Anda di halaman 1dari 12

PRO DAN KONTRA

KEBIJAKAN HUKUMAN MATI


DI INDONESIA

OLEH:
RADE DIAN MARGARETHA
010001900492
KELAS: I

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TRISAKTI
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan, sehingga
makalah yang berjudul “Pro dan Kontra Terhadap Kebijakan Hukum Mati di
Indonesia” ini dapat selesai pada waktunya, untuk memenuhi Tugas Akhir dari
mata kuliah Bahasa Indonesia Hukum.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman yang telah membantu saya
dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.
Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, saya sendiri memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jakarta, 30 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover Judul.............................................................................................i
Kata Pengantar ....................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dari Hukuman Mati ........................................................ 3
2.2 Kontroversi dari Hukuman Mati ...................................................... 4
2.3 Pandangan Masyarakat Indonesia Terhadap Hukuman Mati ........... 5
2.5 Pendapat Lembaga HAM Tentang Hukuman Mati .......................... 5

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 7
3.2 Saran ................................................................................................ 7

Daftar Pustaka ........................................................................................ 8


Lampiran ................................................................................................ 9

iii
BAGIAN I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia sebagai makhluk Tuhan, mempunyai martabat yang tinggi. Karena
itulah, tiap manusia dianugerahkan hak asasi oleh Tuhan. Hak asasi manusia tersebut
ada dan melekat pada setiap manusia. Salah satu contohnya adalah hak untuk hidup,
dimana hal itu tercantum dalam UUD 1945 Pasal 28A yang menyebutkan, “Setiap
orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.” Dan juga terdapat pada UUD 1945 Pasal 28I ayat (1) yang
menyebutkan, “Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan
pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak
untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut
atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak
dapat dikurangi dalam keadaan apapun”.
Indonesia sebagai negara hukum seharusnya memberikan jaminan dan
perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia, terutama hak untuk hidup, sesuai yang
tercantum dalam UUD 1945. Tetapi hal itu bertolak belakang, dimana Indonesia
menerapkan kebijakan hukum mati di sejumlah pidana yang terdapat di KUHP
maupun peraturan perundang-undangan lainnya. Lantas hal itu menjadi
perbincangan yang kontroversial. Kontroversi hukuman mati ini menjadi topik
pembahasan yang menarik di kalangan masyarakat Indonesia. Banyak masyarakat
yang setuju dan tidak setuju, yang lebih tepatnya disebut pro-kontra.
Masyarakat yang setuju (pro) beranggapan bahwa hukuman mati dapat
memberikan efek jera kepada pelaku. Hukuman mati juga dinilai untuk mengurangi
tindak kriminal yang berat bahkan mengancam kehidupan seseorang, seperti tindak
pidana pembunuhan berencana dan terorisme. Sedangkan di sisi lain, masyarakat
yang tidak setuju (kontra) beranggapan bahwa hukuman mati tidaklah sesuai, karena
setiap orang berhak mendapatkan hak atas hidupnya. Mereka juga menilai bahwa
hukuman mati bertentangan dengan perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia.
Mereka berpendapat bahwa masih ada hukuman lain yang lebih manusiawi,
dibandingan dengan hukuman mati.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari hukuman mati?
2. Apa yang menjadi kontroversi dari hukuman mati?
3. Bagaimana pandangan masyarakat Indonesia terhadap hukuman mati?
4. Bagaimana pendapat lembaga-lembaga di bidang HAM tentang penerapan
hukuman mati di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian dari hukuman mati secara umum.
2. Menjelaskan secara detail tentang kontoversi dari hukuman mati.
3. Mengetahui pandangan masyarakat Indonesia tentang hukuman mati.
4. Menjelaskan pendapat lembaga-lembaga di bidang HAM tentang penerapan
hukuman mati di Indonesia?

2
BAGIAN II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari Hukuman Mati


“Hukuman mati” berasal dari kata dasar hukum dan mati. Menurut Kamu Besar
Bahasa Indonesia, arti “hukum” yaitu peraturan atau adat yang secara resmi
dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah, undang-
undang, peraturan, dan sebagainya untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat,
patokan (kaidah, ketentuan) mengenai keputusan (pertimbangan) yang ditetapkan
oleh hakim (pengadilan). Sementara “hukuman” sendiri menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, yaitu:
 siksa dan sebagainya yang dikenakan kepada orang yang melanggar
undang-undang tersebut;
 keputusan yang dijatuhkan oleh hakim;
 hasil atau akibat menghukum.

