Anda di halaman 1dari 2

7. Bagaimana etika dokter dalam skenario?

Dalam skenario, dr. Prabu menceritakan kasus tersebut kepada teman


sejawatnya yang merupakan pelanggaran etika kedokteran karena
dianggap telah menceritakan rahasia pasien kepada orang lain tanpa
persetujuan pasien. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa sikap dr.
Prabu tidak sesuai dengan KODEKI pasal 16 dan UU Nomor 29 tahun
2004.
a. KODEKI Pasal 16
“Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal
dunia.”
b. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 pasal 48
1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik
kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran.
2) Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan
kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak
hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien
sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

Tinjauan Kasus

An. Raden berusia 4 tahun diantar ibunya ke IGD RS, diperiksa oleh dr.
Prabu, dengan keluhan sakit saat BAK. Keluhan disertai dengan air seni
penderita bewarna kemerahan. Sehari sebelumnya penderita makan jengkol yang
diberi oleh ibu penderita. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan anak tampak
kesakitan, gerak aktif, tercium bau jengkol dari nafas penderita, abdomen:
hiperperistaltik, dan nyeri ketok costovertebral bilateral. dr.Prabu mendapat
advice yaitu: di rawat inap, pasang iv line, pasang DC kateter, tramadol IV untuk
mengurangi nyeri, bikarbonat tablet per oral, imaging (USG  hasilnya
dilaporkan kembali ke dokter SpA), pemeriksaan penunjang lain akan dilakukan
berikutnya, dan status pasien dalam pengawasan. Kemungkinan pasien
mengalami acute kidney injury et causa intoksikasi asam jengkolat.
Dapus
1. Kode Etik Kedokteran Indonesia tahun 2012
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai