Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Modul IKGMP

Diskusi Kelompok C

Disusun oleh :
Kelompok C

Siti Rofilah Sandaeng (040001800128)


Siti Tika Kamilla (040001800129)
Siti Sara Safirah (040001800130)
Sophie Ailsa Arthur (040001800131)
Stephannie Alvinsia (040001800132)
Syarifah Aulia (040001800133)
Tania Nabila (040001800134)
Tasha Nadila Mandiri (040001800135)
Thomas Aurelius D. (040001800136)
Tiffany Hartono (040001800137)
Tirza Oktarina (040001800138)
Vallerie Trisha (040001800139)
Vanessa Wangsanegara (040001800140)
Vedda Lucia (040001800141)
Vella Bougenvil (040001800142)
Verenli (040001800143)
Vivi Angelina (040001800144)
Wafa Toriq Hayaza (040001800145)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
2019

Skenario 1
1. Perbandingan laki-laki dan perempuan pada setiap provinsi:

L
Sex Ratio = X 100
P

2.545 .113
1. Aceh = x 100 = 99,7 ≈ 100
2.551.135
7.037.736
2. Sumatera Utara = x 100 = 99,6 ≈ 100
7.065.585
2.617 .273
3. Sumatera Barat = x 100 = 99,1≈ 99
2.642.255
3.336.874
4. Riau = x 100 = 105,4 ≈ 105
3.164 .097
1.764 .935
5. Jambi = x 100 = 104,1 ≈ 104
1.693 .991
4.147 .140
6. Sumatera Selatan = x 100 = 103,3 ≈ 103
4.013 .761
971.286
7. Bengkulu = x 100 = 104,0 ≈ 104
933.507
4.205 .694
8. Lampung = x 100 = 105,2 ≈ 105
3.999 .447
728.580
9. Kep Bangka Belitung = x 100 = 108,2 ≈ 108
673.247
1.035.511
10. Kep Riau = x 100 = 104,3 ≈ 104
992.658
Grafik perbandingan laki-laki dan perempuan pada setiap provinsi

2. Kelompok usia muda, usia produktis, dan usia non-produktif


Usia muda adalah kelompok usia yang berumur 0-14 tahun, dimana usia tersebut dapat dikatakan
usia belum produktif karna belum siap untuk bekerja. Usia produktif adalah kelompok usia yang
berumur 15-64 tahun, dimana usia tersebut dapat dikatakan usia produktif karna sudah siap untuk
bekerja. Usia non-produktif adalah kelompok usia yang berumur 65 tahun keatas, dimana usia
tersebut dapat dikatakan usia yang sudah tidak produktif lagi karna sudah tidak bisa untuk bekerja lagi.
Jenis Usia Kelompok Umur Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki Perempuan
0-4 Tahun 12.221.630 11.738.680 23.960.310
Usia Muda 5-9 tahun 12.069.463 11.489.994 23.559.457
10-14 Tahun 11.571.921 11.005.173 22.577.094
15-19 Tahun 11.335.656. 10.825.295 22.160.951
20-24 Tahun 10.911.703 10.657.300 21.569.003
25-29 Tahun 10.513.270 10.398.108 20.911.378
30-34Ttahun 10.210.285 10.286.726 20.497.011
Usia Produktif 35-39 Tahun 9.931.103 10.005.414 19.936.517
40-44 Tahun 9.346.994 9.262.338 18.609.332
45-49 Tahun 8.352.946 8.304.021 16.656.967
50-54 Tahun 7.064.237 7.114.776 14.179.013
55-59 Tahun 5.737.258 5.719.813 11.457.071
60-64 Tahun 4.247.245 4.150.520 8.397.765
65-69 Tahun 2.780.659 2.962.002 5.742.661
Usia non- 70-74 Tahun 1.817.892 2.145.584 3.953.476
Produktif 75+ Tahun 1.876.328 2.650.552 4.526.880
Jumlah 129.988.590 128.716.296 258.704.886
Tabel 2. Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di
Pulau Jawa
Jenis Kelamin persentase
Kelompok Kelompok
Laki-
Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah Umur Perempuan
Laki
0-4 12,221,630 11,738,680 23,960,310 0-4 -9.40% 9.12%
5-9 12,069,463 11,489,994 23,559,457 5-9 -9.29% 8.93%
10—14 11,571,921 11,005,173 22,577,094 10--14 -8.90% 8.55%
15—19 11,335,656 10,825,295 22,160,951 15--19 -8.72% 8.41%
20—24 10,911,703 10,657,300 21,569,003 20--24 -8.39% 8.28%
25—29 10,513,270 10,398,108 20,911,378 25--29 -8.09% 8.08%
30—34 10,210,285 10,286,726 20,497,011 30--34 -7.85% 7.99%
35—39 9,931,103 10,005,414 19,936,517 35--39 -7.64% 7.77%
40—44 9,346,994 9,262,338 18,609,332 40--44 -7.19% 7.20%
45—49 8,352,946 8,304,021 16,656,967 45--49 -6.43% 6.45%
50—54 7,064,237 7,114,776 14,179,013 50--54 -5.43% 5.53%
55—59 5,737,258 5,719,813 11,457,071 55--59 -4.41% 4.44%
60—64 4,247,245 4,150,520 8,397,765 60--64 -3.27% 3.22%
65—69 2,780,659 2,962,002 5,742,661 65--69 -2.14% 2.30%
70—74 1,817,892 2,145,584 3,963,476 70--74 -1.40% 1.67%
75+ 1,876,328 2,650,552 4,526,880 75+ -1.44% 2.06%
Jumlah 129,988,590 128,716,296 258,704,886 Jumlah -1 1

