PENDAHULUAN
sebagai generasi penerus bangsa tidak luput dari aktifitas yang tinggi. Oleh sebab
sebagai sumber daya manusia yang berkualitas tidak berjalan lancar. Aktifitas
yang padat serta kehidupan sosial pada mahasiswa ini sangat mempengaruhi
tetapi juga intelektual, spiritual dan sosial demi membangun kehidupan peradaban
yang lebih baik. Idealnya makanan yang dikonsumsi harus bebas penyakit.
lantaran makan. Terkait dengan jenis makanan yang dikonsumsi, maupun pola
2012). Menurut Hudha (2006) pola makan adalah cara atau perilaku yang
makanan dalam konsumsi pangan setiap hari yang meliputi frekuensi makan, jenis
makan adalah cara atau kebiasaan yang dilakukan seseorang atau sekelompok
orang dalam kondisi sehat maupun sakit dalam hal mengkonsumsi makanan yang
dilakukan secara berulang-ulang pada waktu tertentu dalam jangka waktu yang
lama. Resiko akibat penyakit yang timbul karena pola makan yang salah atau
tidak sehat belakangan ini cenderung meningkat terutama pada usia empat puluh
tahun. Penyakit akibat pola makan yang salah tersebut diantaranya diabetes
kematian dini dari penyakit-penyakit di atas 50% diantaranya karena pola makan
istilah yang umum dipakai untuk suatu sindroma atau kumpulan gejala/keluhan
berupa nyeri atau rasa tidak nyaman pada ulu hati, mual, kembung, muntah,
sendawa, rasa cepat kenyang, dan perut merasa penuh/begah. Keluhan tersebut
tentang gejala gastrointestinal, jeda antara jadwal makan yang lama dan
Penderita dispepsia dapat terjadi pada berbagai rentang umur, jenis kelamin,
umur yang lebih muda, di Jepang prevalensinya 13% dan 8% untuk kelompok
umur dibawah dan diatas 50 tahun, di Cina prevalensi terbanyak pada kisaran
umur 41-50 tahun, dan di Mumbai, India terbanyak pada umur >40 tahun. Di
Indonesia, prevalensi terbanyak pada umur ≤40 tahun yaitu 85%, penelitian lain
mendapatkan prevalensi terbanyak pada kisaran umur 26-35 tahun sebanyak 50%
dari mereka telah menunjukkan tidak ada perbedaan dalam prevalensi dispepsia
antara jenis kelamin. Beberapa studi dalam populasi yang berbeda telah mencatat
dispepsia telah diselidiki selama dua dekade terakhir (Brun, 2010). Dispepsia
makan, cepat kenyang, atau nyeri epigastrium atau terbakar tanpa adanya
bowel syndrome, serta kecemasan dan depresi (Loyd dan McClellan, 2011).
(WHO, 2007).
menempati urutan ke 5 dari 10 besar penyakit dengan pasien yang dirawat inap
(2014) kejadian gastritis dengan gejala dispepsia yang tertinggi terdapat di kota
menjadi penyakit terbesar di dua Rumah Sakit besar di Sumatera Utara, di Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan jumlah pasien rawat jalan,
diabetes di tahun 2012 ada sebanyak 11.662 dan tahun 2013 meningkat menjadi
12.277, untuk pasien rawat jalan tahun 2012 dispepsia ada sebanyak 991 pasien
dan 28 diantaranya meninggal dunia dan pada tahun 2013, ada sebanyak 806 dan
pencernaan termasuk salah satu dari sepuluh besar diagnosa terbanyak di Instalasi
Kebiasaan makan erat kaitannya dengan sekresi asam lambung dan penyakit
gastrointestinal. Kebiasaan makan yang teratur sangat penting bagi sekresi asam
asam lambung yang melampaui batas akan mengiritasi mukosa lambung dan
Ketidakteraturan pola makan sangat dipengaruhi oleh aktivitas dan kegiatan yang
peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang memiliki usia antara 12-21 tahun
tugas kuliah sangat menyita waktu. Kesibukan dari mahasiswa akan hal tersebut
akan berdampak pada waktu atau jam makan sehingga walaupun sudah sampai
pada saatnya waktu makan, mahasiswa sering menunda dan bahkan lupa untuk
terutama perubahan selera yang jauh dari konsep seimbang yang berdampak
pola makan merupakan salah satu faktor yang berperan dalam terjadinya gastritis
dan tukak peptik dengan gejala khas dispepsia.Gastritis atau dispepsia merupakan
penyakit yang sangat mengganggu aktifitas dan bila tidak ditangani secara baik
dapat juga berakibat fatal. Biasanya penyakit ini terjadi pada orang-orang yang
memiliki pola makan tidak teratur dan memakan makanan yang merangsang
produksi asam lambung. Gejala-gejalanya selain nyeri di daerah ulu hati adalah
mual, muntah, lemas, kembung, terasa sesak, nafsu makan berkurang, wajah
pucat, suhu badan naik, keluar keringat dingin, pusing, dan selalu bersendawa,
dan pada kondisi yang lebih parah, bisa muntah darah (Wijoyo, 2009).
pernah merasakan sindrom dispepsia seperti mual, muntah, nyeri ulu hati, perut
kembung dalam satu bulan terakhir, dan 3 orang tidak pernah merasakan hal
tersebut. Sementara itu terdapat delapan dari sepuluh orang yang memiliki pola
makan yang kurang teratur, seperti telat makan, dan makan kurang dari tiga kali
sehari. Angka ini terbilang cukup tinggi melihat bahwa Fakultas Kesehatan
Oleh karena itu Peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan pola
Tahun 2015.
1.4 Hipotesis
Ada hubungan antara pola makan dengan kejadian sindrom dispepsia pada
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan kepada pihak
sebagai sumber informasi bagi mahasiswa tentang pola makan dan kejadian
sindrom dispepsia.