Perawi Hadits
Perawi Hadits
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mempelajari hadits kita tidak hanya mempelajari ilmu-ilmu yang berkenaan dengan
hadits saja, tetapi kita juga perlu mempelajari tokoh-tokoh yang telah berjasa besar dalam
memelihara dan menyebarluaskan hadits-hadits Nabi yang merupakan sumber ajaran Islam
setelah Al-Qur’an. Berkat jasa merekalah hadits-hadits Nabi saw sampai di tangan kita. Para
ulama hadits, adalah tokoh-tokoh agama yang menempati posisi khusus dalam umat ini.
Kedudukan mereka di mata umat begitu mulia dan agung, mengingat jasa dan peranan
mereka yang begitu besar dalam menjaga kemurnian syariat Islam.Inilah keistimewaan ulama
hadits dibandingkan ulama dari disiplin ilmu lainnya. Merekalah para pembawa panji sunnah
Nabi, yang merupakan sumber ilmu kedua setelah Alquran. Sunnah Rasulullah merupakan
muara yang padanya setiap cabang ilmu agama akan kembali. Tidak ada satu ulama pun dari
berbagai disiplin ilmu agama, yang tidak membutuhkan penjelasan mereka tentang sunnah
Rasulullah.
Dalam gambaran biografi tersebut secara garis besar dikelompokkan ke dalam dua
kelompok besar. Pertama, para sahabat yang mendapat predikat Al-Mukatsirun fi Al-
Riwayah, yakni para tokoh atau ulama yang banyak meriwayatkan hadis.Para ahli hadis telah
mengurutkan kelompok ini mulai dari rawi yang paling banyak meriwayatkannya, yaitu
AbuHurairah (5.347 buah hadis), Abdullah ibn Umar (2.630 buah hadis), Anas ibn Malik
(2.286 buah hadis), Siti ‘Aisyah (2.210 buah hadis), Abdullah ibn Abbas (1.660 buah), Jabir
ibn Abdillah (1.540 buah) dan Abu sa’id Al-Khudri (1.170 buah).
Sementara kelompok kedua adalah kelompok para ulama hadist yang berhasil mentadwin
hadist, yaitu mengumpulkan, membukukan hadist. Mereka adalah Umar ibn Abd Al-Aziz,
Muhammad ibn Abu Bakr ibn Hazm,
Muhammad ibn Syihab Al-Zuhri, Al-Ramahurmuzi, Imam Al-Bukhari,Imam Muslim,
Imam Al-Nasa’i, Imam Abu Daud, Imam Al-Tirmidzi,dan Ibnu Majah.
BAB II
PEMBAHASAN
ILMU HADITS
A. KESIMPULAN
Dalam mempelajari hadits kita tidak hanya mempelajari ilmu-ilmu yang berkenaan
dengan hadits saja, tetapi kita juga perlu mempelajari tokoh-tokoh yang telah berjasa besar
dalam memelihara dan menyebarluaskan hadits-hadits Nabi yang merupakan sumber ajaran
Islam setelah Al-Qur’an. Berkat jasa merekalah hadits-hadits Nabi saw sampai di tangan kita.
Para ulama hadits, adalah tokoh-tokoh agama yang menempati posisi khusus dalam umat ini.
Kedudukan mereka di mata umat begitu mulia dan agung, mengingat jasa dan peranan
mereka yang begitu besar dalam menjaga kemurnian syariat Islam.Inilah keistimewaan ulama
hadits dibandingkan ulama dari disiplin ilmu lainnya. Merekalah para pembawa panji sunnah
Nabi, yang merupakan sumber ilmu kedua setelah Alquran. Sunnah Rasulullah merupakan
muara yang padanya setiap cabang ilmu agama akan kembali. Tidak ada satu ulama pun dari
berbagai disiplin ilmu agama, yang tidak membutuhkan penjelasan mereka tentang sunnah
Rasulullah.
Dalam gambaran biografi tersebut secara garis besar dikelompokkan ke dalam dua
kelompok besar. Pertama, para sahabat yang mendapat predikat Al-Mukatsirun fi Al-
Riwayah, yakni para tokoh atau ulama yang banyak meriwayatkan hadis.Para ahli hadis telah
mengurutkan kelompok ini mulai dari rawi yang paling banyak meriwayatkannya, yaitu
AbuHurairah (5.347 buah hadis), Abdullah ibn Umar (2.630 buah hadis), Anas ibn Malik
(2.286 buah hadis), Siti ‘Aisyah (2.210 buah hadis), Abdullah ibn Abbas (1.660 buah), Jabir
ibn Abdillah (1.540 buah) dan Abu sa’id Al-Khudri (1.170 buah).