HIPERTENSI
DISUSUN OLEH :
P27220018
PRODI D IV KEPERAWATAN
2019
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI
A. Pengertian
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau
tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit
jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan
makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya. (Dosen Keperawatan Medikal Bedah, 2015)
Menurut American Heart Association (AHA), penduduk America yang berusia diatas 20
tahun menderita hipertensi telah mencapai hingga 74,5 jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus
tidak diketahui penyebabnya (Kemenkes RI,2013)
Hampir sekitar 1 milyar orang didunia memiliki tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah
salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Di tahun 2020 sekitar 1,56 miliyar orang
dewasa akan hidup dengan hipertensi. Hipertensi membunuh hampir 8 miliyar orang setiap tahun
di dunia dan hampir 1,5 juta orang setiap tahunnya di Kawasan Asia Timur-Selatan. Sekitar
sepertiga dari orang dewasa di Asia Timur-Selatan menderita penyakit Hipertensi. (WHO,2015)
B. Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi adalah :
1. Berdasarkan Penyebab
a. Hipertensi primer/Hipertensi Esensial
Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun dikaitkan dengan
kombinasi faktor gaya hidup seperti kurng bergerak (inaktivasi) dan pola makan. Terjadi
pada sekitar 90% penderita hipertensi.
b. Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensial
Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi,
penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan
hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
2. Berdasarkan bentuk Hipertensi
Hipertensi diastolik (diastolic hypertension), hipertensi campuran (sistol dan diastol yang
meninggi), Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension)
Terdapat jenis hipertensi yang lain :
1. Hipertensi Pulmonal
Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah arteri
paru-paru yang menyebabkan sesak nafas, pusing dan pingsan pada saat melakukan aktivitas.
Berdasar penyebabnya hipertensi pulmonal dapat menjadi penyakit berat yang ditandai
dengan penurunan toleransi dalam melakukan aktivitas dan gagal jantung kanan.
2. Hipertensi pada Kehamilan
Pada dasarnya terdapat 4 jenis hipertensi yang umumnya terdapat pada saat kehamilan, yaitu :
a. Preeklampsia-eklampsia atau disebut juga sebagai hipertensi yang diakibatkan kehamilan/
keracunan kehamilan (selain tekanan darah yang meninggi, juga didapatkan kelainan
pada air kencingnya).
b. Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah ada sejak sebelum ibu mengandung janin
c. Preeklampsia pada hipertensi kronik, yang merupakan gabungan preeklampsia dengan
hipertensi kronik
d. Hipertensi gestasional atau hipertensi yang sesaat
(Dosen Keperawatan Medikal Bedah, 2015)
C. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan
1. Hipertensi Primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang
mempengaruhinya yaitu : genetik, lingkungan, hiperaktivitas saraf simpatis sistem renin.
Angiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler.
Faktor-faktor yang meningkatkan resiko : abesitas, merokok, alkohol dan polisitemia.
2. Hipertensi sekunder penyebab yaitu : penggunaan estrogen, penyakit ginjal, dan hipertensi
yang berhubungan dengan kehamilan.
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / tekanan
diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan
diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun setiap berumur 20 tahun
kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi atau pembuluh darah perifer
(Huda amin dan Hardi Kusuma, 2016).
D. Manifestasi Klinis
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus. Menurut
Sutanto (2009), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu gejala ringan seperti :
1. Pusing atau sakit kepala
2. Sering gelisah
3. Wajah merah
4. Tengkuk terasa pegal
5. Mudah marah
6. Telinga berdengung
7. Sukar tidur
8. Sesak napas
9. Rasa berat ditengkuk
10. Mudah lelah
11. Mata berkunang-kunang
12. Mimisan (keluar darah dari hidung).
E. Pathway
Perubahan struktur Perubahan situasi Krisis situasional Metode koping tidak efektif
Vasokontriksi koroner
Spasme anteriol Sistemik
pembuluh darah
ginjal
G. Anatomi Fisiologi
Tekanan darah berasal dari mekanisme pompa jantung yang mendorong sejumlah volume
darah dengan tekanan yang tinggi agar darah sampai keseluruh organ tubuh melalui pembuluh
darah. Tekanan darah merupakan salah satu parameter, hemodinamik yang sederhana dan mudah
dilakukan pengukurannya.
Tingginya tekanan darah ditentukan oleh jumlah darah yang dipompakan ke jantung
(curah) dan diameter darah (resitensi perifer). Mekanisme bagian mana hipertensi menimbulkan
kelumpuhan atau kematian berkaitan langsung dengan pengaruhnya pada jantung dan pembuluh
darah. Peningkatan tekanan darah sistolik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah
dari vertikal kiri akibatnya bahan jantung terlampau dan terjadi dilatasi dan payah jantung.
Jantung semakin terancam oleh semakin pecahnya oleroklerosis koroner, sehingga suplai oksigen
miokardium berkurang dan kebutuhan miokardium akan oksigen meningkat akibat hipertropi
ventrikel dan beban kerja jantung meningkat sehingga menyebabkan anging atau infrak
miokardium.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
- Urinalis : dapat ditemukan protein, sel darah merah, atau sel darah putih menandakan
penyakit ginjal, atau glukosa yang menunjukkan diabetes melitus
- Kadar kalium serum
- Kadar nitrogen urea darah normal
2. Pencitraan
- Foto toraks menunjukkan kardiomegali
- Arteriografi ginjal menunjukkan stenosis arteri ginjal
3. Pemeriksaan diagnostik
- EKG menunjukkan hipertrofi atau iskemia ventrikel kiri
- Oftalmoskopi menunjukkan luka pada arteriovena, ensefalopati hipertensif, dan edema
- Pemeriksaan menggunakan kaptopril oral dapat dilakukan untuk menguji hipertensi
renovaskuler (Dosen Keperawatan Medikal Bedah, 2015)
I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan ataupun
dengan cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi
asupan garam tidak lebih dari X - }) sendok teh (6 gram/hari), menurunkan berat badan,
menghindari minuman berkafein, rokok, dan minuman beralkohol. Olah raga juga dianjurkan
bagi penderita hipertensi, dapat berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 me nit dengan
frekuensi 3-5 x per minggu. Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan
stress. Ada pun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh pen de rita hipertensi adalah:
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, crackers, keripikdan
makanan keringyangasin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan
dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang
kering, telur asin, selai kacang).
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang
tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco esrta bumbu
penyedap lain yang pada umumnya mengandunggaram natrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas : identitas pasien dan identitas penanggung jawab
2. Riwayat penyakit : a. Keluhan Utama
b. Riwayat Penyakit Sekarang
c. Riwayat Penyakit Dahulu
d. Riwayat Penyakit Keluarga
3. Pola Pengkajian Fungsional Gordon
a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Persepsi klien mengenai penyakitnya
b. Pola nutrisi
Mengenai diet atau suplemen khusus,Nafsu makan pasien
c. Pola eliminasi
Kebiasaan defekasi klien,Masalah yang muncul dalam eliminasi (Inkontinensia
urine,retensi urin,konstipasi)
d. Pola aktivitas dan Latihan
Apakah pasien mampu melakukakan aktivitas sehari hari secara normal tanpa
masalah ,kegiatan perawatan diri
e. Pola Tidur
Apakah pasien menderita hypersomnia,insomnia,dan apakah memiliki pola tidur
normal
f. Pola peran dan hubungan
Masalah keluarga berkenaan dengan masalah di rumah sakit,kegiatan sosial
g. Pola seksual
Masalah seksualitas berdasarkan penyakit
h. Pola toleransi dan Koping
Perhatian utama tentang perawatan diri di rumah sakit atau penyakit (finansial atau
perawatan diri)
i. Pola kepercayaan
Pengaruh agama dalam kehidupan klien
4. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan umun
1) Keadaan umum
2) Kesadaran
3) Tekanan darah
4) Nadi
5) Suhu
6) Respirasi
7) P,Q,R,S,T
P ( Provokator ) : faktor yang menyebabkan nyeri
Q ( Quality ) : kualitas nyeri, apakah tajam atau tumpul dan
tersayat
R ( Region ) : daerah penyebaran nyeri
S ( Severity ) : keparahan atau intensitas nyeri
T ( Time ) : lama / waktunya nyeri.
