Anda di halaman 1dari 23

P U T U S A N

No. 56/PDT/2012/PTR.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

PENGADILAN TINGGI PEKANBARU yang memeriksa dan mengadili


perkara-perkara perdata dalam tingkat banding, menjatuhkan putusan
sebagaimana tersebut dibawah dalam perkara gugatan antara :

CUNCUN ARIYANTI, lahir di Bogor pada tanggal 8 Agustus 1965, pekerjaan ibu
rumah tangga, agama Kristen, tempat tinggal Kampung Kracak,
Desa Semplak (Rancabungur), Kabupaten Bogor, semula
Tergugat sekarang PEMBANDING ;

M E L A W A N :

YOPPY WELLY MAKATIPU, lahir di Bogor pada tanggal 6 Juli 1963, pekerjaan
petani/perkebunan, agama Kristen, tempat tinggal Jl. Melur I RT
008 RW 003 Desa Pancuran Gading, Kecamatan Tapung,
Kabupaten Kampar, semula Penggugat sekarang TERBANDING;

Pengadilan Tinggi tersebut ;


Setelah membaca berkas perkara No. 22/PDT.G/2011/PN.BKN dan surat-
surat yang berhubungan dengan perkara ini ;

TENTANG DUDUK PERKARANYA.

Memperhatikan dan mengutip segala sesuatu yang tercantum dalam


putusan Pengadilan Negeri Bangkinag No. 22/PDT.G/2011/PN.BKN tanggal 21
Desember 2011 yang amar selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;
2. Menyatakan perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat yang
dilangsungkan di Kampung Kracak, Desa Semplak (Rancabungur)
Kabupaten Bogor pada tanggal 29 Nopember 1987 sebagaimana Kutipan
Akta Perkawinan Nomor:477/DKCS /0017/1996 tanggal 12 Juli 1996 yang

Hal. 1 dari 23 hal. Put.No.56/PDT/2012/PTR


dikeluarkan oleh Kantor Catatan Sipil Kabupaten Dati II Kampar putus
karena perceraian;
3. Menetapkan Penggugat untuk ditunjuk sebagai wali dari anak-anak
Penggugat dan Tergugat yang bernama :
1. Markus Permana Tri Datu, M., lahir di Bogor, tanggal 01 Maret 1988;
2. Matius Stepanus, M., lahir di Pancuran Gading, tanggal 20 Juli 1994;
4. Menetapkan Tergugat untuk ditunjuk sebagai wali dari anak-anak
Penggugat dan Tergugat yang benama:
1. Timotius Ardianus, M., lahir di Pancuran Gading, tanggal 05 Juni
1998;
2. Imanuel Carles Pedrosa, M., lahir di Pekanbaru, tanggal 12 Agustus
2005;
5. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri Bangkinang supaya
mengirim salinan putusan perkara ini yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap kepada Kantor Catatan Sipil Kabupaten Kampar untuk dicatat
pada bagian pinggir dari daftar catatan perkawinan tersebut ;
6. Menghukum kepada Tergugat untuk membayar segala biaya yang timbul
dalam perkara ini sebesar Rp. 594.000,- (lima ratus sembilan puluh empat
ribu rupiah);

Menimbang, bahwa atas putusan tersebut Tergugat/Pembanding pada


tanggal 28 Desember 2011 mengajukan permohonan banding, sebagaimana
Risalah Pernyataan Permohonan Banding No. 18/Pdt/Bdg/2011/PN.BKN jo. No.
22/Pdt.G/2011/PN.BKN dan permohonan banding tersebut pada tanggal 29
Desember 2011 diberitahukan kepada Penggugat/Terbanding ;

Menimbang, bahwa pada tanggal 25 Januari 2012 Tergugat/Pembanding


mengajukan Memori Banding dan Memori Banding tersebut telah diberitahukan
dan diserahkan kepada Penggugat/Terbanding pada tanggal 31 Januari 2012 ;

Menimbang, bahwa pada tanggal 20 Februari 2012 Penggugat /


Terbanding mengajukan Kontra Memori Banding dan Kontra Memori Banding
tersebut telah diberitahukan dan diserahkan kepada Tergugat Konpensi/
Penggugat Rekonpensi/Pembanding pada tanggal 29 Februari 2012 ;

Hal. 2 dari 23 hal. Put.No.56/PDT/2012/PTR


Menimbang, bahwa sebelum berkas perkara dikirim ke Pengadilan Tinggi,
kepada Penggugat/Terbanding dan Tergugat/Pembanding telah diberikan
kesempatan untuk memeriksa dan mempelajari berkas perkara, sebagaimana
Risalah Pemberitahuan Memeriksa Berkas No. 22/Pdt.Bdg/2011/PN.BKN jo. No.
22/PDT.G/2011/PN.BKN masing-masing tanggal 27 dan 29 Februari 2012 ;

TENTANG HUKUMNYA.
Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 199 ayat 1 Rbg tenggang waktu
untuk mengajukan upaya hukum banding adalah 14 hari setelah putusan
dijatuhkan atau setelah pemberitahuan putusan ;

Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Negeri Bangkinang No.


22/PDT.G/2011/PN.BKN dijatuhkan tanggal 21 Desember 2011 dengan dihadiri
Penggugat/Terbanding dan Tergugat/Pembanding, kemudian tanggal 28
Desember 2011 Tergugat/Pembanding mengajukan permohonan banding, maka
permohonan banding tersebut telah diajukan dalam waktu yang ditentukan pasal
199 ayat 1 Rbg ;

Menimbang, bahwa permohonan banding tersebut diajukan oleh


Tergugat/Pembanding ke (Panitera) Pengadilan Negeri Bangkinang yang
memutus perkara a quo dan telah diberitahukan secara sah kepada
Penggugat/Terbanding, sehingga sesuai dengan cara-cara yang ditentukan pasal
199 ayat 1 Rbg ;

Menimbang, bahwa karena itu permohonan banding Tergugat/


Pembanding memenuhi syarat formal yang ditentukan undang-undang, sehingga
dapat diterima ;

Menimbang, bahwa banding yang diajukan Tergugat/Pembanding pada


pokoknya didasarkan pada alasan-alasan sebagai berikut :
1. Bahwa dalam pertimbangannya pada halaman 13 alinea kedua : “Menimbang,
bahwa Tergugat tidak hadir dalam persidangan walaupun telah dipanggil
secara sah dan patut sehingga menurut Majelis Hakim Tergugat telah
melewatkan haknya dalam acara jawab menjawab “.
Pembanding / dahulu Tergugat sangat keberatan atas pertimbangan hukum
Judex Factie tersebut, karena Pembanding/dahulu Tergugat hanya menerima

Hal. 3 dari 23 hal. Put.No.56/PDT/2012/PTR


panggilan 1 (satu) kali pada tanggal 7 Oktober 2011, berdasarkan Delegasi
Relaas panggilan tanggal 21 September 2011 dari Pengadilan Negeri
Bangkinang kepada Pengadilan Negeri Cibinong juncto Relaas panggilan
siding tanggal 7 Oktober 2011 oleh Pengadilan Negeri Cibinong kepada
Tergugat, untuk datang hadir pada siding Pengadilan Negeri Bangkinang pada
tanggal 10 Oktober 2011 (Vide Bukti T-3, T-4);
Sekalipun –quod non- kalau Pembanding/dahulu Tergugat ternyata telah
dipanggil secara sah, DEMI HUKUM DAN KEADILAN bukan berarti jawaban
tertulis dari Pembanding/dahulu Tergugat ditolak atau tidak diterima oleh
Judex Factie.
Dengan demikian pertimbangan hukum Judex Factie tidak tepat atau telah
salah dan melanggar hukum.
2. Bahwa dalam pertimbangannya :
Pada halaman 13 alinea terakhir, berbunyi : “ Menimbang, bahwa berdasarkan
alat bukti T-1, T-2, dan T-3 diketahui bahwa alamat Tergugat di Kampung
Kracak, Desa Rancabungur RT.002, RW.008, Kecamatan Rancabungur,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat, namun demikian berdasarkan alat bukti surat
P-1, P-2, P-3, P-4, P-5, P-6, P-7 dan T-7 yang saling berkesesuaian dan
berhubungan dengan keterangan saksi Matius Stepanus, M., saksi Joko
Makatipu, saksi Rini dan saksi Erpanji Wijaya terungkap fakta hukum bahwa
Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan perkawinan pada tanggal 29
Nopember 1987 di Kampung Kracak, Desa Semplak (Rancabungur),
Kabupaten Bogor, setahun kemudian Penggugat dan Tergugat pada tanggal
11 Maret 1988 telah lahir anak pertama mereka di Bogor yang bernama
Markus Permana Tri Datu M., setelah itu Penggugat dan Tergugat pindah ke
Riau dan mereka hidup bersama dengan anak mereka di Jl.Melur I, RT.008,
RW.003, Desa/Kelurahan Pancuran Gading, Kecamatan Tapung, Kabupaten
Kampar, kemudian pada tanggal 3 Juli 1996 lahirlah …… dst”.

Pada halaman 14 alinea pertama dan kedua, berbunyi :


“ Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut diatas yang
dikuatkan dengan alat bukti T-4 dan T-5, diketahui bahwa tempat tinggal
Penggugat dan Tergugat adalah di Jl.Melur I, RT.008 RW.003, Desa
/Kelurahan Pancuran Gading, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, maka
Majelis Hakim berpendapat bahwa sudah tepat apabila Penggugat
mengajukan gugatannya di Pengadilan Negeri Bangkinang untuk memeriksa

Hal. 4 dari 23 hal. Put.No.56/PDT/2012/PTR


dan mengadili sekaligus memutuskan perkara ini karena gugatan ini diajukan
oleh Penggugat berdasarkan domisili terakhir Penggugat dan Tergugat yaitu di
Jl.Melur I, RT.008, RW.003, Desa/Kelurahan Pancuran Gading, Kecamatan
Tapung Kabupaten Kampar yang merupakan wilayah hukum Pengadilan
Negeri Bangkinang dan perkara perceraian adalah ruang lingkup dari
Peradilan Umum. “

Tanggapan :
a. Bahwa dalam pertimbangannya tersebut dibawah ini Sudah Tepat dan
Benar disebutkan, sebagai berikut “berdasarkan alat bukti T-1, T-2 dan T-3
diketahui bahwa benar alamat Tergugat di Kampung Kracak, Desa
Rancabungur RT.002 RW.008, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat, “
Sehingga demi hukum Terbanding/dahulu Penggugat seharusnya mengajukan
gugatan di Pengadilan Negeri Cibinong dimana wilayah Pengadilan tersebut
yang membawahi wilayah hukum tempat/alamat domisili hukum terakhir dari
Pembanding/dahulu Tergugat yaitu: Kampung Kracak, Desa Rancabungur
RT.002 RW.008, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Hal tersebut sejalan dengan maksud dari Pasal 118 HIR tersebut adalah
tempat/alamat domisili terakhir Tergugat berdiam.
Pasal 118 ayat 1 HIR, berbunyi :
(1)Gugatan perdata, yang pada tingkat pertama masuk kekuasaan Pengadilan
Negeri, harus dimasukkan dengan surat permintaan yang ditandatangani
oleh Penggugat atau oleh wakilnya menurut Pasal 123, kepada Ketua
Pengadilan Negeri di daerah hukum siapa Tergugat bertempat diam atau jika
tidak diketahui tempat diamnya, tempat tinggal sebetulnya.
Hal mana Terbanding/dahulu Penggugat juga sejak dari awal telah menyadari
Pembanding/dahulu Tergugat sudah pindah dan berdomisili di Bogor sejak
bulan Maret 2010 sampai saat ini. Sehingga dengan kesadaran yang nyata
dari Terbanding/dahulu Penggugat tersebut telah dinyatakan dan sudah
sejalan juga dengan isi Surat Gugatan nya dari Terbanding/dahulu Penggugat
pada halaman 1, sudah sangat terang dan jelas pada halaman 1 gugatannya,
Sehingga alamat dari Pembanding/dahulu Tergugat yang benar dan telah
terungkap dalam persidangan adalah: Kampung Kracak, Desa Rancabungur
RT.002 RW.008, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat,

Hal. 5 dari 23 hal. Put.No.56/PDT/2012/PTR


sejak bulan Maret 2010 sampai tanggal diajukan gugatan Penggugat bahkan
sampai tanggal hari ini.
Dengan demikian Judex Factie telah salah mempertimbangkan hukumnya dan
salah juga menerapkan hukumnya, yang menyatakan Pengadilan Negeri
Bangkinang berwenang mengadili perkara aquo.
b. Bahwa hal lain dalam pertimbangannya tersebut di bawah ini adalah salah
dan Melanggar Hukum disebutkan sebagai berikut :
“…..namun demikian berdasarkan alat bukti surat P-1, P-2, P-3, P-4, P-5,
P-6, P-7 dan T-7 yang saling berkesesuaian dan berhubungan dengan
keterangan saksi Matius Stepanus, M., saksi Joko Makatipu, saksi Rini,
dan saksi Erpanji Wijaya terungkap fakta hukum bahwa Penggugat dan
Tergugat telah melangsungkan perkawinan pada tanggal 29 Nopember
1987 di Kampung Kracak, Desa Semplak (Rancabungur), Kabupaten
Bogor, setahun kemudian Penggugat dan Tergugat pada tanggal 11
Maret 1988 telah lahir anak pertama mereka di Bogor yang bernama
Markus Permana Tri Datu M, setelah itu Penggugat dan Tergugat pindah
ke Riau dan mereka hidup bersama dengan anak mereka di Jl.Melur 1,
RT.008 RW. 003, Desa/Kelurahan Pancuran Gading, Kecamatan Tapung,
Kabupaten Kampar kemudian pada tanggal 3 Juli 1996 lahirlah…..dst,”

Dalam pertimbangan ini sangat bertentangan satu dengan lainnya, yaitu:


dalam satu pertimbangan hukumnya menyatakan Pembanding/dahulu
Tergugat terbukti berdasarkan bukti tertulis berdomisili di Kampung Kracak,
Desa Rancabungur, RT.002 RW.008, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat, namun dilain sisi menyatakan Pembanding/dahulu
Tergugat beralamat juga di Jl.Melur 1, RT.008, RW.003 Desa/Kelurahan
Pancuran Gading, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar.
Ulasan lebih jauh adalah: Ketika Pembanding/dahulu Tergugat telah pindah
secara hukum di tempat atau di alamat yang lain yang baru, maka alamat yang
sah adalah alamat yang terakhir dan demi hukum alamat yang lama sudah
tidak berlaku lagi.
Sekali lagi: Alamat yang lama sudah tidak berlaku lagi,” dan alamat yang baru
adalah di Bogor.
Dengan demikian pertimbangan hukum Judex Factie sangat bertentangan
dengan hukum, karena demi hukum alamat baru dan terakhir sampai saat ini
dari Pembanding/dahulu Tergugat adalah : Kampung Kracak, Desa

Hal. 6 dari 23 hal. Put.No.56/PDT/2012/PTR


Rancabungur RT.002 RW.008, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat.

