Anda di halaman 1dari 17

SCOPING REVIEW EVIDANCE BASED PRACTICE

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN VENTILATOR


ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP) PADA PASIEN DENGAN
VENTILATOR MEKANIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kritis

Disusun oleh:

1. Galuh Ambariandi
2. Iis Herawati
3. Irfan Hanif Naufal
4. Intan Rahmawati S.
5. Isna Khusnaini S.
6. Josephine Maretha M.

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan karunia, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan “Scoping Review Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian

Ventilator Associated Pneumonia (VAP) Pada Pasien Yang Menggunakan

Ventilator Mekanik” ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Keperawatan Kritis.

Meskipun scoping review ini masih belum sempurna, penulis berharap

scoping review ini dapat memberikan gambaran mengenai topik yang diangkat.

Saran dan kritik sangat diharapkan demi perbaikan dimasa mendatang.

Surakarta, Juli 2022

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada scoping review ini adalah “apa saja faktor yang

mempengaruhi kejadian Ventilator Associated Pneumonia (VAP) pada

pasien yang menggunakan ventilator mekanik?”

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

tujuan pada scoping review ini adalah untuk mengetahui apa saja

faktor yang mempengaruhi kejadian Ventilator Associated

Pneumonia (VAP) pada pasien yang menggunakan ventilator

mekanik.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi artikel terkait faktor yang mempengaruhi

kejadian Ventilator Associated Pneumonia (VAP) pada pasien

yang menggunakan ventilator mekanik.

b. Menganalisis artikel terkait faktor yang mempengaruhi

kejadian Ventilator Associated Pneumonia (VAP) pada pasien

yang menggunakan ventilator mekanik.


BAB II

METODE

A. Strategi Pencarian Literatur

1. Protokol dan Registrasi

Penulisan scoping review ini berpedoman pada Preferred

Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA)

Checklist. PRISMA berfokus pada pelaporan ulasan yang

mengevaluasi uji coba acak, tetapi juga dapat digunakan sebagai dasar

untuk melaporkan ulasan sistematis dari jenis penelitian lain, terutama

untuk mengevaluasi suatu intervensi.

2. Database Pencarian

Proses pencarian literatur dalam scoping reciew ini dilakukan

pada bulan Juli 2022. Data yang digunakan dalam scoping review ini

adalah data sekunder yang didapatkan dari artikel penelitian yang di

terbitkan di jurnal bereputasi terindeks nasional dan atau internasional.

Pencarian literatur menggunakan database jurnal elektronik yaitu

Google Schoolar, PubMed, dan Pro Quest.


3. Kata Kunci

Proses pencarian artikel menggunakan kata kunci dan boolean

operator (AND, OR, dan NOT) untuk memperluas dan menspesifikan

pencarian artikel. Kata kunci yang digunakan disesuaikan dengan

Medical Subject Heading (MeSH) yang terdiri atas:

Kejadian VAP Ventilator Mekanik


Kejadian VAP Ventilator Mekanik
OR OR
Terjadinya VAP Mechanical Ventilator
OR
VAP Incident

B. Kriteria Inklusi dan Eksklusi


Proses pemilihan artikel dalam scoping review ini didasarkan pada PCC
(Population, Concept, Context) Framework yang terdiri atas:

Kriteria Inklusi Eksklusi


Population Pasien yang mengalami Selain pasien dengan
Ventilator Associated Ventilator Associated
Pneumonia (VAP) Pneumonia (VAP)
Concept Faktor yang mempengaruhi Selain faktor yang
Ventilator Associated mempengaruhi Ventilator
Pneumonia (VAP) Associated Pneumonia
(VAP)
Context Di ruang perawatan intensif, Selain di ruang perawatan
gawat darurat, dan umum intensif, gawat darurat,
dan umum
Design Systematic review, RCT, quasi Selain systematic review,
experimental, cross sectional, RCT, quasi experimental,
case study. cross sectional, case
study.
Publication 2012-2022 Sebelum 2012 dan setelah
Year 2022
Language Bahasa Indonesia dan Bahasa Selain Bahasa Indonesia
Inggris dan Bahasa Inggris
C. Seleksi Artikel
Proses pencarian artikel diawali dengan memasukan kata kunci
menggunakan boolean operator ke dalam database jurnal elektronik. Setelah
didapatkan sejumlah artikel dilakukan proses seleksi berdasarkan PRISMA-
ScR 2009 Flow Diagram, dimana seleksi didasarkan pada kesamaan judul
artikel, kriteria inklusi-eksklusi di abstrak, dan kriteria inklusi-eksklusi di
full-text. Dalam scoping review ini tidak dilakukan critical appraisal untuk
menilai kualitas artikel dikarenakan penulis ingin mengetahui faktor yang
mempengaruhi kejadian Ventilator Associated Pneumonia (VAP) pada pasien
dengan ventilator mekanik. dari berbagai desain penelitian. Setelah proses
seleksi selesai, dilakukan ekstraksi artikel dan analisis sistesis terkait hasil
temuan pada artikel yang direview.
BAB III
HASIL

A. Proses Seleksi Artikel


Berdasarkan hasil pencarian artikel melalui database jurnal elektronik
Google Scholar, PubMed, , dan ProQuest. Dengan menggunakan kata kunci
dapatkan sejumlah 147 artikel. Sejumlah 5 artikel dikeluarkan dikarenakan
memiliki judul yang sama. Selanjutnya sejumlah 142 artikel diseleksi
berdasarkan abstrak hingga didapatkan 14 artikel full-text. Sejumlah 14
artikel full-text ini dilakukan seleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
Dua buah artikel dikeluarkan dikarenakan ketidaksesuaian konsep, sehingga
terdapat 5 buah artikel yang akan dianalisis dalam scoping review ini.
icat
ntif
Ide

ion

Identifikasi artikel penelitian dari 4 database


jurnal didapatkan total 1147 artikel penelitian
Google Scholar (79), PubMed (46), dan
ProQuest (22).
Scr
een
ing

Artikel dengan judul yang sama


(n = 5)

Artikel yang dikeluarkan


gibl

Artikel yang diidentifikasi berdasarkan


Eli

ity

abstrak karena ketidaksesuaian


(n = 142) abstrak
(n = 128)

Artikel full-text yang memenuhi kriteria


untuk diseleksi
Incl
ude
d

(n = 14) Artikel yang dikeluarkan


karena tidak memenuhi
kriteria (n = 9)

Hasil akhir seleksi artikel Konteks dan konsep


(n = 8) tidak sesuai kriteria
inklusi
8

B. Hasil Seleksi Artikel


No Author/ Negara Judul Sampel Hasil Penelitiam
Tahun
1. Ana Prancis Is prehospital 145 pasien yang Penelitian ini menunjukkan bahwa pasien
Catalina endobronchial intubation dirawat di ICU yang diintubasi di lapangan yang datang
Hernandez a risk factor for bedah medis. ke rumah sakit dengan intubasi
Padilla, et al ventilator-associated
endobronkial (EBI) memiliki
(2019) pneumonia in the ICU of
a French teaching kecenderungan peningkatan pneumonia
hospital? terkait ventilator awal (VAP).
2. Khayati, Indonesia 23 pasien dengan Terdapat hubungan antara faktor umur,
dkk (2017) ventilator mekanik di lama penggunaanventilator mekanik,
Faktor yang berhubungan ICU RSUD perawatan oral hygnie dengan kejadian
dengan kejadian VAP Tugurejo VAP pda pasien yang menggunakan
pada pasien dengan
ventilator mekanik.
ventilator mekanik di
ICU RSUD Tugurejo
Semarang
3. Indonesia Pengaruh oral hygnie 15 responden di Pelaksanaan oral hygnie menggunakan
Tohirin, dkk menggunakan hexadol ruang ICU Tugurejo antiseptik hexadol gargle bisa menrunkan
(2019) gargel dalam angka kejadian VAP
meminimalkan kejadian
ventilator associated
pneumnia (VAP) di
ruang ICU RSUD
Tugurejo Semarang
4. Awalim, Indonesia Faktor-faktor yang 104 responden yang Terdapat hubungan antara lama
dkk (2019) berhubungan dengan terpasang ventilator penggunaan ventilator, oral hygnie serta
VAP pada populasi mekanik di ruang penggunaan sedasi dengan kejadian VAP.
pasien gangguan ICU RSU Banten
9

persyarafan diruang ICU


RSU Provinsi Banten
5. Susanti, dkk Indonesia 30 pasien yang Terdapat hubungan antara usia dan
(2015) menggunakan penggunaan sedasi dengan kejadian VAP
ventilator mekanik di
Identifikai faktor resiko ruang ICU
kejadian infeksi
nosokomial pneumonia
pada pasien yang
terpasang ventilator di
ruang ICU RSI Ibnu Sina
Pekanbaru
10

C. Karakteristik Artikel

Artikel dalam scoping review ini berasal dari jurnal terindeks nasional dan internasional

dengan desain penelitian berupa studi kasus retrospective study, study kohort, cross

sectional, one group pretest-posttest. Secara umum artikel dalam scoping review ini

(n=5) menyimpulkan faktor yang mempengaruhi kejadian Ventilator Associated

Pneumonia (VAP) pada pasien yang terpasang ventilator mekanik.


11

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan pemaparan hasil penelitian setelah dilakukan terlebih

dahulu analisis data, pemaparan hasil penelitian tersebut disajikan untuk mengethaui

faktor yang mempengaruhi kejadian ventilator associated pneumonia (VAP) pada pasien

yang menggunakan ventilator mekanik.

Beberapa faktor yang berperan terhadap infeksi nosokomial saluran napas antara lain

umur (sangat muda atau sangat tua), oral hygiene, lama penggunaan. Faktor risiko

tersebut jika mampu untuk dikendalikan dan diperbaiki maka kejadian ventilator

associated pneumonia (VAP) dapat diminimalkan.

1. Faktor Intrinsik

a. Faktor usia

Dalam penyusunan literatur review ini terdapat lima jurnal yang akan

digunakan dan ditemukan beberapa artikel yang membahas terkait hubungan

umur dengan kejadian ventilator associated pneumonia (VAP) pada pasien yang

menggunakan ventilator mekanik.

Usia adalah faktor yang sangat penting dalam pemicu timbulnya VAP pada

pasien dengan rawatan lama yang terpasang ventilator mekanik, semakin tua

umur pasien maka resiko pasien terkena VAP semakin tinggi.

Usia sangat mempengaruhi kejadian VAP, penelitian Susanti dkk, (2015) yang

berjudul “Identifikasi Faktor Resiko Kejadian Infeksi Nosokomial Pneumonia

pada Pasien yang Terpasang Ventilator di Ruang Intensive Care RS Eka Hospital

Pekanbaru”, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien dengan usia di

atas 60 tahun memiliki risiko yang lebih besar untuk menderita pneumonia pada

pemakaian ventilator mekanik di ICU, sedangkan pasien dewasa dengan


12

ventilator mekanik mudah terjangkit pneumonia. Hal ini terjadi karena pada

pasien yang usia lanjut ≥ 60 tahun terjadi penurunan fungsi imun tubuh sehingga

lebih berisiko dan rentan untuk terserang penyakit. Berdasarkan hasil penelitian

untuk karakteristik umur didapatkan 19 responden (63,3%) berumur 18-60 tahun.

Hal ini disebabkan oleh sebagian besar orang dewasa sangat rentan terhadap

kelainan sistem pernapasan, kondisi neurologis yang semakin menurun, acute

renal failure, shock, dan sindrom metabolik.

2. Faktor Ekstrinsik

a. Lama penggunaan

Faktor lain yang mempengaruhi kejadian VAP adalah lama

penggunaan ventilator mekanik, menurut Vanhems dkk, (2009) dalam

penelitian Putri dan Budiono (2013) yang berjudul “Hubungan Antara Lama

Penggunaan Ventilator Mekanik dengan Kejadian Ventilator Associated

Pneumonia (VAP) pada Pasien Non sepsis di ICU RSUP Dr. Kariadi

Semarang”, menunjukkan bahwa lama penggunaan ventilator mekanik

kurang dari 48 jam sebanyak 5,3% responden sedangkan lama penggunaan

ventilator mekanik lebih dari 48 jam sebanyak 8,3% responden. Penelitian

dilakukan pada pasien dengan usia rata-rata 54 tahun dengan angka kematian

21,7%.

Lama penggunaan ventilator mekanik sebagai salah satu faktor penting

pemicu terjadinya VAP. Pada pasien dengan ventilator mekanik, insiden

VAP meningkat seiring dengan lamanya ventilasi dari waktu ke waktu

penggunaan ventilator mekanik sedikitnya 48 jam (Morton dkk, 2011).

b. Oral Hygiene
13

Oral hygiene merupakan salah satu tindakan keperawatan yang

diperlukan agar kondisi rongga mulut tetap bersih dan segar sehingga

terhindar dari infeksi. Tujuan perawatan oral hygiene pada pasien terpasang

ventilator mekanik adalah menjaga kebersihan gigi dan mulut dari bakteri-

bakteri pathogen yang dapat menimbulkan kejadian Ventilator Associated

Pneumonia (VAP) (Hidayat, 2010).

Penelitian Tohirin dkk, (2016) yang berjudul “Pengaruh Oral Hygiene

Menggunakan Hexadol Gargle (hexetidine) dalam Meminimalkan Kejadian

Ventilator Associated Pneumonia (VAP) di Ruang Tugurejo Semarang”

menunjukkan bahwa penggunaan antiseptik hexadol gargle (hexetidine)

dalam pelaksanaan oral hygiene terbukti dapat meminimalkan kejadian VAP

ditunjukkan dengan hasil skor CPIS setelah oral hygiene lebih rendah dari

pada sebelum. Sejalan yang dilakukan oleh Aoun (2015), membuktikan

bahwa larutan hexetidine efektif untuk mengurangi jumlah koloni candida

albicans didalam mulut sebesar 80% setelah digunakan sebagai oral hygiene

selama 8 jam sekali dalam 4 hari berturut-turut. Hasil penelitian ini juga

sejalan dengan penelitian oleh Aznita (2009) yang membuktikan bahwa

larutan hexetidine yang digunakan untuk oral hygiene sangat bermanfaat

untuk mengurangi koloni bakteri dalam mulut.


14

BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa :
1. Faktor intrinsik yaitu usia berpengaruh terhadap kejadian VAP pada
pasien ventilator mekanik. Hal ini disebabkan karena pasien usia
lanjut mengalami penurunan fungsi imun tubuh sehingga lebih mudah
terserang penyakit.
2. Faktor ekstrinsik yaitu lama penggunaan ventilator mekanik, oral
hygiene, dapat mempengaruhi kejadian VAP pada pasien yang
menggunakan ventilator mekanik. Hal tersebut disebabkan karena
tindakan oral hygiene yang tidak dilakukan dengan rutin dapat
menimbulkan plak dan menyebabkan infeksi pada mulut. Hal tersebut
dapat mempengaruhi lama penggunaan ventilator mekanik, lama
penggunaan ventilator mekanik dapat menyebabkan pertahanan
saluran pernafasan terganggu sehingga mikroorganisme pathogen
dengan mudah berkumpul di saluran pernafasan dan dapat
menyebaban infeksi atau peradangan pada saluran pernafasan.
B. Saran
1. Profesi Keperawatan
Saran peneliti kepada tenaga kesehatan yang bertugas di ruangan
perawatan intensif care unit (ICU) agar kiranya dapat memberikan
perawatan oral hygiene secara rutin pada pasien yang menggunakan
ventilator mekanik agar kejadian VAP dapat di cegah.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dan hasil literatur review ini dapat dijadikan bahan
pembelajaran atau pengetahuan bagi mahasiswa untuk mengetahui
faktor yang mempengaruhi kejadian VAP pada pasien yang
menggunakan ventilator mekanik.
3. Peneliti selanjutnya
15

Perlu adanya penelitian lebih lanjut terkait penyusunan intervensi


secara menyeluruh terhadap kejadian VAP pada pasien yang
menggunakan ventilator mekanik dalam menjalani pengobatan agar
dapat mengurangi dan mencegah kejadian VAP pada pasien yang
menggunankan ventilator mekanik.
16

DAFTAR PUSTAKA

Aoun. (2015). Effectiveness of Hexetidine 0,1% Compared to Chlorhexidine


Digluconate0,12% in Eliminating Candida Albicans Colonizing Dentures:
A Randomized Clinical In Vivo Study. Journal of International Oral
Health(2015); 7(8):1-4.
Aznita.(2009). The Effectiveness of Chlorhexidine, Hexetidine and Eugenia
Caryophyllus Extracts In Commercialized Oral Rinses to Reduce Dental
Plaque Microbes. Journal of biological sciences 4(6): 716-719, (2009)
ISSN:1815- 88-4
Erwin. (2012). Efektifitas Oral Hygiene Dengan Suction Menggunakan Larutan
Chlorhexidine 0,2% Terhadap Pencegahan Ventilator Associated
Pneumonia (VAP) Pada Pasien Yang Terpasang Ventilator Mekanik Di
ICU RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
Hidayat.(2010). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika
Morton dkk. (2011). Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik Edisi 8 Vol
1. Jakarta: EGC
Putri, Budiono. (2013). Hubungan Antara Lama Penggunaan Ventilator Mekanik
Dengan Kejadian Ventilator Associated Pneumonia (VAP) Pada Pasien
Nonsepsis di ICU RSUP Dr. Kariadi Semarang. Jurnal
UNDIP.http://eprints.undip.ac.id/4 3765.
Santoso Budi (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Pneumonia Pada Pasien Di Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Islam
Surakarta.file:///C:/Users/perpustakaan/Downloads/42-83-2- PB
%20(1).pdf
Susanti dkk.(2015). Identifikasi Faktor Risiko Kejadian Infeksi Nosokomial
Pneumonia Pada Pasien Yang Terpasang Ventilator
Mekanik.http://download.portalgaruda.org/article.php?article=29478
0&val=6447&title.
17

Tohirin dkk, (2016). Pengaruh Oral Hygiene Menggunakan Hexadol Gargle


Dalam Meminimalkan Kejadian Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
di Ruang ICU RSUD Tugurejo Semarang

Anda mungkin juga menyukai