Anda di halaman 1dari 4

BAB V

PEMBAHASAN
A. Program Puskesmas
1. Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan KB
a. Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus
berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan
perawatan bayi baru lahir yang diberikan di semua jenis fasilitas
pelayanan kesehatan. Dalam upaya pencapaian SDGs dan tujuan
pembangunan kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan ibu
diprioritaskan yaitu dengan menurunkan angka kematian ibu menjadi
102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2018 dari 425 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 1992 (SKRT) (Kementerian Kesehatan RI,
2009). Keberhasilan pelaksanaan program pelayanan kesehatan ibu dan
bayi dapat dinilai dari 6 indikator, antara lain sebagai berikut:
Pelayanan Antenatal (K1 dan K4), Pertolongan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan, Ibu Hamil Risiko Tinggi atau Komplikasi yang Ditangani,
Pelayanan Nifas, Kunjungan Neonatus, Kunjungan Bayi, Pelayanan
Anak Balita.
Dalam 6 indikator tersebut upaya dalam mewujudkan program
memfasilitasi program dalam pencapain target seperti fasilitas
kesehatan melalui jaminan persalinan, revitalisasi bidan koordinator
melalui pelaksanaan supervisi fasilitatif untuk peningkatan mutu dan
kualitas tenaga penolong persalinan, serta peningkatan kualitas
surveilans kesehatan ibu melalui pelaksanaan Pemantauan Wilayah
Setempat Kesehatan Ibu dan Anak. Serta para petugas yang kurang
aktif dalam mutu pelayanan.
Kendala atau masalah yang dihadapi antara lain Masih belum
memahami pentingnya pemeriksaan bumil pada tiap trimester,
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran mesyarakat, Ibu hamil pindah
ikut suami, Anak ikut orang tua bekerja diluar kota.

107
108

2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)


Selama masa subur wanita, risiko untuk terjadinya kehamilan
sangat besar sehingga peluang wanita melahirkan juga meningkat. Menurut
hasil penelitian, usia subur seorang wanita rata-rata 15-49 tahun walaupun
sebagian wanita mengalami menarche (haid pertama) pada usia 9-10 tahun.
Oleh karena itu, untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan
kelahiran, pasangan usia subur ini diprioritaskan untuk mengikuti program
KB.
Sesuai dengan data dari Seksi Kesehatan Keluarga, jumlah
pasangan usia subur di wilayah Kabupaten Jember pada tahun 2018 tercatat
sebanyak 9.551 orang. Dari jumlah PUS tersebut, cakupan peserta KB baru
sebanyak 1139 (94,5%) dan peserta KB aktif mencapai 8814 orang
(77,4%).
Dalam program pelayanan KB di Puskesmas Bangsalsari di tahun
2018 telah memenuhi target upaya mempertahankan peserta untuk tetap
aktif memperoleh pelayanan KB telah mengalami peningkatan. Meski
demikian tetap diperlukan peningkatan sumber daya petugas meningkatkan
kinerjanya dan terutama koordinasi lintas program dan lintas sektor.
Upaya peningkatan dalam mutu pelayanan program KB harus tetap
dipantau dan selalu dikoordinasikan agar tingkat pencapaian program dapat
tercapai dan terpenuhi serta dapat menurunkan angka kematian ibu dan
bayi.

3. Pelayanan Imunisasi
Imunisasi dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh
tidak terjangkit penyakit, atau resisten terhadap penyakit. Jika tubuh
terkena penyakit, maka tidak akan menimbulkan akibat yang fatal. Dalam
program ini puskesmas Bangsalsari melakukan imunisasi bersama bidan
yang dibantu dengan kader yang sudah terbentuk. Kegiatan imunisasi
dilaksanakan dalam program posyandu aktif. Dalam hal ini kader posyandu
sangat aktif dalam melaksanakan kegiatan posyandu dan memantau tumbuh
kembang.
109

Kendala dilapangan terkadang pada saat posyandu ibu dan balita


takut untuk periksa dan juga terdapat balita yang ikut orang tua ke luar kota
sehingga tidak dapat mengikuti kegiatan posyandu.
Upaya yang harus dilakukan setiap kader yang telah dipilih dari
puskesmas mengingatkan ibu dan balita tentang jadwal posyandu dan
imunisasi agar orangtua tetap bisa memantau tumbuh kembang anak.
4. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular
a. Penyakit TB Paru
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit TB paru di
Kabupaten Jember dilaksanakan dengan mengacu pada komitmen
nasional menggunakan strategi Directly Observed Treatment
Shortcourse (DOTS), pendekatan DOTS merupakan pengobatan TB
paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat
(PMO).
Kegiatan yang dilakukan dalam strategi DOTS meliputi upaya
penemuan penderita dengan pemeriksaan dahak di sarana pelayanan
kesehatan yang ditindaklanjuti dengan paket pengobatan. Tingkat
keberhasilan pengobatan TB Paru ditentukan oleh kepatuhan dan
keteraturan dalam berobat, pemeriksaan fisik dan laboratorium.
Di puskesmas Bangsalsari sendiri, untuk kasus TB kurang lebih
sebanyak 30 kasus tetapi orang-orang sekitar takut untuk berobat dan
cek dahak/sputum karena malu untuk datang ke puskesmas. Jika sudah
ketahuan atau ada pasien yang positif TB terkadang ada juga yang tidak
patuh dalam menjalankan pengobatan karena salah satunya masalah.
Upaya yang harus dilakukan bisa keluarga yang datang
mengambil obat agar pengobatan tetap berlanjut dan tidak teputus.
Untuk yang takut cek sputum bisa dilakukan kunjungan dirumah agar
merasa lebih nyaman.
b. Penyakit HIV/AIDS
Dari keseluruhan penderita HIV/AIDS yang ditemukan di lingkup UPT.
Puskesmas Bangsalsari pada tahun 2018, sebanyak 8 penderita
mendapatkan penanganan/perawatan. Upaya pelayanan yang diberikan
110

dalam rangka pemberantasan penyakit HIV/AIDS di samping ditujukan


pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya
pencegahan yang dilakukan melalui skrining HIV/AIDS terhadap donor
darah dan upaya pemantauan serta pengobatan penderita penyakit
menular seksual (PMS).
c. Penyakit DBD
Upaya pemberantasan penyakit DBD di Kabupaten Jember
dilaksanakan antara lain dengan pemberdayaan masyarakat untuk dapat
berperan serta dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui
gerakan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur) dan abatisasi selektif
yang dalam operasionalnya dibantu oleh Juru Pemantau Jentik
(Jumantik) untuk memantau Angka Bebas Jentik (ABJ). Selain itu juga
dilakukan fogging atau pengasapan untuk membunuh nyamuk dewasa.
Penderita DBD pada tahun 2018 adalah 9 orang.
d. Penyakit Kusta
RFT rate penderita kusta tipe MB pada Anak tahun 2018 ada pada
bulan November dan hanya terjadi 1 kasus.
Para kader yang kurang peduli atau melakukan pengobatan kepada
masyarakat yang terkena kusta sehingga pasien malu untuk datang ke
puskesmas melakukan pemeriksaan.
e. Penyakit Diare
Kasus diare di UPT. Puskesmas Bangsalsari tahun 2018 sejumlah 1180

orang. Upaya yang dilakukan yaitu memberikan penyuluhan PHBS dan

memberikan informasi tentang penyebab dan penangan diare

Anda mungkin juga menyukai