Selanjutnya kata “mati” yang memiliki arti menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, yaitu:
 sudah hilang nyawanya; tidak hidup lagi.
 tidak bernyawa; tidak pernah hidup.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi “hukuman mati” yaitu hukuman yang
dijalankan dengan membunuh atau menghilangkan nyawa orang yang bersalah
menurut peraturan yang berlaku.
Dalam sejarah, dikenal beberapa cara pelaksanaan hukuman mati:
 Hukuman pancung : hukuman dengan cara potong kepala.
 Hukuman rajam : hukuman dengan cara dilempari batu
hingga mati.
 Hukuman sengatan listrik : hukuman dengan cara duduk di kursi yang
kemudian dialiri listrik bertegangan
tinggi.

3
 Hukuman gantung : hukuman dengan cara digantung di tiang
gantungan.
 Suntik mati : hukuman dengan cara disuntik obat yang
dapat membunuh.
 Hukuman tembak : hukuman dengan cara menembak jantung
seseorang, biasanya pada hukuman
ini terpidana harus menutup
mata untuk tidak melihat.
 Hukuman cambuk : hukuman dengan cara dipukuli tali di
punggung.

2.2 Kontroversi dari Hukuman Mati


Studi ilmiah secara konsisten gagal menunjukkan adanya bukti yang meyakinkan
bahwa hukuman mati membuat efek jera dan efektif dibanding jenis hukuman
lainnya. Survei yang dilakukan PBB pada 1998 dan 2002 tentang Hubungan Antara
Praktik Hukuman Mati dan Angka Kejahatan Pembunuhan menunjukkan bahwa
praktik hukuman mati lebih buruk daripada penjara seumur hidup dalam
memberikan efek jera pada pidana pembunuhan.
Tingkat kriminalitas berhubungan erat dengan masalah kesejahteraan dan
kemiskinan suatu masyarakat, maupun berfungsi atau tidaknya institusi penegakan
hukum.
Dukungan hukuman mati didasari argumen di antaranya bahwa hukuman mati
untuk pembunuhan sadis akan mencegah banyak orang untuk membunuh karena
gentar akan hukuman yang sangat berat. Jika pada hukuman penjara penjahat bisa
jera dan bisa juga membunuh lagi jika tidak jera, pada hukuman mati penjahat pasti
tidak akan bisa membunuh lagi karena sudah dihukum mati dan itu hakikatnya
memelihara kehidupan yang lebih luas.
Dalam berbagai kasus banyak pelaku kejahatan yang merupakan residivis yang
terus berulang kali melakukan kejahatan karena ringannya hukuman. Seringkali
penolakan hukuman mati hanya didasarkan pada sisi kemanusiaan terhadap pelaku
tanpa melihat sisi kemanusiaan dari korban sendiri, keluarga, kerabat ataupun
masyarakat yang tergantung pada korban. Lain halnya bila memang keluarga korban
sudah memaafkan pelaku tentu vonis bisa diubah dengan prasyarat yang jelas.

4
Hingga Juni 2006 hanya 68 negara yang masih menerapkan praktik hukuman
mati, termasuk Indonesia, dan lebih dari setengah negara-negara di dunia telah
menghapuskan praktik hukuman mati. Ada 88 negara yang telah menghapuskan
hukuman mati untuk seluruh kategori kejahatan, 11 negara menghapuskan hukuman
mati untuk kategori kejahatan pidana biasa, 30 negara negara melakukan moratorium
(de facto tidak menerapkan) hukuman mati, dan total 129 negara yang
melakukan abolisi (penghapusan) terhadap hukuman mati.

