Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MANDIRI

PENGANTAR EKONOMI MAKRO


ANNUAL REPORT 2018 PT MAHAKA MEDIA Tbk
(Kinerja Keuangan, Kinerja Saham, Kinerja Operasional)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah
Pengantar Ekonomi Makro

DISUSUN OLEH:
NAMA : ROHMATUL HASANAH
NBI : 1221900067
KELAS :G

DOSEN PENGAMPU :
Mohammad Yasin,SE.,MM

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2019
ANALISIS KINERJA OPERASIONAL

Kinerja operasional Perseroan sepanjang 2018 mencatat hasil yang variatif. Dari sisi belanja
iklan, pendapatan dari iklan mengalami penurunan sebesar 30,29 % dibandingkan tahun lalu.
Pada tahun 2018 nilai kerugian bersih operasional Perseroan dapat ditekan sebesar Rp.
827.143.146,- berkat penerapan strategi pengendalian cost of goods sold yang lebih efektif dan
dengan mengefisienkan beberapa pos pengeluaran operasional.

Sebagai induk usaha, Mahaka Media tetap mengedepankan strategi 4S (Strategic, Service,
Supportive, Simple) sebagai landasan seluruh pengembangan inovasi yang dilakukan. Strategi ini
terbukti mampu meningkatkan kinerja unit usaha. Demikian pula halnya dengan pertumbuhan
platform media lain, seperti radio dan media cetak, yang terus dikembangkan ke arah digital.

Sejalan dengan arahan Dewan Komisaris untuk memperkuat sinergi antar unit usaha, Unit Usaha
Penerbit telah menjalankan program sinergi pemasaran yang dilakukan dengan unit-unit
Perseroan lainnya.

TINJAUAN OPERASIONAL

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan aktual ekonomi Indonesia pada tahun 2018
tercatat sebesar 5,17%. Dengan Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan angka berlaku
mencapai Rp. 14.111,8 triliun dan PDB per kapita tumbuh menjadi Rp. 56 juta di tahun 2018.
Sementara data BPS juga turut mencatat bahwa di sepanjang tahun 2018, struktur perekonomian
Indonesia secara spasial tahun 2018 masih tetap didominasi oleh kelompok provinsi- provinsi di
Pulau Jawa. Kontribusi perekonomian Pulau Jawa sendiri secara keseluruhan terhadap
perekonomian Indonesia mencapai 58,83%. Diikuti oleh Sumatera sebesar 21,18% dan
Kalimantan sebesar 8,32%. sementara Sulawesi memberikan kontribusi sebesar 6,63%. Dan Bali
& Nusa Tenggara serta Papua berkontribusi sebesar 2,95% dan 2,09%.

Pertumbuhan aktual ekonomi Indonesia sebesar 5.17% di tahun 2018 ini tercatat lebih rendah
dibandingkan dengan target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan akan tumbuh sebesar 5,4%
oleh pemerintah. Hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor melambatnya pertumbuhan investasi
yang masuk ke Indonesia yang hanya tumbuh sebesar 4% dibandingkan tahun sebelumnya,
belum stabilnya kinerja ekspor, dan juga masih belum adanya pertumbuhan yang signifikan dari
sektor konsumsi belanja pemerintah pusat dan konsumsi rumah tangga.

Pada tahun 2019, pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 - 5,3%
dengan asumsi laju inflasi tetap sebesar 3,5% dan proyeksi nilai tukar rupah terhadap dollar
Amerika Serikat pada kisaran Rp. 14.800 – Rp. 15.200. Faktor yang dapat menjadi pengaruh
antara lain dengan tetap meningkatkan pertumbuhan konsumsi belanja rumah tangga dan
konsumsi belanja pemerintah dengan berfokus pada penghematan belanja barang dan
meningkatkan belanja modal pemerintah, meningkatkan pertumbuhan investasi di dalam negeri
yang didukung dengan stabilitas inflasi dan nilai tukar kurs rupiah di sepanjang tahun. Serta
menjaga tingkat pertumbuhan penerimaan negara terutama dari sektor pajak.

