan sebagainya.
12. Berpestapora sambil mabuk-mabukan dan melakukan
perbuatan seks bebas yang mengganggu ligkungan.
13. Perkosaan dan agresifitas sosial atau pembunuhann karena
motif seksual atau didorong oleh reaksi-reaksi konpensatoris
dan peranan inferior yang menuntut pengakuan diri.
14. Kecanduan dan ketagihan obat terlarang yang erat kaitannya
dengan tindak kejahatan.
15. Perjudian dan bentuk-bentuk permainan dengan taruhan yang
mengakibatkan ekses kriminalitas.
16. Perbuatan anti sosial dan a sosial yang disebabkan oleh
gangguan kejiwaan pada anak-anak remaja simptomatik,
neourotik dan gangguan jiwa lain.

14
17. Penyimpangan-penyimpangan perilaku lain yang disebabkan
oleh kerusakan pada karakter anak yang menuntut kompensasi
disebabkan oleh organ-organ yang inferior.6

D. Implementasinya Dalam Pendidikan


Memperhatikan permasalahan yang mungkin timbul dalam kehidupan
masa remaja, sudah jelas kata Conger (197:9) pemahaman dan pemecahannya
harus dilakukan secara interdisipliner dan antarlembaga. Meskipun demikian,
pendekatan dan pemecahannya dari pendidikan merupakan salah satu jalan
yang paling strategis karena bagi sebagian besar remaja bersekolah dengan
para pendidik, khususnya guru, mereka itu paling banyak mempunyai
kesempatan berkomunikasi dan bergaul.
Di antara usaha-usaha pembinaan, sekurang-kurangnya untuk
mengurangi kemungkinan tumbuhnya permasalahan tersebut di atas,
dalam rangka kegiatan pendidikan yang dapat dilakukan para pendidik
umumnya dan para guru khususnya, ialah:
a. Untuk memahami dan mengurangi permasalahan yang berhubungan
dengan perkembangan fisik dan perilaku psikomotorik, antara lain:
1) Seygiannya dalam program dan kegiatan pendidik tertentu, diadakan
program dan nan khusus bagi siswa remaja pria dan wanita (misalnya,
dalam pelajaran anatomi dan fisiologi dan pendidikan olahraga) yang
diberikan pula oleh para guru yang dapat menyelenggarakan
penjelasannya dengan penuh dignity;
2) Disamping itu melalui bentuk-bentuk pendidikan secara formal
tersebut, kiranya dapat pula diadakan diskusi atau panel atau ceramah
tamu tentang pendidikan jenis (sex education), bahaya-bahaya dari
perilaku menyimpang dalam pemuasan kehidupan seksual (masturbasi,
onani, prostitusi, dan sebagainya) terhadap kesehatan serta
perkembangan jasmani dan rohani yang sehat;

6
Gunarsa,Singgih D . 2004 . Psikologi Praktis Anak ,Remaja, dan Keluarga . Jakarta : Gunung Mulia

15
3) Role playing, akan sangat tepat untuk mengurangi ekses sosial dari
perkembangan fisik dan perilaku psikomotorik, yang sebenarnya
merupakan hal wajar (natural) terjadi tidak perlu merupakan keanehan
yang baru ditabukan secara berlebihan.

b. Untuk memahami dan mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang


berhubungan dengan perkembangan bahan perilaku kognitif, antara lain:

1) Kepada para guru bidang studi tertentu seperti bahasa asing, matematika,
seni suara, dan olahraga, tampaknya dituntut pemahaman yang mendalam dan
perlakuan layanan perndidikan dan bimbingan kebijaksanaan sehingga siswa-
siswa remaja yang biasanya mengalami kesulitan dan kelemahan tertentu
dalam bidang-bidang studi yang sensitif tersebut tidak menjurus kepada
situasi-situasi frustasi yang mengandung lahirnya reaksi-reaksi mekanisme
pertahanan diri atau defence mechanism atau sikap-sikap dan tindakan-
tindakan yang negatif destruktif, baik terhadap bidang studinya maupun
gurunya;
2 )Penggunaan strategi belajar-mengajar yang tepat (individualize atau small
group based instruction) untuk membantu siswa-siswa yang tepat (the
accelerated students), dan yang lambat (the slow leaners) misalnya
menggunakan sistem belajar modul;
3) Penjurusan atau pemilihan dan penentuan program studi seyogyanya
memperhitungkan segala aspek selengkap mungkin dengan data atau
informasi secermat mungkin yang menyangkut kemampuan dasar intelektual
(iq), bakat khusus (aptitudes), di samping aspirasi atau keinginan orangtuanya
dan siswa yang bersangkutan.
c. Untuk memahami dan mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan
yang berhubungan dengan perkembangan perilaku social, moralitas dan
kesadaran hidup atau penghayatan keagamaan, antara lain:
1) Diusahakan terciptanya suasana dan tersedianya fasilitas yang
memungkinkan kelompok-kelompok perkumpulan remaja yang