8) Data laboratorium
9) Program terapi
10) EKG
11) CT SCAN
b) Hidung
- Fungsi Penghindu : Baik
- Secret : Tidak ada
- Nyeri Sinus : Tidak ada
- Polip : Tidak ada
- Napas Cuping Hidung : Tidak ada
c) Mulut
- Kemampuan Berbicara : Baik
- Keadaan Bibir : Lembab
- Selaput Mukosa : Lembab
- Warna Lidah : Agak Putih
- Keadaan Gigi : Baik
- Bau Nafas : Tidak Ada
- Dahak : Tidak Ada
d) Gigi
- Kebersihan : Ada Karang Gigi
- Masalah : Tidak ada
e) Telinga
- Fungsi Pendengaran : Baik
- Bentuk : Simetris antara kiri dan kanan
- Kebersihan : Bersih
- Serumen : Tidak Ada
- Nyeri Telinga : Tidak ada
3) Leher
a) Bentuk : Normal
b) Pembesaran Tyroid : Tidak ada pembesaran
c) Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembesaran
d) Nyeri waktu menelan : Tidak ada
e) JVP : Tidak ada peningkatan
4) Dada (Thorax)
a) Paru-Paru
- Inspeksi : Dada simetris, tidak ada lesi
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : Sonor
- Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler
b) Jantung
- Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat
- Palpasi : Ictus Cordis tidak teraba
- Perkusi : Batas Jantung Normal
- Auskultasi : S1 dan S2 Reguler
c) Abdomen
- Inspeksi : Simetris
- Auskultasi : Bising usus 12×/menit
- Perkusi : Timpani
- Palpasi : Terdapat nyeri tekan
d) Ekstremitas
1) Atas
- Kekuatan otot kanan dan kiri :5|5
- ROM kanan dan kiri : Normal
- Perubahan bentuk tulang : Tidak ada
- Pergerakan sendi bahu : Normal
- Perabaan Akral : Hangat
- Pitting Edema : Tidak ada
- Terpasang infus : Tangan sebelah kiri
2) Bawah
- Kekuatan otot kanan dan kiri :5|5
- ROM kanan dan kiri : Normal
- Perubahan bentuk tulang : Tidak ada
- Varises : Tidak ada
- Perabaan Akral : Hangat
- Pitting Edema : Tidak ada
5) Integumen : Turgor kulit baik.
B. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral dan
iskemia
b. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen
c. Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload,
vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual
e. Pola tidur berhubungan dengan nyeri akut
f. Kelebihan volume cairan
g. Ketidakefektifan koping
h. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
i. Risiko cidera
j. Defisiensi pengetahuan
k. Ansietas
C. Intervensi
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
dx
1 Setelah dilakukan tindakan O : Monitor TTV lakukan 1. Untuk mengetahui
keperawatan selama ...x pengkajian nyeri, keadaan umum pasien
24 jam diharapkan nyeri obsrvasi reaksi 2. Untuk mengurangi
pasien berkurang dengan nonverbal pasien nyeri pasien
kriteria hasil N: berikan tindakan 3. Untuk mempercepat
§ -- Melaporkan bahwa nyeri nonfarmakologi penyembuhan pasien
berkurang dengan (kompres dingin)
menggunakan manajemen E : ajarkan teknik
nyeri manajemen nyeri
§ -- Mampu mengenali nyeri relaksasi nafas dalam
(skala, intensitas, frekuensi C : Kolaborasi dengan ahli
dan tanda nyeri) medis lain terkait
§ -- Menyatakan rasa nyaman dengan tindakan terapi
setelah nyeri berkurang
§ -- Tanda vital dalam rentang
normal
DAFTAR PUSTAKA
Amin H & Hardhi K.2016. Asuhan Keperawatan Praktis. Edisi 2. Jogjakarta :
MediaAction
Hardhi Kusuma. Aplikasi : Asuhan Keperawatan Berdasarkan Nanda, NIC-NOC.
Yogyakarta, Media Hardy, 2012
Adib, M. (2009). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung
dan Stroke. Edisi I. Yogyakarta: CV. Dianloka.
SDKI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat PPNI
Nanda. 2018. Aaplikasi Asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan
nanda NIC NOC. Jogjakarta : mediaaction Jogja
Kemenkes RI. 2015. Pusat data dan informasi Kementrian Kesehatan RI Jakarta
Selatan : Kemenkes RI