Selain itu terbukti secara sah dan meyakinkan dalam persidangan, sebagai
berikut :
(1) Semua saksi-saksi baik yang diajukan Pembanding/dahulu Tergugat
maupun yang diajukan oleh Terbanding/dahulu Penggugat, yang intinya
menyatakan : “Memang benar Pembanding/dahulu Tergugat telah pergi dan
pindah ke Bogor dengan membawa 2 orang anaknya dan anaknya sekolah
di Bogor, sejak bulan Maret 2010 sampai dengan tanggal kesaksian (bulan
Nopember 2011),
(2) Kartu Tanda Penduduk atas nama Tergugat (Vide bukti T-1) yang
dikeluarkan sejak tanggal 19 Mei 2010 di Bogor;
(3) Kartu Keluarga atas nama Tergugat (Vide bukti T-2) yang dikeluarkan sejak
tanggal 19 Mei 2010 di Bogor ;
(4) Delegasi Relaas panggilan sidang (panggilan I) tanggal 21 September 2011
oleh Pengadilan Negeri Bangkinang kepada Pengadilan Negeri Cibinong di
Bogor (Vide bukti T-3);
(5) Relaas panggilan sidang (panggilan I) tanggal 7 Oktober 2011 oleh
Pengadilan Negeri Cibinong kepada Tergugat (Vide bukti T-4);
- Semua saksi-saksi menyatakan alamat Pembanding/dahulu Tergugat
adalah : Kampung Kracak, Desa Rancabungur, RT.002 RW.008
Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Apapun alasannya, yang sah adalah alamat yang terakhir dan telah diketahui
dan terbukti secara sah adalah : Kampung Kracak, Desa
Rancabungur,RT.002 RW.008 Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat.
Sehingga dengan demikian Judex Faxtie telah salah mempertimbangkan
hukumnya, mengakibatkan salah pula mengambil putusan, yang menyatakan
Pengadilan Negeri Bangkinang berwenang mengadili perkara aquo.
Yang seharusnya Terbanding/dahulu Penggugat mengajukan gugatannya di
wilayah hukum Pengadilan Negeri Cibinong, tempat wilayah hukum alamat
Pembanding/dahulu Tergugat berdomisili dan berdiam terakhir : Kampung
Kracak, Desa Rancabungur,RT.002 RW.008 Kecamatan Rancabungur,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Hal. 7 dari 23 hal. Put.No.56/PDT/2012/PTR


3. Apakah ada Perzinahan ;
Ulasannya sebagai berikut : Alasan Pembanding / dahulu Tergugat pergi
menetap di Bogor karena Pembanding/dahulu Tergugat menderita tekanan
psikis akibat ulah Terbanding/dahulu Penggugat yang sering berkomunikasi
melalui handphone dengan seorang perempuan, tetapi ketika ditanya malah
Terbanding/dahulu Penggugat marah dan menekan Pembanding/dahulu
Tergugat, terbukti ketika gugatan perkara aquo diajukan di Pengadilan Negeri
Bangkinang, Terbanding/dahulu Penggugat telah tinggal dan hidup bersama
dengan seorang perempuan baru dirumah harta gono-gini beralamat di
Jl.Melur I RT.008, RW.003, Desa Pancuran Gading, Kecamatan Tapung,
Kabupaten Kampar, Propinsi Riau, sampai saat ini.
Padahal gugatan perceraian baru diajukan di Pengadilan Negeri Bangkinang
bahkan atas putusan perkara aquo masih diajukan banding.
Tentu hal tersebut suatu persinahan dan merupakan perbuatan pidana. Hal itu
akan Pembanding/dahulu Tergugat berjuang keras untuk menyakinkan pihak
Kepolisian Republik Indonesia dan masyarakat setempat kalau perbuatan
tersebut merupakan perbuatan pidana
4. Bahwa Pembanding sangat keberatan dalam pertimbangan hukumnya pada
halaman 17 alinea pertama berbunyi :
“ Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut diatas alasan
Penggugat telah didukung oleh keterangan saksi-saksi yang diajukan;

Tanggapan :
Dalam putusan tersebut telah terurai kesaksian saksi-saksi yang dalam
putusan adalah ternyata hanyalah copy paste, dimana kalimat dan kata-kata
yang dipakai hamper semuanya sama yakni 90 % (Sembilan puluh persen)
kata dan kalimat adalah sama. Padahal sebagian besar yang dikemukakan
oleh saksi-saksi dalam persidangan telah dibantah oleh Pembanding/dahulu
Tergugat, namun dalam uraian putusan tersebut menyebutkan
Pembanding/dahulu Tergugat menyebutkan “Penggugat dan Tergugat tidak
keberatan dan membenarkan keterangan saksi-saksi”, Hal itu tidak benar dan
manipulative dari Judex Factie.
Justru antara lain yang dikemukakan oleh semua saksi-saksi yang diajukan
oleh Penggugat maupun Tergugat, pada intinya saksi-saksi menyebutkan :
- Tergugat sudah pergi meninggalkan Penggugat sejak bulan Maret 2010
sampai saat ini.

Hal. 8 dari 23 hal. Put.No.56/PDT/2012/PTR


Artinya : semestinya gugatan Penggugat harus diajukan di Pengadilan
Negeri tempat tinggal Tergugat dan bukandi Pengadilan Negeri
Bangkinang.
5. Bahwa dalam pertimbangan hukumnya pada halaman 13 alinea terakhir
berbunyi :
“ Menimbang, …….dst, namun demikian berdasarkan alat bukti surat P-1, P-2,
P-3, P-4, P-5, P-6, P-7 dan T-7 yang saling berkesesuaian dan berhubungan
dengan …..dst.

Tanggapan :
Bahwa pada halaman 5 alinea pertama, disebut :
P-1 adalah: Kartu Tanda Penduduk NIK: 1401100607630005 atas nama
Yopi Welly Makatipu (Terbanding/Penggugat), yang dikeluarkan oleh Kepala
Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kampar tanggal 26 Juli
2011 (selanjutnya disebut juga “KTP”)
P-2 adalah : Kartu Keluarga (KK) No. 1401101907110024, yang
dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Kampar tanggal 19 Juli 2011 (selanjutnya disebut juga “KK”)
Bahwa pada dokumen KTP dan KK atas nama Terbanding/dahulu Penggugat
telah disebutkan” Status perkawinan adalah :Cerai hidup” yang tersebut
mengandung cacat hukum yang berasal dari perbuatan melawan hukum yang
dengan cara memberikan keterangan palsu pada identitas KTP dan KK
sehingga mengakibatkan KTP dan KK tersebut cacat hukum dan tidak
mempunyai nilai hukum.
Bagaimana mungkin seseorang yang secara sah masih terikat perkawinan
secara hukum yang ternyata dalam identitas yang dikeluarkan oleh Negara
telah tercantum status perkawinannya “ Cerai Hidup” Hal mana dalam hal ini
Terbanding/dahulu Penggugat telah melakukan juga penghinaan terhadap
rangkaian proses siding di Pengadilan yang Mulia itu.
Bagi seorang Hakim atau Majelis Hakim Pada Pengadilan Negeri Bangkinang
yang memeriksa perkara aquo, jika mengerti hukum sebenarnya secara
sederhana gampang mendeteksi bahwa dokumen yang dipakai sebagai alat
bukti oleh Terbanding/dahulu Penggugat tersebut adalah dokumen yang tidak
sah dan cacat hukum. Namun mengapa dengan mudahnya lolos bahkan
dipertimbangkan dalam pertimbangan hukumnya.
Karena:

Hal. 9 dari 23 hal. Put.No.56/PDT/2012/PTR


- Sepintas dengan adanya KTP dan KK yang bersangkutan berstatus Duda,
semestinya sudah sejak awal Majelis Hakim sudah menolak bukti tersebut,
karena bukti dan faktanya gugatan perceraian ini baru diajukan untuk
perkara aquo dan juga saat ini masih diajukan proses banding, apalagi
untuk berkekuatan hukum tetap. Hal ini sulit dipahami karena semuanya
telah terbolak-balik dengan tujuan itikad buruk.
Mana mungkin status Terbanding/dahulu Penggugat sebelumnya sudah
berstatus Duda.

Ataukah menurut Hakim tersebut hukum itu begitu kaku, sehingga untuk
menentukan barang atau alat tersebut halal atau tidak, harus memerlukan
proses lebih lanjut.
Jika pertimbangan hukum tersebut tetap dipertahankan, maka kami akan
mengajukan suatu contoh analogi demikian, sebagai berikut :
“ Kami akan melaporkan dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh
Almarhumah SL dalam menjalankan tugasnya diduga telah menerima suap” ,
Secara sederhana Penegak Hukum (Polisi/Jaksa/KPK) yang akan menerima
laporan dugaan tindak pidana tersebut seketika akan menolak laporan dugaan
tindak pidana tersebut yang akan kami laporkan, alasannya karena ternyata
status yang bersangkutan yang akan dilaporkan yang –quod non- disebut
melakukan dugaan tindak pidana oleh Pelapor kepada Penegak Hukum
adalah orang yang telah meninggal dunia dengan label status: Almarhumah.
Maka demi hukum yang bersangkutan sebagai almarhumah tidak bisa dituntut
lagi secara pidana.
Yang mau dijelaskan disini bahwa status seseorang dapat mempengaruhi dan
mempunyai implikasi pada tindakan selanjutnya apakah mempunyai masih
relevan dan mempunyai kapasitas atau tidak, hal mana dapat diketaui dan
dideteksi secara mudah, cepat dan sederhana sejak awal, karena hal tersebut
menjadi pengertian umum apalagi seorang penegak hukum yang mengerti
hukum.
Pembanding berpendapat dalam hal suatu barang atau alat bukti tersebut
kalau bisa dibuktikan secara sederhana mengandung cacat hukum, maka hal
tersebut tidak bisa dipakai dan seharusnya seketika harus ditolak, apalagi jika
sampai harus dipertimbangkan dalam pertimbangan hukumnya untuk
menguatkan dalil dalam suatu putusan pengadilan.

Hal. 10 dari 23 hal. Put.No.56/PDT/2012/PTR


Dalam hal ini Majelis Hakim/Judex Factie Seharusnya mempertimbangkan
sebaliknya, dengan menyebut antara lain secara formil dan materiil kapasitas
dan status Penggugat telah mengandung cacat hukum dan harus
dikesampingkan. Hal mana untuk menghindari salah penerapan hukumnya
sehingga hukumnya tidak semakin kacau balau.
Justru apabila Majelis Hakim/Judex Factie benar-benar menjalankan tugasnya
sebagai aparatur penegak hukum, maka judex factie seharusnya membuat
Penetapannya untuk memerintahkan dilakukan Penyidikan atas dugaan tindak
pidana memberikan keterangan palsu pada identitas KTP dan KK tersebut.
Bayangkan pandangan masyarakat ditengah saat ini Penggugat sedang
melakukan proses gugatan perceraian di Pengadilan secara hukum, namun
ditengah masyarakat saat ini Penggugat bertransaksi dan berinteraksi dengan
status hukum dalam identitas sudah berstatus perkawinan adalah “Cerai
Hidup”
Bahkan identitas KTP dan KK aquo diterima juga oleh Majelis Hakim dan
dijadikan pula sebagai dasar untuk putusan perkara aquo
7. Bahwa Pembanding sangat keberatan dengan pertimbangan hukum halaman
16, tentang –quod non- Terbanding katanya masih memberikan nafkah
kepada Pembanding dan anak-anaknya walaupun telah tinggal dan menetap
di Bogor sejak Maret 2010.

Tanggapan :
Terbanding sama sekali tidak pernah memberikan nafkah kepada Pembanding
dan anak-anaknya yang tinggal dan menetap di Bogor sejak Maret 2010
sampai tanggal hari ini, kecuali yang diberikan adalah Rp.70 Juta yang
disamarkan sebagai bagian harta gono gini. Hal mana menjadi kabur apakah
bagian harta gono gini ataukah nafkah selama di Bogor sejak Maret 2010
sampai dengan gugatan atau putusan perkara aquo.
Hal mana tidak bisa dan tidak terungkap di dalam siding Pengadilan aquo,
dengan demikian pertimbangan hukum Judex Factie adalah kabur, melanggar
hukum dan harus dibatalkan.
8. Bahwa Pembanding sangat keberatan dengan pertimbangan hukumnya
halaman 16 dan 17, tentang telah dilakukan pembagian harta gono gini
berdasarkan pernyataan perdamaian pembagian harta gono gini yang
disebutkan dibuat Akta Notaris dihadapan Agusna, SH, Notaris di Pekanbaru.
Tanggapan :

Hal. 11 dari 23 hal. Put.No.56/PDT/2012/PTR


Pernyataan perdamaian pembagian harta gono gini bukanlah Akta Notaris
melainkan pernyataan dibawah tangan dan selanjutnya didaftarkan di Notaris
tersebut. Namun pernyataan itu didapat dengan cara tipu daya dan tekanan
dari Terbanding/dahulu Penggugat dengan cara mengancam tidak akan
memberikan harta apapun apabila pernyataan yang disodorkan oleh
Terbanding/dahulu Penggugat dengan dalih palsu seolah-olah telah terjadi
perceraian.
Hal tersebut bertentangan dengan hukum karena proses gugatan perceraian
saja belum dimulai mana mungkin sudah melakukan pembagian harta gono
gini.
Selanjutnya oleh karena telah terjadi penipuan dan pemaksaan tanda tangan
pernyataan tersebut dan juga ternyata Terbanding/dahulu Penggugat dalam
pernyataan menyebutkan memberikan bagian Rp. 100 Juta kepada
Pembanding/dahulu Tergugat, namun ternyata secara bertahap hanya
diberikan Rp. 70 juta.
Maka selanjutnya Pembanding telah mengajukan Pernyataan sebaliknya yaitu
pernyataan pembatalan, dan sebaliknya dana Rp. 70 juta telah dihabiskan
oleh Pembanding/dahulu Tergugat untuk nafkah dan pendidikan anak-anak
Pembanding karena demi hukum seorang suami wajib memberikan nafkah
kepada isteri dan anak-anaknya, apalagi demi hukum perkawinanya masih
terikat sah secara hukum.
Demi hukum tidak benar antara Pembanding/dahulu Tergugat dengan
suaminya telah melakukan pembagian harta gono gini.
Dengan demikian pertimbangan hukum Judex Factie tersebut adalah kabur,
melanggar hukum dan harus dibatalkan.
9. Bahwa berdasarkan peraturan perundang-undangan, Warga Negara Indonesia
non muslim dalam proses gugatan perceraian melalui Pengadilan Negeri dan
gugatan harta gono gini bisa dilakukan/diajukan di Pengadilan Negeri setelah
gugatan perceraian di Pengadilan Negeri telah diputus dan mempunyai
putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap (in kracht van gewisjde)
sehingga dalil-dalil Terbanding/dahulu Penggugat yang menyatakan telah
melakukan pembagian harta gono gini adalah mustahil karena hal tersebut
bertentangan dengan hukum.
Dengan demikian oleh karena dalam gugatan perceraian aquo masih berjalan
maka antara Pembanding/dahulu Tergugat dengan Terbanding/dahulu
Penggugat secara hukum masih terikat perkawinan yang sah secara hukum.

Hal. 12 dari 23 hal. Put.No.56/PDT/2012/PTR


Dengan demikian harta gono gini demi hukum belum pernah dibagi karena
gugatan perceraian belum berkekuatan hukum tetap (in kracht van gewisjde).
10. Bahwa selanjutnya Pembanding/dahulu Tergugat sangat keberatan karena
Judex Factie tidak mau menerima jawaban tertulis tertanggal 15 Nopember
2011 pada sidang tertanggal 17 Nopember 2011 dan pada sidang tertanggal 1
Desember 2011, sambil menghimbau agar Pembanding/dahulu Tergugat
untuk memuat isi jawabannya dalam kesimpulan, yang ternyata tujuan Judex
Factie untuk mensiasati agar jawaban tersebut tidak akan dimuat dalam
putusan apalagi untuk dipertimbangkan hukumnya dalam putusan.
Padahal dalam Jawaban tersebut telah terurai:
- Pembelaan untuk mempertahankan perkawinan;
- Tuntutan hak anak-anak dan hak isteri;
- Tuntutan hak mantan isteri jika perceraian terjadi;
- Kepastian hukum dan keadilan.
Untuk itu melalui proses banding ini Pembanding/dahulu Tergugat menuntut
keadilan.
11. Bahwa selain dan selebihnya, Judex Factie tidak menjalankan Hukum Acara
Perdata secara baik dan benar sehingga seluruh rangkaian proses
persidangan menjadi cacat hukum, hal tersebut sebagaimana telah diuraikan
pada bagian Pendahuluan tersebut diatas dalam Memori Banding ini.

Menimbang, bahwa dalam Kontra Memori Bandingnya Tergugat


Konpensi/Penggugat Rekonpensi/Terbanding pada pokoknya menyatakan sebagai
berikut :
1. Bahwa dalam tanggapan Pembanding/dahulu Tergugat dalam pertimbangan
putusan Hakim Pengadilan Negeri Bangkinang;
Pada halaman 13 alinea terakhir, berbunyi :
“Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti T-1, T-2 dan T-3 diketahui
bahwa benar alamat Tergugat di Kampung Kracak, Desa Rancabungur,
RT.002, RW.008 Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat,
namun demikian berdasarkan alat bukti surat P-1, P-2, P-3, P-4, P-5, P-6, P-
7 dan T-7 yang saling berkesesuaian dan berhubungan dengan keterangan
saksi Matius Stepanus, M., saksi Joko Makatipu, saksi Rini, dan saksi
Erpanji Wijaya terungkap fakta hukum bahwa Penggugat dan Tergugat telah
melangsungkan perkawinan pada tanggal 29 Nopember 1987 di Kampung
Kracak, Desa Semplak (Rancabungur), Kabupaten Bogor, setahun kemudian

Hal. 13 dari 23 hal. Put.No.56/PDT/2012/PTR


Penggugat dan Tergugat pada tanggal 11 Maret 1988 telah lahir anak
pertama mereka di Bogor yang bernama Markus Permana Tri Datu M,
setelah itu Penggugat dan Tergugat pindah ke Riau dan mereka hidup
bersama dengan anak mereka di Jl.Melur 1, RT.008 RW. 003,
Desa/Kelurahan Pancuran Gading, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar
kemudian pada tanggal 3 Juli 1996 lahirlah…..dst,” sehingga keberadaan
terakhir Tergugat bersama Penggugat adalah mereka di Jl.Melur 1, RT.008
RW. 003, Desa/Kelurahan Pancuran Gading, Kecamatan Tapung,
Kabupaten Kampar ;
Pada halaman 14 alinea pertama dan kedua, berbunyi :
“ Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut diatas yang dikuatkan
dengan alat bukti T-4 dan T-5, diketahui bahwa tempat tinggal Penggugat dan
Tergugat adalah di Jl.Melur I, RT.008 RW.003, Desa /Kelurahan Pancuran
Gading, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, maka Majelis Hakim
berpendapat bahwa sudah tepat apabila Penggugat mengajukan gugatannya
di Pengadilan Negeri Bangkinang untuk memeriksa dan mengadili sekaligus
memutuskan perkara ini karena gugatan ini diajukan oleh Penggugat
berdasarkan domisili terakhir Penggugat dan Tergugat yaitu di Jl.Melur I,
RT.008, RW.003, Desa/Kelurahan Pancuran Gading, Kecamatan Tapung
Kabupaten Kampar yang merupakan wilayah hukum Pengadilan Negeri
Bangkinang dan perkara perceraian adalah ruang lingkup dari Peradilan
Umum. “ a. Sebaiknya dalam memberi tanggapannya, Pembanding/dahulu
Tergugat tidak mengambil sepenggal kata, akan tetapi mengambil/mengulas
seluruh dari kalimat tersebut, antara lain sebagai berikut : Bahwa dalam
pertimbangannya tersebut dibawah ini Sudah Tepat dan Benar disebutkan,
sebagai berikut “berdasarkan alat bukti T-1, T-2 dan T-3 diketahui bahwa
benar alamat Tergugat di Kampung Kracak, Desa Rancabungur RT.002
RW.008, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, “
Menurut hemat Terbanding, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bangkinang
dalam pertimbangannya menyatakan “ Menimbang, bahwa berdasarkan fakta
hukum tersebut diatas yang dikuatkan dengan alat bukti T-4 dan T-5, diketahui
bahwa tempat tinggal Penggugat dan Tergugat adalah di Jl.Melur I, RT.008
RW.003, Desa /Kelurahan Pancuran Gading, Kecamatan Tapung, Kabupaten
Kampar, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa sudah tepat apabila
Penggugat mengajukan gugatannya di Pengadilan Negeri Bangkinang untuk
memeriksa dan mengadili sekaligus memutuskan perkara ini karena gugatan

Hal. 14 dari 23 hal. Put.No.56/PDT/2012/PTR


ini diajukan oleh Penggugat berdasarkan domisili terakhir Penggugat dan
Tergugat yaitu di Jl.Melur I, RT.008, RW.003, Desa/Kelurahan Pancuran
Gading, Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar yang merupakan wilayah
hukum Pengadilan Negeri Bangkinang dan perkara perceraian adalah ruang
lingkup dari Peradilan Umum.

Dijelaskan bahwa Terbanding/Penggugat dalam mengajukan gugatan,


berdasarkan domisili hukum terakhir Penggugat/Terbanding, dimana alamat
domisili hukum terakhir Terbanding/Penggugat yaitu berada di Jl.Melur I,
RT.008, RW.003, Desa/Kelurahan Pancuran Gading, Kecamatan Tapung
Kabupaten Kampar.

Akan tetapi Pembanding/dahulu Tergugat memberikan tanggapan


berdasarkan bukti T-1, T-2 dan T-3 yang merupakan alamat dimana pada saat
itu Terbanding/Penggugat dan Pembanding/Tergugat melangsungkan
perkawinan bukan alamat domisili hukum terakhir Terbanding/dahulu
Penggugat saat mengajukan perkara aquo.

Bahwa sangat jelas Terbanding/Penggugat tidak salah dalam mengajukan


perkara aquo ke Pengadilan Negeri Bangkinang yang berdasarkan alamat
domisili hukum terakhir Terbanding/Penggugat yaitu berada di Jl.Melur I,
RT.008, RW.003, Desa/Kelurahan Pancuran Gading, Kecamatan Tapung
Kabupaten Kampar.
Dalam tanggapan Pembanding/dahulu Tergugat yang lain, kembali
Pembanding/dahulu Tergugat memberikan tanggapan yang mengada-ada
yaitu :
“ b. Bahwa hal lain dalam pertimbangannya tersebut di bawah ini adalah salah
dan Melanggar Hukum disebutkan sebagai berikut :
“…..namun demikian berdasarkan alat bukti surat P-1, P-2, P-3, P-4, P-5, P-6,
P-7 dan T-7 yang saling berkesesuaian dan berhubungan dengan keterangan
saksi Matius Stepanus, M., saksi Joko Makatipu, saksi Rini, dan saksi Erpanji
Wijaya terungkap fakta hukum bahwa Penggugat dan Tergugat telah
melangsungkan perkawinan pada tanggal 29 Nopember 1987 di Kampung
Kracak, Desa Semplak (Rancabungur), Kabupaten Bogor, setahun kemudian
Penggugat dan Tergugat pada tanggal 11 Maret 1988 telah lahir anak
pertama mereka di Bogor yang bernama Markus Permana Tri Datu M, setelah

Hal. 15 dari 23 hal. Put.No.56/PDT/2012/PTR


itu Penggugat dan Tergugat pindah ke Riau dan mereka hidup bersama
dengan anak mereka di Jl.Melur 1, RT.008 RW. 003, Desa/Kelurahan
Pancuran Gading, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar kemudian pada
tanggal 3 Juli 1996 lahirlah…..dst,”
Dalam pertimbangan ini sangat bertentangan satu dengan lainnya, yaitu:
dalam satu pertimbangan hukumnya menyatakan Pembanding/dahulu
Tergugat terbukti berdasarkan bukti tertulis berdomisili di Kampung Kracak,
Desa Rancabungur, RT.002 RW.008, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat, namun dilain sisi menyatakan Pembanding/dahulu
Tergugat beralamat juga di Jl.Melur 1, RT.008, RW.003 Desa/Kelurahan
Pancuran Gading, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar.

Bahwa dengan jelas Majelis Hakim menjelaskan perkawinan antara


Terbanding/dahulu Penggugat dengan Pembanding/dahulu Tergugat
dilaksanakan di Kampung Kracak, Desa Rancabungur, RT.002 RW.008,
Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kemudian
Terbanding/dahulu Penggugat dan Pembanding/dahulu Tergugat pindah ke
Riau bertempat di Jl.Melur 1, RT.008, RW.003 Desa/Kelurahan Pancuran
Gading, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar.

Bahwa perlu Terbanding/dahulu Penggugat sampaikan dimana kepindahan


alamat domisili Pembanding/dahulu Tergugat tidak pernah diberitahukan
kepada Terbanding/dahulu Penggugat, apalagi Pembanding/dahulu Tergugat
juga tidak pernah melapor kepada pejabat pemerintah desa dimana
Terbanding/dahulu Penggugat dan Pembanding/dahulu Tergugat berdomisili,
sehingga Terbanding/dahlu Penggugat juga mempertanyakan bagaimana
caranya Pembanding/dahulu Tergugat mendapatkan Kartu Tanda Penduduk
NIK 3201344808650001 tersebut tanpa melapor terlebih dahulu kepada pihak
pemerintah desa dimana Penggugat dengan Tergugat berdomisili sebelumnya
yaitu bertempat di Jl.Melur 1, RT.008, RW.003 Desa/Kelurahan Pancuran
Gading, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar.

2. Bahwa Pembanding kembali melakukan kebohongan, sebagaimana yang


termuat dalam halaman 13 poin 6 “ Terbanding tidak pernah memberikan
nafkah kepada Pembanding dan anak-anaknya yang tinggal dan menetap di
Bogor sejak Maret 2010 sampai tanggal hari ini, kecuali yang diberikan adalah

Hal. 16 dari 23 hal. Put.No.56/PDT/2012/PTR


Rp.70 Juta yang disamarkan sebagai bagian harta gono gini. Hal mana
menjadi kabur apakah bagian harta gono gini ataukah nafkah selama di Bogor
sejak Maret 2010 sampai dengan gugatan atau putusan perkara aquo.

Bahwa tidak benar apa yang telah dikatakan oleh Pembanding yang
mengatakan Terbanding tidak pernah member nafkah, yang terjadi malah
sebaliknya dimana Pembanding tidak lagi menjalankan kewajibannya sebagai
isteri dari Terbanding, meskipun demikian Terbanding/dahulu Penggugat
selalu memberikan nafkah kepada Pembanding/dahulu Tergugat dan anak-
anak, anak-anak yang ikut dengan Pembanding saat itu bukanlah untuk
bersekolah akan tetapi untuk pergi berlibur, anak-anak itupun dibawa oleh
Pembanding/dahulu Tergugat tanpa sepengetahuan Terbanding.

Adapun uang yang berjumlah Rp. 70 juta yang dimaksud adalah uang dari
harta gono gini diluar dari nafkah yang Terbanding/Penggugat berikan kepada
Pembanding/Tergugat, hal mana sebelum perkara aquo dilimpahkan ke
Pengadilan Negeri Bangkinang. Perceraian telah dilakukan secara
kekeluargaan dimana Terbanding/dahulu Penggugat dan Pembanding/dahulu
Tergugat telah sama-sama yakin untuk mengakhiri perkawinan dan setelah itu
pembagian harta gono gini yang dilakukan secara kekeluargaan bukan dengan
ancaman, Pembanding/dahulu Tergugat meminta kepada Terbanding sebesar
Rp. 50 juta akan tetapi Penggugat/Terbanding memberikan uang sebesar Rp.
100 jutaq, karena pada saat itu Terbanding/Penggugat menyampaikan kepada
Pembanding/Tergugat bahwa “ Apabila Pembanding/Tergugat hanya meminta
uang sebesar Rp. 50 juta sebagai harta gono gini, apabila
Terbanding/Penggugat potong dengan jumlah uang yang telah dipinjamkan
kepada keluarga Pembanding/Tergugat, maka sisa uang yang
Terbanding/Penggugat berikan kepada Pembanding/Tergugat tidak akan
cukup untuk membuka usaha”. Oleh karena kemurahan hati
Terbanding/Penggugat kemudian Terbanding/Penggugat akan menambah
uang dari hasil harta gono gini tersebut menjadi Rp. 100 juta dengan syarat
dipotong sebesar Rp. 30 juta, karena uang yang berjumlah Rp. 30 juta yang
dipinjam oleh keluarga Pembanding/dahlu Tergugat yaitu Ayah Pembanding
serta adik-adik Pembanding yang bernama Cacan serta keluarga yang lain
sehingga keseluruhan pinjaman keluarga Pembanding berjumlah Rp. 30 juta
untuk berwirausaha akan tetapi belum dikembalikan sampai saat ini, kemudian

Hal. 17 dari 23 hal. Put.No.56/PDT/2012/PTR


Terbanding/Penggugat menyerahkan uang sebesar Rp. 70 juta secara tunai
yang tertuang dalam pernyataan perdamaian pembagian harta gono gini yang
dikeluarkan oleh Agusna, SH. selaku Notaris di Pekanbaru.

Bahwa dalam materi memori banding Pembanding/Tergugat poin 3,


Pembanding/Tergugat mengatakan bahwa Terbanding/Penggugat telah
melakukan perzinahan dan siap membuktikan serta meyakinkan masyarakat
setempat. Akan tetapi yang terjadi malah sebaliknya, Pembanding/Tergugat
pada tahun 2007 tanpa sepengetahuan Terbanding/Penggugat,
Pembanding/Tergugat telah pergi dan menetap di Bogor dengan mengontrak
sebuah rumah kontrakan dan mantan pacar Pembanding/Tergugat sering
datang bersama Pembanding/Tergugat, pernah tidur bersama
Pembanding/Tergugat yang telah diakui oleh Pembanding/Tergugat kepada
Terbanding/Penggugat pada tahun 2008, hal mana masih bisa
Terbanding/Penggugat kesampingkan dengan alasan anak-anak pada saat itu
masih kecil-kecil dan sangat butuh perhatian seorang ibu ;

Bahwa berkesesuaian dengan keterangan saksi Matius Stepanus, M., saksi


Joko Makatipu, saksi Rini, dan saksi Erpanji Wijaya, Pembanding tidak
memberikan contoh yang baik untuk keluarganya, pada tanggal 14 Agustus
2005 tanpa sepengetahuan Terbanding/Penggugat, Pembanding/Tergugat
telah melakukan transaksi jual beli anak Terbanding/Penggugat yang bernama
Imanuel Carles Pedrosa. M di RS.Santa Maria Pekanbaru dengan seorang
dokter yang bernama dr. Arip, akan tetapi gagal karena dr. Arip memanggil
Terbanding/Penggugat datang ke kantornya untuk menandatangani surat
penyerahan anak dengan alasan Pembanding/Tergugat menginginkan anak
perempuan bukan anak laki-laki dan untuk meringankan biaya persalinan di
RS.Santa Maria Pekanbaru ;
Bahwa akibat kelalaian Pembanding/Tergugat yang selalu mengesampingkan
pendidikan anak sehingga anak ke 3 (tiga) Terbanding/Penggugat yaitu
Timotius Ardianus. M menjadi terlantar pendidikannya dimana pada bulan Juni
2011 Timotius Ardianus.M dibawa ke Bogor oleh Pembanding/Tergugat untuk
melanjutkan sekolah yang pada saat itu Timotius Ardianus.M duduk di kelas 6
Sekolah Dasar hingga Timotius Ardianus.M menyelesaikan pendidikannya di
tingkat Sekolah Dasar, kemudian Pembanding/Tergugat menjanjikan akan
melanjutkan pendidikan Timotius Ardianus.M kejenjang pendidikan yang lebih

Hal. 18 dari 23 hal. Put.No.56/PDT/2012/PTR


tinggi di Bogor, akan tetapi pada saat ujian Semester I kelas 1 SLTP Timotius
Ardianus.M dibawa oleh Pembanding/Tergugat ke tempat Terbanding/
Penggugat dengan alasan bahwa anak Terbanding/Penggugat merasa rindu
dengan Terbanding/Penggugat akan tetapi Pembanding/Tergugat
meninggalkan Timotius Ardianus.M tanpa dan tidak memperdulikan pendidikan
Timotius Ardianus.M, sehingga sampai saat ini Timotius Ardianus.M tidak
bersekolah dan memutuskan tidak akan bersekolah di Bogor karena selalu
ditelantarkan dan dibohongi oleh Pembanding/Tergugat melainkan memilih
untuk melanjutkan pendidikan di tempat domisili Terbanding/Penggugat.

Disini sangat jelas bahwa Pembanding/Tergugat selaku orang tua / ibu tidak
perduli terhadap pendidikan anak-anaknya sehingga Terbanding/Penggugat
berkesimpulan bahwa apabila anak-anak tinggal bersama ibunya akan
terlantar pendidikan anak-anak Terbanding/Penggugat dan
Pembanding/Tergugat hanya ingin memanfaatkan harta anak-anak untuk
kepentingannya sendiri ;

Bahwa Pembanding/dahulu Tergugat tidak lagi menjalankan kewajibannya


sebagai isteri sejak tahun 2007 dan hal tersebut hanyalah disebabkan oleh
pihak ketiga yang tidak lain dan tidak bukan adalah keluarga dari
Pembanding/dahulu Tergugat dan walaupun telah ada putusan yang mengikat
bahwa Timotius Ardianus.M dan Imanuel Carles Pedrosa.M berada dalam
pengasuhan Pembanding, akan tetapi Timotius Ardianus.M dan Imanuel
Carles Pedrosa.M tetap tinggal bersama Terbanding/Penggugat karena tidak
mau/bersedia ikut dengan Pembanding/Tergugat. Jadi pernyataan
Pembanding/dahulu Tergugat yang menyatakan uang sebesar Rp. 70 juta
telah habis untuk nafkah dan biaya pendidikan anak-anak tidak benar dan
harus dikesampingkan.
Menimbang, bahwa setelah memeriksa dan mempelajari dengan
seksama dan cermat Berita Acara Persidangan dan surat-surat dalam berkas
perkara No. 22/PDT.G/2011/PN.BKN dan salinan putusan Pengadilan Negeri
Bangkinang No. 22/PDT.G/2011/PN.BKN tanggal 21 Desember 2011, Pengadilan
Tinggi tidak sependapat dengan putusan Hakim Tingkat Pertama dengan alasan-
alasan sebagai berikut :

