Anda di halaman 1dari 12

Kata Pengantar

Puji syukur Dan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini sebagai tugas mata kuliah
Kewarganegaraan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian,semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.

Surabaya, 9 september 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Milenial atau juga dikenal sebagai generasi Y adalah kelompok demografi setelah
generasi X. Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan akhir dari generasi ini. Para
ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran generasi ini
dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran.
Milenial pada umumnya adalah anak-anak dari generasi Baby Boomers dan Gen x
yang tua. Milenial kadang-kadang disebut sebagai “Echo Boomers” karena adanya
‘Booming’ (peningkatan besar),tingkat kelahiran pada tahun 1980-an dan 1990-an.
Untungnya diabad ke 20 tren menuju keluarga yang lebih kecil di negara-negara maju terus
berkembang,sehingga dampak relatif dari “Baby Boom Echo” umumnya tidak sebesar dari
masa ledakan populasi pasca perang dunia 2.
Di Indonesia generasi milenial menjadi salah satu tombak perubahan. Kreatifitas serta
semangat yang menggebu-gebu dari generasi milenial sangat diperlukan untuk perubahan
Negara Indonesia kearah yang lebih baik. Tetapi tidak semua milenial memiliki kedua hal
tersebut. Salah satunya generasi Y memiliki masalah terhadap identitas sebagai warga
negara. Mulai dari penggunaan bahasa hingga kekecewaan atau kebanggaan terhadap
generasi tua.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
a. Apa saja masalah identitas sebagai warga negara yang dihadapi oleh Generasi Y?

1.3 Tujuan Makalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui masalah mengenai identitas sebagai warga negara yang dihadapi
oleh generasi Y?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penggunaan Bahasa

Bahasa adalah suatu media yang digunakan untuk menyampaikan dan memahami
gagasan, pikiran, dan pendapat. Bahasa juga media komunikasi utama di dalam kehidupan
manusia untuk berinteraksi (Surahman, 1994:11).Bentuk bahasa berhubungan dengan
keadaannya dalam mendukung perannya sebagai sarana komunikasi untuk berbagai
kepentingan komunikasi pemakai bahasa, dan hubungannya dengan aspek nilai dan aspek
makna adalah perannya yang terkandung dalam bentuk bahasa yang fungsinya sebagai alat
komunikasi ketiga unsur tersebut secara keseluruhan dimiliki oleh semua bahasa di
dunia.Bahasa menunjukkan bangsa. Itulah kata bijak yang sejak lama tertanam dalam
benak kita. Bahasa kita adalah bahasa Indonesia, bahasa yang bukan hanya menjadi
kebanggaan dan identitas, tapi juga alat persatuan yang berjasa dalam sejarah Indonesia.
Namun bagaimana sekarang? Di era milenial seperti saat ini masihkah ada kebanggaan
menggunakan bahasa Indonesia? Salah satu kelemahan orang Indonesia untuk bersaing
dengan orang luar negeri adalah bahasa. Kultur bahasa Indonesia yang tidak menggunakan
bahasa asing sebagai bahasa pengantar membuat sebagian besar rakyat Indonesia hanya
bisa berbahasa Indonesia.

Kesadaran itulah yang kini mulai disadari keinginan belajar dan menggunakan bahasa
asing mulai tumbuh.Namun seiring waktu keinginan belajar bahasa asing justru membuat
bahasa Indonesia terpinggirkan. Banyak anak usia sekolah, terutama kaum milenial yang
tinggal di kota besar, yang terlihat gagap berbahasa Indonesia. Banyak diantara mereka
yang bahkan lebih fasih berbahasa asing daripada berbahasa Indonesia. Mengapa itu bisa
terjadi? Keinginan mempersiapkan anak memasuki era globalisasi tentu boleh-boleh saja.
Namun jika itu mengorbankan jati diri bangsa apalah gunanya. Namun yang terjadi tidak
seperti yang diperkirakan, anak-anak justru semakin asing dengan bahasa lokal.
Menjamurnya bahasa bilingual memperparah kondisi ini, beberapa sekolah yang berlabel
“sekolah Internasional” bahkan menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar
kegiatan belajar satu mata pelajaran yang diajarkan hanya beberapa jam dalam
seminggu.Kehidupan dan interaksi anak muda milenial pun terlepas dari “kontaminasi
bahasa”.
Penggunaan istilah-istilah yang entah dari mana asalnya semakin menghilangkan
wujud asli bahasa Indonesia. Di era milenial saat ini, bahasa Indonesia banyak tercampur
dengan bahasa asing. `kids jaman now` menggantikan istilah remaja masa kini `woles`
yang menggantikan santai, konon diambil dari kata slow yang diucapkan terbalik. Serta
masih banyak istilah-istilah yang sebelumnya tidak terkenal.Secara umum, remaja adalah
waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut
sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa
peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa, remaja merupakan peralihan antara
masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Remaja
memiliki tempat di antara anak-anak dan orang tua karena sudah tidak termasuk golongan
anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua. Masa remja menunjukkan
dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa
dan tidak memiliki status anak.