3. Angka kelahiran kasar setiap provinsi:


1. TOTAL PENDUDUK ACEH : 5.096.248
JUMLAH LAHIR DI ACEH : 116.816
JUMLAH KELAHIRAN KASAR DI ACEH :
(116.816 / 5.096.248) x 1000 = 22,92
2. TOTAL PENDUDUK SUMATERA UTARA : 14.103.321
JUMLAH LAHIR DI SUMATERA UTARA : 312.707
JUMLAH KELAHIRAN KASAR DI SUMATERA UTARA :
(312.707 / 14.103.321) x 1000 = 22,17
3. TOTAL PENDUDUK SUMATERA BARAT = 5.259.528
JUMLAH LAHIR DI SUMATERA BARAT = 111.511
JUMLAH KELAHIRAN KASAR DI SUMATERA BARAT:
(111.511 / 5.259.528) X 1000 = 21,20
4. TOTAL PENDUDUK RIAU = 6.500.971
JUMLAH LAHIR DI RIAU = 153.055
JUMLAH KELAHIRAN KASAR DI RIAU:
(153.055 / 6.500.971) X 1000 = 23,54
5. TOTAL PENDUDUK JAMBI = 3.458.926
JUMLAH LAHIR DI JAMBI =  66.758
JUMLAH KELAHIRAN KASAR DI JAMBI:
(66.758/3.458.926) x 1000 = 19,3
6. TOTAL PENDUDUK SUMATERA SELATAN= 8.160.901
JUMLAH LAHIR DI SUMATERA SELATAN= 164.623
JUMLAH KELAHIRAN KASAR DI SUMATERA SELATAN:
(164.623/8.160.901) x 1000 =  20,17
7. TOTAL PENDUDUK BENGKULU= 1.904.793
JUMLAH LAHIR DI BENGKULU= 37.644
JUMLAH KELAHIRAN KASAR DI BENGKULU:
(37.644/1.904.793) x 1000 = 19,76
8. TOTAL PENDUDUK LAMPUNG= 8.205.141
JUMLAH LAHIR DI LAMPUNG= 157.908
JUMLAH KELAHIRAN KASAR DI LAMPUNG:
(157.908/8.205.141) x 1000 = 19,24
9. TOTAL PENDUDUK KEP BANGKA BELITUNG : 1401.827
JUMLAH LAHIR DI KEP BANGKA BELITUNG : 27.153
JUMLAH KELAHIRAN KASAR DI KEP BANGKA BELITUNG :
(27.153 / 1.401.827) x 1000 = 19.36
10. TOTAL PENDUDUK KEP RIAU : 2.028.169
JUMLAH LAHIR DI KEP RIAU : 42.660
JUMLAH KELAHIRAN KASAR DI KEP RIAU :
(42.660 / 2.028.169) x 1000 = 21.03
Analisa data:
Kriteria angka kelahiran kasar (CBR) di bedakan menjadi tiga macam.
– CBR < 20, termasuk kriteria rendah
– CBR antara 20 – 30, termasuk kriteria sedang
– CBR > 30, termasuk kriteria tinggi
Karena hal tersebut, maka provinsi yang termasuk dalam kriteria rendah adalah
provinsi Jambi,Bengkulu,Lampung,dan Bangka Belitung. Sedangkan yang termasuk dalam
kriteria sedang adalah provinsi Aceh,Sumatera Utara,Sumatera Barat,Riau,Sumatera
Selatan,dan Kepulauan Riau.