2.3 Pandangan Masyarakat Indonesia Terhadap Penerapan Hukuman Mati


Seperti yang sudah dijelaskan di BAB I PENDAHULUAN, banyak masyarakat
Indonesia yang pro-kontra terhadap hal ini.
Mereka yang memilih setuju (pro) menilai bahwa hukuman mati disebut sebagai
hukuman yang akan memberi efek jera paling efektif. Seseorang tentu akan berpikir
ulang untuk melakukan kejahatan jika nyawanya jadi taruhan. Jika hanya diberi
hukuman penjara atau sanksi denda, seseorang akan dengan mudah mengulangi lagi
perbuatannya. Apalagi bagi orang yang memiliki jabatan dan uang. Hukuman
kurungan atau denda tidak akan berarti besar. Tidak hanya itu, menurut mereka,
hukuman mati tersebut akan memberikan rasa keadilan bagi si korban, karena
tindakan mereka (pelaku) menimbulkan kerugian besar bagi korban dan tidak
mungkin diganti dengan hal-hal materil seperti uang.
Sedangkan bagi mereka yang tidak setuju (kontra) beranggapan bahwa
bagaimana bisa membawa efek jera untuk seseorang, jika orang tersebut sudah tidak
hidup lagi. Hal itu juga bertentangan dengan HAM, dimana salah satu contohnya
adalah hak untuk hidup. Jelas ini sangat bertentangan dari tindakan manusiawi.
Tugas negara Indonesia sebagai negara hukum adalah menjamin hak asasi setiap
warga negaranya. Dan juga menurut mereka, hukuman mati tidaklah memberikan
keadilan bagi si korban. Mengapa? Jika sang pelaku mati, apa yang didapatkan oleh
keluarga korban? Apakah hukuman mati adalah upaya kita kembali ke istilah usang
“balas dendam, nyawa dibayar nyawa”? Jika korban mati dan pelaku juga mati,
maka apa yang didapatkan masyarakat?

2.4 Pendapat Lembaga-Lembaga di Bidang HAM tentang Penerapan Hukuman


Mati di Indonesia

5
Mengenai penerapan hukuman mati di Indonesia, Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia (KOMNAS HAM), sedari dulu mereka sendiri tidak setuju dengan adanya
hukuman mati. Menurut mereka, hukuman mati adalah bentuk inkonstitusional dan
merupakan hukuman yang paling keji dan tidak manusiawi. Mereka menambahkan,
jika negara tetap menerapkan hukuman mati, seharusnya disertai beberapa
pembatasan. Hukuman mati tidak bisa diterapkan kecuali pada kejahatan paling
serius, yakni pembunuhan yang terencana, sistematis dan meluas. Maka dari itu,
KOMNAS HAM meminta pemerintah Indonesia agar menghentikan penerapan
hukuman mati untuk segala jenis kejahatan di Indoneisia.
Tidak hanya KOMNAS HAM, Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak
Kekerasan (Kontras) menolak tegas penerapan hukuman mati di Indonesia karena
tidak berperikemanusiaan dan merupakan hukuman yang kejam. Menurut Kontras,
hukuman mati telah melanggar standar hak asasi manusia (HAM) yang berlaku
internasional karena hak hidup adalah hak yang paling penting. Hak hidup adalahh
hak yang tidak bisa dikurangi, tidak bisa dilannggar, tidak bisa dibatasi dalam
keadaan apapun.

6
BAGIAN III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Di Indonesia, penerapan hukuman mati menjadi topik pembahasan yang
kontroversial. Hal ini menyebabkan pro-kontra di dalam masyarakat. Mereka yang
memilih setuju (pro) beranggapan bahwa hukuman mati dapat memberikan efek jera.
Sedangkan mereka yang memilih tidak setuju (kontra) beranggapan bahwa hukuman
mati tidaklah manusiawi dan sangat bertentangan dengan jalannya perlindungan dan
penegakan HAM di Indonesia.
KOMNAS HAM dan Kontras pun angkat bicara soal ini. Mereka juga
berpendapat bahwa hukuman mati adalah hukuman yang keji. Mereka bahkan
mendesak pemerintah Indonesia untuk menghentikan penerapan hukuman mati ini.

3.2 Saran
Pemerintah Indonesia perlu mengkaji ulang lagi terhadap penerapan hukuman
mati. Karena bagaimana pun juga, setiap orang memiliki hak asasi manusia, salah
satu contohnya adalahh hak untuk hidup. Dan negara juga andil dalam perlindungan
dan penegakan HAM, sebagaimana yang diatur dalam RI No. 39 Tahun 1999
Tentang Hak Asasi Manusia RI No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
Manusia.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.boombastis.com/pro-kontra-hukuman-mati/20411
https://www.gurupendidikan.co.id/hukuman-mati/
https://news.detik.com/berita/2750047/tolak-hukuman-mati-kontras-vonis-mati-tidak-
manusiawi

8
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai