Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

DISUSUN OLEH :

P27220018

PRODI D IV KEPERAWATAN

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN SURAKARTA

2019
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

A. Pengertian
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau
tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit
jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan
makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya. (Dosen Keperawatan Medikal Bedah, 2015)
Menurut American Heart Association (AHA), penduduk America yang berusia diatas 20
tahun menderita hipertensi telah mencapai hingga 74,5 jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus
tidak diketahui penyebabnya (Kemenkes RI,2013)

Hampir sekitar 1 milyar orang didunia memiliki tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah
salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Di tahun 2020 sekitar 1,56 miliyar orang
dewasa akan hidup dengan hipertensi. Hipertensi membunuh hampir 8 miliyar orang setiap tahun
di dunia dan hampir 1,5 juta orang setiap tahunnya di Kawasan Asia Timur-Selatan. Sekitar
sepertiga dari orang dewasa di Asia Timur-Selatan menderita penyakit Hipertensi. (WHO,2015)

B. Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi adalah :
1. Berdasarkan Penyebab
a. Hipertensi primer/Hipertensi Esensial
Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun dikaitkan dengan
kombinasi faktor gaya hidup seperti kurng bergerak (inaktivasi) dan pola makan. Terjadi
pada sekitar 90% penderita hipertensi.
b. Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensial
Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi,
penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan
hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
2. Berdasarkan bentuk Hipertensi
Hipertensi diastolik (diastolic hypertension), hipertensi campuran (sistol dan diastol yang
meninggi), Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension)
Terdapat jenis hipertensi yang lain :
1. Hipertensi Pulmonal
Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah arteri
paru-paru yang menyebabkan sesak nafas, pusing dan pingsan pada saat melakukan aktivitas.
Berdasar penyebabnya hipertensi pulmonal dapat menjadi penyakit berat yang ditandai
dengan penurunan toleransi dalam melakukan aktivitas dan gagal jantung kanan.
2. Hipertensi pada Kehamilan
Pada dasarnya terdapat 4 jenis hipertensi yang umumnya terdapat pada saat kehamilan, yaitu :
a. Preeklampsia-eklampsia atau disebut juga sebagai hipertensi yang diakibatkan kehamilan/
keracunan kehamilan (selain tekanan darah yang meninggi, juga didapatkan kelainan
pada air kencingnya).
b. Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah ada sejak sebelum ibu mengandung janin
c. Preeklampsia pada hipertensi kronik, yang merupakan gabungan preeklampsia dengan
hipertensi kronik
d. Hipertensi gestasional atau hipertensi yang sesaat
(Dosen Keperawatan Medikal Bedah, 2015)

C. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan
1. Hipertensi Primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang
mempengaruhinya yaitu : genetik, lingkungan, hiperaktivitas saraf simpatis sistem renin.
Angiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler.
Faktor-faktor yang meningkatkan resiko : abesitas, merokok, alkohol dan polisitemia.
2. Hipertensi sekunder penyebab yaitu : penggunaan estrogen, penyakit ginjal, dan hipertensi
yang berhubungan dengan kehamilan.
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / tekanan
diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan
diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun setiap berumur 20 tahun
kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi atau pembuluh darah perifer
(Huda amin dan Hardi Kusuma, 2016).

D. Manifestasi Klinis
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus. Menurut
Sutanto (2009), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu gejala ringan seperti :
1. Pusing atau sakit kepala
2. Sering gelisah
3. Wajah merah
4. Tengkuk terasa pegal
5. Mudah marah
6. Telinga berdengung
7. Sukar tidur
8. Sesak napas
9. Rasa berat ditengkuk
10. Mudah lelah
11. Mata berkunang-kunang
12. Mimisan (keluar darah dari hidung).
E. Pathway

Faktor predisposisi : usia, jenis kelamin,


merokok, stress, kurang olahraga, genetic,
alcohol, konsentrasi, garam, obesitas Beban kerja jantung
Aliran darah makin cepat
keseluruh tubuh sedangkan
nutrisi dalam sel sudah
Kerusakan vasikuler mencukupi kebutuhan
HIPERTENSI Tekanan sistemik darah
pembuluh darah

Perubahan struktur Perubahan situasi Krisis situasional Metode koping tidak efektif

Penyumbatan Informasi yang minim Defisiensi pengetahuan Ketidak efektifan koping


pembuluh darah aktifitas

vasokonstriksi Resistensi pembuluh Nyeri kepala


darah otak

Resiko ketidakefektifan perfusi


Gangguan sirkulasi otak Suplai O2 ke otak
jaringan otak

ginjal retina Pembuluh darah

Vasokontriksi koroner
Spasme anteriol Sistemik
pembuluh darah
ginjal

Blood flow darah Resiko cidera vasokonstriksi Iskemia miokard

Respon RAA Penurunan curah afterload Nyeri


jantung

Merangsang Kelebihan volume Fatigue


aldosteron cairan

Retensi NA Edema Intoleransi aktifitas


F. Patofisologi
Pengetahuan patofisiologis hipertensi essensial sampai sekarang terus berkembang, karena
belum terdapat jawaban yang memuaskan yang menerangkan terjadinya peningkatan tekanan
darah. Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer. Beberapa faktor yang
mempengaruhi peningkatan TD pada hipertensi essensial yaitu faktor genetik, aktivitas tonus
simpatis, faktor hemodinamik, metabolisme Na dalam ginjal, gangguan mekanisme pompa
sodium Na (sodium pump) dan faktor renin, angiotensis, aldosteron. Patofisiologi di sini lebih
mengacu pada penyebabnya.
1. Faktor genetik, dibuktikan dengan banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot
apabila salah satunya menderita hipertensi.
2. Peningkatan aktivitas tonus simpatis, pada tahap awal hipertensi curah jantung meningkat,
tahanan perifer normal, pada tahap selanjutnya curah jantung normal, tahanan perifer
meningkat dan terjadilah refleks autoregulasi yaitu mekanisme tubuh untuk
mempertahankan keadaan hemodinamik yang normal.
3. Pergeseran cairan kapiler antara sirkulasi dan intestinal dikontrol oleh hormon seperti
angiotensin (vasopresin) termasuk sistem kontrol yang bereaksi cepat, sedangkan sistem
kontrol yang mempertahankan TD jangka panjang diatur oleh cairan tubuh yang
melibatkan ginjal.
4. Pengaruh asupan garam terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan
TD, keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi kelebihan garam sehingga kembali
ke keadaan hemodinamik yang normal.
5. Sistem renin, angiotensin dan aldosteron. Renin distimulasi oleh saraf simpatis yang
berperan pada proses konversi angiotensin I menjadi angiotensin II yang berefek
vasokontriksi. Dengan angiotensin II sekresi aldosteron akan meningkat dan
menyebabkan retensi Na dan air.

G. Anatomi Fisiologi
Tekanan darah berasal dari mekanisme pompa jantung yang mendorong sejumlah volume
darah dengan tekanan yang tinggi agar darah sampai keseluruh organ tubuh melalui pembuluh
darah. Tekanan darah merupakan salah satu parameter, hemodinamik yang sederhana dan mudah
dilakukan pengukurannya.
Tingginya tekanan darah ditentukan oleh jumlah darah yang dipompakan ke jantung
(curah) dan diameter darah (resitensi perifer). Mekanisme bagian mana hipertensi menimbulkan
kelumpuhan atau kematian  berkaitan langsung dengan pengaruhnya pada jantung dan pembuluh
darah. Peningkatan tekanan darah sistolik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah
dari vertikal kiri akibatnya bahan jantung terlampau dan terjadi dilatasi dan  payah jantung.
Jantung semakin terancam oleh semakin pecahnya oleroklerosis koroner, sehingga suplai oksigen
miokardium berkurang dan kebutuhan miokardium akan oksigen meningkat akibat hipertropi
ventrikel dan beban kerja  jantung meningkat sehingga menyebabkan anging atau infrak
miokardium.

H. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
- Urinalis : dapat ditemukan protein, sel darah merah, atau sel darah putih menandakan
penyakit ginjal, atau glukosa yang menunjukkan diabetes melitus
- Kadar kalium serum
- Kadar nitrogen urea darah normal
2. Pencitraan
- Foto toraks menunjukkan kardiomegali
- Arteriografi ginjal menunjukkan stenosis arteri ginjal
3. Pemeriksaan diagnostik
- EKG menunjukkan hipertrofi atau iskemia ventrikel kiri
- Oftalmoskopi menunjukkan luka pada arteriovena, ensefalopati hipertensif, dan edema
- Pemeriksaan menggunakan kaptopril oral dapat dilakukan untuk menguji hipertensi
renovaskuler (Dosen Keperawatan Medikal Bedah, 2015)

I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan ataupun
dengan cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi
asupan garam tidak lebih dari X - }) sendok teh (6 gram/hari), menurunkan berat badan,
menghindari minuman berkafein, rokok, dan minuman beralkohol. Olah raga juga dianjurkan
bagi penderita hipertensi, dapat berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 me nit dengan
frekuensi 3-5 x per minggu. Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan
stress. Ada pun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh pen de rita hipertensi adalah:
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, crackers, keripikdan
makanan keringyangasin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan
dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang
kering, telur asin, selai kacang).
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang
tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco esrta bumbu
penyedap lain yang pada umumnya mengandunggaram natrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas : identitas pasien dan identitas penanggung jawab
2. Riwayat penyakit : a. Keluhan Utama
b. Riwayat Penyakit Sekarang
c. Riwayat Penyakit Dahulu
d. Riwayat Penyakit Keluarga
3. Pola Pengkajian Fungsional Gordon
a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Persepsi klien mengenai penyakitnya
b. Pola nutrisi
Mengenai diet atau suplemen khusus,Nafsu makan pasien
c. Pola eliminasi
Kebiasaan defekasi klien,Masalah yang muncul dalam eliminasi (Inkontinensia
urine,retensi urin,konstipasi)
d. Pola aktivitas dan Latihan
Apakah pasien mampu melakukakan aktivitas sehari hari secara normal tanpa
masalah ,kegiatan perawatan diri
e. Pola Tidur
Apakah pasien menderita hypersomnia,insomnia,dan apakah memiliki pola tidur
normal
f. Pola peran dan hubungan
Masalah keluarga berkenaan dengan masalah di rumah sakit,kegiatan sosial
g. Pola seksual
Masalah seksualitas berdasarkan penyakit
h. Pola toleransi dan Koping
Perhatian utama tentang perawatan diri di rumah sakit atau penyakit (finansial atau
perawatan diri)
i. Pola kepercayaan
Pengaruh agama dalam kehidupan klien
4. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan umun
1) Keadaan umum
2) Kesadaran
3) Tekanan darah
4) Nadi
5) Suhu
6) Respirasi
7) P,Q,R,S,T
P ( Provokator ) : faktor yang menyebabkan nyeri
Q ( Quality ) : kualitas nyeri, apakah tajam atau tumpul dan
tersayat
R ( Region ) : daerah penyebaran nyeri
S ( Severity ) : keparahan atau intensitas nyeri
T ( Time ) : lama / waktunya nyeri.
8) Data laboratorium
9) Program terapi
10) EKG
11) CT SCAN

b. pemeriksaan fisik head to toe


1) Kepala
a) Bentuk dan ukuran kepala : Normal
b) Pertumbuhan rambut : Normal
c) Kulit kepala : Bersih, tidak ada ketombe
2) Muka
a) Mata
- Kebersihan : Bersih
- Fungsi penglihatan : Normal
- Pelpebra : Normal
- Konjungtiva : Anemis
- Sclera : Berwarna Putih
- Pupil : Isokor
- Diameter : 3mm | 3mm
- Reflek terhadap cahaya : Baik
- Penggunaan alat bantu penglihatan : Tidak ada

b) Hidung
- Fungsi Penghindu : Baik
- Secret : Tidak ada
- Nyeri Sinus : Tidak ada
- Polip : Tidak ada
- Napas Cuping Hidung : Tidak ada
c) Mulut
- Kemampuan Berbicara : Baik
- Keadaan Bibir : Lembab
- Selaput Mukosa : Lembab
- Warna Lidah : Agak Putih
- Keadaan Gigi : Baik
- Bau Nafas : Tidak Ada
- Dahak : Tidak Ada
d) Gigi
- Kebersihan : Ada Karang Gigi
- Masalah : Tidak ada
e) Telinga
- Fungsi Pendengaran : Baik
- Bentuk : Simetris antara kiri dan kanan
- Kebersihan : Bersih
- Serumen : Tidak Ada
- Nyeri Telinga : Tidak ada
3) Leher

a) Bentuk : Normal
b) Pembesaran Tyroid : Tidak ada pembesaran
c) Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembesaran
d) Nyeri waktu menelan : Tidak ada
e) JVP : Tidak ada peningkatan
4) Dada (Thorax)
a) Paru-Paru
- Inspeksi : Dada simetris, tidak ada lesi
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : Sonor
- Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler
b) Jantung
- Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat
- Palpasi : Ictus Cordis tidak teraba
- Perkusi : Batas Jantung Normal
- Auskultasi : S1 dan S2 Reguler
c) Abdomen
- Inspeksi : Simetris
- Auskultasi : Bising usus 12×/menit
- Perkusi : Timpani
- Palpasi : Terdapat nyeri tekan
d) Ekstremitas
1) Atas
- Kekuatan otot kanan dan kiri :5|5
- ROM kanan dan kiri : Normal
- Perubahan bentuk tulang : Tidak ada
- Pergerakan sendi bahu : Normal
- Perabaan Akral : Hangat
- Pitting Edema : Tidak ada
- Terpasang infus : Tangan sebelah kiri
2) Bawah
- Kekuatan otot kanan dan kiri :5|5
- ROM kanan dan kiri : Normal
- Perubahan bentuk tulang : Tidak ada
- Varises : Tidak ada
- Perabaan Akral : Hangat
- Pitting Edema : Tidak ada
5) Integumen : Turgor kulit baik.

B. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral dan
iskemia
b. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen
c. Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload,
vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual
e. Pola tidur berhubungan dengan nyeri akut
f. Kelebihan volume cairan
g. Ketidakefektifan koping
h. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
i. Risiko cidera
j. Defisiensi pengetahuan
k. Ansietas
C. Intervensi
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
dx
1 Setelah dilakukan tindakan O : Monitor TTV lakukan 1. Untuk mengetahui
keperawatan selama ...x pengkajian nyeri, keadaan umum pasien
24 jam diharapkan nyeri obsrvasi reaksi 2. Untuk mengurangi
pasien berkurang dengan nonverbal pasien nyeri pasien
kriteria hasil N: berikan tindakan 3. Untuk mempercepat
§ -- Melaporkan bahwa nyeri nonfarmakologi penyembuhan pasien
berkurang dengan (kompres dingin)
menggunakan manajemen E : ajarkan teknik
nyeri manajemen nyeri
§ -- Mampu mengenali nyeri relaksasi nafas dalam
(skala, intensitas, frekuensi C : Kolaborasi dengan ahli
dan tanda nyeri) medis lain terkait
§ -- Menyatakan rasa nyaman dengan tindakan terapi
setelah nyeri berkurang
§ -- Tanda vital dalam rentang
normal

2 Setelah dilakukan tindakan O : kaji seluruh aktifitas 1. Untuk mengetahui


keperawatan ….x 24 jam yang dapat ditoleransi aktifitas pasien yang
diharapkan aktivitas pasien N : bantu pasien dalam ditoleransi
dapat berjalan secara memlilih aktifitas yang 2. Untuk mengobservasi
normal dengan kriteria sesuai dengan aktifitas yang dapat
hasil : kemampuan fisik dan dilakukan pasien
- Berpartisipasi dalam psikologi 3. Membantu agar pasien
aktivitas fisik tanpa E : beritahu pasien untuk dapat beraktifitas lagi
disertai peningkatan mengidentifikasi 4. Untuk mempercepat
tekanan darah, nadi kekurangan dalam penyembuhan pasien
dan RR beraktifitas 1.
 - Mampu melakukan K : kolaborasi dengan ahli
aktivitas sehari hari terkait pemberian obat
(ADLs) secara
mandiri

3 Setelah dilakukan tindakan O : Berikan penilaian 1. Mengetahui seberapa


keperawatan ….x 24 jam tentang tingkat jauh pengetahuan
diharapkan pengetahuan pengetahuan pasien pasien mengenai
pasien terhadap tentang proses penyakitnya
penyakitnya dapat penyakit yang spesifik  2. Menjelaskan tanda dan
bertambah dengan kriteria N : Gambarkan tanda dan gejala yang telah
hasil gejala yang biasa muncul mengenai
- Pemahaman tentang muncul pada penyakit, penyakit pasien
penyakit, kondisi, dengan cara yang tepat 3. Mengedukasi pasien
prognosis dan program E : Identifikasi terkait penyebab dan
pengobatan kemungkinan cara penanganan
- Pasien dan keluarga penyebab, dengna cara penyakit yang telah
mampu melaksanakan yang tepat diderita
prosedur yang dijelaskan C : Diskusikan pilihan 4. Menentukan tindak
secara benar terapi atau penanganan lanjut rencana medis
pada pasien

