NIM : 20170610360
Kelas : J
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan sesuatu yang sangat memprihatinkan dan patut untuk dicari
penyebabnya, karena remaja dibawah umur merupakan masa depan bangsa Indonesia yang
kita semua harus sama-sama menjaga mereka dari pengaruh yang sangat buruk untuk masa
depan mereka seperti contohnya narkoba ini. Narkoba merupakan salah satu dari sekian
banyak hal yang menyebabkan hilangnya masa depan anak-anak bangsa karena diracuni oleh
zat-zat yang sangat berbahay untuk otak mereka. Indonesia merupakan salah satu pintu
masuk perdagangan dan peredaran gelap narkoba bahkan mungkin menjadi salah satu pusat
peredaran gelap narkoba, kejahatan narkoba yang terjadi selain dilakukan oleh warga negara
Indonesia juga melibatkan warga negara asing sebagai pelaku yang membawa masuk narkoba
secara illegal ke Indonesia dengan berbagai macam cara dan alasan karena walaupun beresiko
tinggi tetapi keuntungan yang diperoleh dari bisnis narkoba sangat besar, hal ini dapat terjadi
1
Hutapea, K. (2011). Pola-pola perekrutan, penggunaan dan kegiatan kurir dalam jaringan peredaran narkoba
internasional= Recruitment patterns of messenger and courier activities revealed International network of
drug trafficking
Khoirun Hutapea (2011) menyatakan bahwa Indonesia sudah mengenal narkoba
terkhusus orang Cina dan masyarakat Jawa sekitar 1860-1910. Perkembangannya akan
penyebarannya pun mencakup seluruh lapisan masyarakat dengan kalangan remaja sebagai
sasaran potensialnya. Terbukti hampir seluruh daerah di Indonesia ditemukan berbagai jenis
Pemuda di Indonesia, mulai dari mahasiswa hingga siswa Sekolah Menengah Atas
sangatlah rentan terhadap yang namanya narkoba, salah satunya adalah tembakau gorila ini
yang merupakan narkoba dengan zat kimia dan merupakan ganja sintetis. Menurut BNN hal
inilah yang menyebabkan tembakau gorila menjadi narkoba jenis baru, BNN juga
menyebutkan bahwa dari kalangan mahasiswa menempati urutan kedua terbanyak dalam
penggunaan obat-obatan terlarang ini. Tembakau Gorila merupakan narkoba jenis baru
dimana dalam bahannya terdapat kandungan zat yang bernama cannabinods sintetik. Ganja
sintetis ini mulai masuk ke Indonesia pada kisaran tahun 2007, dan mulai berkembang pesat
hingga sekarang.
Kalangan anak-anak menjadi sasaran dari penjualan Tembakau Gorila ini, karena
harganya yang terjangkau daripada jenis ganja lain. Selain itu pengawasan dari orang tua juga
merupakan faktor penting dari berkembangnya narkoba ini, karena pengawasan orang tua
yang tidak terlalu memperdulikan urusan anak mereka juga menjadi salah satu penyebab
anak-anak tersebut menggunakan Tembakau Gorila. Banyak kalangan orang tua yang tidak
dibawah umur yang menggunakan Tembakau Gorila ini menjadi bebas mencoba. Faktor lain
yaitu dari lingkugan teman-teman dari anak-anak/remaja yang bersangkutan tersebut. Remaja
menggunakan narkoba hanya untuk “unjuk gigi” terhadap teman-teman mereka, sehingga
remaja yang menggunakan tembakau gorila ini dianggap oleh teman-temannya adalah salah
satu dari kelompok teman-temannya tersebut, sehingga dengan alasan solidaritas remaja
dibawah umur ini menggunakan Tembakau Gorila tanpa mengetahui efek yang sangat
Peredaran dari Tembakau Gorila ini merupakan ancaman yang sangat serius dan
menyebar dengan sangat cepat. Terdapat peningkatan jumlah pengguna atau pemakai setiap
harinya dan peningkatan ini melonjak dengan sangat masif, karena mudahnya mendapatkan
narkoba ini dan harganya yang sangat terjangkau menjadi alasan utama menyebarnya ganja
sintetis ini dengan sangat cepatnya. Penjualan Tembakau Gorila ini menargetkan remaja
dibawah umur, mulai dari Mahasiswa hingga anak-anak sekolah karena harganya yang
terjangkau, sehingga pengedar narkoba ini mendapatkan keuntungan yang besar dari
Gejala yang nampak bagi si pengguna itu sendiri sering menyendiri, gemetaran, dan
pucat. Akan tetapi mereka tetap bisa diajak untuk melakukan tindakan sosial atau lingkungan,
seperti kerja bakti. Pada prakteknya mereka sama sekali tidak menggangu masyarakat sekitar
ketika mengonsumsi tembakau tersebut sehingga mereka cenderung tidak dijauhkan oleh
Peraturan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah bahwa Tembakau Gorila ditetapkan
sebagai jenis narkoba baru yang masuk dalam daftar Narkotika Golongan I, baik pengedar
maupun pengguna akan dikenakan hukuman sesuai dengan Undang-Undang Narkotika No.
35 Tahun 2009. Sebagian besar pengguna narkoba ini adalah remaja yang menggunakannya
dengan dalih sebagai alat penenang. Ini merupakan salah satu ancaman yang paling besar
1. Mengapa target peredaran Tembakau Gorila berfokus pada remaja dibawah umur ?
2. Apa penyebab remaja dibawah umur menggunakan Narkoba dan jenis ganja-ganja
lainnya di Indonesia ?