Menurut report yang dikeluarkan oleh Nielsen Ad Intel, total belanja iklan di seluruh media
konvensional pada tahun 2018 adalah sebesar Rp. 152 Triliun dengan proyeksi pertumbuhan
belanja iklan sepanjang 2018 - 2021 masih akan tumbuh positif di angka rata-rata 10%.
Sementara untuk industri media sendiri dalam hal kepemirsaan diprediksi akan terus tumbuh
berbanding lurus sejalan dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia yang pada
tahun 2018 berjumlah 265 juta jiwa. Penetrasi media di Indonesia pada saat ini masih didominasi
oleh TV teresterial (free to air) dengan penetrasi sebesar 95%, diikuti oleh penetrasi Media Luar
Ruang yang tinggi pada kisaran 53%, menyusul penetrasi Internet dan Sosial Media sebesar
49%, kemudian diikuti oleh Radio dengan tingkat penetrasi sebesar 34%, Penetrasi Cinema
sebesar 6%, sementara Media Cetak masih memiliki penetrasi sebesar 8% di tahun 2018.

Penetrasi unit-unit media di bawah naungan Mahaka Media masih memiliki pertumbuhan yang
positif di tahun 2018 karena selain faktor pertumbuhan yang masih sangat baik dari segi
kepemirsaan, hal ini juga turut didukung oleh kemampuan seluruh unit media beradaptasi dan
berkolaborasi dengan dunia digital yang secara data menunjukkan penetrasi sebesar 44% di
tahun 2018 lalu.

Menghadapi kondisi Indonesia di tahun 2019, Mahaka Media akan berusaha tetap fokus dalam
mempertahankan dominasi pasar (market share). Pengembangan media digital sebagai media
distribusi masa depan juga akan terus dilakukan sehingga dapat menaikkan jumlah pemirsa
digital baik melalui pengguna/ pendengar radio streaming/ digital maupun pemirsa yang
mengkonsumsi portal-portal digital milik Mahaka Media dan secara bersamaan akan terus
berusaha melakukan kapitalisasi aset platform digital baik aplikasi digital radio/ streaming
maupun aplikasi digital lainnya yang akan dikembangkan oleh Mahaka Media dengan tujuan
supaya dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi perseroan.
KINERJA KEUANGAN