4. Angka beban tanggungan (dependency ratio) setiap provinsi:


Rumus Angka Beban Ketergantungan/ Dr = (P0-14 + P65 : P15-64) x 100
1. Aceh
P0-14 = 1.595.116
P15-64 =3.299.356
P65+=201.776
Dr=P0-14+P65+ X100 = 54,4
P15-64
2. Sumatera Utara
P0-14=4.485.608
P15-64=9.003.897
P65+=583.406
Dr= P0-14+P65+ X100 = 56,2
P15-64
3. Sumatera Barat
P0-14 = 1.581.315
P15-64 = 3.386.002
P65+ = 292.211
1.581.315+292.211
Dr= ×100=55,33
3.386.002
4. Riau

P0-14 = 2.011.636
P15-64= 4.301.459
P65+ = 187.876
2.011 .636+187.876
Dr= ×100=51,13
4.301 .459
11. Jambi
P0-14 = 961.526
P15-64 = 2.358.418
P65+ = 138.982
DrJAMBI= (961.526 + 138.982 : 2.358.418) x 100 = 46,6629749

12. Sumatera Selatan


P0-14 = 2.339.575
P15-64 = 5.467.493
P65+ = 356.389
DrSUMSEL= (2.339.575 + 356.389 : 5.467.493) x 100 = 49,3089612
7. Bengkulu
Dr = (536.384+76.600)x100:1.291.845= 47,45
8. Lampung
Dr = (2.297.703+412.866)x100:5.494.572= 49,33
9. Kep. Bangka Belitung
P0-14 = 382.796
P15-64 = 961.856
P65+ = 57.175
P0−14 +P65 +
Dr= ×100=
P15−64
382. 796+57 . 175
Dr= ×100=45 , 74
961 .856
10. Kep. Riau
P0-14 = 622.369
P15-64 = 1.358.048
P65+ = 47.752

622. 369+47. 752


Dr= ×100=49 ,34
1 .358 . 048
Analisa

Angka beban ketergantungan yang dari yang tertinggi adalah sebagai berikut:

1. Sumatera Utara (56,2)


2. Sumatera Barat (55,33)
3. Aceh (54,4)
4. Riau (51,13)
5. Kepulauan Riau (49,34)
6. Lampung (49,33)
7. Sumatera Selatan (49,31)
8. Bengkulu (47,45)
9. Jambi (46,66)
10. Kepulauan Bangka Belitung (45,74)
Angka ketergantungan/ dependency ratio menunjukkan perbandingan antara usia
non-produktif dan usia produktif. Jadi, jumlah yang berusia non-produktif lebih
banyak dibandingkan dengan yang produktif terbanyak dari seluruh populasi pada
provinsi masing-masing ialah Sumatera Utara. Sedangkan, angka ketergantungan/
dependency ratio terendah adalah Kepulauan Bangka Belitung.

Skenario 2
Seorang laki-laki usia 32 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan demam
malam hari disertai keringat berlebih, badan terasa mudah lelah serta napsu makan
berkurang. Pasien juga mengeluhkan menderita batuk sudah cukup lama, hal ini
diperberat karena pekerjaannya sebagai buruh yang sering pulang kerja larut malam.
2.1. Perjalanan Penyakit Pasien
Apabila dikaitkan dengan gejala-gejala penyakit yang dialami oleh pasien pada
kasus, maka pasien tersebut memiliki kemungkinan menderita penyakit TBC
(tuberculosis) yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Tuberculosis adalah penyakit menular langsung sebagian besar kuman
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Penderita TB paru a
kan mengalami berbagai gangguan kesehatan, seperti batuk berdahak kronis, demam,
berkeringat tanpa sebab di malam hari, sesak napas, nyeri dada, dan penurunan nafsu
makan. Semuanya itu dapat menurunkan produktivitas penderita bahkan kematian. Pa
sien TB paru juga sering dijumpai konjungtiva mata atau kulit yang pucat karena ane
mia, badan kurus atau berat badan menurun.

Secara umum proses perjalanan penyakit dapat dibedakan atas beberapa tahap
yaitu tahap pre-patogenesis dan patogenesis. Sedangkan pada tahap patogenesis
sendiri dapat dibagi menjadi:

1. Tahap Inkubasi (Stage of Presymptomatic Disease)

2. Tahap Penyakit Dini (Stage of Clinical Disease)

3. Tahap Penyakit Lanjut

4. Tahap Akhir Penyakit

A. Tahap Prepatogenesis

Pada tahap ini individu berada dalam keadaannormal/ sehat tetapi mereka pada
dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen penyakit (stage
of susceptibility). Walaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi
interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi di
luar tubuh, dalam arti bibit penyakit masih ada di luar tubuh penjamu di mana para
kuman mengembangkan potensi infektifitas, siap menyerang penjamu.