2.2 Komunikasi

Rasa percaya diri, optimistis, ekspresif, bebas, dan menyukai tantangan tercermin dari
generasi ini. Terbuka terhadap hal-hal baru dan selalu ingin tampil beda dari yang lain.
Mereka benar-benar menggunakan kreativitasnya untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Menyukai suasana kerja yang santai dan mampu mengerjakan beberapa hal secara
bersamaan (multitasking). Mereka termasuk peduli terhadap gaya (style) dan cepat
beradaptasi dengan teknologi. Sayangnya, generasi ini gampang bosan dan loyalitasnya
dalam urusan pekerjaan terbilang kurang.

Topik tentang generasi millennial selalu menarik untuk dibahas. Pasalnya, mereka
yang lahir di antara tahun 1980-2000 inilah yang sekarang menjadi generasi berusia
produktif. Mereka adalah para profesional muda yang, dengan karakteristik uniknya,
menimbulkan gelombang perubahan di seluruh dunia.

Sayangnya, perubahan itu tidak selalu baik. Sudah banyak cerita tentang kaum
millennial yang membuat para senior dan bos mereka frustrasi, sehingga tak ada pilihan
selain melepaskan mereka. Berikut ini beberapa hal yang sering dikeluhkan orang tentang
profesional dari generasi millennial.Sulit berkomunikasi.

Komunikasi adalah masalah lama yang menghantui semua profesional. Tapi masalah
ini semakin meruncing pada sebagian generasi millennial. Mungkin karena generasi ini
tumbuh di tengah doktrin-doktrin semacam, “Tentukan sendiri masa depanmu!” dan
“Jadilah dirimu sendiri!” sehingga mereka merasa lebih enggan membaur dengan sekitar.

Millennial adalah generasi yang cerdas dan kreatif. Mereka tak suka menjadi
pengikut, lebih suka menjadi individu yang bebas. Memang ada baiknya mereka diberikan
kebebasan, hanya saja kebebasan itu harus tetap disertai dengan kemampuan bekerja sama.
Baik dalam konteks pekerjaan ataupun di luar pekerjaan.

2.3 Minat terhadap IPTEK

Sebagai generasi milenial yang hidup di era zaman sekarang ini, kebutuhan dan
aktivitas yang serba cepat menuntut kita untuk tidak lepas dari perkembangan teknologi.
Bukan karena takut di bilangi kurang update, tetapi hal ini juga demi kebaikan diri sendiri.
Perkembangan teknologi memang sudah kebutuhan kaum milenial dari berbagai aspek
kehidupan sehari-hari. Hampir seperempat penduduk Indonesia adalah mereka yang lahir
pada generasi Y, karena sebagian besar generasi milenial ini memiliki tingkat pendidikan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.

Manusia generasi Y ini adalah mereka yang mengutamakan kepraktisan dalam segala
hal. Masyarakat Indonesia terutama generasi milenial ini adalah penggemar fanatik
gadget, sehingga tidak heran apabila kita melihat seseorang dengan gaji yang pas-pasan
membawa gadget dengan harga jutaan.

Bahkan rata-rata memiliki lebih dari 1 gadget. Anak kecil sekarang rata-rata memiliki
handphone dan suka update dalam media sosial. Perkembangan teknologi yang terjadi di
Indonesia juga memberikan kesempatan bagi para kewirausahawan untuk bisa
mengembangkan bisnisnya yang berbasis teknologi, seperti ojek online, taksi online,
bukalapak, traveloka dan lain sebagainya. Seiring berkembangnya teknologi juga memiliki
sisi negatif dan sisi positif. Seperti komunikasi yang banyak digunakan saat ini adalah
Internet, handphone, Facebook, WhatsApp, instagram dalang lain-lain. Memang sangat
bagus untuk para remaja, karena bisa menambah wawasan, mereka dapat dengan mudah
menemukan informasi-informasi yang penting dan juga bisa berkomunikasi dengan tema
dan keluarganya yang jauh. Tetapi kebanyakan orang menyalahgunakan Iptek ini.
Contohnya Internet, banyak remaja yang hanya mengakses galeri yang bernuansa
pornografi yang semuanya itu tidak wajar. Dan bahkan banyak anak kecil yang
menyalahgunakan juga teknologi. Contohnya, mereka hanya asik dengan gadget dan main
game daripada belajar. Seharusnya para remaja dan terutama para anak harus sering
mendapatkan bimbingan orang tua ketika menggunakan alat teknologi.dap IPTEK.