 Pendapatan Penjualan
Perseroan mencatatkan pendapatan tahun 2018 sebesar Rp. 212.841.846.116,- atau turun
sebesar 20,56% dari pendapatan Perseroan pada tahun 2017 sebesar Rp.
267.932.542.391,-. Kontribusi terbesar pendapatan konsolidasi selama tahun 2018 adalah
dari iklan sebesar Rp. 115.308.133.935,- atau 54,18 % dari total pendapatan
konsolidasi.
 Beban Pokok Penjualan dan Laba Kotor
Beban Pokok Penjualan konsolidasi pada tahun 2018 sebesar Rp. 118.882.152.766,-
yang mengalami penurunan sebesar Rp.15.240.499.470,- atau turun sebesar 11,36%
dibandingkan tahun 2017 sebesar Rp. 134.122.652.236,-. Laba Kotor konsolidasi pada
tahun 2018 adalah sebesar Rp. 93.959.693.350,- atau turun sebesar Rp. 39.850.196.805,-
atau 29,78 % dibandingkan tahun 2017 sebesar Rp. 133.809.890.155,-.
 Beban Usaha
Beban usaha konsolidasi pada tahun 2018 adalah sebesar Rp.131.615.834.116,-
mengalami penurunan sebesar Rp. 11.141.309.331,- atau turun 7,80% dibandingkan
tahun 2017 sebesar Rp.142.757.143.447,-. Hal ini terutama disebabkan efisiensi beberapa
pos beban seperti penurunan beban gaji, iklan, utilitas, honorarium tenaga ahli,
transportasi dan telekomunikasi.
 Profitabilitas
Rugi bersih konsolidasi di tahun 2018 sebesar Rp.36.172.489.319,- mengalami
penurunan kerugian sebesar Rp. 827.143.146,- atau turun 2,24% dibandingkan rugi
bersih konsolidasi di tahun 2017 sebesar Rp. 36.999.632.465,- . Hal ini terutama
disebabkan karena efisiensi beberapa pos beban seperti penurunan beban gaji, iklan,
utilitas, honorarium tenaga ahli, transportasi dan telekomunikasi serta penurunan beban
penyisihan piutang ragu-ragu.
 Aset
Jumlah aset konsolidasi di tahun 2018 sebesar Rp. 518.345.276.089,- mengalami
kenaikan sebesar Rp.90.119.279.033,- atau naik 21,04% dibandingkan jumlah aset
konsolidasi di tahun 2017 sebesar Rp. 428.225.997.056,-. Kenaikan asset terutama
disebabkan kenaikan akun investasi pada efek ekuitas ( lihat catatan atas laporan
keuangan nomor 11 ).
 Aset Lancar
Aset lancar konsolidasi Perseron pada tahun 2018 sebesar Rp.131.054.988.546,-
mengalami penurunan sebesar Rp. 18.377.063.657,- atau turun 12,30% dibandingkan
total aktiva lancar tahun 2017 sebesar Rp.149.432.052.203,-. Penurunan ini terutama
disebabkan adanya tertagihnya piutang usaha
 Aset Tidak Lancar
Aset tidak lancar konsolidasi Perseroan pada tahun 2018 sebesar Rp.387.290.287.543,-
mengalami kenaikan sebesar Rp. 108.496.342.690,- atau naik 38,92% dibandingkan
tahun 2017 sebesar Rp. 278.793.944.853,-. Peningkatan ini terutama disebabkan
kenaikan akun investasi pada efek ekuitas ( lihat catatan keuangan nomor 11 ).
 Liabilitas
Liabilitas konsolidasi Perseroan pada tahun 2018 sebesar Rp.318.356.825.440,-
mengalami kenaikan sebesar Rp. 8.893.835.745,- atau naik 2,87% dibandingkan tahun
2017 sebesar Rp. 309.462.989.695,- Kenaikan terutama disebabkan oleh kenaikan hutang
pihak berelasi dan liabilitas imbalan pasca masa kerja.
 Liabilitas Lancar
Liabilitas lancar konsolidasi Perseroan pada tahun 2018 sebesar Rp.188.098.007.408,-
mengalami peningkatan sebesar Rp. 21.623.886.866,- atau naik 12,99% dibandingkan
tahun 2017 sebesar Rp.166.474.120.542,-. peningkatan terutama disebabkan oleh utang
penjualan efek dengan janji dibeli kembali.
 Liabilitas Tidak Lancar
Liabilitas tidak lancar konsolidasi Perseroan pada tahun 2018 sebesar
Rp.130.258.818.032,- mengalami penurunan sebesar Rp. 12.730.051.121,- atau turun
8,90% dibandingkan tahun 2017 sebesar Rp.142.988.869.153,-. Penurunan ini terutama
disebabkan oleh pembayaran utang kepada pihak berelasi serta pembayaran utang bank
jangka panjang yang sudah jatuh tempo dalam waktu satu tahun.

Dalam kegiatan usaha normal, Perseroan melakukan transaksi usaha dan keuangan
dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yang dilakukan pada tingkat
harga dan persyaratan yang wajar sebagaimana diperlakukan terhadap pihak ketiga
{arm’s length transaction basis}.

Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai liabilitas yang harus dibayarkan kepada
karyawan atas liabilitas pasca masa kerja sebesar Rp.39.738.232.970,- pada tanggal 31
Desember 2018, yang dihitung berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor
13/2000 dan PSAK nomor 24 mengenai Imbalan Kerja.
 Ekuitas
Jumlah ekuitas Perseroan di tahun 2018 sebesar Rp.203.183.386.873,- mengalami
kenaikan sebesar Rp. 99.288.126.708,- atau naik 95,57% dibandingkan tahun 2017
adalah sebesar Rp.103.895.260.165,-. Hal ini disebabkan karena keuntungan belum
direalisasikan atas kepemilikan asset keuangan tersedia untuk dijual.
 Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Kenaikan arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi pada tahun 2018
menjadi sebesar Rp. 21.882.238.133,- atau naik Rp.8.817.822.134,- dibandingkan dengan
arus kas bersih dari aktivitas operasi tahun 2017 sebesar Rp. 13.064.415.999,-. Kenaikan
arus kas bersih dari aktivitas operasi terutama disebabkan oleh menurunnya penjualan
sehingga penurunan penerimaan kas dari pelanggan dan kenaikan pembayaran kepada
pemasok.
 Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Defitsit arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi pada tahun 2018 sebesar
Rp. 2.211.768.602,- atau turun sebesar Rp. 1.821.188.705,- dibandingkan tahun 2017
sebesar Rp. 4.032.957.307,-. Penurunan defisit arus kas bersih yang digunakan untuk
aktivitas investasi terutama disebabkan penurunan arus kas keluar untuk pengadaan asset
tetap dan tidak adanya pengeluaran arus kas untuk penambahan investasi pada entitas
anak dan asosiasi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Surplus arus kas bersih dari aktivitas pendanaan pada tahun 2018 sebesar Rp.
12.685.815.932,- atau turun sebesar Rp. 10.303.606.261,- dibandingkan surplus arus kas
bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan tahun 2017 sebesar
Rp.22.989.422.193,-. Penurunan arus kas bersih dari aktivitas pendanaan pada tahun
2018 terutama disebabkan adanya penurunan penerimaan piutang dari pihak berelasi .
KINERJA SAHAM

Berdasarkan data ikhtisar kinerja saham PT Mahaka Media Tbk dapat diketahui bahwa :

 Harga terendah
1. Harga terendah periode I tidak mengalami penurunan ataupun kenaikan pada tahun
2018 dibandingkan tahun 2017 sebesar Rp50.
2. Harga terendah periode II mengalami kenaikan pada tahun 2018 dibandingkan tahun
2017 sebesar Rp 8.
3. Harga terendah periode III tidak mengalami penurunan ataupun kenaikan pada tahun
2018 dibandingkan tahun 2017 sebesar Rp50.
4. Harga terendah periode IV mengalami kenaikan pada tahun 2018 dibandingkan
tahun 2017 sebesar Rp 20.
 Harga tertinggi
1. Harga tertinggi periode I mengalami penurunan pada tahun 2018 dibandingkan tahun
2017 sebesar Rp 6.
2. Harga tertinggi periode II mengalami kenaikan pada tahun 2018 dibandingkan tahun
2017 sebesar Rp 63.
3. Harga tertinggi periode III mengalami kenaikan pada tahun 2018 dibandingkan
tahun 2017 sebesar Rp 191.
4. Harga tertinggi periode IV mengalami kenaikan pada tahun 2018 dibandingkan tahun
2017 sebesar Rp 121.
 Harga Penutupan
1. Harga Penutupan periode I tidak mengalami penurunan ataupun kenaikan pada tahun
2018 dibandingkan tahun 2017 sebesar Rp 50.
2. Harga Penutupan periode II mengalami kenaikan pada tahun 2018 dibandingkan
tahun 2017 sebesar Rp 30.
3. Harga Penutupan periode III mengalami kenaikan pada tahun 2018 dibandingkan
tahun 2017 sebesar Rp 119.
4. Harga Penutupan periode IV mengalami kenaikan pada tahun 2018 dibandingkan
tahun 2017 sebesar Rp 51.

Anda mungkin juga menyukai