B. Tahap Patogenesis
a. Tahap inkubasi
Tahap inkubasi merupakan tenggang diwaktu antara masuknya bibit penyakit
ke dalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala
penyakit. Masa inkubasi ini bervariasi antara satu penyakit dengan penyakit
lainnya. Dan pengetahuan tentang lamanya masa inkubasi ini sangat penting, tidak
sekadar sebagai pengetahuan riwayat penyakit, tetapi berguna untuk informasi
diagnosis. Setiap penyakit mempunyai masa inkubasi tersendiri, dan pengetahuan
masa inkubasi dapat dipakai untuk identifikasi jenis penyakitnya.Masa inkubasi
dari penyakit TBC yaitu mulai terinfeksi sampai menjadi sakit diperkirakan 4-12
minggu.
b. Tahap penyakit dini
Tahap ini mulai dengan munculnya gejala penyakit yang kelihatannya ringan.
Tahap ini sudah mulai menjadi masalah kesehatan karena sudah ada gangguan
patologis, walaupun penyakit masih dalam masa subklinis. Pada tahap ini,
diharapkan diagnosis dapat ditegakkan secara dini . Gejalanya seperti Demam
tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai
keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat
hilang timbul. Penurunan nafsu makan dan berat badan. Batuk-batuk selama lebih
dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah). Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
c. Tahap penyakit lanjut
Pada tahap ini penyakit bertambah jelas dan mungkin bertambah berat dengan
segala kelainan klinik yang jelas, sehingga diagnosis sudah relatif mudah
ditegakkan. Saatnya pula, setelah diagnosis ditegakkan, diperlukan pengobatan
yang tepat untuk menghindari akibat lanjut yang kurang baik dengan Gejala
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah
bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah
yang disertai sesak. Ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat
disertai dengan keluhan sakit dada. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala
seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan
bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah. Pada
anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai
meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya
penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
d. Tahap penyakit akhir
Berakhirnya perjalanan penyakit dapat berada dalam lima pilihan keadaan,
yaitu: Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi
pulih, sehat kembali.
Sembuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang, penyakit sudah tidak
ada, tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas gangguan yang
permanen berupa cacat.
Karier, di mana tubuh penderita pulih kembali, namun penyakit masih tetap
ada dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit. Penyakit tetap
berlangsung secara kronik. Berakhir dengan kematian. 
2.2. Faktor-faktor penyebab penyakit yang diderita pasien
Berdasarkan skenario kasus, pola hidup pasien tidaklah baik. Ia sering pulang
kerja larut malam sehingga menganggu pola tidurnya, dan juga pekerjaan yang ia
tekuni menuntutnya untuk terpapar dengan lingkungan yang kotor serta paparan sinar
matahari, dan juga udara yang berpolusi secara terus menerus. Hiswani (2009)
mengatakan bahwa keterpaparan penyakit TBC pada seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti : status sosial ekonomi, status gizi, umur, jenis kelamin dan
faktor sosial lainnya, untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:
1. Faktor Sosial Ekonomi : Disini sangat erat dengan keadaan rumah, kepadatan
hunian, lingkungan perumahan, lingkungan dan sanitasi tempat kerja yang buruk
dapat memudahkan penularan TBC. Pendapatan keluarga sangat erat juga
dengan penularan TBC, karena pendapatan yang kecil membuat orang tidak
dapat layak dengan memenuhi syarat-syarat kesehatan.
2. Status gizi : Keadaan malnutrisi atau kekurangan kalori, protein, vitamin, zat
besi dan Iain-lain, akan mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang sehingga
rentan terhadap penyakit termasuk TB-paru. Keadaan ini merupakan faktor
penting yang berpengaruh di negara miskin, baik pada orang dewasa maupun
anak-anak.
3. Umur : Penyakit TB paru paling sering ditemukan pada usia muda atau usia
produktif 15-50 tahun . Dengan terjadinya transisi demografi saat ini
menyebabkan usia harapan hidup lansia menjadi lebih tinggi. Pada usia lanjut
lebih dari 55 tahun system imunolosis seseorang menurun, sehingga sangat
rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk penyakit TB-paru.
4. Jenis kelamin: Penderita TB-paru cenderung lebih tinggi pada laki-
lakidibandingkan perempuan. Menurut Hiswani yang dikutip dari WHO,
sedikitnya dalam periode setahun ada sekitar 1 juta perempuan yang meninggal
akibat TB paru, dapat disimpulkan bahwa pada kaum perempuan lebih banyak
terjadi.
2.3. Kemungkinan akhir dari penyakit yang diderita pasien
P e r j a l a n a n   p e n y a k i t   p a d a   s u a t u   s a a t   a k a n   b e r a k h i r . Penyakit
tuberkulosis (TB atau TBC) dapat disembuhkan dan pengobatannya membutuhkan
waktu yang panjang. Pasien yang sudah dipastikan menderita sakit TBC minimal
harus minum obat selama 6 bulan. Fase awal intensif biasanya diberikan
sedikitnya 3 atau 4 obat, sedangkan fase lanjutan dapat diberikan 2 obat
saja baik s e t i a p hari maupun intermitten. Seperti yang telah
dijelaskan pada bagian pertama, tahap akhir penyakit terdiri atas:
1. Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi
pulih, sehat kembali.
2. Sembuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang, penyakit
sudah tidak ada, tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan
bekas gangguan yang permanen berupa cacat.
3. Karier, di mana tubuh penderita pulih kembali, namun penyakit masih
tetap ada dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit.
4. Penyakit tetap berlangsung secara kronik.
5. Berakhir dengan kematian. 

Daftar pustaka:

Anda mungkin juga menyukai