2.4 Kemampuan Berfikir Kritis

Pola pikir yang terbuka membuat para millennial juga sangat kritis dalam menyikapi
suatu masalah. Apalagi dalam hal-hal yang sedang viral di internet, millennial cenderung
reaktif untuk berkomentar Bukan hanya kritis terhadap hal-hal viral saja, millenial juga
memiliki kepedulian yang besar dalam situasi poltik, sosial, dan ekonomi yang berkembang
di Indonesia. Apaalgi jika hal tersebut berkaitan dengan perubahan undang-undnag atau
regulasi terkait suatu hal yang penting.

Seperti di pertengahan tahun 2019, pemerintah dikabarkan akan merevisi isi undang-
undang ketenagakerjaan pada beberapa poin. Kita tunggu saja ya bagaimana
perkembangannya! Kritis dalam hal yang baik tentu saja tidak masalah. Asalkan kamu bisa
menyampaikannya dengan cara yang baik dan benar.

Dalam menyikapi sesuatu, kamu tidak boleh begitu saja percaya atau setuju pada
sesuatu yang dianggap benar. Kamu harus kritis dalam memandang hal tersebut dan menggali
lebih dalam. Biasanya ketika kamu mulai berpikir kritis, kamu akan menemukan banyak
fakta menarik lho. Fakta yang mungkin tidak akan kamu temukan jika kamu tidak berpikir
kritis.Tentu saja, harus kritis dalam hal-hal yang baik ya seperti sosial, ekonomi, politik dan
lain sebagainya. Ingat ya, tidak perlu semua hal perlu beri komentar. Kamu harus pandai
memilih mana yang perlu kamu beri perhatian, mana yang perlu kamu abaikan.

2.4 Kebanggaan sebagai Orang Indonesia

Pemuda Indonesia adalah masa depan bangsa ini atau yang sering kita dengar dalam
perayaan sumpah pemuda yaitu "Pemuda adalah tulang punggung negara". Karena itu setiap
pemuda Indonesia, baik yang masih berstatus pelajar, mahasiswa, ataupun yang sudah
menyelesaikan pendidikannya, mereka semua merupakan faktor yang sangat penting yang
dapat diandalkan oleh bangsa Indonesia sebagai generasi penerus bangsa Indonesia, dan
dapat mewujudkan cita cita bangsa. Dalam upaya mewujudkan cita cita bangsa tentu mereka
akan menghadapi banyak permasalah, rintangan, cobaan bahkan ancaman. Masalah yang
harus mereka hadapi sangatlah beraneka ragam. Baik masalah yang timbul saat ini maupun
masalah yang timbul di masa depan negara kita.

2.5 Presepsi terhadap Presiden,Mentri dan Pejabat

Pemerintah mendukung penggunaan bahasa asing seperti adanya internasional school


yang sudah banyak dibangun di indonesia. Akibatnya, masyarakat indonesia lebih tertarik
untuk menggunakan bahasa inggris dari pada bahasa lokal sendiri. Seringkali lewat media
sosial, pemerintah menyebarkan berita hoax dan gampang tersulut emosi, banyak yang
berkata kasar dan menyebarkan gosip terhadap orang lain. Seharusnya pemerintah lebih
memberikan contoh yang baik bagi masyarakat.

2.6 Tanggung Jawab Sebagai Generasi Muda

Tidak dapat dipungkiri, semakin berkembangnya teknologi semakin cepat pula


penyebaran berita di masyarakat. Namun sayang, berita yang tersebar belum tentu benar
adanya. Hal ini terbukti dengan banyaknya hoax dan hate speech yang tersebar melalui media
sosial. begitu beragamnya kebudayaan dan masyarakat Indonesia. Dalam materi beliau
menyampaikan beberapa contoh suku yang masuk ke Indonesia ribuan tahun yang lalu, dan
beberapa contoh candi yang dibangun secara berdekatan. Menariknya adalah ternyata candi
itu melambangkan makna kebudayaan dan kepercayaan yang berbeda. Hal ini menandakan
bahwa Indonesia dapat hidup rukun bersama dan saling menghormati antar kebudayaan dan
kepercayaan. “Bhinneka Tunggal Ika”, dalam banyaknya perbedaan Indonesia tetaplah satu.
Beliau juga mengutip kata-kata dari Presiden pertama Indonesia , “Sebelum kita
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, aku ingin
bersama-sama dengan pejuang lain membentuk satu wadah. Wadah yang bernama Negara.
Wadah untuk masyarakat, bagi masyarakat yang beraneka agam, beraneka suku, beraneka
adat istiadat”, Soekarno Kongres Rakyat Jawa Timur 1955. Pesan dari beliau sebagai
generasi milenial kita harus bisa saling menghormati perbedaan kebudayaan dan
kepercayaan, dengan cara itu kita dapat mencegah hoax.

