INDONESIA
MODUL 531
Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut Pencegahan
Disusun oleh:
Kelompok D
Gabriella Geralda Santjoko 040001800056
Ghina Salsabila 040001800057
Gillian Grace Gandha 040001800058
Githa Adela Febriyanti 040001800059
Haifa Nur Afifah Herlan 040001800060
Hanzel Tanujaya 040001800061
Helen Priscilla Margono 040001800062
Hendlouis 040001800063
Hiroko Gabriela Amanda 040001800064
Indhira Valerie Mustamu 040001800065
Ivah Jessica Pardenas 040001800067
Ivana Agustin Gozali 040001800068
Ivana Gisella Handjaja 040001800069
Jane Analdi 040001800070
Jason Kamadi 040001800071
Jeff Tjokro 040001800072
Jennifer Ferdiana 040001800073
A. Perencanaan (Planning)
Perencanaan (planning) adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan
secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa mendatang. Meliputi
strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.2
Dalam perencanaan diperlukan adanya langkah-langkah sebagai berikut :3
1) Perkiraan dan perhitungan masa depan
2) Penentuan dan perumusan sasaran dalam rangkaian pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya
3) Penetapan tindakan dan prioritas pelaksanaannya
4) Penetapan metode
5) Penetapan waktu
6) Penetapan lokasi (tempat)
7) Penetapan biaya fasilitas dan faktor-faktor lain yang dibutuhkan
Tanpa adanya perencanaan yang baik maka dapat dipastikan segala bentuk usaha
termasuk pelayanan kesehatan, tidak dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Beberapa
hal yang penting dalam perencanaan dalam manajemen praktik dokter gigi adalah :
1) Pemilihan tempat, pastikan tempat yang kita pilih memiliki akses yang baik
tentunya dengan biaya operasional yang sesuai.
2) Sumber Daya Manusia (SDM), tentukan berapa jumlah pegawai yang dibutuhkan,
seperti dokter gigi/dokter gigi spesialis bagian administrasi, perawat, tekniker, dan
sebagainya. Pastikan adanya kesepakatan mengenai upah dan jam kerja.
3) Rancangan dental office, tentukan fasilitas apa yang akan disediakan, penyediaan
peralatan dan instrumen kerja, interior dari klinik disesuaikan dengan segmen
yang dituju agar menarik konsumen (pasien). Selain rancangan dental office,
lakukan persiapan mengenai alat dan bahan yang akan dibutuhkan. Dalam
merencanakan hal ini pastikan tidak melebihi budget yang sudah ditetapkan.
B. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian (organizing) kegiatan menggerakkan anggota-anggota
kelompok untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugasnya masing-masing yang
meliputi:
1) Melakukan kegiatan berpartisipasi dengan senang hati terhadap semua keputusan,
tindakan atau perbuatan.
2) Mengarahkan dan menantang orang lain agar bekerja sebaik mungkin.
3) Memotivasi anggota.
4) Berkomunikasi secara efektif.
5) Meningkatkan anggota agar memahami potensinya secara penuh.
6) Memberi imbalan atau penghargaan terhadap pekerjaan yang telah dilakukan
dengan baik.
7) Mencukupi keperluan pegawai sesuai dengan pekerjaanya.
8) Berupaya memperbaiki pengarahan sesuai dengan petunjuk hasil pengawasan.
Ada 2 (dua) teknik pengawasan yang biasa dipakai dalam sebuah organisasi, yaitu
pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung. Selain itu, fungsi pengawasan
fungsional, yaitu: (1) apakah kebijaksanaan yang telah ditetapkan dijalankan oleh jajaran
pelaksana atau tidak, (2) penggunaan dana, (3) pemanfaatan sarana dan prasarana kerja,
(4) ketaatan aparatur pelaksana pada prosedur dan mekanisme kerja yang telah
ditetapkan, (5) dan manajemen sumber daya manusia.
Contoh kasus :
Seorang dokter gigi yang membuka praktik di suatu daerah memiliki banyak
pasien yang mengantri setiap harinya sehingga sangat sibuk, dan tidak dapat mengurus
semua pekerjaan di klinik. Dokter gigi tersebut memperkerjakan perawat dan karyawan
administrasi untuk membantu pekerjaannya. Karyawan administrasi yang dipekerjakan
sudah berpengalaman sehingga dokter gigi mempercayai semua urusan administrasi
kepadanya. Dikarenakan kesibukan dokter gigi tidak selalu menyempatkan waktu untuk
melihat dan memeriksa ulang pekerjaan karyawan administrasi terutama yang
menyangkut keuangan. Karyawan administrasi tersebut juga sering telat saat harus ke
klinik untuk bekerja tetapi dokter gigi terlalu sibuk untuk menyadari dan menegur. Suatu
saat ketika dokter gigi tersebut sedang memeriksa ulang pekerjaan adminnya, beliau
menemukan selisih uang yang banyak selama 3 hari berturut-turut. Saat dokter gigi ingin
menanyakan perihal selisih uang ini karyawan tersebut ternyata terlambat datang ke
klinik. Setelah kejadian ini karyawan tersebut diperiksa dan terbukti bahwa dia
mengambil dan menyimpan uang untuk dirinya sendiri. Dokter kemudian memecat
karyawan admin tersebut, dan mengganti dengan karyawan admin yang baru. Dokter
tersebut juga mempekerjakan karyawan untuk mengaudit laporan keuangan agar tidak
terjadi kesalahan yang sama dikarenakan kesibukan dokter gigi hingga tidak selalu
memeriksa laporan keuangan.
B. Specific Protection
Perlindungan khusus yang dimaksud adalah perlindungan kepada individu atau
kelompok tertentu yang rentan terinfeksi suatu penyakit tertentu. Tujuan dari
perlindungan khusus ini adalah agar individu atau kelompok tersebut dapat bertahan dari
serangan patogen sehingga tidak berkembang menjadi penyakit di kemudian hari.
Contoh : vaksinasi pada bayi dan balita, vaksinasi hepatitis B kepada para calon
co-assistant, penggunaan APD saat praktek atau kerja, pengisolasian kelompok lansia
dari pajanan penyakit.
D. Disability Limitation
Dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat tidak mengalami dampak
kecacatan akibat penyakit yang ditimbulkan. Tingkat ini dilaksanakan pada kasus atau
penyakit yang mengalami potensi kecacatan. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat tentang kesehatan dan penyakit sering mengakibatkan masyarakat tidak
melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Mereka tidak melakukan pemeriksaan dan
pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan
sempurna dapat mengakibatkan yang bersangkutan menjadi cacat atau memiliki
ketidakmampuan untuk melakukan sesuatu. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga
diperlukan pada tahap ini. Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dapat berupa perawatan
untuk menghentikan penyakit, mencegah komplikasi lebih lanjut, pemberian segala
fasilitas untuk mengatasi kecacatan dan mencegah kematian.
Contoh : Melakukan splinting untuk mencegah keparahan kegoyangan gigi,penambalan
pada gigi yang sudah berlubang,pulpa capping.
E. Rehabilitation
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rehabilitasi adalah pemulihan
kepada kedudukan (keadaan, nama baik) yang dahulu (semula) atau perbaikan anggota
tubuh yang cacat dan sebagainya atas individu (misalnya pasien rumah sakit, korban
bencana) supaya menjadi manusia yang berguna dan memiliki tempat dalam masyarakat.
Dan menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
38/Menkes/SK/IV/2008 tentang Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit
menyatakan bahwa definisi pelayanan rehabilitasi medik adalah pelayanan kesehatan
terhadap gangguan fisik dan fungsi yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi sakit, penyakit
atau cedera melalui panduan intervensi medik, keterampilan fisik atau rehabilitatif untuk
mencapai kemampuan fungsi yang optimal.
Contoh kasus rehabilitasi : Rehabilitasi estetik dan fungsi kunyah dengan
perawatan complex bridge. Pasien laki-laki berusia 28 tahun mengeluhkan mempunyai
perasaan tidak percaya diri dengan penampilannya, baik pada saat berbicara maupun
tersenyum. Pada kasus ini diawali dengan melakukan tindakan scaling pada gigi-gigi
rahang atas dan bawah serta penjelasan tentang dental health education (DHE). Lalu,
dilakukan perawatan prostodontik diawali dengan pencetakan diagnostik menggunakan
bahan cetak irreversible hydrocolloid (Aroma Fine Plus, GC Corp.; Japan). Selanjutnya
dilakukan pembuatan temporary bridge untuk gigi beberapa gigi geligi pasien secara
indirect. (Rahardyan Parnaadji,2015)
DAFTAR PUSTAKA