C. TINJAUAN PUSTAKA
yang berada di bangku sekolah sangat banyak terjadi di Indonesia. Menurut Badan Narkotika
Nasional (BNN), Tembakau Gorila merupakan ganja sintetis. Ganja sintetis adalah istilah
yang diberikan pada tembakau yang disemprotkan dengan sejenis bahan kimia yang memiliki
efek psikoaktif seperti kandungan ganja, harus dipahami dengan benar bahwa ganja sintetis
bukanlah ganja, ganja sintetis sama sekali tidak terbuat dari ganja atau bahan-bahan yang
bercampur dengan ganja, ganja sintetis dibuat dari tembakau biasa hanya saja disemprotkan
dengan bahan kimia lain dengan tujuan untuk memberikan efek yang menyerupai dengan
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan remaja dibawah umur ini menggunakan
tembakau gorila, diantaranya yaitu dari faktor teman. Salah satu alasan remaja dibawah umur
ini menggunakan tembakau gorila adalah hanya ikut teman-temannya. Hal tersebut menjadi
menggunakannya, maka ia akan dijauhi oleh teman-temannya dengan alasan tidak memiliki
apa itu tembakau gorila. Remaja termasuk pihak yang rawan terkena pengaruh menggunakan
bahan-bahan terlarang karena ketidak tahuannya tentang apa itu tembakau gorila. Teman-
temannya yang sudah menjadi pecandu narkotika ini kerap membohongi temannya yang lain
untuk menggunakannya dengan mengatakan jika tembakau gorila tersebut adalah tembakau
2
Guntara, G. (2017). FENOMENA GANJA SINTETIS PADA KALANGAN REMAJA DI KOTA BANDUNG (Doctoral
dissertation, PERPUSTAKAAN), hal 1.
herbal yang memiliki banyak manfaat, sehingga pentingnya memberi pengetahuan kepada
remaja sejak dini tentang apa itu narkoba, ganja dan sebagainya dan juga efeknya terhadap
remaja menggunakan tembakau gorila. Lemahnya pengawasan orang tua dan pengaruh
lingkungan juga merupakan beberapa dari alasan maraknya penggunaan tembakau ini.
Alasan paling utama mengapa remaja menggunakan tembakau gorila adalah karena
harganya yang sangat murah dibandingkan ganja atau narkoba jenis lain dan juga lebih
mudah untuk didapat daripada ganja atau narkoba yang harganya lebih mahal. Kepala BNN
Kota Depok, AKBP Hesti mengutarakan, harga tembakau gorila relatif murah, hanya sekitar
Rp 50 ribu per paket, tidak seperti ganja atau sabu yang bisa berharga ratusan ribu hingga
jutaan. Bahkan, tembakau gorila telah dijual secara bebas melalu media online
(republika.co.id, 2017).
Dampak dari penggunaan narkotika golongan 1 ini termasuk dalam dampak yang
mengakibatkan masalah kesehatan yang cukup serius. Penyelidikan yang ada menemukan
seorang remaja yang kepergok menggunakan tembakau ini di daerah Tangerang Selatan.
Dimana pemakai tembakau tersebut dilarikan ke rumah sakit sebab dampak dari
penggunaannya seperti orang kesurupan selama tiga hari.3 Gejala yang nampak bagi si
pengguna itu sendiri sering menyendiri, gemetaran, dan pucat, akan tetapi mereka tetap bisa
diajak untuk melakukan tindakan sosial atau lingkungan, seperti kerja bakti. Pada prakteknya
mereka sama sekali tidak menggangu masyarakat sekitar ketika mengonsumsi tembakau
tersebut sehingga mereka cenderung tidak dijauhkan oleh masyarakat sekitar. Meskipun
penyebaran dalam penggunaan tembakau itu berkembang dengan cepat dan luas. 4 Mengapa
3
Ariesta, D. Pola Jaringan Sosial Penggunaan Tembakau Gorila: Studi Atas Penggunaan Tembakau Gorila Pada
Komunitas Remaja Di Ciputat, Tangerang Selatan (Bachelor's thesis, Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik UIN Syarif Hidayatullah), hal 5.
4
Ibid.
narkotika ini disebut dengan Tembakau Gorila karena sensasi setelah menggunakan narkotika
Tembakau Gorila kini sudah masuk dalam narkotika golongan 1 No 95 yang tercantum
dalam Permenkes Nomor 2 tahun 2017 karena mengandung ganja sintetis yaitu 5-fluoro
ADB. Maka pelaku dijerat dengan pasal 112 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
yakni pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 12 tahun, serta pidana denda
Isi dari Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 :
“Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau
menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling
sedikit Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp8.000.000.000,00
D. TUJUAN PENELITIAN
2. Mengetahui tindak pidana yang berlaku bagi pengguna maupun pengedar Tembakau
Gorila.
5
Kahani, E. F., & Chalim, M. A. (2018). Upaya Direktorat Reserse Narkoba Dalam Penanggulangan Tindak
Pidana Narkotika Jenis Baru (Studi Kasus di Polda Jateng). Jurnal Hukum Khaira Ummah, 13(1), hal 67.
E. MANFAAT PENELITIAN
Gorila dan konsekuensi hukum yang berlaku bagi pengguna dan pengedar.