Anda di halaman 1dari 6

BLOK 5 SKENARIO 5

Syafika ratri kinasih (1961050046)

1. Klasifikasi Kata Sulit


a. Keruh  tiak bening atau tidak jernih
b. Lesu  lemah
c. Edema anasarka   pembengkakan akibat penumpukan cairan berlebih
di seluruh jaringan dan rongga tubuh.

Seseorang yang mengalami edema anasarka dapat mengalami sejumlah


gejala, antara lain:

 Permukaan kulit menjadi cekung setelah ditekan oleh jari dan tidak
langsung kembali
 Sulit bergerak, karena seluruh tubuhnya membengkak
 Sulit membuka mata, akibat wajah ikut membengkak
 Berat badan naik drastis karena cairan yang menumpuk
 Fungsi hati, jantung, dan ginjal terganggu

d. Kolestrol  salah satu komponen dalam membentuk lemak, di dalam


lemak terdapat banyak macam komponen zat, yaitu zat seperti
trigliseralida, fosfolipid, salam lemak bebas dan juga kolestrol.
e. Serum albumin  Albumin merupakan komponen protein di dalam
plasma manusia, kurang lebih 3,4 - 4,7 gr/dl dan menyusun sekitar 60 %
dari total protein plasma.

 Wanita Dewasa 3,5 – 5,0 gr/dl

 Laki-laki dewasa 3,8 – 5,1 gr/dl


 Anak 4,0 – 5,8 gr/dl Bayi 4,4 – 5,4 gr/dl

 Bayi baru lahir 2,9 – 5,4 gr/dl

f. Proteiunaria  terdapatnya protein dalam urin manusia yang melebihi


nilai normal yaitu lebih dari 150 mg/hari.
1. Positif 1 (+) Ada kekeruhan
2. Positif 2 (++) Kekeruhan mudah dilihat dan ada endapan
3. Positif 3 (+++) Urine lebih keruh dan endapan yang lebih jelas
4. Positif 4 (++++) Urine sangat keruh dan disertai endapan yang
menggumpal.
Kelainan ini disebabkan oleh karena kenaikan permeabilitas dinding
kapiler glomerulus yang sebabnya belum diketahui yang terkait dengan
hilangnya muatan negatif glikoprotein dalam dinding kapiler (Husein
2002). Akibatnya fungsi mekanisme penghalang yang dimiliki oleh
membran basal glomerulus untuk mencegah kebocoran atau lolosnya
protein terganggu.