Kombes. Pol. Dr. Barito Mulyo Ratmono, S.H., S.I.K., M.Si. lebih menyoroti dari sisi
teknologi yang mengarah ke cyber hoax. Dari materi yang beliau sampaikan terdapat data
45% penduduk Indonesia aktif menggunakan media sosial di telepon genggam, ini yang
membuat hoax dapat dengan mudah tersebar. Oleh karena itu, generasi milenial dihimbau
untuk memeriksa kebenaran berita sebelum menyebarkannya. Karena dalam undang-undang
no 19 tahun 2016 pasal 27 ayat 1 tertulis penyebar dapat diberikan hukuman. Beliau juga
menyampaikan perbedaan antara Hoax, Fake News, dan Hate Speech.

Hoax : Berita yang disampaikan melenceng dari data yang ada

Fake News : Berita yang disampaikan dari data yang dibuat (sengaja dibuat dan tidak ada
data aslinya)

Hate Speech : Ajaran kebencian terhadap suatu kelompok/suku/agama/ras tertentu

Beliau juga menyampaikan mekanisme pembuatan HOAX sampai pada mekanisme


memviralkan berita tersebut. Dalam hal ini beliau berpesan kepada para generasi milenia

menjadi pengguna yang cerdas dalam ruang cyber hindari syndrome FOMO (Fear of Missing
Out) jangan mudah terhasut dan memposting sesuatu selalu lakukan check, re-check, cross
check, final check hindari curhat di dunia maya pahami regulasi di ruang cyberkemajuan TIK
jangan dihindari, tetapi hadapi dengan bekal ilmu pengetahuan memadai sehingga dapat
bermanfaat perbanyak memposting hal positif jadilah bagian dari civil cyber troops Dengan
adanya masalah ini penting bagi masyarakat Idonesia terutama para pemuda atau para
generasi penerus bangsa dan mahasiswa untuk membebaskan diri dalam meningkatkan dan
memperbaiki problem problem yang ada di Indosesia.

2.7 Kebanggaan dan Kekecewaan terhadap Generasi Tua

Sebagian orang dari generasi X sering berpikir bahwa mereka bisa mendikte generasi
setelahnya. Padahal, mereka seharusnya belajar untuk mengikuti arus. Pemikiran ini muncul
karena generasi X terdahulu merasa kecewa dengan generasi baby boomer yang sering
mendikte mereka dan kemudian merasa bahwa mereka tidak mendapatkan apa-apa dari
generasi berikutnya. Inilah yang seharusnya dihindari oleh generasi X dalam menerapkan
strategi terhadap generasi Y.

Demikianlah yang harus dipahami oleh generasi X untuk mengambil hati para
generasi Y demi sebuah keseimbangan yang selaras. Generasi X harus mengerti betul
bagaimana berjalan beriringan dengan generasi milenial bukan dengan memaksakan
kehendak namun bukan dengan memanjakannya juga. Sama halnya dengan generasi milenial
nantinya pada generasi Z.

Namun yang sedang terjadi saat ini banyak sekali kesalahpahaman antara generasi X
dan Y karena para orang tua yang berasal dari generasi X seperti sedang melakukan
eksperimen bersamaan dengan generasi milenial.

Generasi X harus mengerti betul bagaimana berjalan beriringan dengan generasi


milenial bukan dengan memaksakan kehendak namun bukan dengan memanjakannya juga.
Sama halnya dengan generasi milenial nantinya pada generasi Z.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Generasi Y adalah generasi yang lahir di awal 1980-an dan pertengahan tahun 1990-
an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran. Generasi Y lebih akrab disapa dengan
generasi milenial. Generasi milenial berperan penting terhadap perubahan bangsa. Dengan
sifat umum yaitu ambisius,kritis,kreatif,serta Fleksibel membuat generasi ini memiliki
masalah terhadap identitas sebagai warga negara Indonesia, mulai dari penggunaan bahasa
hingga kekecewaan terhadap golongan tua. Tidak bisa dikatakan bahwa apa yang dilakukan
oleh generasi Y melanggar Undang-undang selagi tindakan tidak merugikan banyak pihak
serta Negara. Mereka hanya menginginkan perubahan supaya hidup tidak terlalu terasa kaku
dan yang paling terpenting adalah perubahan tersebut dapat berdampak baik terhadap Bangsa
Indonesia guna memajukan Negara.
TUGAS MATA KULIAH KEWARGANEGARAAN
MASALAH GENERASI Y TERHADAP IDENTITAS SEBAGAI WARGA
NEGARA

NAMA KELOMPOK:

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.
8.

9.

Anda mungkin juga menyukai