Hal. 19 dari 23 hal. Put.No.56/PDT/2012/PTR


Menimbang, bahwa dalam gugatannya, Penggugat/Terbanding pada
pokoknya mendalilkan bahwa antara Penggugat/Terbanding dengan
Tergugat/Pembanding yang terikat perkawinan sah telah terjadi perselisihan yang
terus menerus yang tidak dapat didamaikan lagi, sehingga Penggugat/Terbanding
menuntut perkawinan mereka putus karena perceraian dengan segala akibat
hukumnya ;

Menimbang, bahwa putusan Hakim Tingkat Pertama pada pokoknya


mengabulkan gugatan Penggugat/Terbanding dan menyatakan perkawinan
Penggugat/Terbanding dengan Tergugat/Pembanding putus karena perceraian
dengan segala akibat hukumnya ;

Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi tidak sependapat dengan


pertimbangan hukum dan pendapat Hakim Tingkat Pertama karena salah dalam
menerapkan hukum acara, yaitu :
- Bahwa Tergugat/Pembanding dan Penggugat/Terbanding beragama Kristen
dan perkawinan mereka dilaksanakan menurut agama Kristen, maka kalau
mereka mengajukan gugatan cerai yang berwenang memeriksa dan mengadili
adalah peradilan umum, karena itu sudah benar gugatan cerai dari
Penggugat/Terbanding yang diajukan ke pengadilan negeri ;
- Bahwa hukum acara yang berlaku di peradilan umum adalah HIR atau RBg,
dengan demikian gugatan cerai yang diajukan Penggugat/Terbanding tunduk
pada ketentuan-ketentuan dalam HIR atau RBG;
- Bahwa dalam gugatan Penggugat/Terbanding, identitas alamat
Tergugat/Pembanding dinyatakan bertempat tinggal di Kampung Kracak, Desa
Semplak (Rancabungur), Kabupaten Bogor, berarti domisili
Tergugat/Pembanding diwilayah hukum Pengadilan Negeri Bogor dan relaas-
relaas panggilan kepada Tergugat/Pembanding untuk menghadiri sidang
gugatan perkara No. 22/PDT.G/2011/PN.BKN di Pengadilan Negeri
Bangkinang didelegasikan dan dilaksanakan oleh Jurusita Pengadilan Negeri
Bogor, hal demikian merupakan penegasan bahwa alamat atau tempat tinggal
Tergugat/Pembanding memang diwilayah hukum Pengadilan Negeri Bogor ;
- Bahwa oleh karena Tergugat/Pembanding mempunyai alamat atau tempat
tinggal yang jelas yaitu di Kampung Kracak, Desa Semplak (Rancabungur),
Kabupaten Bogor, maka berdasarkan pasal 142 ayat 1 RBg gugatan terhadap
Tergugat/Pembanding harus diajukan ke pengadilan negeri tempat tinggal

Hal. 20 dari 23 hal. Put.No.56/PDT/2012/PTR


Tergugat/Pembanding, karena itu gugatan cerai yang diajukan oleh
Penggugat/Terbanding tersebut harus diajukan ke Pengadilan Negeri Bogor ;
- Bahwa pasal 14 PP No. 9 tahun 1975 memang memberikan kewenangan
pada pengadilan ditempat tinggal penggugat untuk menerima, memeriksa dan
mengadili gugatan cerai, namun hanya khusus untuk gugatan cerai yang
perkawinannya dilaksanakan menurut agama Islam. Sedangkan berdasarkan
bukti P.3 atau T.7 perkawinan Penggugat/Terbanding dengan
Tergugat/Pembanding dilaksanakan menurut agama Kristen Protestan,
sehingga tidak termasuk dalam gugatan yang dimaksud pasal 14 PP No. 9
tahun 1975 ;
- Bahwa karena itu pasal 14 PP No. 9 tahun 1975 bukan dasar hukum dan tidak
dapat dijadikan sebagai dasar hukum untuk memeriksa dan mengadili gugatan
cerai yang diajukan Penggugat/Terbanding ;
- bahwa dengan demikian Pengadilan Negeri Bangkinang tidak berwenang
memeriksa dan mengadili gugatan a quo dan gugatan Penggugat/Terbanding
harus dinyatakan tidak dapat diterima ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan


sebagaimana diatas, putusan Pengadilan Negeri Bangkinang No.
22/PDT.G/2011/PN.BKN tanggal 21 Desember 2011 harus dibatalkan dan
selanjutnya Pengadilan Tinggi akan mengadili sendiri dengan amar putusan
sebagaimana tersebut dibawah ;

Menimbang, bahwa oleh karena putusan Hakim Tingkat Pertama yang


mengabulkan sebagian gugatan Penggugat/Terbanding dibatalkan, berarti
Penggugat/Terbanding berada dipihak yang kalah, karena itu beralasan hukum
untuk menghukum Penggugat/Terbanding membayar biaya-biaya yang timbul
karena perkara ini dalam dua tingkat peradilan ;

Mengingat, pasal 142 ayat 1, pasal 199 s/d pasal 205 Rbg dan pasal-
pasal lain dari undang-undang yang bersangkutan dengan perkara ini ;

M E N G A D I L I :

- Menerima permohonan banding Tergugat/Pembanding ;

Hal. 21 dari 23 hal. Put.No.56/PDT/2012/PTR


- Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Bangkinang No. 22/PDT.G /2011 /
PN.BKN tanggal 21 Desember 2011 yang dimohonkan banding ;

DENGAN MENGADILI SENDIRI :

- Menyatakan gugatan Penggugat/Terbanding tidak dapat diterima ;


- Menghukum Penggugat/Terbanding untuk membayar biaya-biaya yang timbul
karena perkara ini dalam dua tingkat peradilan, yang dalam tingkat banding
ditetapkan sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) ;

Demikian diputuskan dalam musyawarah Majelis Hakim Pengadilan


Tinggi Pekanbaru pada hari Selasa, tanggal 14 Agustus 2012 oleh kami
H. SOEKOSANTOSO, SH.MH Hakim Ketua Majelis, HERU MULYONO ILWAN,
SH.,MH dan Hi. A. SANWARI, HA SH Hakim-hakim Anggota berdasarkan
Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Pekanbaru No. 56/Pen.Pdt/2012/PTR tanggal
6 Juni 2012. Putusan mana diucapkan pada hari Rabu, tanggal 15 Agustus
2012 dalam sidang yang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis tersebut dengan
dihadiri Hakim-hakim Anggota, dibantu A. GINTING, SH Panitera Pengganti pada
Pengadilan Tinggi tersebut, tanpa dihadiri Penggugat/Terbanding dan
Tergugat/Pembanding.

HAKIM ANGGOTA, KETUA MAJELIS,

HERU MULYONO ILWAN, SH.MH SOEKOSANTOSO, SH.MH

Hi. A. SANWARI, HA. SH


PANITERA PENGGANTI,

A. GINTING, SH

Hal. 22 dari 23 hal. Put.No.56/PDT/2012/PTR


Perincian biaya banding :
1. Materai ..............…………………… Rp. 6.000,-
2. Redaksi putusan ……………………Rp. 5.000,-
3. Leges ……………………………….. Rp. 3.000,-
4. Pemberkasan ……………………… Rp.136.000,-
J u m l a h Rp. 150.000,-
(Seratus lima puluh ribu rupiah )

Hal. 23 dari 23 hal. Put.No.56/PDT/2012/PTR

Anda mungkin juga menyukai