2. Rumusan Masalah
a. Mengapa kaki dan perut anak itu membesar ?
b. Apa hubungan proteinuria dengan skenario pada anak ini?
c. Mengapa ketika anak tersebut buang air kecil berwarna putih keruh sejak
seminggu yang lalu?
d. Apa hubungan kencing keruh dengan kaki bengkak dan perut besar?
e. Penyakit apa yang berhubungan dengan skenario diatas ?
f. Bagaimana interpretasi hasil laboratorium pada skenario di atas ?
3. Curah Pendapat
a. Karena anak itu mengalami edema anasarka, yang dimana terjadi
pembengkakan akibat penumpuka cairan yang berlebih di seluruh
jaringan dan rongga tubuh. perut anak itu membesar karena kurangnya
protein atau proteinuria, proteinuria yaitu adanya kerusakan dinding
kapier glomeruli yang menyebabkan protein plasma dengan berat
molekul besar lolos dan melampaui kemampuan reasorbsi tubulus
sehingga cairan pada interseluller keluar dan menumpuk di jaringan
tubuh.
Underfilled theory merupakan teori klasik tentang pembentukan edema.
Teori ini berisi bahwa adanya edema disebabkan oleh menurunnya
tekanan onkotik intravaskuler dan menyebabkan cairan merembes ke
ruang interstisial. Adanya peningkatan permeabilitas kapiler glomerulus
menyebabkan albumin keluar sehingga terjadi albuminuria dan
hipoalbuminemia, hipoalbuminemia menyebabkan penurunan onkotik
plasma dan bergesernya cairan plasma sehingga terjadi hypovolemia dan
ginjal melakukan kompensasi dengan meningkatakn retensi air dan
natrium. Sebagai akibatnya, cairan transudat melewati dinding kapiler
dari ruang intravaskular ke ruang interstisial kemudian timbul edema
b. Proteinuria disebabkan karena kadar protein albumin yang terdapat di
dalam urine, pada proteinuria yang berlangsung lama atau sangat berat,
albumin serum berkurang, mengakibatkan hipolbuminemia dan
penurunan tekanan onkostik koloid plasma. Berkurangnya volume
intravascular dan aliran darah ginjal memicu peningkatan pelepasan
renin dari sel yang bedekatan dengan glomerulus (juxta-glomelurus)
ginjal. Renin akan menstimulasi poros angiotensin-aldostreron yang
menyebabkan retensi garam dan air oleh ginjal. Kecenderungan ini
diperburuk oleh menurunnya sekreksi faktor natriuretic dari jantung.
Dalam keadaan proteinuria yang berkelanjutan, perubahan-perubahan ini
akan memperburuk edema dan jika tidak diperiksa akan mengakibatkan
edema di seluruh tubuh disebut edema anasarka.
c. Karena pada scenario sudah jelas tertulis bahwa anak tersebut menderita
proteinuria (+++) yang berarti Urine lebih keruh dan endapan yang lebih
jelas, ini disebabkan karena filter ginjal atau glomeruli terjadi kerusakan
hingga membuat protein bocor hingga keluar melalu air seni , protein
dan zat penting lain yang dibutuhkan oleh tubuh akan dibiarkan tinggal
dalam aliran darah karena terlalu besar untuk melewati filter ginjal.
Namun bila ginjal rusak, filter tersebut tidak dapat melakukan
penyaringan sebagaimana mestinya, sehingga protein dapat masuk ke
dalam urine.
Pemeriksaan penunjang SN :
Pemeriksaan penunjang untuk mendukung diagnosis sindrom nefrotik,
antara lain:
1. Urinalisis dan bila perlu biakan urin
Biakan urin dilakukan apabila terdapat gejala klinik yang mengarah
pada infeksi saluran kemih (ISK).
2. Protein urin kuantitatif
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan urin 24 jam atau rasio
protein/kreatinin pada urin pertama pagi hari.
3. Pemeriksaan darah
- Darah tepi lengkap (hemoglobin, leukosit, hitung jenis leukosit,
trombosit, hematokrit, LED)
- Albumin dan kolesterol serum

- Ureum, kreatinin, dan klirens kreatinin Pengukuran dapat


dilakukan dengan cara klasik ataupun dengan rumus Schwartz.
Rumus Schwartz digunakan untuk memperkirakan laju filtrasi
d. Belum terjawab
e. Penderita mengalami Sindrom Nefrotik yang sering ditemukan di usia 3-
4 tahun, karena dilihat dari gejala dan tanda klinisnya SN disebabkan
oleh kelainan glomerular dengan gejala edema, proteinuria masif (lebih
dari 50 mg/kgBB/24 jam) ini merupakan tanda paling nyata,
hipoalbuminemia (kurang dari 2,5 gram/100 ml), dan
hiperkolesterolemia melebihi 250mg/dl Tanda – tanda tersebut dijumpai
pada kondisi rusaknya membran kapiler glomerulus yang signifikan dan
menyebabkan peningkatan permeabilitas membran glomerulus terhadap
protein.
f. Hasil interprestasi scenario :
Dari pemeriksaan laboratorium yang didapatkan penderita :
Anemia normositik normokrom, dan hipoalbuminemia
 Hb = 8,5 g/DL (Hb normal untuk perempuan : 12 – 15 g/DL, Hb
normal untuk laki-laki : 13,8 – 17,2 g/DL)
 Ht = 24%
 MCV  volume rerata eritrosit (n = 78–100 fl)
 MCH  Jumlah rerata Hb yang terdapat SDM ( n = 27-31pg)
 MCHC  Jumlah rerata konsentrasi Hb dalam 1 SDM (n = 32 – 36
g/dL )
 RDW  variasi diameter SDM (Ø SDM: 6 – 8 um). Nilai normal
variasi: 11 – 15 %
 Kolestrol total  (normal = < 200 mg/dl)

 Albumin 

Wanita Dewasa 3,5 – 5,0 gr/dl


Laki-laki dewasa 3,8 – 5,1 gr/dl
Anak 4,0 – 5,8 gr/dl Bayi 4,4 – 5,4 gr/dl
Bayi baru lahir 2,9 – 5,4 gr/dl

Anda mungkin juga menyukai