16
mempunyai tujuan-tujuan dan program-program kegiatan yang positif
konstruktif berdasarkan minat, keolahragaan, kesenian, keagamaan,
hobi, kelompok belajar atau seperti diskusi, yang diorganisasikan oleh
mereka sendiri dengan guidance dari para pendidik seperlunya;
2) Diaktifkannya rumah dengan sekolah (parent-teacher association)
untuk saling mendekatkan dan menyelaraskan system nilai yang
dikembangkan dan cara pendekatan terhadap siswa remaja serta sikap
dan tindakan perlakuan layanan yang diberikan dalam pembinaannya;
3) Pertemuan dan kerja sama antarkelembagaan yang mempunyai
tugas dan kepentingan yang bersangkutan dengan kehidupan remaja
secara rasional (sekolah, lembaga keagamaan, lembaga kesehatan,
lembaga keamanan, lembaga pengabdian kanak-kanak, lembaga
konsultasi psikologis, guidance and consulting centre, jawatan sosial,
jawatan penempatan tenaga kerja, lembaga kesehatan mental, dan
sebagainya), tampaknya akan sangat bermanfaat dalam rangka
membantu para remaja mengembangkan program-program pembinaan
minat, karier, dan aktifitas lainnya.
d. Untuk memahami dan mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan
yang berhubungan dengan perkembangan fungsi-fungsi konatif, afektif, dan
kepribadian, antara lain:
1) Sudah barang tentu jalan yang paling strategis untuk ini ialah apabila
para pendidik terutama para orang tua dan guru dapat menampilkan
pribadi-pribadinya yang dapat merupakan objek identifikasi sebagai
pribadi idola para remajanya;
2) Pemberian tugas-tugas yang dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab,
belajar menimbang, memilih dan mengambil keputusan atau tindakan
yang tepat akan sangat menunjang bagi pembinaan kepribadiannya.

17
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus


perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan
kepada perkembangan masa dewasa yang sehat . Masa remaja juga
merupakan masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri.
Denagan demikian , maka akan muncul suatu isu dan permasalahan yang
terjadi pada remaja tersebut.
Berdasarkan pembahasan diatas ada banyak faktor yang
mempengaruhi timbulnya isu dan permasalahan pada remaja yaitu faktor
pribadi atau diri sendiri dan faktor lingkungan. Bentuk perilaku menyimpang
pada remaja juga dikelompokkan menjadi 4 yaitu delinkuensi individual,
delinkuensi situasional, delinkuensi sistematik, dan delinkuensi komulatif.
Implikasinya terhadap pendidikan sebagai pembinaaan guna untuk
memahami mengurangi permasalahan yang berhubungan dengan
perkembangan fisik dan perilaku psikomotorik, kemungkinan timbulnya
permasalahan yang berhubungan dengan perkembangan bahan perilaku
kognitif, timbulnya permasalahan yang berhubungan dengan perkembangan
perilaku social, moralitas dan kesadaran hidup atau penghayatan keagamaan,
dan timbulnya permasalahan yang berhubungan dengan perkembangan
fungsi-fungsi konatif, afektif, dan kepribadian

18
DAFTAR PUSTAKA

Heath, R.L.,Nelson ,R.A.,. 1986. Issue Management. Newbury Park

Regester dkk. 2003. Risk Issue And Crisis Management in Public Relations. New
Delhi : Crest Publishing House

Laura Irma Alanda dkk. 2007. Penyesuaian Diri Siswa Yang Mengikuti Proram
Akselerasi Jurnal Provitae vol 3 no.1

Dr Shilphy A. Octavia, M.Pd. Motivasi Belajar Dalam Perkembangan Remaja


Yogyakarta: Grup penerbitan CV budi utama.

Rukaya,S.Pd. 2019. Aku dan Bimbingan Konseling Guepedia Publisher

Gunarsa,Singgih D . 2004 . Psikologi Praktis Anak ,Remaja, dan Keluarga . Jakarta :


Gunung Mulia

19

Anda mungkin juga menyukai