4 Setelah dilakukan tindakan O: Monitor TTV pasien, 1. Untuk mengetahui


...x24 jam diharapkan respon pasien keadaan umum dan
curah jantung menjadi N: bantu pasien TTV pasien serta
adekuat dengan kriteria melakukan teknik relaksasi espon pasien
hasil E: anjurkan pasien 2. Meningkatkan
- Ttv pasien dalam beristirahat kenyamanan pasien
rentang normal K: kolaborasi dengan ahli dan mencegah stress
- Tidak ada kelelahan terkait pemberian obat 3. Untuk mengurangi
- Tidak ada penurunan kelelahan
kesadaran 4. Membantu
mempercepat dalam
penyembuhan

5 Setelah dilakukan tindakan O: monitor intake dan 1. Untuk mengetahui


keperawatan ...x24jam output cairan keseimbangan cairan
diharapkan keseimbangan N: timbang berat badan pasien
cairan pasien dapat pasien per 24 jam 2. Untuk mengetahui
ditinngkatkan dengan E: anjurkan pasien perkembangan berat
kriteria hasil melapor jika keluaran urin badan
- Keseimbangan intake < 1 ml/kg/jam dalam 6 jam 3. Untuk mengetahui
dan output K: kolaborasi dengan ahli keluaran urin yang
- Tidak ada edema dalam pemberian cairan / dikeluarkan
- Turgor kulit baik diuretik 4. Mempercepat
penyembuhan
6 Setelah dilakukan tindakan O: observasi kecemasan 1. Untuk mengetahui
keperawatan ...x24jam pasien tingkat kecemasan
diharapkan koping pasien N: bantu pasien pasien
menjadin efektif dengan mengidentifikasi 2. Untuk mengetahui
kriteria hasil keuntungan, kekurangan keuntungan
-pasien mengungkapkan keadaan kekurangan keadaan
secara verbal penurunan E: edukasi pasien tentang pasien
stress solusi pencegahan stress 3. Untuk mencegah stress
-pasien menerima K: kolaborasi dengan pasien dengan berbagai
keadaannya keluarga pasien dalam solusi
pencegahan stress 4. Untuk mencegah stress
pasien dan menambah
dukungan dalam
kesembuhan pasien
7 Setelah dilakukan tindakan O: monitor TTV pasien, 1. Untuk mengetahui
keperawatan ...x24jam monitor kepekaan pasien TTV pasien dan
diharapkan ketidak N: diskusikan penyebab kepekaan rangsang
efektifan perfusi jaringan perubahan sensasi pasien
perifer dapat teratasi E: anjurkan pasien untuk 2. Untuk mengetahui
dengan kriteria hasil batasi gerakan pada leher, penyebab perubahan
-TD dalam rentang normal kepala dan punggung sensasi
-tidak ada tanda tanda K: kolaborasi pemberian 3. Untuk mengurai risiko
peningkatan tekanan analgetik cidera
intrakranial 4. Untuk mempercepat
proses penyembuhan

DAFTAR PUSTAKA
Amin H & Hardhi K.2016. Asuhan Keperawatan Praktis. Edisi 2. Jogjakarta :
MediaAction
Hardhi Kusuma. Aplikasi : Asuhan Keperawatan Berdasarkan Nanda, NIC-NOC.
Yogyakarta, Media Hardy, 2012
Adib, M. (2009). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung
dan Stroke. Edisi I. Yogyakarta: CV. Dianloka.
SDKI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat PPNI
Nanda. 2018. Aaplikasi Asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan
nanda NIC NOC. Jogjakarta : mediaaction Jogja

Kemenkes RI. 2015. Pusat data dan informasi Kementrian Kesehatan RI Jakarta
Selatan : Kemenkes RI

Anda mungkin juga menyukai